Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 296. Dia Lelaki Aku Lelaki

Share

296. Dia Lelaki Aku Lelaki

Pendekar itu terkejut, ia berbisik, "Anak muda, jaga bicaramu. Mereka adalah lima tokoh sakti istana Selatan."

"What?" Cakra terbelalak. "Kau pasti salah lihat! Mereka adalah langganan lonte di Kacapiring!"

Lima tokoh sakti itu turun dari kuda menghampiri Cakra.

Pemilik kedai dan pendekar yang duduk di kursi panjang memandang iba. Bangsawan muda itu usianya hanya sampai pagi ini.

Kasihan sekali.

"Aku Kwa Chi," kata kakek berjanggut putih. "Ketua tokoh istana Selatan. Aku lihat kau bangsawan terpelajar. Apakah mulutmu tidak belajar sopan santun?"

"Mulutku tidak berpagar, jadi sering keceplosan. Aku melihat kalian semalam berada di Kacapiring. Bahkan aku dengar lonte body goal berteriak; Go Pek Tong! Aku kira bayaran kalian kurang gopek, tidak tahunya ia memanggil nama kawan di sebelahmu yang mirip kentongan."

Bramantana dan Fredy heran bagaimana Cakra dapat melihat kejadian di Kacapiring, padahal semalam ia tertidur sambil menunggang kuda.

Cakra tidak mungkin asal, lima tokoh s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status