Share

93. Menuju Tebing Kematian

Rawindra masih merasakan tekanan energi yang besar yang terus berusaha menghantam jantungnya, tapi dia tidak ingin membuat kedua sahabatnya ini cemas terhadap dirinya.

"Aku akan menemukanmu, pengecut!" seru Rawindra dalam hati.

Adista sangat pintar memasak daging buruan dari Sagara, yang membuat semuanya merasa kenyang sebelum melanjutkan perjalanan kembali.

Deg!

Deg!

Deg!

Pendekar Tangan Satu ini merasa jantungnya berdegub kencang sekali.

"Aku harus mencari sendiri Iblis yang mengikutiku ini ... terlalu berbahaya I bagi Adista dan Kak Sagara."

"Windra, kamu sudah siap berangkat?" tanya Adista yang masih merasa cemas terhadapnya.

"Siap, Adista!" sahut Rawindra yang tidak ingin kelihatan sedang ada masalah.

"Kita berangkat sekarang. Kalau menurut buku kuno ini, jalur timur menuju ke Tebing Kematian. Apa kamu yakin mau ke sana, Windra?" tanya Adista.

"Kita coba ke sana dahulu karena sisi lainnya adalah hutan. Mungkin ada jalan masuk ke alam lainnya atau kita sudah bisa menemukan pendeka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status