Hari sudah sore saat Rawindra kembali dengan membawa mustika jiwa berwarna merah.“Bagaimana caramu menghadapi harimau api yang sulit dikalahkan ini?” tanya kakek petapa.Rawindra menceritakan semuanya tanpa ada yang dilewatkan sedikit pun.“Aku baru tahu kalau ada spirit chi yang hidup di dasar jurang ini? Ternyata dia yang mengendalikaan harimau api selama ini. Pantas banyak makhluk hidup yang bukan hewan spirit menghilang semua, ternyata dibasmi oleh spirit chi yang memanfaatkan tubuh hewan spirit harimau api ini.”“Aku sudah mengurung spirit chi ini ke dalam mustika jiwa biru ini, Kek!” sahut Rawindra.“Kamu melakukannya? Bagaimana kamu tahu kalau mustika jiwa biru ini bisa menyerap spirit chi?” tanya Kakek Petapa.“Aku tidak tahu! Aku hanya mencoba-coba saja dan ternyata berhasil! Apa sebenarnya fungsi mustika jiwa ini, Kek?” ujar Rawindra.“Mustika jiwa biru memang bisa dipakai untuk menyerap elemen chi dari alam semesta, tapi aku baru tahu kalau spirit chi bisa juga diserap ke
“Windra, kamu sudah pulang ... bagaimana pertarunganmu dengan Black Panther?” tanya kakek petapa dengan suara lirih.“Jangan banyak bicara dahulu, Kek! Apa yang telah terjadi di sini?” tanya Rawindra.“Maafin, kakek! Spirit Chi berhasil meloloskaan diri dari mustika jiwa! Semua ini salah kakek yang penasaran dengan keberhasilanmu menangkap spirit chi ini. Gara-gara kakek memegang mustika jiwa ini menyebabkan mustika jiwa terbuka dan spirit chi ini lolos dengan menyerang tubuh refleksi jiwa yang tidak mampu apa-apa ini!"“Kakek harus diobati! Bagaimana cara mengobati tubuh kakek ini?” tanya Rawindra.“Kakek ingin kamu mencari beberapa jenis tanaman spirit untuk diolah menjadi ramuan yang bisa mengobati kakek ini yaitu Red Plant yang warna tanamannya merah berdaun kecil, Soul Herb yang mirip jamur, Spirit Grass yang bercahaya putih, Nirvana Plant, Heavenly Herb, dan Ancient Leaf yaitu tanaman berbentuk daun warna kuning emas. Jangan lupa daun hidup berwarna kuning Gods of Leaf. Semua ta
Setelah tiga hari terbaring dan dirawat oleh Rawindra, akhirnya kakek petapa sembuh total berkat ramuan obat yang diminumnya.Rawindra yang mencampurnya atas petunjuk dari kakek petapa untuk meramu obat ini.Tanpa kesulitan, pemuda ini berhasil membuat ramuan yang akhirnya menyembuhkan kakek petapa ini.Black Panther ikut menjaga tempat ini karena khawatir spirit chi datang untuk membalas dendam setelah berhasil menerobos segel pertahanan yang dibuat oleh kakek petapa.“Kamu sudah sembuh, petapa tua?” tanya Black Panther saat kakek petapa keluar dari rumah kecil.“Terima kasih sudah ikut menjaga tempat ini, Panther!” sahut kakek petapa.“Aku sudah berkeliling tempat ini dan bisa aku pastikan kalau spirit chi sudah tidak berada di dasar jurang ini lagi. Mungkin dia sudah kabur ke atas permukaan!” kata Black Panther sambil mengiringi langkah kakek petapa.“Bagus kalau begitu ... jadi aku tidak perlu cemas lagi! Beruntung segela pertahanan ini tidak rusak total sehingga Iblis Kematian ma
Tidak terasa 3 tahun berlalu dengan cepatnya.Kakek Petapa berhasil juga mencapai batas waktu yang diinginkannya, padahal perkiraan hidupnya hanya 2 tahun setelah penyerangan yang dilakukan oleh Spirit Chi.“Ada yang ingin kakek sampaikan padamu sebelum kakek tiada. Kakek pernah bilang tentang gadis yang menempati rumah kecil yang sekarang kamu tempati ini?” tanya kakek petapa.“Kata kakek, gadis itu sudah meninggal di sini, tapi kok aku tidak melihat kuburannya ya kek?” tanya Rawindra.“Kakek bohong padamu, Windra ... maafin kakek. Gadis itu bernama Aisya. Terakhir yang kakek tahu dia menetap di Kota Pendekar yang ada di Alam Iblis ini. Dia juga menguasai kultivasi kuno yang kakek ajarkan, hanya karena dia ingin melihat dunia luar, maka dia pergi dan tidak pernah kembali lagi. Kakek tidak tahu apakah dia berhasil mencapai Immortal untuk keabadian sehingga masih hidup sampai sekarang atau dia sudah tiada. Kalau memang dia berhasil mencapai keabadian, kabarin padanya kalau kakek sudah
Kota Pendekar. Sebuah kota yang sangat padat penduduknya ini merupakan kota terbesar di Alam Iblis yang dipimpin oleh Kaisar Naga yang telah mencapai keabadian.Kaisar Naga sudah cukup puas hanya memerintah di Kota Pendekar saja, tanpa pernah keluar dari kota terpadat ini.Kota Pendekar terdiri dari beberapa distrik yaitu Distrik Bebas, Distrik Kaisar, Distrik Bangsawan, Distrik Perdagangan, dan Distrik Kumuh.Distrik Bebas adalah distrik yang terletak tepat di gerbang masuk Kota Pendekar. Distrik ini memperbolehkan pendatang untuk menginap dan bersenang-senang di penginapan ataupun kedai minuman dan makanan yang terdapat di kota ini. Jika ingin memasuki distrik selanjutnya harus memiliki ijin dan jaminan dari penghuni asli Kota Pendekar.Distrik Kaisar adalah distrik pemerintahan Kota Pendekar dengan Kaisar Naga sebagai kepala pemerintahannya dengan dibantu walikota untuk urusan sehari-hari. Seluruh keluarga kerajaan tinggal di distrik ini ... termasuk semua pelayan dan dayang istana
Rawindra tampak menikmati sekali makanan di Kedai makanan yang disinggahinya, tanpa menyadari sudah ada gadis cantik yang berdiri di sampingnya.Keharuman tubuh gadis cantik ini menyadarkan Rawindra kalau ada orang lain di dekatnya.Matanya langsung melihat sosok gadis cantik ini. Masih muda, berambut panjang, dan tinggi langsing.Gadis cantik ini hanya terdiam sambil tesenyum melihat lahapnya Rawindra menghabiskan makanannya."Tuan Muda, ini pemilik Balai Lelang yang Tuan Muda cari!" kata petugas gerbang yang masih tetap di sana menunggu janji Rawindra untuk memberinya upah tambahan."Ini koin perak untukmu!" seru gadis cantik tadi sambil memberikan beberapa koin perak kepada petugas gerbang. ”Jangan minta lagi sama Tuan Muda ini!”"Terima kasih, Nona!' seru petugas gerbang yang kegirangan karena mendapat rejeki yang tidak terduga.Gadis ini kembali memperhatikan Rawindra yang kembali menikmati makanannya padahal tadi sudah sempat memperhatikan dirinya."Apa Tuan Muda benar-benar aka
“BP? Kamu masih di sini?’ tanya Rawindra. “Maaf kalau aku lupa kalau kamu ikut bersamaku, habis kamu tidak kelihatan jadinya aku lupa!”“Tidak masalah! Aku tinggu di kamar Balai Lelang saja ya! Aku tidak begitu suka dengan keramaian!” sahut Black Panther.“Baiklah! Kamu ke kamar saja dahulu!” sahut Rawindra.Tidak berapa lama kemudian, gadis pemilik Balai lelang muncul kembali."Ada satu pedang yang sangat bagus dan kuat, Tuan Muda!" ujar gadis ini setelah kembali dari ruang pameran barang lelang."Pedang seperti apa yang kamu maksud?" tanya Rawindra."Pedang ini disebut Pedang Halilintar karena pedang ini katanya bisa mengeluarka elemen petir, juga konon pedang ini sering digunakan pendekar ternama pada jaman dahulu. Itu yang aku tahu, tapi terserah padamu!' ujar gadis cantik ini."Bagaimana dengan harga awalnya? Murah atau mahal?" tanya Rawindra."Tidak begitu mahal sih ... awal di 100 koin emas! Apa sekarang kamu memiliki koin emas sebanyak itu? Atau kamu mau ambil bayaranmu sekara
Bukan hanya bagian luar bangunan rumah Aisya yang indah tapi bagian dalamnya juga. Rawindra baru pertama kali melihat rumah dengan kemewahan seperti yang ditemukannya di rumah Aisya. “Aku mau mandi dahulu! Kamu pilih saja mau tinggal di kamar yang mana!” seru Aisya yang langsung meninggalkan Rawindra menuju kamar mandinya yang juga mewah. Rawindra sampai terpaku melihat semuanya. “Kamu bisa mandi di kamar mandi tamu di bagian belakang, Rawindra! Aku ada pakaian bersih yang bisa kamu ganti. Semoga cocok dengan tubuhmu,” Rawindra menuju ke kamar mandi belakang. Di depannya sudah tersedia pakaian bersih untuknya. Setelah mandi, tubuhnya terasa segar. “Enak ya jadi oraang kaya. Semuanya ada!” batinnya. Saat menuju ke ruang depan, dia berpapasan dengan Aisya yang hanya memakai handuk saja di tubuhnya, yang memperlihatkan sesuatu yang menyembul di balik handuk yang menutupi tubuhnya.Kecantikan dan keindahan tubuh Aisya juga membuat Rawindra tidak kuasa bergerak dan terus menatap gad
Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu
"Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a
Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang
Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,
Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya
Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis
Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa