“Windra, kamu sudah pulang ... bagaimana pertarunganmu dengan Black Panther?” tanya kakek petapa dengan suara lirih.“Jangan banyak bicara dahulu, Kek! Apa yang telah terjadi di sini?” tanya Rawindra.“Maafin, kakek! Spirit Chi berhasil meloloskaan diri dari mustika jiwa! Semua ini salah kakek yang penasaran dengan keberhasilanmu menangkap spirit chi ini. Gara-gara kakek memegang mustika jiwa ini menyebabkan mustika jiwa terbuka dan spirit chi ini lolos dengan menyerang tubuh refleksi jiwa yang tidak mampu apa-apa ini!"“Kakek harus diobati! Bagaimana cara mengobati tubuh kakek ini?” tanya Rawindra.“Kakek ingin kamu mencari beberapa jenis tanaman spirit untuk diolah menjadi ramuan yang bisa mengobati kakek ini yaitu Red Plant yang warna tanamannya merah berdaun kecil, Soul Herb yang mirip jamur, Spirit Grass yang bercahaya putih, Nirvana Plant, Heavenly Herb, dan Ancient Leaf yaitu tanaman berbentuk daun warna kuning emas. Jangan lupa daun hidup berwarna kuning Gods of Leaf. Semua ta
Setelah tiga hari terbaring dan dirawat oleh Rawindra, akhirnya kakek petapa sembuh total berkat ramuan obat yang diminumnya.Rawindra yang mencampurnya atas petunjuk dari kakek petapa untuk meramu obat ini.Tanpa kesulitan, pemuda ini berhasil membuat ramuan yang akhirnya menyembuhkan kakek petapa ini.Black Panther ikut menjaga tempat ini karena khawatir spirit chi datang untuk membalas dendam setelah berhasil menerobos segel pertahanan yang dibuat oleh kakek petapa.“Kamu sudah sembuh, petapa tua?” tanya Black Panther saat kakek petapa keluar dari rumah kecil.“Terima kasih sudah ikut menjaga tempat ini, Panther!” sahut kakek petapa.“Aku sudah berkeliling tempat ini dan bisa aku pastikan kalau spirit chi sudah tidak berada di dasar jurang ini lagi. Mungkin dia sudah kabur ke atas permukaan!” kata Black Panther sambil mengiringi langkah kakek petapa.“Bagus kalau begitu ... jadi aku tidak perlu cemas lagi! Beruntung segela pertahanan ini tidak rusak total sehingga Iblis Kematian ma
Tidak terasa 3 tahun berlalu dengan cepatnya.Kakek Petapa berhasil juga mencapai batas waktu yang diinginkannya, padahal perkiraan hidupnya hanya 2 tahun setelah penyerangan yang dilakukan oleh Spirit Chi.“Ada yang ingin kakek sampaikan padamu sebelum kakek tiada. Kakek pernah bilang tentang gadis yang menempati rumah kecil yang sekarang kamu tempati ini?” tanya kakek petapa.“Kata kakek, gadis itu sudah meninggal di sini, tapi kok aku tidak melihat kuburannya ya kek?” tanya Rawindra.“Kakek bohong padamu, Windra ... maafin kakek. Gadis itu bernama Aisya. Terakhir yang kakek tahu dia menetap di Kota Pendekar yang ada di Alam Iblis ini. Dia juga menguasai kultivasi kuno yang kakek ajarkan, hanya karena dia ingin melihat dunia luar, maka dia pergi dan tidak pernah kembali lagi. Kakek tidak tahu apakah dia berhasil mencapai Immortal untuk keabadian sehingga masih hidup sampai sekarang atau dia sudah tiada. Kalau memang dia berhasil mencapai keabadian, kabarin padanya kalau kakek sudah
Kota Pendekar. Sebuah kota yang sangat padat penduduknya ini merupakan kota terbesar di Alam Iblis yang dipimpin oleh Kaisar Naga yang telah mencapai keabadian.Kaisar Naga sudah cukup puas hanya memerintah di Kota Pendekar saja, tanpa pernah keluar dari kota terpadat ini.Kota Pendekar terdiri dari beberapa distrik yaitu Distrik Bebas, Distrik Kaisar, Distrik Bangsawan, Distrik Perdagangan, dan Distrik Kumuh.Distrik Bebas adalah distrik yang terletak tepat di gerbang masuk Kota Pendekar. Distrik ini memperbolehkan pendatang untuk menginap dan bersenang-senang di penginapan ataupun kedai minuman dan makanan yang terdapat di kota ini. Jika ingin memasuki distrik selanjutnya harus memiliki ijin dan jaminan dari penghuni asli Kota Pendekar.Distrik Kaisar adalah distrik pemerintahan Kota Pendekar dengan Kaisar Naga sebagai kepala pemerintahannya dengan dibantu walikota untuk urusan sehari-hari. Seluruh keluarga kerajaan tinggal di distrik ini ... termasuk semua pelayan dan dayang istana
Rawindra tampak menikmati sekali makanan di Kedai makanan yang disinggahinya, tanpa menyadari sudah ada gadis cantik yang berdiri di sampingnya.Keharuman tubuh gadis cantik ini menyadarkan Rawindra kalau ada orang lain di dekatnya.Matanya langsung melihat sosok gadis cantik ini. Masih muda, berambut panjang, dan tinggi langsing.Gadis cantik ini hanya terdiam sambil tesenyum melihat lahapnya Rawindra menghabiskan makanannya."Tuan Muda, ini pemilik Balai Lelang yang Tuan Muda cari!" kata petugas gerbang yang masih tetap di sana menunggu janji Rawindra untuk memberinya upah tambahan."Ini koin perak untukmu!" seru gadis cantik tadi sambil memberikan beberapa koin perak kepada petugas gerbang. ”Jangan minta lagi sama Tuan Muda ini!”"Terima kasih, Nona!' seru petugas gerbang yang kegirangan karena mendapat rejeki yang tidak terduga.Gadis ini kembali memperhatikan Rawindra yang kembali menikmati makanannya padahal tadi sudah sempat memperhatikan dirinya."Apa Tuan Muda benar-benar aka
“BP? Kamu masih di sini?’ tanya Rawindra. “Maaf kalau aku lupa kalau kamu ikut bersamaku, habis kamu tidak kelihatan jadinya aku lupa!”“Tidak masalah! Aku tinggu di kamar Balai Lelang saja ya! Aku tidak begitu suka dengan keramaian!” sahut Black Panther.“Baiklah! Kamu ke kamar saja dahulu!” sahut Rawindra.Tidak berapa lama kemudian, gadis pemilik Balai lelang muncul kembali."Ada satu pedang yang sangat bagus dan kuat, Tuan Muda!" ujar gadis ini setelah kembali dari ruang pameran barang lelang."Pedang seperti apa yang kamu maksud?" tanya Rawindra."Pedang ini disebut Pedang Halilintar karena pedang ini katanya bisa mengeluarka elemen petir, juga konon pedang ini sering digunakan pendekar ternama pada jaman dahulu. Itu yang aku tahu, tapi terserah padamu!' ujar gadis cantik ini."Bagaimana dengan harga awalnya? Murah atau mahal?" tanya Rawindra."Tidak begitu mahal sih ... awal di 100 koin emas! Apa sekarang kamu memiliki koin emas sebanyak itu? Atau kamu mau ambil bayaranmu sekara
Bukan hanya bagian luar bangunan rumah Aisya yang indah tapi bagian dalamnya juga. Rawindra baru pertama kali melihat rumah dengan kemewahan seperti yang ditemukannya di rumah Aisya. “Aku mau mandi dahulu! Kamu pilih saja mau tinggal di kamar yang mana!” seru Aisya yang langsung meninggalkan Rawindra menuju kamar mandinya yang juga mewah. Rawindra sampai terpaku melihat semuanya. “Kamu bisa mandi di kamar mandi tamu di bagian belakang, Rawindra! Aku ada pakaian bersih yang bisa kamu ganti. Semoga cocok dengan tubuhmu,” Rawindra menuju ke kamar mandi belakang. Di depannya sudah tersedia pakaian bersih untuknya. Setelah mandi, tubuhnya terasa segar. “Enak ya jadi oraang kaya. Semuanya ada!” batinnya. Saat menuju ke ruang depan, dia berpapasan dengan Aisya yang hanya memakai handuk saja di tubuhnya, yang memperlihatkan sesuatu yang menyembul di balik handuk yang menutupi tubuhnya.Kecantikan dan keindahan tubuh Aisya juga membuat Rawindra tidak kuasa bergerak dan terus menatap gad
Lelang Mustika Jiwa menjadi lelang terheboh yang pernah dilakukan oleh Balai Lelang di Distrik Perdagangan ini. Matahari baru saja terbit, tapi antusias kultivator dan pendekar dari berbagai belahan dunia dan alam mendatangi Kota Pendekar, terutama Balai Lelang di Distrik Perdagangan.Antrian terlihat di pintu gerbang masuk utama yang menuju ke Distrik Bebas. Bahkan antrian yang mengular ini tidak menyurutkan niat mereka untuk sekedar melihat Mustika Jiwa yang terkenal langka dan sudah punah ini.Salah satu yang datang ke Kota Pendekar adalah sosok gadis cantik yang terlihat memasuki Distrik Bebas dengan seenaknya tanpa melapor dahulu kepada petugas gerbang. Gadis ini tidak melalui antrian dan bergerak sendiri ke arah gerbang masuk.“Berhenti!” teriak petugas gerbang. “Siapa yang mengizinkanmu masuk ke Kota Pendekar?” Gadis ini tampak tidak menghiraukan sama sekalit teguran keras dari petugas gerbang, dan terus melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gerbang kota. Saat petugas ge