Empat Penguasa Pantai Selatan pergi ketika Raja Samudera sudah berhasil dibinasakan Pendekar Lembah Cemara."Bukan berterima kasih, main pergi saja kayak perahu hanyut," gerutu Cakra. "Kasih cipika cipiki atau apa begitu." "Mereka pergi karena ada urusan."Cakra memutar tubuh saat mendengar suara merdu di belakangnya. Tampak puteri cantik jelita bermahkota tiara tersenyum manis. Kemudian puteri bermahkota tiara itu mengecup pipi kanan dan kiri Cakra."Terima kasih seperti itu yang kang mas inginkan?"Cakra hampir jatuh pingsan mendapat kecupan mesra di wajahnya. Ia kira penguasa lautan bau ikan asin, ternyata semerbak mewangi."Siapakah gerangan dirimu?" tanya Cakra. "Aku melihat dirimu pergi lebih dahulu."Puteri dengan kupu-kupu mutiara di pangkal lengan menjawab, "Aku Nawangwulan. Aku pergi untuk memarkir kereta di balik awan."Cakra terpukau. Jadi puteri ini calon permaisurinya dari segara?Cakra sulit menolak perempuan seanggun bidadari untuk menjadi garwanya.Tapi mereka hidup
Tok tok tok. Ben Ren bangkit dari pembaringan dengan mata separuh terpejam. Ia baru saja rebahan untuk beristirahat sudah ada yang mengetuk pintu. Ben Ren membuka pintu. Kepala legiun prajurit berdiri di luar bersama beberapa pengawal. Kepala legiun ini perempuan. Ben Ren menguap, kemudian bertanya, "Ada apa malam-malam mengganggu tidurku?" Kepala legiun balik bertanya, "Apakah kau melihat puteri keraton?" "Tidak." "Apakah kau melihat Raja Samudera?" "Tidak." "Apakah kau melihat cinta di bola mataku?" "Ya." "Kau selamat." Kepala legiun dan anak buahnya pergi. Ben Ren melongo. "Padahal aku asal." "Kau beruntung," kata Cakra tanpa bangun dari tidurnya. "Kepalamu dipenggal kalau menjawab tidak." "Tapi apa mungkin prajurit cantik itu jatuh cinta padaku?" "Jelas tidak!" "Lalu kenapa ia bertanya begitu?" "Aku juga sudah memenggal kepalamu kalau tidak ada cinta, cinta antar sesama." Prajurit kadipaten Tanjungsari terkenal kejam dan bengis. Mereka mempermainkan nyawa rakyat
"Kurang ajar!" geram Blewah Putih. "Kau perlu diajar sopan santun, Hou Jie!" "Aku tidak tahu sopan santun seperti apa di matamu," sahut Cakra. "Aku menyampaikan kebenaran tapi kalian salah menerima." "Aku menantangmu sekalian menentukan siapa yang tereleminasi!" "Sekalian saja kalian maju berlima! Jadi kompetisi lebih cepat selesai!" "Aku minta kalian menahan diri!" kata bestir sayembara. "Adipati menunggu di Alun-alun!" "Kau bilang saja kami menangkap pembangkang!" sahut Serigala Putih. "Kami langsung pergi ke selatan nanti! Raja Samudera pasti membawa puteri keraton ke kerajaan Segara!" "Mahkamah dunia perkelahian sungguh aneh!" kecam Cakra. "Tubuhmu hitam legam, tapi dijuluki Serigala Putih! Bagaimana kalau diganti dengan si pantat kuali?" "Bedebah!" Serigala Putih menyerbu dengan tendangan mematikan. Cakra menyambut dengan jurus Beruk Di Ranting Cemara. Cakra berani menggunakan jurus warisan Ki Gendeng Sejagat karena yakin mereka tidak mengenalinya. "Kalian pikir si pa
"Maafkan aku tidak mengetahui tingginya gunung dan dalamnya lautan."Blewah Putih bersimpuh di depan Cakra. Ia merasa malu telah menantang pendekar tanpa tanding di jazirah bentala."Mataku semestinya terbuka saat kau begitu mudahnya mengalahkan kawan-kawanku.""Sudah, jangan mellow," kata Cakra. "Woles aja, men...!"Pada purnama ketujuh pekan lalu, Konde Emas mendatangi Blewah Putih untuk meminta bantuan Pendekar Lembah Cemara dalam merebut keraton Tanjungsari.Blewah Putih bangkit dari bersimpuhnya, kemudian berkata, "Aku diperintahkan ibuku untuk meminta bantuanmu.""Aku juga diminta nenek buyutku untuk mencarimu, sepertinya aku tidak bisa membantumu. Aku mesti mempertahankan Tanjungsari menjadi bagian dari kerajaan Selatan.""Aku membantu sahabatku untuk merebut kembali keraton yang dikuasai adipati durjana itu."Kekacauan yang terjadi di pusat kota kerajaan Selatan dimanfaatkan sekelompok durjana dengan dukungan Raja Samudera untuk mengkudeta Adipati Tanjungsari.Kemudian mereka
"Pendekar yang kau sebut mirip kingkong itu adalah Pangeran Rispala!""Jangan berdusta kau, Blewah Putih!""Ia tidak berdusta, Cungkring!" kata Ben Ren. "Pangeran Rispala berhasil meloloskan diri dari pukulan Bara Hitam! Tapi ia jadi kayak kingkong!""Aku merasa tidak ada harganya," gerutu Serigala Putih. "Apakah aku pantas untuk menjadi adipati?""Kau sungguh pantas sekali!" jawab Kelabang Hijau. "Tapi sumpah kau kayak kingkong!""Sialan!""Mumpung belum jadi adipati aku bebas meledekmu!""Hentikan pertarungan!"Penjaga pintu gerbang menghentikan pengeroyokan mendengar perintah dari pimpinannya.Cungkring melompat turun dari atas benteng dan mendatangi Serigala Putih.Cungkring memandang lekat-lekat dan bertanya, "Benarkah kau Pangeran Sugriwa?""Apakah kau tidak mengenali suaraku, Cungkring? Baiklah kutunjukkan sesuatu."Serigala Putih mengambil keris emas dari balik baju, lalu bertanya, "Kau mengenali keris yang kupegang?"Keris berluk tiga itu adalah simbol tahta kadipaten. Cungkr
Cakra melumpuhkan lima nenek seksi itu dengan melenyapkan seluruh ilmu kesaktiannya.Mereka adalah pengawal utama adipati dan pembela kaum bangsawan. "Mengapa adipati dan pengawalnya tidak dibunuh, Hou Jie?" tanya Blewah Putih. "Mereka sudah banyak menyengsarakan rakyat.""Adipati adalah kemenakan Pangeran Sugriwa, juga ayah kandung Mayleen, calon selir pangeran Nusa Kencana. Aku bukan tebang pilih. Aku kira hukuman yang diterima cukup setimpal karena ia hidup sebagai rakyat biasa tanpa kesaktian, begitu juga pengawalnya."Cakra tidak menjebloskan mereka ke penjara, tapi membiarkan mereka berkelana untuk merasakan bagaimana beratnya hidup tanpa kekuatan."Aku sebetulnya ingin menghukum semua musuhku seperti itu, namun energiku terbatas, maka itu aku menyerahkan kepada kalian untuk memutuskan balasan yang pantas, aku tidak mau di kemudian hari keputusanku menjadi masalah."Tidak ada hukum yang adil bagi semesta, kecuali hukum Raja Sekalian Alam.Cakra hanya mendengar nurani mana yang
Setan Jengkol dan Setan Petai ikut sayembara bercinta pasti seru.Tidak ada persyaratan khusus dalam pendaftaran.Caddy sayembara pasti muntah-muntah melayani mereka."Kau serius mau daftar sayembara?" tanya Ben Ren sambil berkuda dengan santai di sampingnya. "Kau berani bercinta ditonton banyak massa?""Tentu saja tidak.""Lalu?""Aku baru tahu betapa kejamnya Ratu Dublek, hanya menumpahkan minuman di dapur sampai disihir menjadi kuda betina, padahal minuman itu tidak mengenai siapa-siapa.""Jadi kau sengaja menukar kuda untuk memberi kesempatan bagiku. Kau pikir aku tukang hantam kuda?""Sudah sembuh toh?"Cakra bingung bagaimana mengatasi krisis moral di kerajaan Telagasari atau lebih dikenal kerajaan Dublek. Semua rakyat sudah terkontaminasi, kecuali anak di bawah umur. Mereka biasanya bermain di lantai atas, sehingga tidak tahu kehidupan di lantai bawah.Mereka baru diperkenalkan pada kehidupan bebas ketika cukup umur, sehingga tidak melanggar HAID, Hak Asasi Insan Dublek."Baga
"Ketua lama Dewan Agung kabur dari gerbang siksa pada purnama ketujuh."Cakra mendapat informasi dari Nyi Ratu Suri lewat sambung kalbu.Pantas Nyi Ageng Kencana menahan diri untuk melanglang buana, batin Cakra. Ia takut tertangkap oleh buronan itu."Ia mengejarmu untuk balas dendam atas perbuatanmu pada Ratu Selatan.""Bagaimana ia sampai lolos dari gerbang siksa? Apakah penjaga langit bekerja sama dengannya?""Seperti yang kau ketahui, gerbang siksa dibuka pada purnama ketujuh, setiap tahanan bebas dari siksa, termasuk gurumu. Ketua lama tidak termasuk makhluk yang mendapat keringanan karena dikuatirkan kabur, tapi ia mampu keluar dari kurungan.""Tidak mungkin tanpa bantuan penjaga langit, pasti ada penjaga yang berkhianat."Kurungan siksa tidak dapat ditembus bagaimana pun saktinya tahanan, kecuali penjaga langit membuka tabirnya."Penjaga langit diciptakan untuk setia, aku kira di antara mereka ada yang terperdaya oleh tipu muslihatnya."Bumi berada dalam ancaman besar jika ketua