Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 284. Berpikir Bijak

Share

284. Berpikir Bijak

Cakra muncul di dekat kuda coklat di Hutan Gerimis.

"Urusan di istana sudah beres Yang Mulia?" tanya si Gemblung.

"Mestinya beres kalau mereka berpikir bijak," jawab Cakra. "Tapi istana kekurangan pemikir bijak."

"Beruntung aku makhluk tidak berakal, jadi tidak perlu berpikir."

"Makhluk berakal juga banyak yang tidak berpikir."

"Sekalinya berpikir untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain."

"Bapak pemimpin di negeri ini berpikir untuk diri sendiri dan golongan, rakyat terlupakan, bahkan tersudut oleh kenyataan."

"Kuda-kuda meringkik disangka barisan sakit hati, pasukan nasi bungkus, kuda-kuda baik jadi diam."

Nusa Kencana banyak diduduki oleh bangsawan bodoh berduit, kaum cendekia terpinggirkan karena kekurangan dukungan.

Nusa Kencana hanya besar secara wilayah, sehingga menjadi koloni kaum bangsawan dan direndahkan dalam perserikatan kerajaan.

"Ratu Purbasari mestinya memandang dari dua sisi mata uang."

Ratu Purbasari hanya memikirkan kepentingan Raden Mas Arya Bimantara,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status