Share

Bab 349

Penulis: Matahariku
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-22 17:51:40
Winda melirik sekilas ke arah USB yang ada di atas meja itu, tapi tidak mengambilnya.

Perempuan itu mengambil gelas kopinya dan meminum sedikit kopinya, setelah pelayan yang mengantarkan moka untuk Ziva pergi, barulah Winda bertanya, “File ini, apakah kamu masih menyimpan salinannya?”

Ziva menggelengkan kepalanya, “Aku nggak bodoh, hal yang bisa menarik api dan membuat masalah untuk diri sendiri ….”

Winda tertawa menghina mendengar hal ini, matanya yang gelap menatap perempuan yang ada di depannya lekat-lekat, “Kamu memang nggak bodoh, tapi kamu bisa menggunakan hal seperti ini untuk mengancamku, apa nggak mungkin kamu akan menggunakan trik yang sama untuk mengancam Roma?”

Tangan Ziva yang memegang gelas mokanya langsung bergetar, membuat minuman di dalamnya tumpah keluar hingga mengenai atas meja. Perempuan itu buru-buru menaruh minumannya dan mengambil tissue yang ada di samping, lalu menundukkan kepala dan mengelap bekas minuman yang tumpah tersebut hingga bersih.

Winda tersenyum me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 350

    Winda tersenyum kecil dan melepaskan tangannya.Jika benar-benar ingin hidup tenang, Ziva pasti tidak akan melakukan hal yang ‘cari mati’ seperti itu. Namun, kalau hal ini sampai terungkap, orang pertama yang dipikirkan oleh Roma mungkin adalah orang-orang di sekitarnya, dan jika Ziva membawa uang dan menemui Roma untuk mengakhiri kontraknya di saat seperti ini ….“Aku beri kamu satu saran lagi. Selagi hal ini belum terungkap, temui Roma untuk membahas pemutusan kontrak kerja sesegera mungkin. Setelah menandatangani kontrak itu, tinggalkan Jenela untuk beberapa waktu. Tunggu semuanya sudah kembali tenang, baru pulang lagi.”Meski Roma belum menikah, pria itu memiliki tunangan, yaitu Shania Purnawa, putri kedua dari keluarga Purnama. Keluarganya Roma dan keluarga Purnawa bisa dibilang memiliki kesepakatan untuk menikahkan kedua anak mereka. Kalau hubungan antara Roma dan Yuna sampai ketahuan orang luar, keluarga Purnawa bisa saja akan membatalkan pertunangan itu demi menjaga nama baik k

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 351

    Samuel mendongak dan menatap Winda, tersenyum lembut dan bercanda, “Lama nggak bertemu. Bu Winda bahkan lebih cantik dari empat tahun lalu sekarang.”Winda tersenyum dan berkata sambil duduk, “Pak Samuel masih saja mulutnya manis kalau berbicara.”Samuel tidak memberikan reaksi.Saat pertama kali bertemu Winda, Winda baru berusia delapan belas tahun. Wanita ini mengenakan rok putih polos dan rambutnya yang lurus panjangnya sampai sebahu. Cantik sekali.Samuel masih ingat hal pertama yang dia katakan pada Winda saat itu, “Kamu dan ibumu mirip sekali.”Namun, mereka memiliki aura yang sangat berbeda.Sinta Hanjaya adalah wanita cantik yang memberikan kesan lembut dan polos, sedangkan Winda memberikan kesan dingin dan elegan, dengan sedikit keangkuhan dan kecantikan yang tak terlupakan.“Aku lihat ini sudah jam makan siang, jadi aku memesan tempat di sini,” kata Samuel dengan nada santai sambil menyerahkan buku menu kepada Winda. “Aku sudah memesan beberapa hidangan. Aku nggak tahu kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 352

    Samuel menyimpan USB flash drive itu dan mereka berdua pun tidak membicarakan hal itu lagi.Sebenarnya, Winda juga bisa mengeksposnya secara anonim. Namun, jika dia melakukannya, dia akan mudah ketahuanKalau mereka telusuri nanti. Bukannya dia takut pada Roma, tapi dia hanya tidak mau terlibat dengan orang gila.Selain itu, jika dia mengekspos hal ini secara anonim, keluarga Dirawa jadi bisa meredam postingannya, dan akhirnya apa yang dia inginkan tidak akan tercapai. Kalau tidak, dia tidak perlu menghubungi Samuel.Setelah selesai makan, Samuel mengantar Winda ke mobil dan mengamati wanita itu pergi sebelum kembali ke mobilnya.Melihat USB di tangannya, Samuel tersenyum. Dia jadi teringat pada tampang Winda yang kekanak-kanakan empat tahun lalu.Tujuh belas tahun yang lalu, kakaknya, Sandi, mendapatkan satu tugas dari seseorang, dan kliennya saat itu adalah ibunya Winda, Sinta Hanjaya. Saat itu, Sinta menandatangani surat warisan dan hibah, yang tanpa syarat mengalihkan seluruh harta

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 353

    Winda memarkir mobil di garasi, lalu mengeluarkan ponselnya sambil berjalan. Dia ragu apakah dia harus menelepon Yolanda untuk mengajak wanita itu berbelanja di sore hari dan memilih hadiah.Sebelum dia sempat menelepon Yolanda, dia mendongak dan melihat Jefri berdiri di depan pintu.Wajah Winda tiba-tiba berubah dingin dan muak. Dia berjalan melewati pria itu dan hendak masuk ke rumah.Jefri meraih pergelangan tangannya dan berkata dengan nada sinis, “Kamu begitu membenciku sekarang? Bahkan nggak ingin menyapaku?”Winda menarik tangannya dengan tidak sabar dan menyeka bagian yang disentuh pria itu, seolah tangannya sudah ternoda oleh sesuatu yang kotor. Hal itu membuat Jefri merasa terhina dan tersinggung. Raut muka Jefri berubah masam dan tangannya yang dihempas oleh Winda tanpa sadar mengepal.“Kamu sendiri sudah tahu, lalu apa yang kamu lakukan di sini?” Winda mencibir dan berkata sinis, “Kamu mau mempermalukan dirimu sendiri?”Meski sudah siap diperlakukan seperti itu, Jefri teta

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 354

    “Winda, beraninya kamu ....” Jefri tiba-tiba jadi kesal dan agresif mendengar perkataan Winda, dan bahkan ingin meraih tangan Winda.Winda menyilangkan tangan dan menatap pria itu dengan dingin, “Kalau kamu berani menyentuhku, aku akan melapor polisi.”Tangan Jefri hampir menyentuhnya, tapi pria itu ragu-ragu sejenak setelah mendengar kata-katanya dan lengannya akhirnya terjatuh.“Winda, jangan buat aku berbuat ekstrim.” Jefri mengertakkan gigi dan menatap tajam ke arah Winda.Winda tersenyum tipis dan berkata dengan tatapan dingin tanpa emosi, “Kamu juga jangan buat aku berbuat ekstrim. Kalau kamu datang mengganggu hidupku lagi, Gunawan Group bukan hanya akan bangkrut dan diakuisisi saja.”Raut muka Jefri mendadak berubah masam ketika mendengar Winda mengancamnya. Berdasarkan pemahamannya terhadap Winda, Winda pasti bisa melakukan hal seperti itu.Namun, dia tidak mau menyerah.Winda tidak menghiraukan perubahan ekspresi di wajah Jefri dan terus berjalan ke depan. Setelah berjalan dua

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 355

    Winda tidak tahu pertemuannya yang barusan dengan Jefri itu dilihat oleh Hengky yang pulang untuk mengambil dokumen.Begitu masuk ke dalam rumah, Bi Citra datang menghampirinya.“Bu Winda, Ibu sudah pulang,” kata Bi Citra sambil melihat ke belakangnya, terlihat ragu untuk berbicara.Winda mengira Bi Citra mengetahui Jefri datang di sini, jadi dia berkata, “Bibi tolong bilang pada pihak manajemen, lain kali jangan biarkan orang itu masuk. Kalau dia memaksa masuk, langsung hubungi polisi.”Untung saja, Hengky sedang tidak ada di rumah saat ini. Kalau tidak, kalau pria itu melihatnya, dia tidak akan bisa menjelaskannya.Bi Citra menghela napas lega dan berkata, “Oke, Bu. Lalu, kalau Pak Hengky tanya soal ini ....”Winda berpikir sejenak dan memutuskan untuk menyembunyikannya. Dari awal, Hengky masih tidak percaya padanya karena Jefri. Kalau Hengky sampai tahu Jefri datang ke rumah lagi, entah apa yang akan Hengky pikirkan.“Nggak usah diberi tahu dulu.” Begitu dia mengatakannya, bel pintu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 356

    Winda meletakkan barang-barang yang dibawanya ke dalam lemari dan berjalan menghampiri Hengky.Hengky duduk bermalas-malasan di atas sofa kulit. Sinar matahari terbenam masuk melalui jendela setinggi langit-langit di kamar itu dan menyinari wajahnya yang sempurna itu, seolah-olah ada lapisan cahaya keemasan yang menghiasi wajahnya, membuatnya tampak semakin terkesan berkelas dan tidak mudah didekati.Winda berlutut dengan satu kaki di atas sofa, mencondongkan tubuh ke depan dan memeluk leher pria itu. Dia menikmati pemandangan wajah tampan di depannya itu sejenak, lalu memiringkan kepalanya untuk mencium pipi pria itu dan memuji dengan berani, “Suamiku ganteng banget!”Hengky mendongak dengan acuh tak acuh dan menatap wanita di depannya. Ekspresi mengerikan muncul di wajahnya.“Kamu ada keluar tadi?” Suara Hengky lirih, sama sekali tidak terdeteksi emosi apa pun di dalamnya.Winda sama sekali tidak menyadari ada yang aneh, mengangguk dan berkata, “Aku mengajak Yolanda pergi berbelanja

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 357

    Winda menghela napas panjang, bangkit dari sofa dengan pasrah, lalu pergi mandi dan bersiap-siap. Kemudian, turun ke bawah sambil membawa kalung giok yang dibelikannya untuk Sekar.Hengky meliriknya sekilas, berdiri dan berjalan keluar pintu.Winda segera mengganti sepatunya, membawa tas dan hadiahnya, lalu berjalan mengikuti pria itu.Sopir sudah mengeluarkan mobil dari garasi dan memarkirkannya di luar vila. Hengky masuk ke kursi pengemudi, sementara Winda masuk ke kursi penumpang di sebelahnya.Begitu Winda masuk, Hengky melihat wanita itu membawa tas hadiah dari sebuah merek perhiasan.“Apa itu?” Hengky mengerutkan keningnya.Mendengar Hengky menanyakan apa yang dia bawa, Winda ingin mengeluarkannya untuk memperlihatkannya pada Hengky sambil berkata, “Kemarin aku melihatnya saat sedang belanja bersama Yolanda. Aku rasa Nenek akan menyukainya, jadi aku membelinya.”Dia membuka kotak itu dan menyerahkannya pada Hengky.Hengky menunduk dan melihat isi kotak itu, yaitu kalung giok bert

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status