"Lihatlah keadaanmu, kalian berjuang mengalahkan serta menangkap kami!! Tapi apa yang kalian dapatkan!!" Mayjen Jaka tersenyum dengan licik. Rama hanya tersenyum mendengar provokasi dari Mayjen Jaka, tentunya ia tau betul saat ini Mayjen Jaka hanya ingin membuat ia dan pasukannya marah."apa kau sakit hati karena kami yang seperti ini berhasil menangkapmu?" Mayjen Jaka meggeretakkan giginya, namun ia masih bisa menahan amarahnya. Saat ini ia harus mencari cara untuk merayu Rama, Mayjen Jaka kembali menyunggingkan senyuman bersahabat."Aku jelas marah, namun rasanya aku juga ikut bersimpati pada keadaan yang menimpa kau dan pasukanmu!! Lihatlah sudah berjasa besar seperti ini, kau malah diperlakukan dengan tidak adil!! Bukankah kerajaan ini sangat tidak bisa menilai makna seseorang?"sambung Mayjen Jaka lagi. Entah mengapa pasukan bayangan merasa perkataan Mayjen Jaka ada benarnya, mereka sudah berjuang dan berkorban nyawa seperti ini, tapi pihak kerajaan malah memperlakukan mereka se
Jenderal Roni terlihat berpikir, ia bahkan mengelus jenggot pendeknya yang mulai beruban itu."aku bingung, apa pekerjaan Rama sebenarnya? Kudengar ia bisa mengobati, ia juga petani dan pedagang? Yang mana yang benar?"tanya Jenderal Roni pada Raka dan Sersan Harjuna. "Semua benar paman!!" seru Sersan Harjuna. "Rama itu bisa meracik obat, dialah yang menciptakan obat untuk penyakit menular, ia juga bertani dan berdagang!!" Sahut Sersan Harjuna lagi. "Kalau begitu, Raka bebaskan Rama dan pasukannya, berikan mereka tenda agar bisa beristirahat dengan nyaman!!" kata Jenderal Roni kemudian. Raka dan Sersan Harjuna menatap riang, mereka senang mendengar Rama dan pasukannya akan dibebaskan. Raka Adipati pun bergegas untuk segera membebaskan Rama dan pasukannya, sebelum Jenderal Roni kembali berubah pikiran. *** "Jenderal, kita harus kembali!!" Penasehat Jordan datang dengan terburu-buru. Jenderal Kris tentu kebingungan dengan itu, tetapi ia tau penasehat Jordan bukan tipe orang yang
"Dengarlah, menjadi pejabat itu bebannya berat, kau harus bertanggung jawab pada kehidupan rakyat serta bawahanmu, aku tidak mau menanggung sesuatu yang bahkan tidak mampu aku lakukan!! Lebih baik aku jadi petani dan pedagang serta menghasilkan uang yang banyak, aku juga punya lebih banyak waktu untuk bersantai!!" jawab Rama lagi. Semua orang termenung, selama ini mereka berpikir jika menjadi pejabat maka kehidupan akan terjamin, kemudian orang juga akan menatap takjub dan kagum pada gelar yang dimiliki, namun Rama malah berpikir sebaliknya. "Kak Rama, apa aku harus jadi petani dan pedagang juga agar bisa sepertimu?" tanya Prada Haris dengan polosnya. "Hahaha...!!" Rama terkekeh."semua orang memiliki bakatnya sendiri, bakatmu adalah menjadi prajurit, lihatlah kau bahkan cekatan dalam melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pengamanan!!"kata Rama kemudian. Semua orang mengangguk setuju, mereka paham maksud Rama. Tidak semua orang bisa jadi pejabat, tidak semua orang bisa jadi
"Rama, Jaya... Bolehkah kita bicara diruanganku?" tanya Raka Adipati. Jaya menatap Rama dan Rama memberikan isyarat kalau mereka harus mendengarkan Raka Adipati. Jadi mereka mengikuti Raka masuk keruangannya. "Silahkan duduk senyaman kalian," kata Raka Adipati lagi, ia kemudian membuat teh hangat untuk Rama dan Jaya. "Paman tidak perlu repot-repot!! Apa yang paman ingin bicarakan?" tanya Rama langsung. "Haish, jangan begitu, biarkan paman ini menjamu kalian, lagipula ini hanya sekedar teh hangat!!" kata Raka lagi, ia masih sibuk dengan tehnya. Teh di jaman ini sama seperti teh tradisional yang Rama tau, bentuk daun kering tanpa buntalan penyaring. Hanya menggunakan teko penyaring. "Teh apa ini paman?" tanya Rama karena teh itu tidak memiliki wangi yang harum. "Ah, ini teh dari bangsa asia, kami membelinya dengan harga yang mahal!! Kualitas teh kita tidak bagus, kalau ini kualitasnya bagus, cobalah kalian pasti suka!!"kata Raka kemudian. Ia menyiapkan 3 cangkir teh untuk din
"Hmmm... Apa kau membeli daun teh baru?"tanya Jenderal Roni saat Raka menyeduhkan ia teh. "Bagaimana rasanya?" tanya Raka Adipati lagi, ia juga ikut menyesap teh buatannya itu. "Sangat nikmat dan harum!! Darimana kau membelinya?" tanya Jenderal Roni lagi, ia merasa harum teh ini membuat pikirannya terasa tenang dan nyaman. "Tebaklah...!!" kata Raka lagi, membuat Jenderal Roni heran dengan sikap Raka. Ia bahkan terlihat senang ketika membuat tebak-tebakkan ini. "Biasanya kau selalu membeli dari Asia, apa ini produk baru mereka?" tanya Jenderal Roni lagi, ia bahkan tidak terlalu tertarik dengan permainan Raka. Namun ketika Raka menyodorkan padanya kotak hadiah ia mulai penasaran. Raka tersenyum dan menggelengkan kepalanya,"Ini dari Rama dan ini punyamu," jelas Raka dengan senyum senangnya. Jenderal Roni terkejut dengan kualitas teh punya Rama, "Teh ini sangat nikmat dan harum, memberikan efek tenang ketika meminumnya, apa benar ini dari Rama?" tanyanya lagi. "Tentu saja ini
Penasehat Jordan memasang tempat bersinggah burung Marph, agar ia bisa leluasa mengirimkan laporan kepada Jessica maupun Jenderal Kris. Tempat itu dekat dengan tenda-tenda perbatasan prajurit Bamaraya, cukup beresiko, namun burung Marph sering mampir ditempat itu, sehingga penasehat Jordan mengambil keputusan yang besar saat membuat tempat bersinggah burung Marph. "Hei, siapa kamu?" tanya seorang Prada dengan tombak ditangannya. Penasehat Jordan mengangkat tangannya dan mengatakan, "Maaf, aku tersesat!" katanya, jelas ia tidak akan dicurigai, karena wajah asianya itu. "Kau tersesat? Kau mau kemana?" tanya Prada itu lagi, ia mulai mengendorkan penjagaannya karena salah satu temannya datang. "Aku mau melakukan perdagangan, aku belum mengenal tempat ini karena terpisah dari teman berdagangku," kata penasehat Jordan memberi alasan. "Baiklah, kami akan mengantarmu ke desa Kuncup, biasanya disana banyak pedagang sepertimu!" kata Prada itu lagi, penasehat Jordan langsung menghela n
"Nah akhirnya aku menemukanmu!! Aku sudah beberapa kali kesini untuk menemuimu," kata Park Bin, seorang mantan koki kerajaan yang dulu pernah membeli cabai dari Rama. "Paman, kau masih mengingatku rupanya!!" kata Rama kemudian, ia memanen habis cabainya, begitu pula beberapa penduduk desa yang ikut bersamanya. Mendekati akhir musim gugur, semua orang memanen cabai mereka dan kembali membawanya ke desa Kuncup, karena musim dingin akan datang. Sekarang saja semua orang sudah memakai mantel bulu, Rama sudah membagikan mantel bulu kepada warga desa Mekarsari. "Tentu saja aku mengingatmu, lihatlah kualitas cabai yang kau miliki sangat bagus!! Aku sudah berkali-kali datang kesini, kalau bukan karena perang, tentu aku akan mengunjungi desa ini tiap hari untuk bertemu denganmu!!" seru Park Bin lagi, ia tertawa riang ketika berhasil menemui Rama. "Paman, kau sangat hebat dalam menilai, berapa banyak cabai yang akan kau perlukan?" tanya Rama kemudian, warga desa di belakang Rama kembali iku
"Keretamu sangat hangat!" kata Park Bin begitu memasuki kereta kuda milik Rama, terlebih ketika ia duduk. Bantalan kursi kereta sangat empuk dan tebal, tidak membuat sakit pantat, bahkan sandarannya juga terdapat bantalan empuk, Park Bin senang mengikuti Rama untuk ikut di keretanya. "Paman, aku senang mendengar kau menyukai kereta kudaku, buatlah dirimu nyaman paman!!" kata Rama penuh hormat. "Bagaimana caramu membuat kereta senyaman ini, bahkan di musim yang sudah mulai dingin ini, kereta kudamu sangat hangat!" puji Park Bin lagi. Rama senang mendengar pujian itu, tidak sia-sia ia begadang dengan Fatta untuk memodifikasi kereta kuda mereka. Bahkan Rama juga sudah membeli kereta baru, untuk digunakan bapak dan ibunya jika ia tidak ada. Sehingga mereka tidak perlu berebut kereta kuda ketika akan bepergian. "Paman, kau sangat berlebihan, aku hanya menambahkan penghangat ruangan saja!" kata Rama lagi, membuat Park Bin kembali takjub."paman, buatlah dirimu senyaman mungkin, karena pe
Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung
"Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand
"Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h
"Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont
Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l
"Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur
"Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili
'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec
"Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.