Cakra melumpuhkan lima nenek seksi itu dengan melenyapkan seluruh ilmu kesaktiannya.Mereka adalah pengawal utama adipati dan pembela kaum bangsawan. "Mengapa adipati dan pengawalnya tidak dibunuh, Hou Jie?" tanya Blewah Putih. "Mereka sudah banyak menyengsarakan rakyat.""Adipati adalah kemenakan Pangeran Sugriwa, juga ayah kandung Mayleen, calon selir pangeran Nusa Kencana. Aku bukan tebang pilih. Aku kira hukuman yang diterima cukup setimpal karena ia hidup sebagai rakyat biasa tanpa kesaktian, begitu juga pengawalnya."Cakra tidak menjebloskan mereka ke penjara, tapi membiarkan mereka berkelana untuk merasakan bagaimana beratnya hidup tanpa kekuatan."Aku sebetulnya ingin menghukum semua musuhku seperti itu, namun energiku terbatas, maka itu aku menyerahkan kepada kalian untuk memutuskan balasan yang pantas, aku tidak mau di kemudian hari keputusanku menjadi masalah."Tidak ada hukum yang adil bagi semesta, kecuali hukum Raja Sekalian Alam.Cakra hanya mendengar nurani mana yang
Setan Jengkol dan Setan Petai ikut sayembara bercinta pasti seru.Tidak ada persyaratan khusus dalam pendaftaran.Caddy sayembara pasti muntah-muntah melayani mereka."Kau serius mau daftar sayembara?" tanya Ben Ren sambil berkuda dengan santai di sampingnya. "Kau berani bercinta ditonton banyak massa?""Tentu saja tidak.""Lalu?""Aku baru tahu betapa kejamnya Ratu Dublek, hanya menumpahkan minuman di dapur sampai disihir menjadi kuda betina, padahal minuman itu tidak mengenai siapa-siapa.""Jadi kau sengaja menukar kuda untuk memberi kesempatan bagiku. Kau pikir aku tukang hantam kuda?""Sudah sembuh toh?"Cakra bingung bagaimana mengatasi krisis moral di kerajaan Telagasari atau lebih dikenal kerajaan Dublek. Semua rakyat sudah terkontaminasi, kecuali anak di bawah umur. Mereka biasanya bermain di lantai atas, sehingga tidak tahu kehidupan di lantai bawah.Mereka baru diperkenalkan pada kehidupan bebas ketika cukup umur, sehingga tidak melanggar HAID, Hak Asasi Insan Dublek."Baga
"Ketua lama Dewan Agung kabur dari gerbang siksa pada purnama ketujuh."Cakra mendapat informasi dari Nyi Ratu Suri lewat sambung kalbu.Pantas Nyi Ageng Kencana menahan diri untuk melanglang buana, batin Cakra. Ia takut tertangkap oleh buronan itu."Ia mengejarmu untuk balas dendam atas perbuatanmu pada Ratu Selatan.""Bagaimana ia sampai lolos dari gerbang siksa? Apakah penjaga langit bekerja sama dengannya?""Seperti yang kau ketahui, gerbang siksa dibuka pada purnama ketujuh, setiap tahanan bebas dari siksa, termasuk gurumu. Ketua lama tidak termasuk makhluk yang mendapat keringanan karena dikuatirkan kabur, tapi ia mampu keluar dari kurungan.""Tidak mungkin tanpa bantuan penjaga langit, pasti ada penjaga yang berkhianat."Kurungan siksa tidak dapat ditembus bagaimana pun saktinya tahanan, kecuali penjaga langit membuka tabirnya."Penjaga langit diciptakan untuk setia, aku kira di antara mereka ada yang terperdaya oleh tipu muslihatnya."Bumi berada dalam ancaman besar jika ketua
Cakra dan Ben Ren berkuda di jalan setapak di mana di kanan kiri kepala ular piton menjuntai ke arah mereka."Aku kira tidak ada pendekar yang berani melewati hutan ini kecuali ingin mengantar nyawa."Ben Ren memandang ke sekitar dengan ngeri. Kepala ular menjulur ke arahnya, ia menggebuk dengan jurus Menepuk Bokong Keriput.Kepala ular itu kembali naik ke atas dahan."Kiranya jurusku sangat ampuh untuk menghalau kepala ular piton.""Mereka tidak akan menyerangmu meski kau biarkan."Cakra tidak berusaha menyingkirkan kepala piton yang melayang turun ke arahnya, lidah menjulur-julur menjilati wajah, kemudian naik lagi.Ular itu sudah berada di bawah pengaruh ilmu Selubung Khayali dengan bantuan energi roh.Ben Ren memperhatikan perempuan berjubah putih yang digiring lima rabi berjubah hitam."Perempuan muda itu sepertinya tumbal untuk penguasa hutan," kata Ben Ren. "Mereka berjalan ke arah kita.""Mereka menuju rumah duka," sahut Cakra. "Perempuan itu persembahan untuk rabi di rumah du
Ketua rabi terkejut mendapati jurus Lembah Kematian lebih dahsyat di tangan Cakra.Kelihatannya Cakra bukan belajar kepada satu guru saja, ia mempunyai chi setingkat di atas dirinya.Padahal chi Ki Gendeng Sejagat tidak setinggi itu."Aku nyaris tidak percaya kau adalah murid Ksatria Bayangan! Kau lebih hebat dari gurumu!""Kau adalah pecundang keseratus yang memujiku dan berakhir dengan kematian!""Kebodohanmu adalah bertingkah di depanku!"Ketua rabi melompat mundur dengan jungkir balik di udara, dan membuka jurus baru. Gerakannya demikian cepat dan dahsyat.Deru angin mengiringi setiap gerakannya. Kemudian ia menyerang dengan tendangan dan pukulan maut.Sementara Ben Ren menyaksikan pertarungan bersama lima rabi berjubah hitam.Rabi di sampingnya menoleh dan mendelik. "Aku kira Xu Ching Lu."Mereka baru menyadari kalau ada penonton asing."Makanya jaga mata," kata Ben Ren, padahal ia saja yang menikmati keindahan bokong perempuan berjubah putih di depannya. "Kalian sudah mati kala
"Kau cari mampus, kid slebew!"Ketua sekte menungging dan menembakkan gas beracun.Pendekar biasa pasti kelenger mencium aromanya saja.Sedangkan racun gas itu lebih berbahaya dari seribu bisa ular kobra."Kau sungguh tidak sopan membelakangi diriku!" teriak Cakra. "Bokong apa tempayan pecah tipis sekali?"Cakra mengeluarkan ajian Grebek Nyawa dengan kekuatan energi roh.Serangkum sinar bening melesat dari tapak tangannya menghantam sekumpulan angin yang menerjang maju.Laju angin beraroma busuk itu tertahan, kemudian buyar terbelah sinar bening yang melesak masuk."Bagaimana ajian Grebek Nyawa dapat mengalahkan Kentut Beracun?"Ben Ren tercengang di tempat persembunyiannya. Kentut Beracun setingkat di atas Grebek Nyawa, begitu menurut kitab dunia perkelahian.Kenyataan itu terbantahkan malam ini."Tetua tidak mungkin salah," kata Ben Ren. "Hou Jie sudah mengembangkan ajian itu dengan sempurna."Serangkum sinar bening menyelubungi ketua sekte. Kemudian raga ketua sekte retak-retak,
"Seperti kotak uang di rumahku...!"Ben Ren melotot melihat sepuluh kotak uang dari perak yang bertumpuk di depannya."Kau sudah mencuri uangku...! Kembalikan ke tempatnya!""Uang itu sudah menjadi milikku," sahut Cakra santai. "Makanya aku tidak meminta ijin untuk mengambilnya dari rumahmu."Ben Ren garuk-garuk kepala tak gatal. Dalam satu malam ia kehilangan seratus ribu keping emas dan lima bungalow. Edan!"Judi tidak membuat dirimu kaya," sindir Cakra. "Tapi aku yakin kau tidak kapok untuk taruhan karena masih mempunyai separuh kekayaan."Ben Ren tidak mungkin menjilat kembali ludahnya. Padahal ia tidak pernah berjudi, hobinya jalan-jalan ke Kacapiring.Ia terlalu berani menantang taruhan.Cakra menyerahkan satu kotak uang kepada Jayanti, sambil berkata, "Kudamu sudah menunggu di tepi hutan. Pergilah ke istana Mandrapati. Kau bawa jalan-jalan selir utama ke negeri manusia. Aku kira sepuluh ribu keping emas cukup untuk keliling Eropa.""Ada berapa selir utama?""Tujuh denganmu.""B
"Siapa mereka?"Ben Ren tampak senang sekali didatangi tiga wanita cantik jelita."Siluman ular.""Walah...! Aku kira bidadari mencari cinta...!""Kau bisa membuat mereka menjadi perempuan cantik selamanya, tidak kembali ke wujud ular, kalau mampu mencabut konde emas di kepalanya.""Aku akan berusaha mencabut tusuk konde perempuan tercantik dan terseksi yang berjalan di depan.""Ia ratu ular."Ben Ren melongo. "Yang kanan dan kiri?""Perdana menteri dan panglima perang.""Waduh...! Sakti kabeh! Aku tidak sanggup!"Ben Ren berilmu sangat tinggi, tapi ia selalu menghindari pertarungan.Ben Ren benci kekerasan, ia lebih suka membujuk perempuan dengan uang."Pergi ke Kacapiring kalau ingin wanita biasa.""Ada wanita luar biasa, tapi tarifnya juga luar biasa.""Pasti tidak secantik tiga siluman itu."Mereka datang untuk balas dendam atas tewasnya ratusan ular piton di hutan alas akibat pertempuran."Apakah kau yang bernama Hou Jie?" tanya ratu ular begitu tiba di depannya."Betul," jawab C