Share

Bab 417

Nada bicara Jefri tidak lagi arogan dan energik seperti dulu. Dia menatap Winda yang sudah lama tidak memiliki perasaan padanya lagi. Saat ini, bahkan ada perasaan minder di suara pria itu.

Ekspresi Winda justru tetap tenang, seolah-olah dia menganggap Jefri sebagai orang asing.

“Aku nggak mau hal ini terjadi untuk kedua kalinya.” Usai berkata, Winda hendak pergi.

“Kamu benar-benar nggak bisa berikan jalan hidup untuk Gunawan Group?” Jefri menatap punggung Winda dan memohon, “Gunawan Group adalah hasil jerih payah papaku seumur hidupnya. Karena masalah ini pula, dia sampai harus dirawat di rumah sakit. Anggap saja aku mohon padamu, Winda. Bisakah kamu bantu aku?”

Perasaan jijik terpancar di mata Winda, “Jefri, aku sudah bilang. Masalah ini nggak bisa dinegosiasikan lagi. Aku nggak bisa bantu kamu, juga nggak akan bantu kamu.”

“Aku mohon ....”

Jefri tiba-tiba berlutut. Pada saat mendengar suara di belakangnya, Winda spontan menoleh dan melihat Jefri sedang berlutut. Winda tampak terkeju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status