Dewi Naga yang muncul dengan balutan pakaian baru yang mempesona membuat Rawindra sejenak tidak bisa berkata-kata.“Kamu tinggal di sini?” tanyanya.“Aku diundang Master untuk tinggal sementara di Pulau Pedang untuk mengawasi seleksi lamjutan dari peserta seleksi perguruan.”Rawindra yang sebenarnya masih dipenuhi banyak pertanyaan memilih untuk tidak terlalu mendesak Dewi Naga ini agar Master Arkantra juga tidak curiga terhadap dirinya."Selamat Rawindra! Kamu berhasil melewati tantangan pertama yang sangat menguras tenagamu! Saatnya untuk tantangan Kedua!" seru Master Arkantra.Rawindra yang tampak kelelahan masih bisa tersenyum dan bersiap melanjutkan tantangan selanjutnya yaitu tantangan mental."Tantangan seperti apa yang akan Master berikan?" tanya Rawindra."Pulau Pedang ini sangat indah, tapi ada satu tempat yang sangat dijauhi oleh murid Perguruan yaitu Hutan Hantu!" sahut Master Arkantra."Hutan Hantu? Apa ada hantunya?" tanya Rawindra."Kamu akan tahu nanti, Rawindra! Tanta
Dewi Naga menemani Rawindra keluar dari kediaman Master Arkantra.“Kamu semakin hebat, Windra!” puji Kumala Dewi.“Tidak sehebat dirimu, Kumala Dewi! Aku hanya berusaha untuk menjadi yang terbaik!” sahut Rawindra.“Kamu ingin aku hadir tidak saat tantangan ketakutan nanti malam?” tanya Kumala Dewi.“Tentu saja, kalau kamu punya waktu!” ujar Rawindra.Berada di dekat Dewi Naga ini membuat detak jantung Rawindra semakin kencang.“Kamu kenapa?” tanya Kumala Dewi dengan lembut.“A-Aku ...”Rawindra tidak kuasa melanjutkaan ucapannya.“Kamu mau tidak aku temani sampai tengah malam nanti?”Tiba-tiba Dewi Naga mengajukan pertanyaan yang membuat Rawindra sedikit bingung.“Maksud kamu?” tanya Rawindra.“Kamu tertarik tidak sih sama aku?” tanya Dewi Naga lagi yang membuat Rawindra semakin gugup dan salah tingkah.“Laki-laki bodoh kalau tidak tertarik sama gadis secantik kamu ... tapi aku hanya anak penggembala domba, tidak pantas untukmu!”“Hush! Jangan bicara seperti itu! Aku tanya sekali lagi
Dewi Naga terbangun lebih dahulu.Setelah mengenakan pakaiannya kembali, gadis ini membelai wajah rawindra kemudian pergi meninggalkan pemuda ini sendiri.“Maafkan aku, Windra! Aku harus menghadap guru sekarang! Aku janji akan menjelaskannya padamu suatu hari nanti! Maaaf juga, aku ingkar janji tidak bisa menemanimu menjalankan tantangan ketakutan ... aku yakin kamu akaan berhasil melalui semua itu!”Malam itu juga, Dewi Naga pergi meninggalkan Pulau Pedang menggunakan perahu yang disembunyikannya di antara tebing karang Pulau Pedang.“Sampai jumpa, Windra! Semoga kita bisa bertemu lagi di kemudian hari!”Hati Kumala Dewi sangat sedih meninggalkan Pulau Pedang.Di saat dirinya menemukan pria yang dicintainya dan beberapa sahabat yang mendukungnya, dia harus meninggalkaan itu semua demi sebuah mustika energi yang maasih misterius yang diambilnya dari dalam tubuh Rawindra.Mustika yang setelah dikeluarkan dari dalam tubuhnya berbentuk kristal bulat hitam yang bercahaya.*****“Kumala De
"Selamat untukmu karena telah berhasil melewati dua tantangan sebelumnya, Rawindra!" seru ketua sekte Pedang Patah ini saat mereka sedang berjalan kembali ke rumah Master Arkantra."Terima kasih, Master!" sahut Rawindra sopan."Kalau kamu berhasil lolos tantangan ketiga ini maka kita bisa teruskan ke tahap selanjutnya untuk mempelajari Jurus Pedang Patah ini!" seru Master Arkantra."Tantangan akal ini seperti apa ya, Master?" tanya Rawindra."Kamu akan mengetahuinya nanti saat tantangan ini dimulai! Semoga saja kamu bisa melewatinyaa dengan mudah, karena seharusnya tidak akan sulit melewati tantangan akal ini setelah berhasil di tantangan fisik dan mental!" sahut Master Arkantra.Rawindra mengikuti Master Arkantra ke dalam rumahnya.Tidak terlihat adanya Dewi Naga di sana yang membuat Rawindra bertanya-tanya."Perlu kamu ketahui, tantangan yang seharusnya mudah ini tidak pernah berhasil dilewati satupun dari juara seleksi dari tahun ke tahun!" ujar Master Arkantra. “Terkadang aku mene
Rawindra bangun dengan tubuh yang segar bugar. Sangat jauh berbeda dengan sebelumnya yang tubuhnya masih merasakan sakit dan lelah.“Kumala Dewi benar tentang satu hal. Hawa murni naga benar-benar menjaga tubuhku tetap sehat dan kuat!” batin Rawindra.Hari ini, Master Arkantra akan mulai mengajarinya ilmu Pedang Patah. Hatinya agak was-was, khawatir tidak sanggup menerima pelajaran ilmu pedang ini.“Semoga saja aku bisa cepat mempelajari keseluruhan ilmu Pedang patah ini, jadi aku bisa segera kembali ke Desa Matahari untuk menemui kakek. Aku harus tahu yang sebenarnya ... semoga saja ibu salah menilai tentang kakek.”Rawindra masih berharap kalau kakeknya tidak seperti yang dikatakan ibunya, karena selama ibu perlakuan kakeknya terhadap dirinya baik-baik saja. Tidak ada unsur balas dendam dengan menyakiti dirinya.“Kenapa ibu mengatakan kalau kakek itu jahat ya?” pikir pemuda ini.Harapan ...Hanya itu yang tersisa dari dalam diri Rawindra untuk tetap bertahan dan mempelajari keseluru
“Jurus Pedang Pembelah Gunung!”Master Arkantra mulai menyilangkan pedang di dadanya kemudian menggerakkan pedang seperti sedang mengiris sesuatu.“Jurus ini dapat memotong gunung kalau menurut rumor ceritanya, tapi untuk sekarang pedang bisa memotong batu besar menjadi dua bagian dengan permukaan yang mulus dengan sekali tebassaja! Kuncinya adalah teknik pernafasan dengan menyerap energi semesta yang ada di sekeliling kita. Jangan pernah menggunakan tenaga dalam sedikit pun karena akan menggagalkan jurus ini!” ujar Master Arkantra. “Coba kamu bawa batu besar di ujung halaman ini!”Rawindra dengan susah payah menggulingkan batu besar ini ke arah Master Arkantra.CLASH!Pedang Master Arkantra langsung menebas batu besar ini yang terpotong menjadi dua bagian bagaikan membelah semangka menjadi dua bagian saja.“Wah! Ini berkat ketajaman pedang Master atau energi alam semesta? Kenapa energi di sekeliling kita ini begitu hebat?” tanya Rawindra.“Coba kamu peragakan jurus yang telah kuperli
“Tentu saja! Kita harus selesaikan hari ini!” sahut Master Arkantra.Ketua Perguruan Pedang Patah ini sesekali menggelengkan kepalanya melihat akibat yang ditimbulkan oleh jurus Pedang Patah ini. “Kita lanjutkan Jurus Pedang Angin Ribut!”Pedang Angin Ribut merupakan jurus pedang dengan gerakan cepat menerjang ke arah lawan dengan posisi tangan memegang pedang dan memutar pedang terus menerus bagaikan pusaran angin yang menimbulkan suara bergemuruh.“Perhatikan, Rawindra!” kata Master Arkantra sambil memperagakan jurus ini ke arah pepohonan di ujung bukit. “Sebenarnya jurus ini merupakan kombinasi dengan jurus pukulan tapak angin. Jadi sambil tangan kanan menyerang dengan cepat, tangan kiri mencari celah untuk melancarkan pukulan. Tapi ini tidak berlaku untukmu, jadi kamu harus menggunakan kakimu untuk mencari celah menendang pertahanan lawan yang terbuka karena serangan pedang hanya pengalih perhatian saja.”BRAAAK!Pukulan tangan kiri Master Arkantra langsung menghancurkan satu poh
Rawindra menghentikan langkahnya saat Master Arkantra memanggil namanya.“Ada apa, Master?” tanyanya.“Ada yang ingin aku bicarakan padamu dahulu sebelum kamu pulang ke penginapan untuk istirahat!” sahut Master Arkantra.“Apa mengenai tugas yang Master katakan di awal?’ tanya Rawindra."Ada rumor yang beredar turun temurun tentang adanya Kitab Rahasia Pendekar yang berisi ilmu Bela Diri tangan kosong yang diciptakan bersamaan dengan jurus Pedang Patah. Bahkan ada tambahan Jurus Pedang Patah di Kitab Rahasia Pendekar ini!" ujar Master Arkantra."Kenapa Master menceritakan rumor ini padaku?" tanya Rawindra. “Apa ada hubungannya dengan tugas yang akan Master berikan?”"Aku ingin kamu menemukan kitab rahasia ini, karena aku menaruh harapan besar padamu!" sahut Master Arkantra."Kemana aku harus mencari Kitab Rahasia ini, Master?" tanya Rawindra."Konon menurut cerita, Kitab ini ada di Lembah Rahasia yang terdapat di Pulau Pedang ini!" jelas Master Arkantra."Kenapa Master tidak mencarinya