Pesta itu sangat mewah. Ruangan besar dihias dengan bermacam-macam bunga berwarna putih. Bunga-bunga itu menjadi semacam pengharum ruangan alami.Atap ruangan berhiaskan lampu-lampu menjuntai ke bawah. Sinar yang berpendar memeriahkan ruangan. Berbagai menu masakan hasil racikan chef terkemuka dihidangkan pada pesta ini.Tamu- tamu merupakan kaum selebriti, pengusaha terkemuka, pebisnis muda dan senior, kalangan pendidikan bahkan para pembalap. Saat semua tamu menikmati pesta, Cedric justru merasa tersiksa. Dasi yang dikenakannya terasa mencekik leher dan mengurangi asupan oksigen ke paru-parunya. Ia bergegas mencari jalan keluar.Namun, saat kaki-kakinya melangkah untuk keluar, sebuah suara menyapanya."Cedric!"Lelaki itu mengatur napasnya sebelum membalik tubuh. "Hanson."Keduanya berpelukan. Saling memuji penampilan masing-masing dengan akrab."Ternyata kau adalah adik angkat bilioner itu," tukas Cedric."Surprise!""Keluarga kalian memang sangat pintar menyembunyikan identitas."
"Kalau dari pengakuan Cedric padaku, ia hanya berteman dekat dengan Sacha. Ia cukup tau diri. Ingin membenahi diri dulu karena kegagalannya dengan para wanita," jelas Hanson."Tapi, kita tidak tau bagaimana dengan Sacha, Dad. Pengawal bilang Sacha terlihat sangat nyaman bersama Cedric," ungkap Frederix.William mengembuskan napas panjang. Tanpa berkomentar lagi, lelaki itu lalu pamit ke kamarnya meninggalkan tiga lelaki muda yang kembali mengisap cerutu masing-masing. William memutuskan menemui sang putri.Namun saat tiba di kamar dengan desain feminim itu, William mendapati putrinya telah tertidur pulas. Ia mengelus rambut Sacha. Rasa lelah dan kenyataan yang ia hadapi hari ini pasti membuatnya ingin melupakan dengan cara terlelap. Bilioner itu lalu mengecup dahi sang putri dalam-dalam sebelum keluar dari kamar.Di kamar utama, Keyna sudah menunggunya di ranjang. Wajah wanita cantik itu sudah bersih dari segala make up saat pesta. William dengan gemas menciumi setiap jengkal wajah sa
Keadaan kampus tempat Keyna belajar menjadi lebih ramai dari biasanya. Selain para pengawal, beberapa dari mereka adalah para pencari berita. Efek dari pengumuman pernikahan William dengan Keyna ternyata luar biasa.Awak media memang sulit menemui Keyna. Apalagi wanita itu dilindungi universitas dan para pengawal pribadinya. Namun begitu, beberapa orang justru mengambil kesempatan untuk diwawancara agar ikut terkenal."Keyna dikenal sebagai mahasiswi berprestasi. Jarang bergaul dan lebih sering menghabiskan waktu istirahat di ruang perpustakaan ini sambil belajar," seseorang berbicara di depan kamera."Pantas saja ia terlihat dekat dengan Professor Hanson, ternyata mereka memang keluarga.""Wanita yang sulit didekati.""Cantik, cerdas dan misterius."Ferina mengembuskan napas berat mendengar ucapan para mahasiswa-mahasiswi yang diwawancara. Ruang perpustakaan kini seperti menjadi ruang diskusi dengan Keyna sebagai topiknya. Dan Keyna sendiri jadi jarang sekali muncul di perpustakaan.
Dua pengawal wanita langsung mengarahkan Keyna. Mereka berlari sepanjang lorong. Sementara Hanson dan Ferina meladeni pertanyaan-pertanyaan paar wartawan yang penasaran.Namun ternyata, beberapa paparazzi juga mengikuti Keyna. Hingga akhirnya tetap terjadi kejar-mengejar di lorong kampus yang telah mulai sepi itu. Bersama pengawalnya Keyna terus berlari.Tiba-tiba sebuah tangan menarik Keyna. “Psttt, Keyna. Lewat sini.”Pengawal langsung menepis tangan tersebut. Dengan wajah galak, pengawal menatap wajah wanita yang menarik tangan Keyna sambil menggelengkan kepala. Apalagi, pengawal mengenali wanita itu sebagai salah satu orang yang harus dijauhi Nyonya mereka.“Ariana? Sudah, tak apa. Apa kamu tau jalan untuk keluar?” tanya Keyna.Ariana mengangguk. “Lewat sini, Key.”Mereka berjalan mengikuti Keyna. Lorong yang diliewati mereka lebih sepi. Namun kemudian berakhir di pintu samping kampus yang tersembunyi.“Sebaiknya minta penjemputmu menjemput di samping universitas. Tepatnya di depa
Esok harinya di kampus, mata Keyna mencari sosok Ariana. Ia menemukan wanita muda itu sedang berdiri di samping toilet dan membaca buku. Sebuah sapu bersandar di sampingnya.Lalu, ketika jam istirahat, Keyna melihat Ariana menyapu bagian koridor. Sementara mahasiswa-mahasiswi lain berjalan melewatinya tanpa perduli. Padahal dulunya Ariana merupakan kembang kampus yang terkenal.Pulang kuliah, Louis telah benar-benar menunggu di pintu. Penampilan putra bungsu William itu sangat kasual. Jeans belel, t-shirt putih, topi baseball dan sepatu sport kekinian.Pemuda itu segera menggandeng tangan Keyna. Melewati berbagai kamera yang terarah pada mereka. Wajah Louis tersenyum manis, sedangkan Keyna tampak tegang.“Nah, begitu, Key. Lewat saja di depan mereka dengan senyum. Tidak perlu kejar-kejaran,” tukas Louis saat mereka telah berada di dalam mobil.“Aku tidak yakin bisa sesantai kamu tadi, Lou.”“Hanya butuh latihan. Kami sudah janjian akan mengajari dan menemanimu berproses menjadi orang
“Selamat malam,” sapa Cedric santun. “Saya mau mengantarkan Sacha pulang.”William mengangguk, lalu berkata pada istrinya. “Tolong bawa Sacha ke kamarnya, Baby.”Keyna tersenyum pada sang suami, melirik sekilas pada Cedric lalu mengulurkan tangannya ke arah Sacha. Putri William langsung menyambut tangan Keyna, berpamitan pada Cedric dan masuk menjauhi ketiga lelaki itu. Saat keduanya telah membelok ke lorong mansion, William kembali menatap Cedric.“Aku tidak tau Sacha pergi denganmu,” ucap William.“Maaf, Tuan. Saya menjemput Sacha di apartemennya tadi sore. Lalu, Sacha mengatakan akan pulang ke mansion ini, jadi saya antarkan ke sini,” jelas Cedric.“Jadi, selama ini kalian bertemu di apartemen? Apa yang sudah kau lakukan pada kakakku, heh?” Louis maju ke depan Cedric.Cedric langsung mengangkat kedua tangannya di depan dada untuk menenangkan Louis. “Saya hanya menjemput Sacha di lobi saja.”“Betul begitu? Kamu tidak pernah masuk ke apartemen Kak Cha? Atau bahkan tidur dengan Kak Ch
Jam dua dini hari, Keyna terbangun. Ia mengerjapkan matanya. Ruangan itu temaram. Hanya satu lampu tidur yang menyala di samping tempat tidur Sacha.Perlahan, Keyna bangun. Wanita itu membetulkan letak selimut yang menutupi tubuh Sacha. Lalu, mengendap-ngendap keluar dari kamar.Udara dingin membuat ia memeluk tubuhnya sendiri. Berjalan di lorong mansion di jam dua pagi ini ternyata menyeramkan. Keyna merasa seperti ada yang selalu memperhatikan gerak-geriknya.Sambil menenangkan hati, Keyna terus berjalan menuju kamar utama. Lalu, saat melewati ruang kerja, ia melihat pintu itu tidak tertutup rapat. Ia juga mendengar beberapa orang lelaki yang berbicara dalam bahasa asing.“Fred? Kamu masih kerja?” seketika Keyna menatap tajam putra sulung William.Frederix terlihat menutup kamera laptopnya. Ia lalu menempelkan jari telunjuk di bibir. Keyna mendekati meja kerja dan melihat tiga gelas kopi di atas meja tersebut.“Kenapa kam
Di ruang gawat darurat, William merotasi bola matanya mencari Hanson. Ia lalu bertanya pada seorang staff rumah sakit. Staff tersebut kemudian mencoba mencari keberadaan dokter terkenal itu."Dokter Hanson masih berada di ruang operasi, Tuan.""Ya sudah. Carikan dokter terbaik kalian untuk kondisi putraku!" titah William."Tentu, Tuan. Sabar dulu. Tuan Muda Frederix sedang diperiksa dokter jaga. Setelah ini akan dirujuk ke dokter ahli."William mondar-mandir di depan ruang intensif. Keyna akhirnya menarik pelan tangan suaminya dan meminta duduk tenang. Sementara Sacha juga mencoba menenangkan sang Daddy.Seorang suster keluar. Lalu, tak lama kemudian masuk kembali beberapa orang suster. Mereka sama sekali tidak memberitahu kabar Frederix sehingga William semakin tidak sabar. Bilioner itu menahan salah satu suster."Bagaimana putraku?""Sedang diperiksa dokter ahli. Permisi, Tuan. Barusan Tuan Muda Frederix muntah-muntah hingga mengenai pakaian dokter. Kami harus membersihkan semuanya