Winda langsung melepaskan cengkeramannya dari Ziva lalu sedikit melangkah mundur seraya bertanya sambil mengangkat alisnya, “Apa maksudmu Roma Dirawa?”“Kamu kenal sama Pak Roma?” tanya Ziva sambil mengerutkan keningnya. Karier Winda bisa dibilang biasa saja, meskipun dia sudah berkecimpung di dunia hiburan selama bertahun-tahun. Namanya mulai terangkat sejak skandal dirinya dengan Martin menyeruak ke publik. Siapa yang mengenal Winda kalau bukan karena skandal itu? Bahkan sampai saat ini, Ziva masih berpikir kalau Winda tidak memiliki latar belakang keluarga yang mumpuni. “Silakan saja kalau kamu mau lapor sama si Roma. Kejadian malam ini akan aku anggap nggak pernah terjadi. Dia akan tahu akibatnya kalau sampai kejadian ini tersebar ke publik,” ujar Winda dengan nada suara mengancam. Keluarga Dirawa memiliki beberapa kerja sama dengan keluarga Atmaja. Walaupun Roma tidak tahu kalau Winda sudah menikah dengan Hengky, dia cukup mengenal siapa dan bagaimana sifat seorang Winda Atmaja
Winda tidak percaya kalau Hengky akan melakukan hal seperti ini dengan seorang perempuan yang baru pertama kali ditemuinya. Terlebih lagi, perempuan itu mendekati Hengky karena memiliki maksud tersembunyi. Seseorang secerdas Hengky pastinya sudah bisa menebak hal seperti ini sebelumnya.Hengky sama sekali tidak menolak rayuan Ziva, tapi dia justru menyambutnya seakan meminta Winda untuk melihat kedekatan mereka berdua. Winda menduga kalau Hengky melakukan semua itu karena dia masih marah dengan Winda akibat Winda secara diam-diam bertemu dengan Jefri. Winda ingin mendengar Hengky mengatakan kalau dia cemburu dan marah karena dia memiliki perasaan terhadap Winda.Hengky berbalik sambil meminum anggurnya lalu bertanya dengan nada dingin, “Kamu ngapain ke sini?”“Jawab aku dulu!” seru Winda sambil berjalan menghampiri Hengky sampai wajah mereka berdua berada sangat dekat satu sama lain.“Kamu sengaja, kan? Kamu cemburu, kan?” tanya Winda bersikeras.Wajahnya terlihat sangat gigih seakan d
Ini adalah kedua kalinya Winda menyatakan perasaannya kepada Hengky hari ini. Namun, wajah Hengky tetap terlihat dingin seakan dia sama sekali tidak senang mendengarnya. Winda memberitahu Hengky dengan sangat ekspresif, tapi Hengky tetap saja tidak terlihat senang.“Winda, kayaknya ingatanmu itu pendek banget, ya. Aku sudah pernah bilang sama kamu jangan pernah membohongiku lagi!” seru Hengky dingin. Hengky berjalan menghampiri Winda lalu mengulurkan tangannya dan mencengkeram dagu Winda. Kemudian dia berkata dengan tatapan mata yang sangat dingin, “Kamu nggak ngerti atau memang benar-benar bodoh? Apa kamu pikir aku akan melepaskanmu dan Jefri hanya dengan kata-kata manismu itu?” Hengky kembali mencibir lalu berkata, “ Aku sudah bilang, jangan berani kamu melanggar perkataanku. Jika tidak, aku akan menghancurkan keluarga Gunawan dan pacarmu si Jefri itu!”Hengky melepaskan cengkeramannya dari dagu Winda dengan aura tubuh yang sangat dingin. Winda sudah terbiasa mendengar ancaman sep
Winda mungkin tidak akan bisa mencintai laki-laki lain setelah melihat ketulusan cinta seorang Hengky yang rela mati demi Winda tepat sebelum Winda mati. Sekarang di hatinya hanya ada Hengky seorang. Namun, Hengky tidak mau mempercayainya. Hati Hengky terasa sakit ketika melihat wajah sedih Winda. Namun, raut wajahnya tetap dingin dan tidak berubah sedikit pun.“Winda, jangan coba-coba menipuku. Kamu harus bersikap jujur kalau mau dia selamat! Kamu ngerti, kan?” ancam Hengky dengan tatapan mata dingin. Winda tiba-tiba menundukkan kepalanya lalu tersenyum. Kemudian dia memegang wajah Hengky dan mencium bibirnya sambil berjinjit. Ciuman lembut di bibirnya menghalangi semua kata-kata yang akan dilontarkan oleh Hengky. Dia membuka matanya lebar-lebar dan memandang Winda dengan jantung yang berdetak sangat cepat. Dia tidak suka ketika dirinya tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri. Hengky mendorong Winda sampai perempuan itu jatuh ke atas kasur yang empuk. Hengky menggunakan sedik
Suara ‘ding’ menandakan mereka sudah sampai di lantai tujuan mereka. Hengky menatap Winda lalu berjalan keluar dari lift.Winda mengikuti Hengky di belakangnya sambil terus memegangi tangannya yang sakit. Walaupun Hengky terus bersikap dingin padanya, dia tahu kalau Hengky masih mengkhawatirkannya. Mereka tidak bisa berjalan bersama karena mereka tidak ingin ada orang yang memotret dan menyebarkan rumor yang tidak baik bagi Winda. Winda adalah seorang publik figur dan dia juga sedang terlibat banyak rumor yang kurang baik akhir-akhir ini. Jadi, mereka memutuskan untuk tidak terlihat bersama di depan umum. Santo sudah mengikuti Hengky selama bertahun-tahun. Jadi, dia mengerti bagaimana kebiasaan atasannya itu. Winda melihat Santo memarkir mobil di pinggir jalan ketika mereka berdua keluar dari klub malam. Winda melihat ke sekelilingnya lalu bergegas mengikuti Hengky setelah merasa tidak ada orang lain di sekitar mereka. Kemudian dia memegang lengan Hengky setelah berhasil mengejar su
Kemudian Hengky mengeluarkan kotak obat dari sisinya lalu mengeluarkan alkohol dan kapas. “Sini tanganmu,” ujar Hengky.Winda mengulurkan tangannya dengan ragu sambil melirik Hengky. Raut wajah Hengky suram ketika melihat darah di telapak tangan Winda. Kemudian dia menuangkan alkohol ke telapak tangan istrinya itu. Wajah Winda seketika berubah pucat karena merasakan rasa sakit yang amat sangat setelah Hengky menuangkan alkohol ke telapak tangannya. Winda juga terlihat mengeluarkan keringat dingin. “Aduh ... sakit!” teriak Winda tidak dapat menahan rasa sakit yang dirasakannya sambil berusaha menarik tangannya kembali. Hengky memegang tangan Winda dengan erat sambil menyeka telapak tangan Winda sedikit demi sedikit dengan kapas. “Kamu pantas mendapatkannya. Tahan sebentar!” seru Hengky penuh emosi.Saat ini cahaya dingin di mata Hengky sudah mulai memudar, meskipun nada suaranya tetap terdengar dingin dan ketus. Namun, sayang Winda tidak menyadarinya karena sejak tadi dia terus me
Senyum di sudut bibir Winda perlahan membeku ketika melihat wajah dingin Hengky. Namun, Winda tak berkata apa pun.Saat melihat senyum di wajah WInda perlahan menghilang, Hengky refleks mengernyitkan dahi. Dia melihat bibir tipis Winda yang perlahan turun, hendak menghibur. Akan tetapi Winda malah membelakanginya. “Aku tahu sekarang,” ujar Winda serak, pelan. Jika bukan karena jaraknya dan Hengky terlalu dekat, mungkin Hengky tidak akan bisa mendengar suara Winda. Hengky berpikir sejenak, kemudian berkata dengan nada yang lebih bersahabat, “Sebaiknya kamu nggak macam-macam dulu dalam waktu dekat. Jangan sampai ada berita apa-apa. Kalau nggak, akan susah jelasinnya sama kakek.”Kalimat Hengky bukan hanya tidak menghibur Winda, justru membuat Winda merasa Hengky masih saja tidak mempercayainya perkara masalah di restoran hari ini. Winda merasa Hengky sedang memberinya peringatan. Winda menggeser tubuhnya, menghadapkan kepalanya ke arah jendela agar Hengky tidak bisa melihat matanya ya
“Pak Hengky nggak peduli sama Bu Winda mungkin karena dia peduli sama Bu Winda karena hari ini ketemu Jefri … Di hati Pak Hengky pasti ada Bu Winda,” hibur Santo. Winda kikuk. Dia dengan setengah hati tersenyum. “Mudah-mudahan saja,” jawabnya pelan. Winda sudah tidak bisa membedakan apakah Hengky betul-betul tak peduli, atau terlalu peduli hingga membuatnya marah pada Winda sampai saat ini, atau … mungkin cemburu.Raut wajah Winda seketika berubah. “Bu Winda bayangin saja. Pas kecelakaan waktu itu, Pak Hengky benar-benar berencana merelakan nyawanya untuk menolong Ibu. Di kondisi seperti itu, Pak Hengky nggak ragu-ragu buat milih nabrak mobil itu. Masa Bu Winda masih nggak ngerti?”Tanpa perintah Hengky, Santo tidak berani berbicara terlalu banyak. Namun, dia tak tahan ….Santo mengubur kembali niatnya dalam hati, tidak berbicara lebih banyak. Dia mengangguk ke arah Winda, kemudian berkata, “Bu, sudah malam. Bu Winda istirahat saja. Saya pergi dulu.”Setelah mengatakannya, Santo be