Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 295. Pejuang Muda

Share

295. Pejuang Muda

"Kita lewat perkampungan saja."

Cakra memilih jalan setapak melewati hutan hijau.

Berkuda di jalan utama akan menarik perhatian warga. Banyak prajurit juga lalu lalang.

Mereka belum mengetahui apa yang terjadi di perbatasan.

"Prajurit istana pasti menangkap kita kalau kabar itu sudah sampai."

"Lalu pergi ke mana kepala prajurit di perbatasan?"

"Kau pikir aku akan membiarkannya woro-woro? Ia lagi menghantam kuda di bawah pohon srikaya!"

Prajurit istana Selatan kebanyakan mengendarai kuda betina, sebagai cadangan untuk selimut malam jika tidak menemukan perempuan.

Cakra ingin menghindari konflik selama dalam perjalanan menuju keraton adipati.

Mereka pasti dicurigai dan ditangkap jika berita kedatangan Raja Timur sudah menyebar.

"Aku ingin meminimalkan pertumpahan darah sedapat mungkin."

"Kedatangan kita ke keraton adipati pasti terlambat," keluh Bramantana. "Padahal kita bisa datang lebih dahulu dari Indrajaya."

"Kau rupanya mulai takut kehilangan Citrasari."

Bramantana mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status