Home / Pendekar / Perjanjian Leluhur / 250. Cerita Terbalik

Share

250. Cerita Terbalik

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-05-04 18:00:19
Cakra sekarang layak menjadi tamu rumah megah itu, tapi delapan belas tahun tidak bertemu membuatnya merasa percuma.

Rumah itu tidak ada perubahan, tapi pasti ada perubahan dengan penghuninya.

"Tuan perlu memastikan supaya pikiran tenang," kata Melati melihat Cakra ragu untuk keluar dari Bugatti yang berhenti di depan pintu gerbang yang tertutup. "Kesetiaan kadang tidak memandang waktu."

Kesetiaan tidak memandang waktu, tetapi memandang siapa lelaki yang singgah, batin Cakra kecut. Kesetiaan dan pengkhianatan hampir tak berjarak.

"Aku kuatir justru pikiranku jadi kacau setelah bertemu."

Melati tersenyum. "Aku baru melihat tuan begitu nervous untuk bertemu dengan seorang perempuan."

"Delapan belas tahun membuat aku benar-benar merasa bersalah."

Tak ada alasan masuk akal untuk kepergiannya. Roda waktu sulit untuk menahan Priscillia tidak melindas masa lalu.

Cakra turun dari mobil. Ia merapikan pakaian dan berdiri sebentar di depan bel, menentramkan jantungnya yang berdetak tak ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   251. Ratu Kegelapan

    Cakra sungguh tak mengerti. SMA di jalan protokol ini adalah sekolah unggulan, bagaimana sampai kemasukan geng yang perbuatannya sangat tidak terpuji. "Aku kira mereka takut lapor sama kepala sekolah," kata Cakra tanpa turun dari mobil yang parkir di pinggir jalan. "Intimidasi anggota geng sangat kuat sehingga siswa kehilangan keberanian." Kadang pihak sekolah juga tak kuasa karena siswa semakin liar dengan pergaulannya. Mereka berani menantang guru berkelahi, bahkan berbuat asusila di kelas. Adanya komite sekolah bukan memperkuat kontrol terhadap siswa, cenderung gaya-gayaan. "Lalu apa yang akan tuan lakukan?" "Bukan aku." "Lalu siapa?" "Kau mesti mempreteli harga diri geng serigala di depan siswa. Kau undang mereka untuk bertemu di gedung kosong jika belum puas dengan perkenalan hari ini." "Gedung kosong? Di mana itu?" "Gedung kosong adalah hollywings liar di kota ini, bangunan hotel terbengkalai yang menjadi arena pertarungan antar geng." "Ketua geng serigala kan sudah

    Last Updated : 2024-05-04
  • Perjanjian Leluhur   252. Pertemuan Tak Diharapkan

    "Ferarri siapa itu?" Cakra heran melihat sebuah mobil mewah parkir di halaman rumahnya. Keheranannya terjawab saat menemukan seorang perempuan berpenampilan anggun duduk bersama Ambu di beranda, sementara pengawalnya berjaga-jaga di setiap sudut teras. Sejak menjadi Nyonya Erlangga adalah sebuah keharusan merekrut tukang pukul. "Ada apa Priscillia datang ke rumahku?" "Jadi itu mantan tuan?" "Aku tidak tahu apakah sudah menganggap mantan." "Tidak apa tuan mempunyai istri tak berbilang, tuan adalah Raja Agung." "Jangan sebut Raja Agung di rumahku, ada juga kebun jagung." Pasti bukan kunjungan balasan siang tadi, batin Cakra. Sigap juga security itu melapor kepada majikannya, sekalian cari muka. "Urusan jadi panjang," keluh Cakra seraya turun dari mobil. "Seharusnya Erlangga datang ke rumahku." Barangkali pria itu terlalu tua untuk mengurusi hal seperti ini, atau ia sibuk kampanye ke pelosok. Beberapa warga mengintip dari rumah masing-masing. Mereka heran banyak perempuan cant

    Last Updated : 2024-05-05
  • Perjanjian Leluhur   253. Wanita Jalang

    "Tuan sulit meninggalkan masa lalu." Melati memperhatikan kepergian sedan mewah yang membawa mantan terindah itu. "Ucapannya menunjukkan kalau ia masih ada rasa kepada tuan." "Aku kira rasa itu sudah tak berarti setelah apa yang terjadi pada ayahku, ia telah menjadi istri orang yang menyeret ayahku ke penjara." Mereka berdiri berseberangan. Masing-masing ingin menyelamatkan orang yang dicintai. Bagaimana Cakra dapat mengagungkan masa lalu? "Ucapan itu hanya basa-basi," kata Cakra lirih. "Sekedar bumbu dari apa yang pernah terjadi di masa lalu." "Sepuluh tahun menunggu terlalu lama untuk basa-basi, tuan." "Sudahlah, lupakan Nyonya Erlangga. Kita mesti siap-siap berangkat ke gedung kosong." Hari sudah senja. Persoalan geng serigala harus diselesaikan secepatnya. Mereka adalah sekumpulan anak muda bayaran bilamana ada demo untuk penggiringan opini publik, generasi parasit yang mementingkan diri sendiri. Mereka perlu pembinaan, bukan untuk ditiadakan. "Tuan mestinya tidak melib

    Last Updated : 2024-05-08
  • Perjanjian Leluhur   254. Tamu Di Malam Hari

    Masalah geng serigala sudah tuntas. Claudya jadi siswi paling dihormati di SMA, tak seorang pun berani menyentuhnya. Tengkulak dan rentenir juga sudah membuat perjanjian dengan kepala dukuh untuk memajukan perekonomian petani. Tapi pikiran Cakra makin runyam. Persoalan Abah belum menemukan titik terang. "Aku sulit mempengaruhi pelayan baru dari biro jasa," keluh Cakra. "Mereka terikat kontrak dengan peraturan sangat ketat." Cakra sudah berusaha melobi pelayan baru di mansion Erlangga, tapi mereka menolak untuk membantu penyelidikan kasus racun arsenik itu. Mereka pasti mengadu kepada Erlangga. Meski ia mengaku dari pihak korban tewas, Priscillia pasti curiga kalau orang itu adalah dirinya. "Posisiku makin terjepit. Erlangga pasti lapor ke polisi." "Aku kira Erlangga takkan tahu kalau mantan tuan tutup mulut," kata Melati yang menemaninya duduk di beranda. "Ia benar-benar mengira kalau orang itu dari keluarga korban." "Seandainya suamimu terancam, kemudian kamu mempunyai informa

    Last Updated : 2024-05-09
  • Perjanjian Leluhur   255. Barang Bukti

    "Tersangka mengerucut dengan adanya bukti dari Wiguna." Kecurigaan Cakra mulai mengarah kepada istri Erlangga dengan ditemukannya kemasan racun arsenik di saku blus. Kemungkinan kecil kalau Erlangga menyisipkan kemasan itu ke dalam saku istrinya. Waktu yang ada tidak cukup karena Abah meninggalkan TKP kurang dari dua menit. "Pikiranku sangat gelap untuk mengetahui apa motif wanita itu meracuni diri sendiri dan suaminya," keluh Cakra. "Apa wanita itu mengalami gangguan jiwa?" "Bisa saja orang rumah menyimpan kemasan itu di kantong istrinya saat memberikan pertolongan," kata Melati. "Aku kira kematiannya membuat penyidik merasa tidak perlu mencari barang bukti secara detail pada korban." "Kecurigaan untuk orang rumah kecil sekali karena saat kejadian mereka lagi keluar, tetangga yang membantu Abah membawa mereka ke rumah sakit." "Ada rentang waktu cukup lama dengan kedatangan polisi ke TKP, ada banyak kesempatan untuk membersihkan TKP." "Kalau seperti itu dugaanmu, secara logika

    Last Updated : 2024-05-09
  • Perjanjian Leluhur   256. Atas Nama Masa Lalu

    Pagi-pagi Priscillia sudah datang ke rumah Cakra. Matanya kelihatan sembab seperti habis menangis. "Apakah Erlangga melakukan KDRT?" tanya Cakra menaruh simpati. "Kau mestinya lapor polisi." "Aku menangis karena memikirkan nasibmu," jawab Priscillia. "Erlangga melaporkan dirimu ke polisi pagi ini karena sudah mengintimidasi pelayan baru." Cakra tersenyum kecut. "Bagaimana ia tahu kalau aku mengintimidasi pelayan baru? Ia tidak kenal diriku." "Tapi security mengenalmu dan tahu kalau kau adalah anak terpidana." Erlangga sangat gegabah kalau melaporkan dirinya hanya berdasarkan asumsi. Cakra dapat menyangkal keterangan pelayan yang mencari perhatian tuannya itu. Bukti verbal sangat tergantung kepada kepintaran orang untuk berbicara. "Aku pikir kau bercerita kepada suamimu." "Aku tidak tahu apa-apa dalam kasus Abah." "Kau sekarang sudah melibatkan diri. Kedatanganmu ke rumahku membahayakan dirimu kalau Erlangga tahu." "Aku tidak peduli." Cakra kuatir ucapan itu timb

    Last Updated : 2024-05-10
  • Perjanjian Leluhur   257. Hidup Terasa Mudah

    Hasil uji forensik membuktikan kalau kemasan itu adalah kemasan racun arsenik dan surat wasiat itu merupakan tulisan tangan istri Erlangga. Erlangga menyangkal telah menghancurkan surat wasiat itu, ia bahkan tidak tahu menahu tentang surat itu. Ia juga menolak ingin menguasai seluruh harta titipan karena sudah menulis perjanjian di atas kertas bermaterai, ia akan mengembalikan separuh harta pada tanggal yang telah ditetapkan. "Bagaimana tuan?" Pengacara meminta pendapat Cakra. "Terus terang saya tidak percaya dengan keterangan Pak Erlangga. Apakah tuan akan membuka kasus ini kembali?" "Aku hanya menginginkan ayahku bebas," jawab Cakra. "Tapi ada permintaan kepada Erlangga yang tidak ada hubungannya dengan kasus ini." "Permintaan apa itu?" "Aku menginginkan Erlangga mengundurkan diri sebagai calon bupati, ia tidak pantas menjadi pemimpin." "Tuan ada gantinya? Sekalian membantu partai yang mengusung Erlangga." "Apa urusan anda dengan partai?" "Saya pengurus partai." "Aku kira i

    Last Updated : 2024-05-10
  • Perjanjian Leluhur   258. Calon Bupati

    Beberapa pria perlente itu ternyata pengurus partai yang mengusung Erlangga. "Kedatangan kami untuk meminta kesediaan Pak Cakra menjadi calon bupati," kata ketua partai. "Ibu Priscillia sebagai wakilnya." Cakra memperoleh dukungan dari berbagai eksponen partai, namanya viral karena perjuangan untuk menegakkan keadilan. Ia tidak menuntut hakim dan Erlangga, padahal netizen sangat mendukung untuk menjadi pelajaran. Cakra pikir ia tidak mendapatkan apa-apa dengan pelajaran seperti itu, selain menabur dendam. "Basic ku teknologi industri," kata Cakra. "Ibu Priscillia sarjana sosial. Apa tidak terbalik, Pak?" "Begitu keinginan Ibu Priscillia, basic menurutnya nomor sekian. Terpenting, Pak Cakra bersedia berkomitmen untuk memperjuangkan aspirasi rakyat." "Bagaimana dapat memperjuangkan aspirasi rakyat kalau saya tidak mempunyai basic yang sesuai? Ujung-ujungnya berlagak jadi orang pintar!" Cakra tidak mengerti dengan dunia politik. Kalau knowledge tidak penting, lalu standarnya apa u

    Last Updated : 2024-05-11

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   397. Matinya Sang Pecundang

    Raden Manggala bersama beberapa pembantunya mengadakan perjamuan makan malam yang dihadiri puluhan istrinya. Perempuan-perempuan muda itu pergi ke Puri Abadi secara sukarela tanpa sepengetahuan suami atau orang tua sehingga dikabarkan diculik. Kebiasaan jelek warga kampung Luhan adalah menyebarkan berita tanpa menyaring dahulu kebenaran berita itu. "Perjuangan takkan pernah padam," kata Raden Manggala. "Kita tinggalkan para pecundang yang menginginkan imbalan semata. Aku akan berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik bagi kalian." Semua wanita yang menghadiri perjamuan tidak tahu kalau makanan dan minuman yang dihidangkan adalah hasil rampokan. Mereka mengira uang hasil usaha penginapan termewah di Butong, milik Manggala. Mereka juga baru mengetahui sosok Manggala secara jelas, dan mereka tidak menyesal menjadi istrinya. Manggala sangat gagah dan tampan. "Aku sebelumnya minta maaf, kalian ke depannya akan mengalami pengurangan fasilitas, sebab hartaku ludes diambil

  • Perjanjian Leluhur   396. Menolak Ampunan

    Cakra merasa banyak waktu senggang. Kelompok pergerakan bukan ancaman serius secara global, skalanya sangat kecil. Maka itu ia tidak keberatan ketika istana mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam untuk janji suci mereka. "Pesta itu untuk rakyat," kata Nawangwulan. "Kita tidak perlu hadir sepanjang waktu." "Protokoler istana melarang rakyat untuk menyampaikan ucapan selamat secara langsung," keluh Cakra. "Jadi kita hadir sekedar seremonial saja." "Kau maunya seperti apa?" "Kita keliling Kotaraja untuk menyapa rakyat." "Perlu berapa hari kita mengelilingi Kotaraja?" "Tidak sampai tujuh hari tujuh malam kan? Apa salahnya kita mengadakan resepsi di setiap penginapan yang disinggahi supaya rakyat merasa lebih dekat?" "Sayang ... aku berarti harus merubah protokoler istana." "Ibunda ratu keberatan?" "Ia keberatan kalau kita merasa kecewa dengan perjamuan." "Kalau begitu kita rubah pesta sesuai keinginan kita!" Seluruh pegawai istana kelimpungan ada perubahan agenda

  • Perjanjian Leluhur   395. Setia Pada Uang

    Dengan bantuan intisari roh, Cakra berhasil memindahkan harta di kediaman adipati ke rumah Adinda yang kini kosong. "Aku butuh kereta barang untuk mengangkut ke istana," gumam Cakra. "Warga kampung Luhan pasti curiga kalau aku sewa kereta barang. Apakah aku minta bantuan Nawangwulan saja?" Ratu Kencana muncul di kamar tirakat. Cakra tersenyum senang. "Kebetulan...!" seru Cakra. "Kebetulan apa?" sergah Ratu Kencana. "Kebetulan kau sedang mau digampar?" "Aku butuh kereta barang untuk mengangkut harta karun ke istana. Dapatkah kau menciptakan binatang penarik bertenaga super?" "Tidak ada ilmu yang bisa menciptakan makhluk hidup, tapi kau bisa menciptakan tiruannya." "Betul juga...! Lalu kau datang mau apa?" Plak! Plak! "Aku ingin menamparmu...!" geram Ratu Kencana. "Aku menjadi gunjingan di semua jazirah gara-gara kau!" Pasti soal bercinta lagi, batin Cakra kecut. Ratu itu sangat jengkel dibilang mentransfer ilmu lewat kemesraan. "Kau mestinya memberi klarifikasi! Ja

  • Perjanjian Leluhur   394. Generasi Nasi Bungkus

    Kampung Luhan gempar. Penggerebekan rumah Adinda oleh pasukan elit Kotaraja sangat mengejutkan. Gelombang protes muncul secara sporadis. Mereka menganggap penangkapan lima puluh wanita dan beberapa petugas keamanan sangat beraroma politis. Adipati Butong laksana kebakaran jenggot, padahal tidak berjenggot. Ia bukan meredam massa yang berdemo di depan kantor kadipaten, malah semakin membangkitkan amarah. "Tenang! Tenang! Beri saya kesempatan untuk berbicara!" Warga berusaha diam, kebanyakan orang tua perempuan yang ditangkap. "Saya tidak tahu apa-apa dalam peristiwa itu! Istana tidak berkoordinasi dengan saya! Saya akan melancarkan protes keras pada istana!" "Bukan protes! Bebaskan anak kami! Mereka tidak bersalah!" "Pasukan elit sudah berbuat sewenang-wenang! Mereka membawa anak kami ke Kotaraja untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang tidak mereka lakukan!" "Bebaskan anak kami...!" "Bebaskan istri kami...!" "Tenang! Tenang! Beri saya waktu untuk menyelesaikan

  • Perjanjian Leluhur   393. Tuan Khong

    "Selamat pagi, Tuan Khong!" Seluruh pelayan di dapur mengangguk hormat menyambut kedatangan kepala koki di pintu masuk. "Ada yang sakit pagi ini?" "Tidak ada, Tuan Khong." "Bagus." Khong mendatangi Chan Xian yang tengah menyiapkan minuman hangat. "Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Khong. "Pagi terindah bagiku," jawab Chan Xian. "Kau pasti mendapat gift universe lagi." Pelayanan kamar yang memuaskan akan menerima uang tip besar dari tamu. Chan Xian adalah primadona di penginapan termewah di Butong. Chan Xian terlihat sangat ceria, padahal hatinya menderita. "Aku dapat sepuluh gift universe pagi ini. Entah karena pelayanan yang memuaskan atau karena kecantikan diriku." "Perempuan cantik selalu memuaskan." Khong adalah kepala koki mata keranjang. Beberapa asisten koki sering tidur dengannya. Chan Xian pasti sudah jadi korban kalau bukan puteri mahkota. Semua pegawai menaruh hormat kepadanya. Chan Xian menjadi asisten koki secara sukarela. Ia tinggal di rumah mewah dengan

  • Perjanjian Leluhur   392. Bukan Hanya Milik Puteri Mahkota

    Hari sudah pagi. Cakra bangun dan pergi mandi, kemudian berpakaian. Jie masih tertidur pulas di pembaringan. Cakra menghubungi Nawangwulan lewat Sambung Kalbu. "Sayang...!" pekik puteri mahkota Segara gembira. "Ada apa menghubungi aku?" "Aku ada informasi penting," sahut Cakra. "Lima puluh istri Manggala akan mengadakan pertemuan rahasia di rumah Adinda, kepala front office kastil Mentari, dengan modus party dance." "Sayang ... kau berada di kampung Luhan?" "Ikan paus membawa diriku ke mari." "Ia ratu siluman. Ia sering menolong kesatria yang ingin berkunjung ke negeriku." "Tapi jutek banget." Nawangwulan tertawa lembut. "Ia biasanya minta upah ... barangkali ia sungkan karena kau adalah calon garwaku, ia jadi bete." "Dari mana ia tahu aku calon garwamu?" "Seluruh penghuni samudera sudah tahu kabar itu, dan Ratu Paus bukan sekedar tahu, ia mengenal sosokmu." Upah yang diminta pasti bercinta. Edan. Bagaimana ia bercinta dengan ikan paus? Siluman ikan biasanya hanya berubah

  • Perjanjian Leluhur   391. Badai Sudah Berlalu

    Sejak awal Cakra sudah curiga dengan Jie. Ia melihat sosok berbeda terbelenggu tabir misteri. Cakra ingin membebaskan sosok itu dari belenggu dengan mengalirkan energi intisari roh. "Aku adalah puteri mahkota dari kerajaan Terumbu," kata Jie. "Aku mendapat kutukan dari Raja Sihir karena menolak lamarannya." "Ada kerajaan sihir di jazirah tirta?" "Tidak ada. Ia pemilik Puri Abadi di wilayah tak bertuan." "Kalian kesulitan menangkap Raja Sihir untuk mencabut kutukan?" "Raja Sihir ditemukan tewas saat tokoh istana menyerbu ke Puri Abadi." "Siapa yang membunuhnya?" "Ia mati diracun murid tunggalnya, Raden Manggala." "Jadi kau datang ke kampung Luhan dalam rangka mencari Raden Manggala untuk mencabut kutukan?" "Ahli nujum istana mendapat wangsit; aku akan terbebas dari kutukan kalau ada kesatria gagah dan tampan bersedia bercinta denganku." "Kesatria di negerimu tidak ada yang bersedia?" "Lubangku mendadak hilang, ada bibir besar saja." "Lubangmu tertutup tabir sehingga ter

  • Perjanjian Leluhur   390. Ada Yang Lain

    Kehidupan di kampung Luhan tenteram dan damai, padahal menjadi markas pergerakan. Kelompok ini sulit diketahui keberadaannya. Mereka berbaur dengan masyarakat dan menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. Pada saat dibutuhkan, mereka beroperasi secara masif, terstruktur, dan sistematis. Pergerakan seperti itu sangat berbahaya karena mereka akan memanfaatkan setiap peristiwa untuk menjatuhkan istana. "Kau tahu di mana kediaman Raden Manggala?" tanya Cakra. "Aku melihat tidak ada kekacauan di kampung ini. Gerakan mereka rapi sekali." "Bagaimana rupa Raden Manggala saja aku tidak tahu," sahut Jie. "Konon ia operasi plastik di negeri manusia sehingga sulit dikenali. Aku curiga anggota pergerakan telah menculik Chan Xian." "Apakah kakakmu pernah berurusan dengan kelompok Manggala?""Tidak." "Lalu ia diculik untuk apa? Untuk minta tebusan?" "Untuk jadi istri." "Jadi pemimpin pemberontak itu bujang lapuk?" "Istri keseribu." "Luar biasa...! Cukup untuk modal pemberont

  • Perjanjian Leluhur   389. Musuh Satu Kampung

    "Aku berasal dari bangsa Incubus." Cakra merasa jawaban itu adalah jawaban paling aman. Nama bangsa itu sudah termasyhur ke seantero jagat raya. Ia pasti menjadi binatang buruan jika mengaku bangsa manusia. Perempuan di negeri ini akan menjadikan dirinya gongli dengan penampilan sekeren ini. "Jangan keras-keras," tegur perempuan gembrot. "Kedengaran mereka hidupmu dijamin bakal susah." Cakra kaget. "Mereka tergila-gila pada bangsa Incubus. Mereka rela meninggalkan suami untuk mendapatkan pria Incubus, lebih-lebih pria segagah dan setampan dirimu." Cakra terbelalak. Celaka! "Kau bukan wanita kampung ini?" "Namaku Jiefan, panggil saja Jie, kayaknya kita seumuran. Aku dari negeri tetangga." "Oh, pantas...! Lagi pula, siapa yang tertarik kepada perempuan sebesar kerbau bunting? Ia pasti menjadi musuh lelaki satu bangsa! "Jadi aku aman jalan bersama dirimu?" "Kau aman kalau mengaku dari bangsa manusia dan berwajah jelek." "Waduh...!" "Kau akan jadi musuh per

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status