Share

Chapter 128

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 13:46:18

Ethan turun dari kuda.

Ia mendekati Gio yang masih berada di atas dan di dampingi oleh Peter.

“Ayo turun Gio.” Ethan menggendong Gio yang berada di atas kuda.

Akhirnya bocah itu berada di pelukan Ethan.

“Suka?” tanya Ethan.

Gio mengangguk. “Tadi kakek sangat hebat,” puji Gio pada kakeknya.

Peter yang diam-diam mendengarkan menjadi tersenyum.

Ethan mengerjap. “Lebih hebat dari papa?” tanya Ethan tidak terima.

“Iya!” Gio mengangguk. “Tadi papa terjatuh!”

“Benar.” Peter mendekat. “Untung saja kamu berkuda dengan kakek jika bersama papamu. Kamu bisa jatuh berguling-guling seperti papamu.”

Gio mengangguk setuju dengan ucapan kakeknya.

“Hah! Aku tidak berguling-guling..” Ethan melotot. “Kudanya sulit dikendalikan hingga aku jatuh! Tapi aku tidak sampai berguling-guling separah itu!”

Peter berdecih pelan sambil tertawa. “Lihat baju kamu. Seperti terjebur di dalam kolam lumpur!”

Ethan menatap dirinya sendiri. “Ini—”

“Gio ikut kakek sini..”

Peter sudah merebut Gio
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 129

    Ellya Winston, anak yang selama ini disembunyika, diusir dan dianggap tidak ada keberadaannya. Ethan bahkan sudah lupa dengan adiknya itu. Namun sejak kapan ia menganggap perempuan itu adiknya. Ethan menggeleng pelan setelah mendengar ucapan Papanya. “Mama sudah tahu?” “Kami sudah berdiskusi. Mama akan menerima Ellya dan akan berusaha menggapnya anak sendiri. Dia sudah terlalu lama diasingkan.” “Papa ingin menebus kesalahan Papa..” lirih Peter. “Meskipun kesalahan Papa tidak pernah dimaafkan.” Ethan mengangguk. “Setidaknya Papa sudah berusaha.” Ethan menatap Peter. “Ethan hargai usaha Papa.” Peter tersenyum. “Papa harap kamu bisa menerimanya.” “Ethan akan berusaha.” Sebagai akhir yang menyenangkan. Ethan yang berbaikan dengan ayahnya. Orang tuanya juga tidak egois dan mau belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik. Setelah membersihkan diri Ethan menyusul keluarganya yang berada di lantai atas. Di meja sudah penuh dengan makanan. “Waah es krimnya ena

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 130

    “Waah siapa tuh kekanak-kanakan…” Ethan yang mendengar kalimat terakhir Aluna. “Bukan aku kan sayang..” Ethan mengecup pipi Aluna dari samping. Peter mengernyitkan matanya menatap Ethan. Tidak pernah melihat Ethan seceria itu. Anaknya satu itu terlihat begitu bahagia bersama Aluna. “Ya kamulah!” ucap Peter. Ethan berdecak. “Masa?” “Ethan kamu benar-benar berani ya..” ucap Peter yang terlihat kesal dan ingin sekali menepuk kepala Ethan dengan garpu yang ada di tangannya. Ethan tertawa pelan. “Aku sudah tidak takut denganmu, Pa.” Ethan menggeleng pelan. “Hanya Aluna yang bisa mengatasi kamu.” Peter menunjuk Ethan dengan dagunya. “Segera menikah saja kalian.” Peter menatap Aluna dan Ethan bergantian. Ethan mengangguk. “Bagaimana kalau minggu depan?” Aluna mengernyit. “Secepat itu? kamu tidak persiapan memangnya?” herannya. Margaret yang baru saja datang menggeleng pelan. Memang sedang dimabuk asmara jadi wajar saja. “Jangan terburu-buru. Siapkan dulu pernikaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 131

    Entah ke mana Ethan menyetir mobil. Yang pasti mereka melewati jalan yang gelap. Mau curiga pada Ethan, tapi pria itu calon suaminya sendiri. Mau takut Ethan macam-macam, setiap hari sudah dimacam-macami. Sudahlah Aluna memejamkan saja. Pasrah di bawa ke mana oleh Ethan. Tidak ada Gio. Bocah itu dibawa ke rumah kakek dan neneknya. Sehingga orang tuanya bebas ke mana saja. “Ethan aku mengantuk ini..” Aluna bergumam. “Tidur saja.” Ethan mengusap puncak kepala Aluna. “Aku akan membangunkanmu saat sudah sampai.” Aluna membuka matanya sedikit. “Sungguh? Aku curiga kamu akan membunuhku dan mencincang tubuhku hidup-hidup.” Ethan berdecih pelan. tangannya yang besar itu membekap bibir Aluna agar tidak berbicara yang tidak-tidak. “Akh!” Ethan menarik tangannya yang digigit oleh Aluna. “Tapi ini jalan yang benar kan?” tanya Aluna yang benar-benar tidak tahu Ethan ini akan ke mana. Sudah pukul 10 malam lagi. Takut ada begal juga. Tapi untungnya jalan seram itu h

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 132

    Ada helikopter yang berada di depan. Helikopter itu nampak mengibarkan sebuah banner ke bawah. Di sertai dengan letupan kembang api. Balon yang berukuran banyak itu terbang ke atas. [Will you marry me, Aluna Freya?] Tulisan yang ada di banner tersebut. Aluna menutup bibirnya. Ia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh. “Will you marry me my princess?” tanya Ethan yang tengah memegang sebuah cincin berwarna silver. Aluna diam… bukan karena menolak. Tapi karena sesak. Karena tangisnya sendiri. Sialnya sampai ia tidak bisa berbicara. “Jawabannya yes or ya.” Aluna mengangguk tapi tidak bisa berucap. “Hei.. bilang iya,” Ethan mengusap air yang membasahi pipi Aluna. “Iyaa…huaa..” Aluna malah menangis. Ethan tertawa dan memasang cincin indah itu di jari manis Aluna. Setelah itu membawa Aluna ke dalam dekapannya. Bahkan semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan lamaran ini tersenyum bahagia. Kembang api diluncurkan lebih banyak. Aluna menatapnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 133

    Ethan melepaskan ciuman mereka. Kemudian menyatukan dahinya dengan dahi Aluna. Dengan jarak yang sedekat ini, ia bisa melihat wajah cantik calon istrinya lebih jelas. “Cantik,” ucapnya. Aluna mendengus pelan. “Benarkah?” “Kenapa kamu selalu tidak percaya dengan apa yang aku katakan?” tanya Ethan. Karena selama ini Aluna yang tidak pernah berterima kasih saat ia memujinya. “Aku hanya tidak yakin… diriku cantik..” Aluna mengedikkan bahu. “What?” Ethan mengernyit. “Secantik ini kamu tidak percaya diri?” tanyanya. Ethan menggeleng pelan. “Jika aku jadi kamu akan berjalan dengan angkuh dan percaya diri.” “Sudah tidak diragukan lagi. Jika aku bersikap seperti kamu yang percaya diri, aku bisa menarik perhatian banyak laki-laki.” “Oh…” Ethan mengusap pipi Aluna. “Kalau begitu jangan. Hanya boleh percaya diri di hadapanku.” Aluna tertawa pelan. “Aku masih tidak percaya…” gumam Ethan. “Aku sudah punya anak, akan menikah..” Aluna tertawa pelan. “Kenapa? Apa terlalu tidak mungkin se

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 134

    H-3 pernikahan Aluna dengan Ethan. Gaun yang akan digunakan Aluna akan segera selesai. Aluna ingin menggunakan gaun seperti seorang princess untuk pernikahan mereka. Dan ingin menggunakan dress seksi untuk acara after wedding mereka. Tentu saja pengumuman pernikahan mereka membuat orang heboh. Apalagi Aluna sendiri adalah asisten Ethan. Kini semua orang bertanya-tanya bagaimana mereka menjalin hubungan. Desas-desus pun terjadi. Pada akhirnya ada satu berita yang tiba-tiba muncul dan membuat semua orang heboh. [Seorang wanita yang dikabaran akan menikah dengan Ethan Winston merupakan wanita panggilan?] sebuah berita tersebar di internet dengan cepat. [Wanita yang dikabarkan akan menjadi istri Ethan sempat pergi ke hotel untuk menemui pria yang sudah membayarnya] Foto Aluna saat memasuki hotel pun tersebar. Namun dengan wajah yang diblur. Saat itu ia menggunakan dress hitam selutut dan heels tinggi. [Dan ternyata…wanita itu juga sudah punya anak?] Aluna membaca b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 135

    “Minggir sialan!” Ethan membuat kerumunan itu akhirnya terbelah. Ia langsung meraih Gio dan menggandeng tangan Aluna. Mereka langsung pergi ke rumah sakit. Kata dokter keadaan Gio tidak serius. Bocah itu sesak karena kaget dan dikerumuni banyak orang. Aluna dan Ethan duduk di sofa dekat Gio yang sedang berbaring di atas ranjang. “Kita perlu bicara Aluna,” ucap Ethan. Aluna menoleh. Ia merasa nada bicara Ethan dingin. Pria itu pasti marah. Tentang, berita itu. Ethan pasti kecewa padanya. Di rooftop rumah sakit adalah tempat teraman agar tidak ada orang yang melihat mereka apalagi mendengar pembicaraan mereka. Ethan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. “Aku tidak akan tanya berita itu. Tapi aku percaya kamu tidak akan pernah melakukan hal itu.” Aluna menoleh. “Aku yakin ada orang yang tidak senang denganmu sehingga membuat berita murahan seperti itu..” Ethan menghela nafas. “Bagaimanapun aku akan mencari siapa yang membuat berita itu dan memberinya pelaja

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 136

    Akhirnya Gio diperbolehkan pulang. Untuk sekarang, Aluna tidak memperbolehkan Gio sekolah. Menunggu keadaan sampai membaik. Aluna baru saja menemani Gio tidur di kamar. Sekarang ia berjalan menuruni tangga. “Aluna..” panggil seorang wanita yang baru saja masuk. Aluna tersenyum ragu. “Mama ke sini..” Margaret mengernyit sinis. Ia mendekat. “Kenapa tidak memberitahu mama Gio masuk rumah sakit? Mama pikir kalian baik-baik saja..” “Gio hanya dirawat sehari di rumah sakit sehingg Aluna tidak memberitahu kalian.” Margaret menyipitkan mata. Ia melangkah mendekati Aluna. Ketika sampai di hadapan Aluna. Tangannya terangkat. Sontak hal tersebut membuat Aluna memejamkan mata. Sampai ia membuka matanya dan merasakan tangan Margaret yang mengusap kepalanya. “Pasti berat sekali ya?” Margaret menghela nafas. “Mama tahu berita yang sedang beredar. Tidak penting kamu melakukannya atau tidak. Tapi mama yakin kalaupun kamu melakukannya kamu pasti menggunakan uang itu untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 606

    “Jangan keluyuran Aiden. Kamu akan ujian semester…” ucap Gio yang berada di meja makan. Aiden yang semula memakan makanan dengan tenang kini berhenti. “Walaupun aku keluyuran nilaiku akan tetap bagus..” Gio menghela napas. “Aiden kamu belajar di rumah. Kami itu kawatir.” Aiden mengambil tasnya. Berjalan begitu saja meninggalkan ruang makan. “Aiden!” panggil Gio. “Kamu tidak mendengarkan Dad?” tanya Gio. Aiden memutar tubuhnya. “Yang Dad butuhkan nilai dan prestasi yang bagus kan?” tanyanya. “Aiden sudah melakukannya. Aiden memberikan semua yang kalian inginkan.” “Sekarang..” Aiden menatap ayahnya itu. “Aiden hanya ingin melakukan apapun yang Aiden ingin lakukan.” Gio menggeleng. “Dad tidak akan mengijinkan jika itu hal yang buruk. Dad akan menentang kegiatan buruk kamu di luar sana…” Aiden mengernyit. “Hal buruk itu membuatku senang daripada di rumah..” “Aiden, Mom akan pensiun. Mom akan sering di rumah. kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama..” Agat

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 605

    Jacob berdiri—sambil menghisap rokoknya santai. “Balap liar, tinju liar… minum, rokok, bolos…” “klub…” lirih Jacob. Aiden menatap Jacob. “Termasuk s3ks bebas?” “Aku tidak berani.” Julian menggeleng. “Keluargaku dokter, dari kecil aku selalu diperlihatkan penyakit-penyakit mengerikan. Salah satu penyakit itu dari hal seperti itu. jadi aku tidak melakukannya..” “Tidak tahu si bodoh itu!” menunjuk Jacob. Jacob menampilkan jari piecenya. “Aku juga tidak. Tidak tahu nanti…” “Bodoh!” Julian melempar Jacob dengan kaleng bekas untungnya tidak sampai terkena. Aiden terdiam… “Kau mau mencobanya?” ~~ Pertama kalinya Gio di panggil ke sekolah. Kali ini bukan karena prestasi membanggakan Aiden, melainkan keburukan yang dilakukan oleh anak itu. “Aiden sering bolos. Meski nilainya tetap bagus. Dia sering bolos dan menghabiskan waktu di rooftop. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Aiden. Namun, nilai absensinya juga penting. Mohon dipertimbangkan.” Itu adalah perkataan kepa

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 604

    Di rooftop… Aiden pergi menemui Jacob. Ia akan mengembalikan vape ini. Aiden berhenti di ambang pintu. Julian juga ada di sana. Mereka duduk di atas sofa dengan santai. “Kalian tidak ikut kelas?” tanya Aiden. Jacob mengedikkan bahu. “Tidak, aku malas.” Segampang itu mereka menghindari kelas. Aiden mendekat—merogoh sakunya dan memberikan vape itu pada Jacob. “Aku mencobanya sedikit.” Jacob mengernyit. “Kau tidak ada penyakit menular kan?” Aiden berdecak pelan. “Tidak!” Jacob mengantongi vapenya. Sedangkan Julian sepertinya tertidur dengan buku yang berada di wajah. “Kenapa dia?” tanya Aiden. “Tidur setelah membaca buku,” balas Jacob. Aiden memasukkan kedua tangannya di dalam saku. “Apa yang kalian lakukan di sini?” tanyanya. “Bolos,” balas Julian. Lelaki itu bangun. Kemudian mengambil duduk santai. Tangannya terulur mengambil sebuah kaleng cola. Melihat wajah Julian yang babak belur pasti dipukuli orang tuanya. Ada bekas kebiruan yang masih terlihat.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 603

    Sesampainya di Mansion. Anggun mendekati mereka. Terlihat sangat khawatir. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya. Aiden mengangguk sekilas. Gio berkacak pinggang. menyugar rambutnya pelan sebelum menatap Aiden. “Kenapa kamu pergi ke sana?” tanyanya. Aiden yang semula mendunduk kini mendongak. “Karena bosan…” Gio mengusap wajahnya kasar. “Apa kamu tahu pesta itu seperti apa?” tanya Gio lagi. Seperti sedang mengintrogasi anaknya. “Tidak.” “Apa kamu tahu akibat dari perbuatanmu?” tanya Gio. “Bisa berpengaruh pada reputasi perusahaan Dad.” “Mulai sekarang, Dad tidak akan mengijinkan kamu berteman dengan anak-anak seperti mereka.” Aiden menyipitkan mata. Tanpa menjawab perkataan orang tuanya. Aiden langsugn pergi begitu saja. “Aiden!” panggil. Gio. Aiden berhenti. lalu membalikkan tubuhnya. “Kenapa lagi? Dad ingin menyalahkanku kan?” tanya Aiden. “Iya, memang salah Aiden. Tidak seharusnya Aiden datang ke pesta itu..” “Tidak seharusnya Aiden ditangkap polisi da

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 602

    Di kantor polisi. Gio benar-benar tidak menyangka Aiden terlibat dalam pesta yang terindikasi melibatkanprostitusi dan obat-obatan terlarang. Gio datang bersama Agatha ke kantor polisi.. Aiden duduk menunduk bersama anak-anak yang lain. Agatha langsung memeluk Aiden. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya. Aiden mendongak. “Mom…” mengeratkan pelukannya. Agatha menangkup wajah Aiden. “Kamu baik-baik saja kan?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha mendekat. mencium aroma putranya. “Kamu tidak minum dan tidak merokok… apa yang kamu lakukan di pesta itu?” tanya Agatha. “Bosan..” balas Aiden. Agatha mengerjap. “Jangan ulangi ya. Kalau pergi ijin dulu ke mom atau Dad.” Ruangan polisi semuanya ramai. Yang datang kebanyakan orang tua para pelajar ini adalah kalangan berada. Mereka marah-marah pada anaknya. bahkan ketika datang langsung saja menampar anaknya dengan begitu keras.. Seperti… orang tua Julian yang baru saja langsung marah dan menampar anaknya. Agatha menger

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 601

    Jacob dan Julian sama-sama menarik Aiden kabur. Mereka berlari—di antara kegelapan. Dari yang awalnya Aiden ditarik lari. Kini Aiden yang menarik mereka agar berlari lebih kencang. Terutama Jacob yang sangat payah dalam berlari. Lelaki itu sungguh kelelahan. Sampai mereka berhenti di jalan raya yang gelap. “Kenapa kita kabur..” Aiden dengan polosnya. “Are you stupid?” tanya Julian. “Kau bisa ditangkap jika tidak kabur..” “Aku tidak melakukan kesalahan..” Aiden mengerjapkan mata. “Aku bahkan tidak minum sama sekali. untuk apa aku ikut kabur seperti kalian.” Julian berdecak dengan kasar. Julian melirik Jacob. Maksudnya agar Jacob menjelaskan pada Aiden. Tapi Jacob justru terduduk dengan napas yang tersenggal. Seperti lari maratho puluhan kilometer. Berbeda dengan Aiden maupun Julian yang nampak biasa saja. Mungkin juga efek alkohol. Pipi Jacob memerah… wajahnya berkeringat. “Jangan mati di sini.” Julian mendekat—kemudian menggoyangkan kepala Jacob. Jacob

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 600

    Semua yang ada di sini di luar perkiraan Aiden. Aiden menjaga jaraknya dengan Jacob. “Ada berapa banyak siswa Winston di sini?” tanya Aiden. Jacob mengernyit. “Aku kira tidak banyak. hanya sedikit karena yang berani datang juga sedikit..” Aiden berkacak pinggang. “Kau tahu jika hal ini sampai ketahuan..” “Maka jangan sampai ketahuan..” Jacob tersenyum. merangkul Aiden lagi. Aiden melepaskan tangan Jacob. “Aku akan di sini…. sebentar.” Aiden hanay penasaran dengan sistem kerja dari lelang itu seperti apa. Ia akan di sini sampai acara lelang itu selesai. Setidaknya bisa menjawab rasa penasarannya. Ini yang terakhir kali ia datang ke pesta seperti ini. maka ia harus mendapatkan apa yang ingin ia tahu. Aiden menjauh. Ia lebih memilih duduk di bangku kosong sendirian daripada bergabung dengan geng tadi. Keramaian juga tidak terlalu cocok dengannya. Usianya yang baru menginjak 15 tahun seharusnya masih smp kelas 3. Tapi karena ia masuk kelas akselarasi ia menjadi leb

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 599

    Sebuah rumah mewah yang nampak sepi dari luar. Namun ada banyak mobil sport yang terparkir di halaman. Aiden keluar dari taksi. Apakah pakaiannya pantas pergi ke pesta? Ia hanya menggunakan celana pendek dan jersey timnya. Tidak masalah.. Aiden akan masuk sebentar dan kalau tidak asik ia akan segera pulang. Aiden akhirnya masuk ke dalam. Musik yang menggema. Lampu yang redup dan ada lampu kelap-kelip. Seperti klub yang ia lihat di video pendek ponselnya. “Aiden!” seorang laki-laki mendekat Aiden. Laki-laki itu membawa satu gelas yang terisi oleh cairan… “Waaah pangeran Winston datang ke sini..” Aiden tidak tahu siapa nama laki-laki ini. namun sepertinya memang teman sekelasnya. “Apa aku tidak boleh datang ke sini?” tanya Aiden. Hanya memastikan jika dirinya tidak masalah jika datang ke tempat ini. “Tentu saja boleh bro!” lelaki itu memeluk Aiden. “Kau ingat aku kan?” tanyanya. Aiden hanya diam. kemudian mengernyit tidak yakin. “Baiklah…” lelaki itu meng

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 598

    “Minta maaf pada Mom.” Aiden menunduk sebentar. “Aiden minta maaf mom.” Setelah meminta maaf, Aiden keluar dari mobil. “Aiden kamu mau ke mana?” teriak Agatha panik. “Biar saja..” lirih Gio. Mereka berdua menatap Aiden yang berjalan sendiri kemudian mencegat taksi. Agatha menghela napas. “Jangan terlalu keras dengannya…” lirihnya. “Tapi dia membentak kamu.” Gio menatap Agatha. “Meskipun dia anakku, aku tidak akan rela istriku dibentak atau diteriaki..” Gio menoleh. “Aku saja tidak pernah membentak kamu dan tidak akan pernah. Jadi aku tidak akan membiarkan anak kita melakukan hal itu… Agatha mendekat kemudian memeluk Gio. “Aku hanya takut dia marah pada kita.” Gio mengusap pelan bahu Agatha. “Biar saja marah. Dia memang berhak marah. Aku juga tahu kesalahanku.” Agatha tidak bisa melihat taksi yang membawa anaknya lagi. “Apa dia membawa uang?” tanya Agatha. “Aku takut kalau dia tidak bawa uang untuk membayar taksi.” “Dia membawa ponsel. Aku selalu mengisi penu

DMCA.com Protection Status