Share

Kepingan Ingatan

Hati itu ibarat kertas

Tergores tinta hitam kan sulit tuk dihapus

Tergores tinta putih kan sulit tuk dipahami

Tergores berulang-ulang akan berubah abstrak

Tak bisa dipulihkan kembali...

Senang bertatap muka denganmu, sampai bertemu kembali dipertemuan-pertemuan selanjutnya...

Hah, apa sih maksudnya?

Siapa yang naruh surat ini?

Ku arahkan pandangan ke sekeliling. Nihil. Hanya ada kondektur bus dan para penumpang yang beehimpit-himpitan, mengantri ingin segera keluar dari bus. Walaupun pikiranku masih bingung, sebisa mungkin ku paksakan pikiranku agar tetap berfikir positif. Tanpa membuang waktu terlalu lama, akupun segera berjalan keluar dari bus. Turun dari bus, dengan menaiki angkutan umum pasti akan secepatnya sampai di Rumah Nenek. Jelas aku masih hafal alamatnya, karena tahun lalu ketika libur semester, Ibu mengajakku ke sini meski dengan sedikit pemaksaan.

"Berhenti, Pak!" Ucapku ketika tepat di depan sebuah gerbang Rumah bercat hitam

"Disini aja, Neng?" Balas sopir angkot yang a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status