Seleksi pertandingan semifinal akhirnya berhasil diadakan juga setelah sempat terjadi insiden pembatalan yang dilakukan oleh Dewi Naga sehari sebelumnya."Seleksi pertama mempertemukan Arkasena, Pendekar Pulau Iblis melawan Rawindra Pendekar Tangan Satu!" seru panitia seleksi.Arkasena sepertinya sudah berhasil bangkit dari keterpurukan akibat ketakutannya terhadap Iblis Dimensi sebelumnya.Keangkuhannya tampak sangat mencolok dengan pandangan menghinanya terhadap Rawindra, padahal sehari sebelumnya dia begitu ketakutan terhadap pemuda tangan satu ini."Kamu tidak bisa apaa-apa tanpa iblis di dalam tubuhmu, tangan buntung!" hina Arkasena.Rawindra hanya tersenyum menanggapi hinaan dari rkasena yang bermaksud menjatuhkan mentalnya."Biar tangan buntung tapi aku masih sanggup membuatmu ketakutan sampai celanmu basah kemarin!" balas Pendekar Tangan satu ini yang membuat seluruh penonton seleksi tertawa."Kurang ajar! Berani sekali kamu menghinaku!" sahut Arkasena dengan wajah memerah men
Pertandingan lainnya mempertemukan Sagara melawan Kumala Dewi yang dijuluki Pendekar Dewi Naga, karena kecantikannya yang luar biasa.Kumala Dewi menyingkirkan semua pesaingnya dengan mudah, dan hanya memerlukan kurang dari tiga jurus saja untuk mengalahkan pesaingnya.Pertandingan semifinal kedua ini diadakan di luar ruangan, mengingat kedua peserta seleksi semifinal ini memiliki jurus-jurus bela diri yang dasyat. Panitia seleksi khawatir kalau serangan kedua peserta seleksi ini akan merusak markas Perguruan Pedang Patah.Sagara sangat bersemangat untuk menghadapi Kumala Dewi.Penampilan Kumal Dewi saat menghadapi Sagara bahkan jauh lebih cantik daripada sebelumnya.Tidak ada yang menyangka kalau gadis yang terlihat anggun ini memiliki jurus pendekar yang sangat hebat."Silahkan menyerang terlebih dahulu, Nona!" seru Sagara."Kamu memang pria yang sopan tapi kamu juga akan kalah!" sahut Kumala Dewi."Tidak masalah kalau kalah dengan pendekar secantik Nona!" ujar Sagara.Walaupun mere
Kepulan asap masih menutupi tempat seleksi pertandingan antara Pendekar Matahari melawan Pendekar Dewi Naga.Masih belum terlihat sosok Sagara ataupun Kumala Dewi karena tebalnya asap yang menyelimuti tempat pertandingan ini."Apa kamu melihat sesuatu, Adista?" tanya Rawindra."Tidak terlihat apapun! Asap ini sangat tebal dan belum menghilang!" sahut Adista."Apa mereka baik-baik saja? Semoga tidak ada yang luka parah!" ujar Rawindra."Aku juga berharap demikian, Windra! Kita tunggu saja sampai asap ini hilang karena kita dilarang mendekati tempat pertandingan," ucap Adista.Semua penonton seleksi pertandingan ini terlihat sangat penasaran dengan kondisi kedua peserta seleksi ini setelah benturan keras antara mereka.Perlahan-lahan asap menghilang dan pandangan penonton mulaiterang ke arah tempat pertandingan.Terlihat dua peserta seleksi yang masih tegak berdiri di tempatnya masing-masing tanpa terluka sedikitpun."Kak Sagara masih berdiri tegak!" teriak Rawindra.Wajah Adista juga b
Pertandingan Final Seleksi antara Pendekar Tangan Satu-Rawindra melawan Pendekar Dewi Naga-Kumala Dewi baru akan dilaksanakan tiga hari lagi.Seluruh peserta seleksi masih diijinkan untuk tinggal di Pulau Pedang menyaksikan seleksi final untuk menentukan siapa yang berhak menjadi juara seleksi dan mendapat kehormatan langsung diajari oleh Ketua Sekte Pedang Patah.Sagara yang dirawat, sudah bisa keluar dari ruang perawatan keesokan harinya.Sagara dan Adista termasuk yang bergembira karena sahabat mereka, Rawindra berhasil lolos ke partai puncak perebutan gelar juara seleksi tahun ini."Windra! Hebat sekali kamu!" teriak Sagara menyapa Rawindra yang sedang duduk sendirian."Iya ... kita saja tidak lolos ya Tuan Muda!' seru Adista."Aku jadi tidak enak hati sama kalian! Aku tidak menyangka akan lolos ke partai puncak. Tujuanku hanya menjadi murid rendahan dari sekte Pedang Patah ini!" ujar Rawindra."Tidak perlu merendah hati, Sahabat! Kami turut senang kamu bisa lolos untuk melawan Ku
Baru saja Pendekar Tangan Satu ini sampai di depan kamar penginapannya, Adista sudah menunggu di depan kamarnya ini."Ayo Rawindra! Kita jelajahi Pulau Pedang ini!" ajak Adista.'Menjelajahi pulau ini? Memangnya boleh, Adista?" tanya Rawindra berpura-pura padahal dia baru saja dari kolam air terjun."Apa salahnya menjelajahi pulau ini? Kan tidak ada rahasia apa-apa!" seru Adista."Benar juga katamu! Kenapa harus dilarang ya?" ujar Rawindra."Jadi tidak?" tanya Adista."Yuk! Kita mau ke arah mana dari pulau ini?" tanya Rawindra."Ke arah pegunungan saja, kelihatannya indah, Windra!" seru Adista."Ajak Kak Sagara tidak?" tanya Rawindra lagi, padahal dia tahu kalau pemuda ini sedang berada di kolam air terjun.Adista bingung dengan pertanyaan Rawindra.Sebenarnya dia ingin menghabiskan waktu berduaan dengan Rawindra.Tanpa sadar, Adista sudah jatuh hati terhadap Rawindra."Biar saja Tuan Muda istirahat! Kita berdua saja bagaimana?" tegas Adista."Boleh saja, tidak masalah!" jawab Rawindr
Keramaian mulai tampak sejak pagi-pagi sekali di tempat terbuka yang khusus disediakan untuk seleksi pertandingan final dalam memperebutkan Juara Sejati ini.Seluruh peserta seleksi yang telah gugur terlihat berkumpul dan saling berbincang-bincang mengenai peluang kedua peserta seleksi pertandingan final ini."Pertarungan terakhir untuk menentukan peserta seleksi yang akan mendapatkan bimbingan langsung dari ketua sekte Pedang Patah segera dimulai! Pihak yang kalah tetap menjadi pemenang dan mendapat perlakuan khusus!" seru panitia seleksi.Rawindra sudah berdiri dengan tegap, walaupun tangan kirinya tidak ada.Kumala Dewi tampak cantik dengan pakaian putih yang juga membalut kulit putih bersihnya."Rawindra, Pendekar Tangan Satu akan melawan Kumala Dewi, Pendekar Dewi Naga! Pertarungan ini bebas, jadi apabila terkaji salah satu peserta tewas dalam seleksi ini maka pihak yang menang tidak akan disalahkan!" seru panitia seleksi lagi."Apa yang terjadi? Kenapa aturan seleksi diubah begi
"Kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi, Dewi Naga?" tanya Rawindra. "Apa maksudmu?" tanya Kumala Dewi. "Aku disuruh seseorang untuk mengalah padamu, dan sekarang peraturan seleksi final diubah begitu saja!" jelas Rawindra. "Ada yang menyuruhmu untuk mengalah padaku?" tanya Kumala Dewi. "Benar! Sosok yang berpakaian serba hitam ini mengancam akan membunuh kakekku kalau aku tidak menuruti perintahnya!" sahut Rawindra. "Aku tidak terlibat dengan semua ini, Windra! Aku menginginkan pertarungan yang jujur!" ujar Kumala Dewi. "Aku tahu itu, Dewi Naga! Aku hanya penasaran dengan semua yang terjadi belakangan ini!" sahut Rawindra. "Aku tidak akan melanjutkan pertarungan ini apabila kamu tidak melawanku!" seru Dewi Naga."Aku tahu! Aku hanya mengungkapkaan kejadian yang sebenarnya agar kau tahu!" sahut Rawindra."Harap segera melanjutkan pertarungan seleksi final ini!"Terdengar seruan dari panitia seleksi untuk segera bertanding karena ketua Perguruaan Pedang Patah sudah berada di temp
Rawindra yang terjatuh keras oleh pukulan Tapak Dewi Naga masih bisa bangkit kembali setelah hampir dinyatakan kalah."Kamu tidak apa-apa Windra?" tanya Kumala Dewi dengan wajah cemasnya."Tidak perlu berpura-pura baik kamu, Dewi Naga! Seranganmu terhadap Windra sangat mematikan!" sahut Adista dengan wajah penuh kemarahan.Gadis ini terkejut dengan serangan mematikan yang dikeluarkan oleh Kumala Dewi terhadap Rawindra, Suatu hal yang tidak pernah diduga olehnya karena Dewi Naga ini sudah menjadi sahabat mereka.Kumala Dewi terkejut dengan dengan ucapan Adista yang menuduhnya sengaja membunuh Rawindra."Aku hanya mengikuti instruksi dari Rawindra untuk bertarung habis-habisan, karena kalau aku tidak bersungguh-sungguh maka Rawindra akan menyerah kalah," jelas Kumala Dewi.Pendekar Tangan Satu ini berusaha meredakan ketegangan antara Kumala Dewi dan Adista yang kembali memanas setelah sempat mereda."Aku tidak apa-apa! Benar kata Dewi Naga, Adista ... aku yang menyuruhnya bersungguh-sun