Share

Bab 403

Kaki Hengky berhenti sejenak. Dia melepaskan tangan Winda, lalu berkata dengan nada ringan, “Nggak perlu.”

Seketika, mata Winda memancarkan kesedihan yang dia rasakan. Kehangatan di telapak tangannya berangsur-angsur menghilang. Dia mengerutkan bibirnya. Tepat ketika Hengky hendak pergi membuka pintu mobil, Winda melemparkan dirinya ke dalam pelukan pria itu.

Tubuh Hengky spontan membeku. Dia mengerutkan kening dan mengulurkan tangan untuk mendorong Winda menjauh darinya. Namun, dia tiba-tiba suara tangisan Winda terdengar di telinganya, “Biarkan aku peluk sebentar, oke?”

Suara Winda sangat pelan dan serak, penuh dengan kelelahan dan kesedihan. Suaranya juga sedikit bergetar dan tercekat.

Gerakan tangan Hengky yang hendak mendorong Winda berhenti. Pada akhirnya, dia memegang tengkuk Winda dan memeluknya dengan erat.

Winda memeluk erat pinggang Hengky dengan kedua tangannya. Dia membenamkan wajahnya di dada pria itu dan mencium aroma dingin unik di tubuh pria itu. Sesaat kemudian, dia b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status