Share

44. Kamu Harus Kalah!

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-13 19:27:56

Pertandingan Final Seleksi antara Pendekar Tangan Satu-Rawindra melawan Pendekar Dewi Naga-Kumala Dewi baru akan dilaksanakan tiga hari lagi.

Seluruh peserta seleksi masih diijinkan untuk tinggal di Pulau Pedang menyaksikan seleksi final untuk menentukan siapa yang berhak menjadi juara seleksi dan mendapat kehormatan langsung diajari oleh Ketua Sekte Pedang Patah.

Sagara yang dirawat, sudah bisa keluar dari ruang perawatan keesokan harinya.

Sagara dan Adista termasuk yang bergembira karena sahabat mereka, Rawindra berhasil lolos ke partai puncak perebutan gelar juara seleksi tahun ini.

"Windra! Hebat sekali kamu!" teriak Sagara menyapa Rawindra yang sedang duduk sendirian.

"Iya ... kita saja tidak lolos ya Tuan Muda!' seru Adista.

"Aku jadi tidak enak hati sama kalian! Aku tidak menyangka akan lolos ke partai puncak. Tujuanku hanya menjadi murid rendahan dari sekte Pedang Patah ini!" ujar Rawindra.

"Tidak perlu merendah hati, Sahabat! Kami turut senang kamu bisa lolos untuk melawan Ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   45. Asmara Dewi Naga

    Baru saja Pendekar Tangan Satu ini sampai di depan kamar penginapannya, Adista sudah menunggu di depan kamarnya ini."Ayo Rawindra! Kita jelajahi Pulau Pedang ini!" ajak Adista.'Menjelajahi pulau ini? Memangnya boleh, Adista?" tanya Rawindra berpura-pura padahal dia baru saja dari kolam air terjun."Apa salahnya menjelajahi pulau ini? Kan tidak ada rahasia apa-apa!" seru Adista."Benar juga katamu! Kenapa harus dilarang ya?" ujar Rawindra."Jadi tidak?" tanya Adista."Yuk! Kita mau ke arah mana dari pulau ini?" tanya Rawindra."Ke arah pegunungan saja, kelihatannya indah, Windra!" seru Adista."Ajak Kak Sagara tidak?" tanya Rawindra lagi, padahal dia tahu kalau pemuda ini sedang berada di kolam air terjun.Adista bingung dengan pertanyaan Rawindra.Sebenarnya dia ingin menghabiskan waktu berduaan dengan Rawindra.Tanpa sadar, Adista sudah jatuh hati terhadap Rawindra."Biar saja Tuan Muda istirahat! Kita berdua saja bagaimana?" tegas Adista."Boleh saja, tidak masalah!" jawab Rawindr

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   46. Aturan Seleksi Final

    Keramaian mulai tampak sejak pagi-pagi sekali di tempat terbuka yang khusus disediakan untuk seleksi pertandingan final dalam memperebutkan Juara Sejati ini.Seluruh peserta seleksi yang telah gugur terlihat berkumpul dan saling berbincang-bincang mengenai peluang kedua peserta seleksi pertandingan final ini."Pertarungan terakhir untuk menentukan peserta seleksi yang akan mendapatkan bimbingan langsung dari ketua sekte Pedang Patah segera dimulai! Pihak yang kalah tetap menjadi pemenang dan mendapat perlakuan khusus!" seru panitia seleksi.Rawindra sudah berdiri dengan tegap, walaupun tangan kirinya tidak ada.Kumala Dewi tampak cantik dengan pakaian putih yang juga membalut kulit putih bersihnya."Rawindra, Pendekar Tangan Satu akan melawan Kumala Dewi, Pendekar Dewi Naga! Pertarungan ini bebas, jadi apabila terkaji salah satu peserta tewas dalam seleksi ini maka pihak yang menang tidak akan disalahkan!" seru panitia seleksi lagi."Apa yang terjadi? Kenapa aturan seleksi diubah begi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   47. Pertarungan Seleksi Final

    "Kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi, Dewi Naga?" tanya Rawindra. "Apa maksudmu?" tanya Kumala Dewi. "Aku disuruh seseorang untuk mengalah padamu, dan sekarang peraturan seleksi final diubah begitu saja!" jelas Rawindra. "Ada yang menyuruhmu untuk mengalah padaku?" tanya Kumala Dewi. "Benar! Sosok yang berpakaian serba hitam ini mengancam akan membunuh kakekku kalau aku tidak menuruti perintahnya!" sahut Rawindra. "Aku tidak terlibat dengan semua ini, Windra! Aku menginginkan pertarungan yang jujur!" ujar Kumala Dewi. "Aku tahu itu, Dewi Naga! Aku hanya penasaran dengan semua yang terjadi belakangan ini!" sahut Rawindra. "Aku tidak akan melanjutkan pertarungan ini apabila kamu tidak melawanku!" seru Dewi Naga."Aku tahu! Aku hanya mengungkapkaan kejadian yang sebenarnya agar kau tahu!" sahut Rawindra."Harap segera melanjutkan pertarungan seleksi final ini!"Terdengar seruan dari panitia seleksi untuk segera bertanding karena ketua Perguruaan Pedang Patah sudah berada di temp

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   48. Siapakah Pemenang Seleksi?

    Rawindra yang terjatuh keras oleh pukulan Tapak Dewi Naga masih bisa bangkit kembali setelah hampir dinyatakan kalah."Kamu tidak apa-apa Windra?" tanya Kumala Dewi dengan wajah cemasnya."Tidak perlu berpura-pura baik kamu, Dewi Naga! Seranganmu terhadap Windra sangat mematikan!" sahut Adista dengan wajah penuh kemarahan.Gadis ini terkejut dengan serangan mematikan yang dikeluarkan oleh Kumala Dewi terhadap Rawindra, Suatu hal yang tidak pernah diduga olehnya karena Dewi Naga ini sudah menjadi sahabat mereka.Kumala Dewi terkejut dengan dengan ucapan Adista yang menuduhnya sengaja membunuh Rawindra."Aku hanya mengikuti instruksi dari Rawindra untuk bertarung habis-habisan, karena kalau aku tidak bersungguh-sungguh maka Rawindra akan menyerah kalah," jelas Kumala Dewi.Pendekar Tangan Satu ini berusaha meredakan ketegangan antara Kumala Dewi dan Adista yang kembali memanas setelah sempat mereda."Aku tidak apa-apa! Benar kata Dewi Naga, Adista ... aku yang menyuruhnya bersungguh-sun

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   49. Pendekar Sejati

    Saat semua mengira Pendekar Tangan Satu akan tamat riwayatnya oleh pusaran inti badai, mendadak seluruh tubuh pendekar ini mengeluarkan cahaya terang yang berkilau membuat seluruh penonton tidak bisa melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.Sebuah sinar tampak memancar dari tempat pendekar ini berdiri sebelumnya. Sinar yang sangat besar langsung menuju ke pusaran inti badai dan secara menakjubkan menghancurkannya.“HAH!”Semua penonton terkesima oleh kejaadian yang baru saja dilihat oleeh mereka.Pendekar Tangan Satu yang diduga semula tidak punya kemampuan apa-apa, mendadak menjadi begitu hebatnya. Bahkan serangan maha dasyat dari Dewi Naga bisa dihancurkannya dengan mudah.“Apa yang sedang terjadi? Apa Tuan Muda bisa melihatnya?” tanya Adista.Sagara juga tidak mengerti oleh kejadian yang dilihatnya ini.“Aku juga tidak bisa melihat apa-apa, Adista!”Kilau cahaya terang berwarna keemasan ini masih saja belum redup sehingga tidak ada yang bisa menebak apakah Pendekar Tangan Satu i

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   50. Menemui Master Arkantra

    “Selamat, Windra!” ucap Dewi Naga walaupun ada rasa kekecewaan di wajahnya.“Terima kasih! Seharusnya kamu yang menjadi juara ... aku hanya beruntung saja!” ujar Rawindra."Sebagai juara dari seleksi sekte Pedang Patah, maka Rawindra berhak menemui langsung ketua perguruan untuk mendapatkan medali juara seleksi!" seru panitia seleksi pertandingan.Master Arkantra menerima medali juara seleksi daari panitia seleksi pertandingan untuk diberikan kepada Pendekar Tangan Satu ini.“Selamat atas kemenanganmu! Sesuai janji dari perguruan, kamu akan menerima pelajaran dasar-dasar ilmu bela diri dariku langsung!” ucap Maaster Arkantra sambil mengalungkaan medali juara seleksi ke leher Rawindra.“Terima kasih, Master!” balas Rawindra sambil menundukkan kepala memberi salam hormat.“Istirahatlah dan temui aku secepatnya ... ada yang harus kamu lakukaan terlebih dahulu sebelum mempelajaari jurus Pedang Patah!” ujar Master Arkantra yang berlalu dari tempat pertandingan.Anehnya, Master Arkantra per

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   51. Tantangan Fisik - Keseimbangan

    "Bagaimana bentuk tantangan fisik ini, Master?" tanya Rawindra laagi karena kurang menyimak ucapan Master Arkantra sebelumnya.."Tantangan fisik ini terbagi dua bagian yaitu Keseimbangan dan Kekuatan!" jelas Master Arkantra..Rawindra dengan serius mendengarkan penjelasan dari Master Arkantra. Pemuda ini tidak menyadari kalau Master Arkantra sedang melatih ulang dirinya agar bisa kuat dengan kemampuannya sendiri.Selama ini kekuatan dirinya berasaal dari Iblis Dimensi sertaa Kekuatan Tersembunyi yang masih belum diketahuinya."Tantangan Keseimbangan itu seperti apa?" tanya Rawindra.“Mari kita ke halaman belakang!” ajak Master Arkantra sambil tersenyum.Terlihat oleh Rawindra barisan tiang kayu yang tingginya tidak sama satu sama lainnya."Kamu lihat tiang-tiang kayu di sana?” tanya Master Arkantra.."Bagaimana Master bisa membangun tiang-tiang kayu ini dengan begitu cepat?' ujar Rawindra yang kagum dengan kehebatan Master Arkantra.“Hahaha ... tiang-tiang kayu ini sering kupakai untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   52. Tantangan Fisik - Kekuatan

    "Aku harus bisa melewati tantangan ini!" tekad Rawindra dalam hati.Rawindra memejamkan matanya berusaha konsentrasi penuh mengingat formasi tiang kayu ini."Aku harus menginjak tiang kayu di pinggiran dahulu yang melingkar ini!" gumamnya.Tiba-tiba Rawindra mulai mendapatkan gambaran formasi tiang kayu ini di pikirannya."Kok aku sekarang bisa mengetahui letak tiang-tiang kayu ini ya?" pikirnya tidak masuk akal. "Apa ini kemampuan dari kekuatan yang tersembunyi lama di dalam diriku?"Rawindra yang awalnya tidak percaya diri mampu melewati tantangan ini, mendadak mendapat kepercayaan diri yang tinggi saat mata batinnya bisa melihat keseluruhan posisi tiang kayu ini."Aku hanya perlu melompat dan mendarat di atas tiang kayu ini," katanya menyemangati dirinya sendiri.Pendekar ini tanpa ragu mulai melompat ke tiang kayu selanjutnya.Sempat terjadi ketidak seimbangan dirinya tapi Rawindra berhasil bertahan dan berdiri tegak di atas tiang kayu dengan satu kaki.Hufh!"Hampir saja nyawaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17

Bab terbaru

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status