Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 346. Terikat Aturan

Share

346. Terikat Aturan

Empat Penguasa Pantai Selatan pergi ketika Raja Samudera sudah berhasil dibinasakan Pendekar Lembah Cemara.

"Bukan berterima kasih, main pergi saja kayak perahu hanyut," gerutu Cakra. "Kasih cipika cipiki atau apa begitu."

"Mereka pergi karena ada urusan."

Cakra memutar tubuh saat mendengar suara merdu di belakangnya. Tampak puteri cantik jelita bermahkota tiara tersenyum manis.

Kemudian puteri bermahkota tiara itu mengecup pipi kanan dan kiri Cakra.

"Terima kasih seperti itu yang kang mas inginkan?"

Cakra hampir jatuh pingsan mendapat kecupan mesra di wajahnya. Ia kira penguasa lautan bau ikan asin, ternyata semerbak mewangi.

"Siapakah gerangan dirimu?" tanya Cakra. "Aku melihat dirimu pergi lebih dahulu."

Puteri dengan kupu-kupu mutiara di pangkal lengan menjawab, "Aku Nawangwulan. Aku pergi untuk memarkir kereta di balik awan."

Cakra terpukau. Jadi puteri ini calon permaisurinya dari segara?

Cakra sulit menolak perempuan seanggun bidadari untuk menjadi garwanya.

Tapi mereka hidup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status