Rawindra tampak menikmati sekali makanan di Kedai makanan yang disinggahinya, tanpa menyadari sudah ada gadis cantik yang berdiri di sampingnya.Keharuman tubuh gadis cantik ini menyadarkan Rawindra kalau ada orang lain di dekatnya.Matanya langsung melihat sosok gadis cantik ini. Masih muda, berambut panjang, dan tinggi langsing.Gadis cantik ini hanya terdiam sambil tesenyum melihat lahapnya Rawindra menghabiskan makanannya."Tuan Muda, ini pemilik Balai Lelang yang Tuan Muda cari!" kata petugas gerbang yang masih tetap di sana menunggu janji Rawindra untuk memberinya upah tambahan."Ini koin perak untukmu!" seru gadis cantik tadi sambil memberikan beberapa koin perak kepada petugas gerbang. ”Jangan minta lagi sama Tuan Muda ini!”"Terima kasih, Nona!' seru petugas gerbang yang kegirangan karena mendapat rejeki yang tidak terduga.Gadis ini kembali memperhatikan Rawindra yang kembali menikmati makanannya padahal tadi sudah sempat memperhatikan dirinya."Apa Tuan Muda benar-benar aka
“BP? Kamu masih di sini?’ tanya Rawindra. “Maaf kalau aku lupa kalau kamu ikut bersamaku, habis kamu tidak kelihatan jadinya aku lupa!”“Tidak masalah! Aku tinggu di kamar Balai Lelang saja ya! Aku tidak begitu suka dengan keramaian!” sahut Black Panther.“Baiklah! Kamu ke kamar saja dahulu!” sahut Rawindra.Tidak berapa lama kemudian, gadis pemilik Balai lelang muncul kembali."Ada satu pedang yang sangat bagus dan kuat, Tuan Muda!" ujar gadis ini setelah kembali dari ruang pameran barang lelang."Pedang seperti apa yang kamu maksud?" tanya Rawindra."Pedang ini disebut Pedang Halilintar karena pedang ini katanya bisa mengeluarka elemen petir, juga konon pedang ini sering digunakan pendekar ternama pada jaman dahulu. Itu yang aku tahu, tapi terserah padamu!' ujar gadis cantik ini."Bagaimana dengan harga awalnya? Murah atau mahal?" tanya Rawindra."Tidak begitu mahal sih ... awal di 100 koin emas! Apa sekarang kamu memiliki koin emas sebanyak itu? Atau kamu mau ambil bayaranmu sekara
Bukan hanya bagian luar bangunan rumah Aisya yang indah tapi bagian dalamnya juga. Rawindra baru pertama kali melihat rumah dengan kemewahan seperti yang ditemukannya di rumah Aisya. “Aku mau mandi dahulu! Kamu pilih saja mau tinggal di kamar yang mana!” seru Aisya yang langsung meninggalkan Rawindra menuju kamar mandinya yang juga mewah. Rawindra sampai terpaku melihat semuanya. “Kamu bisa mandi di kamar mandi tamu di bagian belakang, Rawindra! Aku ada pakaian bersih yang bisa kamu ganti. Semoga cocok dengan tubuhmu,” Rawindra menuju ke kamar mandi belakang. Di depannya sudah tersedia pakaian bersih untuknya. Setelah mandi, tubuhnya terasa segar. “Enak ya jadi oraang kaya. Semuanya ada!” batinnya. Saat menuju ke ruang depan, dia berpapasan dengan Aisya yang hanya memakai handuk saja di tubuhnya, yang memperlihatkan sesuatu yang menyembul di balik handuk yang menutupi tubuhnya.Kecantikan dan keindahan tubuh Aisya juga membuat Rawindra tidak kuasa bergerak dan terus menatap gad
Lelang Mustika Jiwa menjadi lelang terheboh yang pernah dilakukan oleh Balai Lelang di Distrik Perdagangan ini. Matahari baru saja terbit, tapi antusias kultivator dan pendekar dari berbagai belahan dunia dan alam mendatangi Kota Pendekar, terutama Balai Lelang di Distrik Perdagangan.Antrian terlihat di pintu gerbang masuk utama yang menuju ke Distrik Bebas. Bahkan antrian yang mengular ini tidak menyurutkan niat mereka untuk sekedar melihat Mustika Jiwa yang terkenal langka dan sudah punah ini.Salah satu yang datang ke Kota Pendekar adalah sosok gadis cantik yang terlihat memasuki Distrik Bebas dengan seenaknya tanpa melapor dahulu kepada petugas gerbang. Gadis ini tidak melalui antrian dan bergerak sendiri ke arah gerbang masuk.“Berhenti!” teriak petugas gerbang. “Siapa yang mengizinkanmu masuk ke Kota Pendekar?” Gadis ini tampak tidak menghiraukan sama sekalit teguran keras dari petugas gerbang, dan terus melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gerbang kota. Saat petugas ge
Rawindra beruntung menemukan Aisya di tempat lelang karena dia tidak tahu tempat Lelang Master berada."Kamu naik ke lantai dua. Ada ruangan khusus di lantai dua ini untuk peserta Lelang Master!" ujar Aisya. "Kamu bersama siapa?""Tidak tahu! Dia temannya BP ... katanya mau ikut lihat Lelang Master ini, apa boleh?" tanya Rawindra."Boleh saja! Temannya Black Panther juga adalah temanku! rasanya kamu ini tidak asing ya ... tapi sudahlah aku banyak kesibukan! Kalian pergi saja ke atas sana!" tunjuk Aisya.Rawindra mendapat tempat duduk yang strategis yang telah disediakan oleh Aisya untuk melihat barang-barang yang dilelang khusus untuk tamu Lelang Master ini, tapi tamu-tamu lainya juga boleh menawar apabila ingin memiliki barang-barang lelang berkualitas ini."Barang lelang pertama adalah Pil Kebangkitan Dewa yang dibuat khusus hanya 5 butir saja dalam satu botol kaca! Kami buka dengan harga 5 ribu koin emas! Ada yang berminat untuk menawar?" tanya juru lelang."Pil ini hanya namanya s
Veela baru kelihatan keesokan paginya saat Rawindra mengunjungi Black Panther.“Sampai kapan kamu akan tinggal di sini?” tanya Black Panther yang sudah tidak betah berada di Kota Pendekar. Wajah makhluk spirit ini terlihat kesal karenaerasa terkurung terus di kamar penginapan Balai Lelang.“Kita pergi besok pagi, BP! Kita juga sudah terlalu lama berada di Kota Pendekar ini."Rawindra berusaha menenangkan Black Panther yang sedang marah terhadap dirinya."Kupikir kamu memutuskan untuk tinggal di sini selamanya?" sindir Black Panther.Black Panther benar-benar marah terhadap dirinya, membuat Rawindra agak kewalahan untuk membujuk saudaranya ini agar bisa lebih tenang."Kok berkata begitu? Aku ke sini kan atas permintaan kakek petapa!" kata Rawindra beralasan."Awalnya ... tapi keterusan dengan Aisya dan tidak bisa lepas darinya! Aku tanya lagi, apa kamu akan lama di Kota Pendekar? Kalau lama, aku pergi saja dahulu ... tempat ini tidak cocok buatku!" sahut Black Panther."Tidak! Aku teta
Lembah Kesuraman benar-benar sesuai namanya yang menyebar bagaikan teror di lingkup kehidupan iblis yang berada di Alam Iblis.Tidak ada yang indah di lembah ini sejauh mata memandang.Suasana suram dan gelap sudah menghinggapi Rawindra saat dia mendekati Lembah Kesuraman."Pantas lembah ini dinamakan Lembah Kesuraman. Suasananyaa sangat suram dan mencekam!"Pendekar Tangan Satu ini mencoba melihat situasi terlebih daahulu sebelum memasuki lembah yang menakutkan ini."Dingin sekali lembah ini, tapi dinginnya bukan dingin yang menyenangkan. Terasa sakit semua tulang terkena dinginnya hawa lembah ini," ujarnya.Tidak ada pepohonan hijau seperti lembah pada umumnya yang indah dan subur di dalam Lembah Kesuraman.Hanya ada pepohonan yang sudah mati dan menghitam, bahkan menyebarkan hawa bus*k. Pohon-pohon mati ini terlihat bagaikan hidup seperti pohon mati di hutan mati yang menyerangnya habis-habisan."Apa yang sebenarnya direncanakan gadis iblis itu? Kenapa harus aku yang memasuki Lemba
"Hati-hati, Rawindra! Pusaka iblis ini dijaga oleh Pendekar Cakar Iblis! Kamu harus mengalahkannya untuk mendapatkan Pusaka Iblis ini!" seru suara Veela memberikan petunjuk kepada Rawindra. “Kenapa kamu tidak datang sendiri saja untuk menantang Pendekar Cakar Iblis ini? Kenapa juga baru memberitahukanku masalah ini sekarang?” gerutu Rawindra yang kesal dengan iblis cantik ini yang bertindak seenaknya. “Aku lupa tadi! Seharusnya aku memberitahukanmu kalau Lembah Kesuraman dihuni oleh Pendekar Cakar Iblis!” sahut Veela. "Jadi kamu bisa lebih cepat menemukan Pusakaa Iblis!" “Lupa apa sengaja lupa? Aku tidak percaya padamu!” seru Rawindra dengan jengkelnya. “Aku benar-benar lupa, Windra! Seharusnya aku memberitahumu masalah ini!” sahut suara Veela ini tanpa penyesalan sama sekali. “Kenapa juga Pusaka Iblis ini harus dijaga oleh Pendekar Cakar Iblis? Apa pendekar ini sangat hebat?" tanya Rawindra. “Ada kisahnya tapi yang penting sekarang kamu harus meminta kembali Pusaka Iblis yang t