“Selamat, Windra!” ucap Dewi Naga walaupun ada rasa kekecewaan di wajahnya.“Terima kasih! Seharusnya kamu yang menjadi juara ... aku hanya beruntung saja!” ujar Rawindra."Sebagai juara dari seleksi sekte Pedang Patah, maka Rawindra berhak menemui langsung ketua perguruan untuk mendapatkan medali juara seleksi!" seru panitia seleksi pertandingan.Master Arkantra menerima medali juara seleksi daari panitia seleksi pertandingan untuk diberikan kepada Pendekar Tangan Satu ini.“Selamat atas kemenanganmu! Sesuai janji dari perguruan, kamu akan menerima pelajaran dasar-dasar ilmu bela diri dariku langsung!” ucap Maaster Arkantra sambil mengalungkaan medali juara seleksi ke leher Rawindra.“Terima kasih, Master!” balas Rawindra sambil menundukkan kepala memberi salam hormat.“Istirahatlah dan temui aku secepatnya ... ada yang harus kamu lakukaan terlebih dahulu sebelum mempelajaari jurus Pedang Patah!” ujar Master Arkantra yang berlalu dari tempat pertandingan.Anehnya, Master Arkantra per
"Bagaimana bentuk tantangan fisik ini, Master?" tanya Rawindra laagi karena kurang menyimak ucapan Master Arkantra sebelumnya.."Tantangan fisik ini terbagi dua bagian yaitu Keseimbangan dan Kekuatan!" jelas Master Arkantra..Rawindra dengan serius mendengarkan penjelasan dari Master Arkantra. Pemuda ini tidak menyadari kalau Master Arkantra sedang melatih ulang dirinya agar bisa kuat dengan kemampuannya sendiri.Selama ini kekuatan dirinya berasaal dari Iblis Dimensi sertaa Kekuatan Tersembunyi yang masih belum diketahuinya."Tantangan Keseimbangan itu seperti apa?" tanya Rawindra.“Mari kita ke halaman belakang!” ajak Master Arkantra sambil tersenyum.Terlihat oleh Rawindra barisan tiang kayu yang tingginya tidak sama satu sama lainnya."Kamu lihat tiang-tiang kayu di sana?” tanya Master Arkantra.."Bagaimana Master bisa membangun tiang-tiang kayu ini dengan begitu cepat?' ujar Rawindra yang kagum dengan kehebatan Master Arkantra.“Hahaha ... tiang-tiang kayu ini sering kupakai untuk
"Aku harus bisa melewati tantangan ini!" tekad Rawindra dalam hati.Rawindra memejamkan matanya berusaha konsentrasi penuh mengingat formasi tiang kayu ini."Aku harus menginjak tiang kayu di pinggiran dahulu yang melingkar ini!" gumamnya.Tiba-tiba Rawindra mulai mendapatkan gambaran formasi tiang kayu ini di pikirannya."Kok aku sekarang bisa mengetahui letak tiang-tiang kayu ini ya?" pikirnya tidak masuk akal. "Apa ini kemampuan dari kekuatan yang tersembunyi lama di dalam diriku?"Rawindra yang awalnya tidak percaya diri mampu melewati tantangan ini, mendadak mendapat kepercayaan diri yang tinggi saat mata batinnya bisa melihat keseluruhan posisi tiang kayu ini."Aku hanya perlu melompat dan mendarat di atas tiang kayu ini," katanya menyemangati dirinya sendiri.Pendekar ini tanpa ragu mulai melompat ke tiang kayu selanjutnya.Sempat terjadi ketidak seimbangan dirinya tapi Rawindra berhasil bertahan dan berdiri tegak di atas tiang kayu dengan satu kaki.Hufh!"Hampir saja nyawaku
"Ayo, Rawindra! Kamu sudah harus bisa menarik bongkahan batu ini secepat mungkin sebelum lantai jebakan terbuka!" teriak Master Arkantra memberi semangat padanya.Master Arkantra yang semula tidak begitu perhatian dengan tantangan ini mulai bersemangat saat melihat Rawindra berhasil menyelesaikan tantangan keseimbangan yang sangat sulit dilakukan."Kenapa sulit sekali menggerakkan batu besar ini?" pikir Rawindra yang mulai putus asa.Sekuat tenaga Rawindra menarik rantai besar ini tapi batu besar ini tidaak bergeser sedikitpun.Apalagi dia hanya memiliki satu tangan saja yang sangat menyulitkan dirinya untuk menarik batu besar ini dengan sekauat tenaganya,Master Arkantra yang melihat kegagalan Rawindra menarik batu besar ini mulai cemas kalau pemuda ini akan mengalami kegagalan untuk melewati lantai jebakan.Kesulitan menarik rantai besar ini, Rawindra bergerak ke arah belakang batu besar, kemudian dengan sekuat tenaga mendorong batu besar ini dengan tubuhnya.Entah kekuatan apa yang
Dewi Naga yang muncul dengan balutan pakaian baru yang mempesona membuat Rawindra sejenak tidak bisa berkata-kata.“Kamu tinggal di sini?” tanyanya.“Aku diundang Master untuk tinggal sementara di Pulau Pedang untuk mengawasi seleksi lamjutan dari peserta seleksi perguruan.”Rawindra yang sebenarnya masih dipenuhi banyak pertanyaan memilih untuk tidak terlalu mendesak Dewi Naga ini agar Master Arkantra juga tidak curiga terhadap dirinya."Selamat Rawindra! Kamu berhasil melewati tantangan pertama yang sangat menguras tenagamu! Saatnya untuk tantangan Kedua!" seru Master Arkantra.Rawindra yang tampak kelelahan masih bisa tersenyum dan bersiap melanjutkan tantangan selanjutnya yaitu tantangan mental."Tantangan seperti apa yang akan Master berikan?" tanya Rawindra."Pulau Pedang ini sangat indah, tapi ada satu tempat yang sangat dijauhi oleh murid Perguruan yaitu Hutan Hantu!" sahut Master Arkantra."Hutan Hantu? Apa ada hantunya?" tanya Rawindra."Kamu akan tahu nanti, Rawindra! Tanta
Dewi Naga menemani Rawindra keluar dari kediaman Master Arkantra.“Kamu semakin hebat, Windra!” puji Kumala Dewi.“Tidak sehebat dirimu, Kumala Dewi! Aku hanya berusaha untuk menjadi yang terbaik!” sahut Rawindra.“Kamu ingin aku hadir tidak saat tantangan ketakutan nanti malam?” tanya Kumala Dewi.“Tentu saja, kalau kamu punya waktu!” ujar Rawindra.Berada di dekat Dewi Naga ini membuat detak jantung Rawindra semakin kencang.“Kamu kenapa?” tanya Kumala Dewi dengan lembut.“A-Aku ...”Rawindra tidak kuasa melanjutkaan ucapannya.“Kamu mau tidak aku temani sampai tengah malam nanti?”Tiba-tiba Dewi Naga mengajukan pertanyaan yang membuat Rawindra sedikit bingung.“Maksud kamu?” tanya Rawindra.“Kamu tertarik tidak sih sama aku?” tanya Dewi Naga lagi yang membuat Rawindra semakin gugup dan salah tingkah.“Laki-laki bodoh kalau tidak tertarik sama gadis secantik kamu ... tapi aku hanya anak penggembala domba, tidak pantas untukmu!”“Hush! Jangan bicara seperti itu! Aku tanya sekali lagi
Dewi Naga terbangun lebih dahulu.Setelah mengenakan pakaiannya kembali, gadis ini membelai wajah rawindra kemudian pergi meninggalkan pemuda ini sendiri.“Maafkan aku, Windra! Aku harus menghadap guru sekarang! Aku janji akan menjelaskannya padamu suatu hari nanti! Maaaf juga, aku ingkar janji tidak bisa menemanimu menjalankan tantangan ketakutan ... aku yakin kamu akaan berhasil melalui semua itu!”Malam itu juga, Dewi Naga pergi meninggalkan Pulau Pedang menggunakan perahu yang disembunyikannya di antara tebing karang Pulau Pedang.“Sampai jumpa, Windra! Semoga kita bisa bertemu lagi di kemudian hari!”Hati Kumala Dewi sangat sedih meninggalkan Pulau Pedang.Di saat dirinya menemukan pria yang dicintainya dan beberapa sahabat yang mendukungnya, dia harus meninggalkaan itu semua demi sebuah mustika energi yang maasih misterius yang diambilnya dari dalam tubuh Rawindra.Mustika yang setelah dikeluarkan dari dalam tubuhnya berbentuk kristal bulat hitam yang bercahaya.*****“Kumala De
"Selamat untukmu karena telah berhasil melewati dua tantangan sebelumnya, Rawindra!" seru ketua sekte Pedang Patah ini saat mereka sedang berjalan kembali ke rumah Master Arkantra."Terima kasih, Master!" sahut Rawindra sopan."Kalau kamu berhasil lolos tantangan ketiga ini maka kita bisa teruskan ke tahap selanjutnya untuk mempelajari Jurus Pedang Patah ini!" seru Master Arkantra."Tantangan akal ini seperti apa ya, Master?" tanya Rawindra."Kamu akan mengetahuinya nanti saat tantangan ini dimulai! Semoga saja kamu bisa melewatinyaa dengan mudah, karena seharusnya tidak akan sulit melewati tantangan akal ini setelah berhasil di tantangan fisik dan mental!" sahut Master Arkantra.Rawindra mengikuti Master Arkantra ke dalam rumahnya.Tidak terlihat adanya Dewi Naga di sana yang membuat Rawindra bertanya-tanya."Perlu kamu ketahui, tantangan yang seharusnya mudah ini tidak pernah berhasil dilewati satupun dari juara seleksi dari tahun ke tahun!" ujar Master Arkantra. “Terkadang aku mene