Share

Bab 102

Author: Matahariku
last update Last Updated: 2023-08-23 18:00:00
“Maksudmu, Yuna bisa tahu kamu kecelakaan mobil dan masuk rumah sakit karena Luna yang memberitahunya?” Willy mengangkat alisnya dan berkata, “Tapi, apa gunanya untuk Luna?”

“Selidiki saja. Kita akan tahu nanti,” ujar Hengky, menyipitkan matanya dengan dingin.

“Oke, kalau begitu aku akan menyuruh orang untuk melanjutkan penyelidikan.” Willy langsung setuju. “Tapi, hal mengenai Yuna ini, bukannya kamu seharusnya menjelaskannya padanya?”

“Dia nggak mau menjawab teleponku.”

Willy tertawa terbahak-bahak, mengangkat tangannya dan menepuk pundak Hengky, lalu berkata dengan nada mengejek, “Jangan bilang dia block kamu?”

Hengky menyipitkan mata hitamnya, menoleh dan menatap Willy dengan dingin. Willy langsung sadar dia salah ngomong dan menarik tangannya.

“Kamu coba telepon dia.”

“Aku?” Willy menunjuk dirinya sendiri dengan bingung. Namun, karena dia merasa tertekan ditatap dingin begitu oleh Hengky, dia cepat-cepat mengeluarkan ponselnya dan menelepon Winda.

“Nomor yang Anda tuju sedang tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 103

    Hengky diam saja, teringat akan sikap James terhadap Winda barusan. Ekspresi di wajahnya muram dan masam.Willy melihat raut muka Hengky dan mendengus pelan, “Apa menurutmu sikap James terhadap Winda lebih buruk daripada sikapnya pada anak haramnya Luna?”Hengky mengatakan “iya” yang muram.Willy berkata, “Siapa yang nggak tahu bahwa James lebih memilih anak haramnya itu? Kalau nggak menikah denganmu, Winda mungkin nggak akan berarti apa-apa di mata James sekarang.”“Tapi, menurutku Clara dan putrinya itu sangat hebat, bisa membuat James nurut dan patuh pada mereka. Kalau nggak, dulu waktu mama kandung Winda baru nggak lama meninggal, mana mungkin James berani menahan makian dan tekanan dari keluarga Hanjaya dan membawa kedua orang ini pulang ke rumah? Pria itu nggak peduli dan langsung menikahi Clara, selingkuhannya.” Kata-kata Willy sangat menghina dan merendahkan.“Contohnya, janji pernikahanmu dengan Winda. James awalnya nggak tahu malu dan ingin menjodohkanmu dengan Luna. Untungny

    Last Updated : 2023-08-23
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 104

    “Aku sebenarnya juga sudah pernah mati sekali. Itu semua salahku, karena aku buta dulu. Aku nggak tahu sifat asli Clara dan putrinya, makanya bisa diperlakukan seperti itu oleh mereka.” Sambil mengungkit hal itu, Winda berkata lagi dengan rasa bersalah dan sedih, “Maafkan aku, Ma.”Winda tidak tahu tentang hubungan Clara dan James dulu, dan karena dia masih kecil saat itu, hubungannya dengan Clara dan Luna tidak terlalu buruk. Dia bahkan sangat percaya pada adiknya itu. Namun, setelah Luna berusaha membunuhnya, dia akhirnya mulai mengetahui banyak hal.Salah satunya adalah tentang kematian ibunya.Ibunya sempat menelepon ayahnya untuk meminta bantuan sebelum meninggal, tetapi ayahnya tidak menjawab telepon karena sedang berselingkuh dengan Clara. Akhirnya, seorang pejalan kaki memanggil ambulans dan membawa ibunya ke rumah sakit, tetapi sudah terlambat.Winda bahkan tidak berani membayangkan betapa putus asa ibunya ketika tidak bisa menghubungi suaminya.Namun, dia tidak tahu apa-apa d

    Last Updated : 2023-08-23
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 105

    Kalau Hengky memberitahunya secara langsung bahwa dia menyukai Yuna dan memintanya untuk bercerai untuk menyerahkan posisinya sebagai istri pada wanita itu, dia tidak akan merasa sedih dan malu seperti sekarang.Kalau dia tidak mendengar suara Hengky, dia bahkan tidak akan percaya bahwa Hengky adalah orang seperti itu. Namun, kenyataannya memang seperti ini. Dia tidak boleh bermimpi.Winda tersenyum menertawai diri sendiri, mengangkat tangannya untuk menyeka air matanya, lalu berkata, “Ma, aku nggak mau ngomongin hal-hal yang nggak menyenangkan seperti ini lagi, deh. Aku sebenarnya baik-baik saja, Mama nggak perlu mengkhawatirkanku.”Dia bangkit dari tanah dan membungkuk dalam-dalam ke arah batu nisan itu. “Aku mau pulang dulu, Ma. Sampai jumpa lagi.”Setelah mengatakan itu, Winda berbalik badan dan meninggalkan kuburan.Halcyon Cemetary cukup jauh dari perkotaan. Ketika Hengky sampai ke sana, waktu sudah menunjukkan pukul jam tiga kurang.Dia memarkir mobil dan berjalan kaki ke pemaka

    Last Updated : 2023-08-23
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 106

    Pada saat ini, di rumah sakit.Santo melihat pesan yang tiba-tiba muncul dan buru-buru melapor ke Hengky.“Pak Hengky, ponsel Bu Winda sudah dihidupkan. Lokasi yang ditunjukkan berada di Backsea Street. Selain itu, rekening banknya juga baru melakukan pembayaran 400 juta, mungkin ….”Sebelum Santo selesai berbicara, Hengky berdiri dan memerintahkan, “Kirimi aku lokasinya. Aku akan ke sana sekarang.”Hengky mengambil jaketnya dari rak dan memakainya, mengambil ponsel serta kunci mobilnya, dan langsung hendak pergi.“Pak Hengky, aku akan ikut dengan Bapak.” Santo cepat-cepat meletakkan komputernya dan berdiri.Hengky berpikir selama dua detik, mengangguk, dan melemparkan kunci pada asistennya itu, dan keduanya pun meninggalkan rumah sakit bersama.Lampu-lampu di Backsea Street dihidupkan dengan terang benderang pada malam hari. Suara musik keras diiringi suara ombak. Lambat laun, semakin banyak orang datang ke sini.Winda setengah bersandar di kursi, meletakkan gelasnya ke samping, dan l

    Last Updated : 2023-08-24
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 107

    Winda mengerutkan kening, mendongak dan melihat ke depan.Tiga pria berusia dua puluhan berdiri di depannya dan menatapnya dengan ekspresi tidak bermoral.Winda merasa agak jijik, lalu berkata dengan nada dingin, “Apa maksud kalian?”Dia tidak menutup telepon, sehingga Martin bisa mendengar dengan sangat jelas. Dia cepat-cepat bertanya, “Kak Winda, ada apa?”“Aduh, Kak Winda.” Ketiga pria besar itu saling melirik dan tersenyum nakal pada Winda.Winda melihat senyuman yang tidak disertai dengan niat baik itu. Jantungnya berdegup kencang. Dia berkata dengan nada yang sangat dingin, “Kalau ada penyakit, pergi ke rumah sakit. Jangan bersikap bodoh di depanku.”Ekspresi ketiga orang itu seketika berubah. Senyuman di wajah mereka berubah menjadi amarah.Salah satu di antara ketiga pria itu orangnya cukup tampan. Pria itu menatap Winda dengan dingin, lalu berkata dengan tersenyum kecil, “Cantik, jangan ngomong begitu, dong. Kami kan hanya keluar untuk bersenang-senang. Kami juga nggak ada nia

    Last Updated : 2023-08-24
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 108

    Winda mengambil gelas wine yang ada di lantai, menuangkan anggur merah ke dalamnya sampai penuh. Lalu, selagi pria itu sedang berbicara, dia langsung menumpahkan semua anggurnya ke wajah pria itu.Pria itu sedang berbicara, sehingga anggurnya masuk ke mulutnya. Wajahnya memerah karena tersedak, memegang bahu pria di sebelahnya dan mulai terbatuk hebat.Pria tinggi itu langsung marah, langsung mengayunkan tangannya untuk menampar wajah Winda. Winda sudah berwaspada padanya sedari tadi, sehingga ketika pria itu hendak memukulnya, dia langsung menghindar ke samping, lalu memukul bahu pria itu dengan botol wine keras-keras.Pria itu menggeram kesakitan, memegangi bahunya dan menoleh untuk menatap tajam ke arah Winda.Dua pria lainnya juga baru sadar. Mereka memaki kasar dan hendak memukul Winda.Tatapan Winda berubah tajam. Dia menendang satu pria dengan satu kaki dan memukul kepala pria lain dengan botol anggur merah dengan tangan lainnya. Gerakannya gesit dan kuat, tanpa keraguan sedikit

    Last Updated : 2023-08-24
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 109

    Pria jangkung bernama Kak Arif itu menatap Winda dan berkata dengan senyuman jahat, “Anto, ambilkan sebotol anggur.”“Oke, Kak Arif,” jawab si Pria pendek dan gemuk, berjalan ke meja bundar untuk mengambil sebotol wiski dan berjalan kembali ke sana.Arif menarik rambut panjang Winda dan berkata sambil tersenyum dingin dingin, “Karena kamu nggak mau minum bersama kami, aku hanya bisa memaksanya!”Setelah dia mengatakan itu, dia memberikan isyarat mata pada Anto dan memerintahkan, “Paksa dia teguk bir!”Wajah Anto bengkak dan matanya kecil. Dari penampilannya, dia tampak seperti orang mesum. Ketika mendengar perkataan Arif, dia langsung tersenyum lebar dan ekspresinya berubah semakin mesum.Mereka menatap Winda dengan tidak sopan. Winda merasa sangat jijik. Melihat Anto membuka botol anggur, ekspresi di wajah Winda menjadi masam. Dia berkata dengan nada dingin, “Kamu berani menyentuhku? Apa kamu tahu siapa aku? Percaya nggak ….”Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Arif memegang da

    Last Updated : 2023-08-24
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 110

    Winda melihat orang-orang yang menonton dengan raut muka masam. Pada saat ini, dia mendengar suara wanita muda yang tiba-tiba berteriak di tengah kerumunan, “Bukannya itu Martin Yadira?”Gawat! Kata itu langsung terlintas di benak Winda.Seorang wanita lain berkata dengan bersemangat, “Sepertinya benar!”“Ada yang terjadi?”“Iya, ada apa ….”Diskusi orang-orang di sekitar semakin seru, dan suaranya semakin keras. Cahaya lampu di tepi pantai tidak terlalu terang. Mereka yang menonton takut terluka karena dipukul secara tidak sengaja, jadi mereka berdiri cukup jauh.Meskipun mereka curiga pria itu adalah Martin Yadira, mereka belum sepenuhnya yakin.“Cepat selesaikan,” bisik Winda kepada Martin.Martin tersenyum padanya dan menjawab “Oke”, kemudian langsung berlari ke arah Arif tanpa ragu, meraih pundak pria itu, dan menggerakkan lututnya ke perut pria itu.Winda juga tidak diam saja. Ketika kedua orang itu sedang berkelahi, dia juga menyerang dua orang lainnya dengan pukulan cepat dan k

    Last Updated : 2023-08-25

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status