"Ketua lama Dewan Agung kabur dari gerbang siksa pada purnama ketujuh."Cakra mendapat informasi dari Nyi Ratu Suri lewat sambung kalbu.Pantas Nyi Ageng Kencana menahan diri untuk melanglang buana, batin Cakra. Ia takut tertangkap oleh buronan itu."Ia mengejarmu untuk balas dendam atas perbuatanmu pada Ratu Selatan.""Bagaimana ia sampai lolos dari gerbang siksa? Apakah penjaga langit bekerja sama dengannya?""Seperti yang kau ketahui, gerbang siksa dibuka pada purnama ketujuh, setiap tahanan bebas dari siksa, termasuk gurumu. Ketua lama tidak termasuk makhluk yang mendapat keringanan karena dikuatirkan kabur, tapi ia mampu keluar dari kurungan.""Tidak mungkin tanpa bantuan penjaga langit, pasti ada penjaga yang berkhianat."Kurungan siksa tidak dapat ditembus bagaimana pun saktinya tahanan, kecuali penjaga langit membuka tabirnya."Penjaga langit diciptakan untuk setia, aku kira di antara mereka ada yang terperdaya oleh tipu muslihatnya."Bumi berada dalam ancaman besar jika ketua
Cakra dan Ben Ren berkuda di jalan setapak di mana di kanan kiri kepala ular piton menjuntai ke arah mereka."Aku kira tidak ada pendekar yang berani melewati hutan ini kecuali ingin mengantar nyawa."Ben Ren memandang ke sekitar dengan ngeri. Kepala ular menjulur ke arahnya, ia menggebuk dengan jurus Menepuk Bokong Keriput.Kepala ular itu kembali naik ke atas dahan."Kiranya jurusku sangat ampuh untuk menghalau kepala ular piton.""Mereka tidak akan menyerangmu meski kau biarkan."Cakra tidak berusaha menyingkirkan kepala piton yang melayang turun ke arahnya, lidah menjulur-julur menjilati wajah, kemudian naik lagi.Ular itu sudah berada di bawah pengaruh ilmu Selubung Khayali dengan bantuan energi roh.Ben Ren memperhatikan perempuan berjubah putih yang digiring lima rabi berjubah hitam."Perempuan muda itu sepertinya tumbal untuk penguasa hutan," kata Ben Ren. "Mereka berjalan ke arah kita.""Mereka menuju rumah duka," sahut Cakra. "Perempuan itu persembahan untuk rabi di rumah du
Ketua rabi terkejut mendapati jurus Lembah Kematian lebih dahsyat di tangan Cakra.Kelihatannya Cakra bukan belajar kepada satu guru saja, ia mempunyai chi setingkat di atas dirinya.Padahal chi Ki Gendeng Sejagat tidak setinggi itu."Aku nyaris tidak percaya kau adalah murid Ksatria Bayangan! Kau lebih hebat dari gurumu!""Kau adalah pecundang keseratus yang memujiku dan berakhir dengan kematian!""Kebodohanmu adalah bertingkah di depanku!"Ketua rabi melompat mundur dengan jungkir balik di udara, dan membuka jurus baru. Gerakannya demikian cepat dan dahsyat.Deru angin mengiringi setiap gerakannya. Kemudian ia menyerang dengan tendangan dan pukulan maut.Sementara Ben Ren menyaksikan pertarungan bersama lima rabi berjubah hitam.Rabi di sampingnya menoleh dan mendelik. "Aku kira Xu Ching Lu."Mereka baru menyadari kalau ada penonton asing."Makanya jaga mata," kata Ben Ren, padahal ia saja yang menikmati keindahan bokong perempuan berjubah putih di depannya. "Kalian sudah mati kala
"Kau cari mampus, kid slebew!"Ketua sekte menungging dan menembakkan gas beracun.Pendekar biasa pasti kelenger mencium aromanya saja.Sedangkan racun gas itu lebih berbahaya dari seribu bisa ular kobra."Kau sungguh tidak sopan membelakangi diriku!" teriak Cakra. "Bokong apa tempayan pecah tipis sekali?"Cakra mengeluarkan ajian Grebek Nyawa dengan kekuatan energi roh.Serangkum sinar bening melesat dari tapak tangannya menghantam sekumpulan angin yang menerjang maju.Laju angin beraroma busuk itu tertahan, kemudian buyar terbelah sinar bening yang melesak masuk."Bagaimana ajian Grebek Nyawa dapat mengalahkan Kentut Beracun?"Ben Ren tercengang di tempat persembunyiannya. Kentut Beracun setingkat di atas Grebek Nyawa, begitu menurut kitab dunia perkelahian.Kenyataan itu terbantahkan malam ini."Tetua tidak mungkin salah," kata Ben Ren. "Hou Jie sudah mengembangkan ajian itu dengan sempurna."Serangkum sinar bening menyelubungi ketua sekte. Kemudian raga ketua sekte retak-retak,
"Seperti kotak uang di rumahku...!"Ben Ren melotot melihat sepuluh kotak uang dari perak yang bertumpuk di depannya."Kau sudah mencuri uangku...! Kembalikan ke tempatnya!""Uang itu sudah menjadi milikku," sahut Cakra santai. "Makanya aku tidak meminta ijin untuk mengambilnya dari rumahmu."Ben Ren garuk-garuk kepala tak gatal. Dalam satu malam ia kehilangan seratus ribu keping emas dan lima bungalow. Edan!"Judi tidak membuat dirimu kaya," sindir Cakra. "Tapi aku yakin kau tidak kapok untuk taruhan karena masih mempunyai separuh kekayaan."Ben Ren tidak mungkin menjilat kembali ludahnya. Padahal ia tidak pernah berjudi, hobinya jalan-jalan ke Kacapiring.Ia terlalu berani menantang taruhan.Cakra menyerahkan satu kotak uang kepada Jayanti, sambil berkata, "Kudamu sudah menunggu di tepi hutan. Pergilah ke istana Mandrapati. Kau bawa jalan-jalan selir utama ke negeri manusia. Aku kira sepuluh ribu keping emas cukup untuk keliling Eropa.""Ada berapa selir utama?""Tujuh denganmu.""B
"Siapa mereka?"Ben Ren tampak senang sekali didatangi tiga wanita cantik jelita."Siluman ular.""Walah...! Aku kira bidadari mencari cinta...!""Kau bisa membuat mereka menjadi perempuan cantik selamanya, tidak kembali ke wujud ular, kalau mampu mencabut konde emas di kepalanya.""Aku akan berusaha mencabut tusuk konde perempuan tercantik dan terseksi yang berjalan di depan.""Ia ratu ular."Ben Ren melongo. "Yang kanan dan kiri?""Perdana menteri dan panglima perang.""Waduh...! Sakti kabeh! Aku tidak sanggup!"Ben Ren berilmu sangat tinggi, tapi ia selalu menghindari pertarungan.Ben Ren benci kekerasan, ia lebih suka membujuk perempuan dengan uang."Pergi ke Kacapiring kalau ingin wanita biasa.""Ada wanita luar biasa, tapi tarifnya juga luar biasa.""Pasti tidak secantik tiga siluman itu."Mereka datang untuk balas dendam atas tewasnya ratusan ular piton di hutan alas akibat pertempuran."Apakah kau yang bernama Hou Jie?" tanya ratu ular begitu tiba di depannya."Betul," jawab C
Perdana menteri terkejut saat siuman mendapati rambutnya terurai.Ia menemukan jawaban pada wajah bercahaya pria berperut buncit."Aku menginginkan dirimu menjadi istri," kata Ben Ren. "Atau kau tidak bisa kembali selamanya ke alam siluman.""Kurang ajar," geram perdana menteri. "Kau berani sekali mengancam diriku!""Aku tidak mungkin mendapatkan istri secantik bidadari kalau tidak mengancam."Perdana menteri berusaha meredam amarahnya, ia butuh konde emas untuk pulang ke kerajaan."Sampai kapan aku menjadi istrimu?""Sampai ajalku tiba.""Kalau begitu sekarang saja kubunuh dirimu!"Perdana menteri menyerang Ben Ren dengan jurus andalan siluman.Ben Ren hampir kewalahan melayani. Jurus yang dimainkan wanita itu demikian hebat."Aku tidak segan-segan menghancurkan konde emas ini kalau kau terus menyerangku!""Hancurkan saja! Berarti aku terbebas dari keinginanmu! Aku bisa memilih sahabatmu menjadi suami!""Walah...! Bagaimana ini?"Ben Ren mengeluarkan jurus pamungkas untuk menandingi
"Kita mau pergi ke kota cinta, kenapa ada perempuan?"Ranggaslawi sengaja datang dari Amsterdam untuk membantu Cakra. Ia meninggalkan istri griya tawang bersama pelayan."Apakah ia selirmu?""Ia adalah Romadara, calon penguasa istana Dublek," jawab Cakra. "Kita berjuang di bawah komandonya.""Oh, calon permaisuri...!"Cakra keki. "Kau makin edan saja tinggal di negeri manusia!"Ranggaslawi tinggal di kota yang mengusung kebebasan, otaknya jadi makin somplak.Cakra berangkat ke kota Dublek dengan restu empat permaisuri, meski ia tidak tahu apa arti restu itu bagi pengembaraan mereka.Iring-iringan kereta barang itu seolah tidak menarik perhatian ular piton yang bertengger di atas pohon."Mereka sepertinya diperintahkan untuk tidak mengganggu perjalanan kita," kata Golok Santet. "Mereka pura-pura tidak berhasrat padaku."Padahal semalam Golok Santet sampai sibuk menggebuk kepala piton dengan jurus Ular Berkepala Dua.Romadara dan sahabat lain aman karena mereka dibaluri bawang putih."K