"APAAA ...!!!"Iblis Dimensi begitu terkejut melihat gerakan Pedang Pembasmi Iblis yang digunakan Dewi Naga untuk menaklukan dirinya.Hanya satu ahli ilmu bela diri yng menguasai ilmu pedang ini yang berhasil mengalahkannya. Pendekar pedang ini terkenal dengan julukan Pendekar Pedang Iblis."Siapa yang mengajarimu jurus pedang ini?" tanya Iblis Dimensi.Dewi Naga tampak tidak menghiraukan sama sekali pertanyaan dari Iblis Dimensi ini."Bukan urusanmu, Iblis Dimensi! Aku hanya ingin kamu keluar dari tubuh Rawindra!" sahut Dewi Naga."Katakan dahulu siapa yang mengajarimu ... aku akan pertimbangkan untuk keluar dari tubuh pemuda ini!' sahut Iblis Dimensi.Kumala Dewi memandang curiga terhadap Iblis Dimensi ini."Tadi kamu bersikeras untuk tetap berada di dalam tubuh Rawindra, kenapa sekarang kamu melunak dan akan keluar dari dalam tubuhnya?" tanya Dewi Naga."Tidak perlu banyak bertanya padaku! aku hanya ingin kamu menyebut Master Pedang yang mengajarimu jurus pedang ini," sahut Iblis
"RAWINDRA!"Teriakan kencang dari Adista tidak juga membuat Pendekar Tangan Satu ini kembali ingatannya, malahan semakin membuatnya kebingungan."Siapa kalian? Kenapa aku berada di sini?" tanya Rawindra."Kamu harus mengebalikan ingatan Rawindra, Iblis Dimensi! Bukan begini perjanjian kita!" tegur Dewi Naga."Hilang ingatan pemuda ini diluar kuasaku, Dewi Naga! Aku tidak menyangka kalau membuka segel ingatan masa lalunya malahan membuatnya lupa segala-galanya!" sahut Iblis Dimensi yang tidak ingin disalahkan."Apa tidak ada jalan lain untuk mengembalikan ingatannya?" tanya Dewi Naga."Ada! Aku akan menyegel kembali ingatan masa lalunya!" sahut Iblis Dimensi."Lakukan saja! Lain kali baru kita kembalikaan lagi ingatan masa lalunya!" perintah Dewi Naga."Siap, Tuan Putri!" sahut Iblis Dimensi yang kembali menguasai tubuh Rawindra unbtuk menyegel kembali ingatan pemuda tangan satu ini."Apa tidak berbahaya membiarkan Iblis Dimensi kembali menguasai Windra?" tanya Adista."Tenang saja!aku
Kemana sebenarnya Rawindra? Kenapa pemuda yang tadinya kelelahan ini bisa menghilang dari kamarnya tapi tidak ada di tempat makan malam bersama? Rawindra yang baru tersadar dari mimpi buruknya ini meninggalkan Dewi Naga dan kedua sahabatnya Adista dan Sagara untuk kembali ke kamarnya beristirahat. Tanpa Pendekar Tangan Satu ini sadari, ada yang mengikutinya dari tempat pertaandingan semifinal ini. Sosok perempuan misterius berpakaian hijau yang beberapa kali menolongnya dari kematian ini. Rawindra tidak menyadari kalau dia sedang diikuti yang menunjukkan kehebatan perempuan misterius ini. "Kamu sudah besar, Rawindra! Sayang, tangan kirimu cacat akibat ulah ayahmu yang tidak bertanggung jawab itu!" Tampak kegeraman di wajah perempuan cantik jelita ini. Perempuan misterius ini tetap mengamati Rawindra dari kejauhan saat Pendekar Tangan satu ini kelelahan dan langsung tidur pulas. "Kasihan sekali kamu, Nak! Ayahmu benar-benar memanfaatkan dirimu untuk kepentingannya sendiri! Sehar
"TUNGGU!"Suara teriakan dari arah belakangnya menghentikan langkah perempuan misterius berpakaian hijau ini."Siapa sebenarnya dirimu, perempuan misterius?" tanya Rawindra yang baru tersadar dari tidur pulasnya.Perempuan misterius ini berbalik dan menatap Pendekar Taangan satu ini sambil tersenyum."Tidak penting siapa diriku, Rawindra! Aku selalu melindungimu!" sahut perempuan misterius ini."Apa hubungannya aku denganmu? kenapa kau membantuku?" tanya Rawindra.Perempuan misterius ini menatap wajah Rawindra dengan lembutnya. Pendekar Tangan satu ini juga merasakan sesuatu yang aneh saat perempuan misterius ini menatap wajaahnya.Kok ada perasaan lembut yang menyenangkan mengalir di dalam tubuhku? Apa ... jangan-jangan ... perempuan misterius ini adalah ibuku?"Aku tidak boleh berlama-lama di sini! Mungkin juga aku akan pergi dari Pulau Pedang hari ini juga!" ujar perempuan misterius ini."Apa kamu ini ibuku?" tanya Rawindra langsung kepada perempuan misterius ini.Sontak perempuan
Pendekar Tangan Satu ini terdiam saat perempuan misterius ini memutuskan untuk memberikannya kesempatan bertanya tentang perempuan yang selalu menolongnya ini."Kenapa diam? Tadi kamu ingin sekali mengetahui tentang diriku!" ujar perempuan misterius ini."Siapa sebenarnya dirimu? Maksudku, nama aslimu dan julukanmu di dunia persilatan?" tanya Rawindra."Kalau aku beritahu namaku, apa kamu akan tetap seperti sekarang yang mempercayaiku?" tanya perempuan misterius ini."Memangnya apa yang bisa membuatku tidak mempercayaimu?" tanya Rawindra."Namaku! Mungkin kamu sudah pernah mendengar namaku, tapi mungkin juga tidak! Tapi, yang pasti kisah yang diceritakan tentang diriku selalu buruk! Aku juga tidak tahu kenapa cerita yang sebenarnya diputar balikkan menjadi suatu pembohongan!" sahut perempun misterius ini."Apa maksudmu? Apa semua cerita bohong itu berhubungan dengan diriku?" tanya Rawindra."Aku tidak mengharapkan kamu percaya ceritaku, karena cerita yang beredar sangat tidak sesuai d
Seleksi pertandingan semifinal akhirnya berhasil diadakan juga setelah sempat terjadi insiden pembatalan yang dilakukan oleh Dewi Naga sehari sebelumnya."Seleksi pertama mempertemukan Arkasena, Pendekar Pulau Iblis melawan Rawindra Pendekar Tangan Satu!" seru panitia seleksi.Arkasena sepertinya sudah berhasil bangkit dari keterpurukan akibat ketakutannya terhadap Iblis Dimensi sebelumnya.Keangkuhannya tampak sangat mencolok dengan pandangan menghinanya terhadap Rawindra, padahal sehari sebelumnya dia begitu ketakutan terhadap pemuda tangan satu ini."Kamu tidak bisa apaa-apa tanpa iblis di dalam tubuhmu, tangan buntung!" hina Arkasena.Rawindra hanya tersenyum menanggapi hinaan dari rkasena yang bermaksud menjatuhkan mentalnya."Biar tangan buntung tapi aku masih sanggup membuatmu ketakutan sampai celanmu basah kemarin!" balas Pendekar Tangan satu ini yang membuat seluruh penonton seleksi tertawa."Kurang ajar! Berani sekali kamu menghinaku!" sahut Arkasena dengan wajah memerah men
Pertandingan lainnya mempertemukan Sagara melawan Kumala Dewi yang dijuluki Pendekar Dewi Naga, karena kecantikannya yang luar biasa.Kumala Dewi menyingkirkan semua pesaingnya dengan mudah, dan hanya memerlukan kurang dari tiga jurus saja untuk mengalahkan pesaingnya.Pertandingan semifinal kedua ini diadakan di luar ruangan, mengingat kedua peserta seleksi semifinal ini memiliki jurus-jurus bela diri yang dasyat. Panitia seleksi khawatir kalau serangan kedua peserta seleksi ini akan merusak markas Perguruan Pedang Patah.Sagara sangat bersemangat untuk menghadapi Kumala Dewi.Penampilan Kumal Dewi saat menghadapi Sagara bahkan jauh lebih cantik daripada sebelumnya.Tidak ada yang menyangka kalau gadis yang terlihat anggun ini memiliki jurus pendekar yang sangat hebat."Silahkan menyerang terlebih dahulu, Nona!" seru Sagara."Kamu memang pria yang sopan tapi kamu juga akan kalah!" sahut Kumala Dewi."Tidak masalah kalau kalah dengan pendekar secantik Nona!" ujar Sagara.Walaupun mere
Kepulan asap masih menutupi tempat seleksi pertandingan antara Pendekar Matahari melawan Pendekar Dewi Naga.Masih belum terlihat sosok Sagara ataupun Kumala Dewi karena tebalnya asap yang menyelimuti tempat pertandingan ini."Apa kamu melihat sesuatu, Adista?" tanya Rawindra."Tidak terlihat apapun! Asap ini sangat tebal dan belum menghilang!" sahut Adista."Apa mereka baik-baik saja? Semoga tidak ada yang luka parah!" ujar Rawindra."Aku juga berharap demikian, Windra! Kita tunggu saja sampai asap ini hilang karena kita dilarang mendekati tempat pertandingan," ucap Adista.Semua penonton seleksi pertandingan ini terlihat sangat penasaran dengan kondisi kedua peserta seleksi ini setelah benturan keras antara mereka.Perlahan-lahan asap menghilang dan pandangan penonton mulaiterang ke arah tempat pertandingan.Terlihat dua peserta seleksi yang masih tegak berdiri di tempatnya masing-masing tanpa terluka sedikitpun."Kak Sagara masih berdiri tegak!" teriak Rawindra.Wajah Adista juga b
Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu
"Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a
Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang
Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,
Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya
Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis
Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa