Share

Bab 344

Hengky menatap pria itu dengan ekspresi yang sulit ditebak, lalu berkata dengan suara baritonnya, “Proyek di Felata sepertinya memerlukan orang untuk bisa mengawasi perkembangannya, kamu berniat ke sana?”

Santo buru-buru menggelengkan kepalanya, “Aku terlalu banyak bicara.”

Hengky langsung memberi perintah dengan dingin, “Keluar.”

Santo tidak berani menunda sedetik pun, pria itu langsung membalikkan badan dan keluar dari ruangan Hengky.

Di sisi lain, baru saja Winda menutup teleponnya, Bi Citra sudah datang menghampiri.

“Ibu, apa Bapak sudah pulang? Apa sayur perlu dihidangkan keluar sekarang?” tanya Bi Citra.

Winda diam-diam menghela napas, sorot matanya terlihat sangat kecewa, “Nggak perlu, malam ini dia nggak makan malam di rumah.”

“Oh ….” Bi Citra melihat wajah muram Winda, langsung bertanya dengan khawatir, “Apa Ibu baik-baik saja?”

Winda menggelengkan kepalanya. Saat ini dirinya memang sangat kecewa, tapi tiba-tiba dirinya juga terbersit sebuah ide lain yang cemerlang.

Sorot mata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status