Dewi Naga terbangun lebih dahulu.Setelah mengenakan pakaiannya kembali, gadis ini membelai wajah rawindra kemudian pergi meninggalkan pemuda ini sendiri.“Maafkan aku, Windra! Aku harus menghadap guru sekarang! Aku janji akan menjelaskannya padamu suatu hari nanti! Maaaf juga, aku ingkar janji tidak bisa menemanimu menjalankan tantangan ketakutan ... aku yakin kamu akaan berhasil melalui semua itu!”Malam itu juga, Dewi Naga pergi meninggalkan Pulau Pedang menggunakan perahu yang disembunyikannya di antara tebing karang Pulau Pedang.“Sampai jumpa, Windra! Semoga kita bisa bertemu lagi di kemudian hari!”Hati Kumala Dewi sangat sedih meninggalkan Pulau Pedang.Di saat dirinya menemukan pria yang dicintainya dan beberapa sahabat yang mendukungnya, dia harus meninggalkaan itu semua demi sebuah mustika energi yang maasih misterius yang diambilnya dari dalam tubuh Rawindra.Mustika yang setelah dikeluarkan dari dalam tubuhnya berbentuk kristal bulat hitam yang bercahaya.*****“Kumala De
"Selamat untukmu karena telah berhasil melewati dua tantangan sebelumnya, Rawindra!" seru ketua sekte Pedang Patah ini saat mereka sedang berjalan kembali ke rumah Master Arkantra."Terima kasih, Master!" sahut Rawindra sopan."Kalau kamu berhasil lolos tantangan ketiga ini maka kita bisa teruskan ke tahap selanjutnya untuk mempelajari Jurus Pedang Patah ini!" seru Master Arkantra."Tantangan akal ini seperti apa ya, Master?" tanya Rawindra."Kamu akan mengetahuinya nanti saat tantangan ini dimulai! Semoga saja kamu bisa melewatinyaa dengan mudah, karena seharusnya tidak akan sulit melewati tantangan akal ini setelah berhasil di tantangan fisik dan mental!" sahut Master Arkantra.Rawindra mengikuti Master Arkantra ke dalam rumahnya.Tidak terlihat adanya Dewi Naga di sana yang membuat Rawindra bertanya-tanya."Perlu kamu ketahui, tantangan yang seharusnya mudah ini tidak pernah berhasil dilewati satupun dari juara seleksi dari tahun ke tahun!" ujar Master Arkantra. “Terkadang aku mene
Rawindra bangun dengan tubuh yang segar bugar. Sangat jauh berbeda dengan sebelumnya yang tubuhnya masih merasakan sakit dan lelah.“Kumala Dewi benar tentang satu hal. Hawa murni naga benar-benar menjaga tubuhku tetap sehat dan kuat!” batin Rawindra.Hari ini, Master Arkantra akan mulai mengajarinya ilmu Pedang Patah. Hatinya agak was-was, khawatir tidak sanggup menerima pelajaran ilmu pedang ini.“Semoga saja aku bisa cepat mempelajari keseluruhan ilmu Pedang patah ini, jadi aku bisa segera kembali ke Desa Matahari untuk menemui kakek. Aku harus tahu yang sebenarnya ... semoga saja ibu salah menilai tentang kakek.”Rawindra masih berharap kalau kakeknya tidak seperti yang dikatakan ibunya, karena selama ibu perlakuan kakeknya terhadap dirinya baik-baik saja. Tidak ada unsur balas dendam dengan menyakiti dirinya.“Kenapa ibu mengatakan kalau kakek itu jahat ya?” pikir pemuda ini.Harapan ...Hanya itu yang tersisa dari dalam diri Rawindra untuk tetap bertahan dan mempelajari keseluru
“Jurus Pedang Pembelah Gunung!”Master Arkantra mulai menyilangkan pedang di dadanya kemudian menggerakkan pedang seperti sedang mengiris sesuatu.“Jurus ini dapat memotong gunung kalau menurut rumor ceritanya, tapi untuk sekarang pedang bisa memotong batu besar menjadi dua bagian dengan permukaan yang mulus dengan sekali tebassaja! Kuncinya adalah teknik pernafasan dengan menyerap energi semesta yang ada di sekeliling kita. Jangan pernah menggunakan tenaga dalam sedikit pun karena akan menggagalkan jurus ini!” ujar Master Arkantra. “Coba kamu bawa batu besar di ujung halaman ini!”Rawindra dengan susah payah menggulingkan batu besar ini ke arah Master Arkantra.CLASH!Pedang Master Arkantra langsung menebas batu besar ini yang terpotong menjadi dua bagian bagaikan membelah semangka menjadi dua bagian saja.“Wah! Ini berkat ketajaman pedang Master atau energi alam semesta? Kenapa energi di sekeliling kita ini begitu hebat?” tanya Rawindra.“Coba kamu peragakan jurus yang telah kuperli
“Tentu saja! Kita harus selesaikan hari ini!” sahut Master Arkantra.Ketua Perguruan Pedang Patah ini sesekali menggelengkan kepalanya melihat akibat yang ditimbulkan oleh jurus Pedang Patah ini. “Kita lanjutkan Jurus Pedang Angin Ribut!”Pedang Angin Ribut merupakan jurus pedang dengan gerakan cepat menerjang ke arah lawan dengan posisi tangan memegang pedang dan memutar pedang terus menerus bagaikan pusaran angin yang menimbulkan suara bergemuruh.“Perhatikan, Rawindra!” kata Master Arkantra sambil memperagakan jurus ini ke arah pepohonan di ujung bukit. “Sebenarnya jurus ini merupakan kombinasi dengan jurus pukulan tapak angin. Jadi sambil tangan kanan menyerang dengan cepat, tangan kiri mencari celah untuk melancarkan pukulan. Tapi ini tidak berlaku untukmu, jadi kamu harus menggunakan kakimu untuk mencari celah menendang pertahanan lawan yang terbuka karena serangan pedang hanya pengalih perhatian saja.”BRAAAK!Pukulan tangan kiri Master Arkantra langsung menghancurkan satu poh
Rawindra menghentikan langkahnya saat Master Arkantra memanggil namanya.“Ada apa, Master?” tanyanya.“Ada yang ingin aku bicarakan padamu dahulu sebelum kamu pulang ke penginapan untuk istirahat!” sahut Master Arkantra.“Apa mengenai tugas yang Master katakan di awal?’ tanya Rawindra."Ada rumor yang beredar turun temurun tentang adanya Kitab Rahasia Pendekar yang berisi ilmu Bela Diri tangan kosong yang diciptakan bersamaan dengan jurus Pedang Patah. Bahkan ada tambahan Jurus Pedang Patah di Kitab Rahasia Pendekar ini!" ujar Master Arkantra."Kenapa Master menceritakan rumor ini padaku?" tanya Rawindra. “Apa ada hubungannya dengan tugas yang akan Master berikan?”"Aku ingin kamu menemukan kitab rahasia ini, karena aku menaruh harapan besar padamu!" sahut Master Arkantra."Kemana aku harus mencari Kitab Rahasia ini, Master?" tanya Rawindra."Konon menurut cerita, Kitab ini ada di Lembah Rahasia yang terdapat di Pulau Pedang ini!" jelas Master Arkantra."Kenapa Master tidak mencarinya
Pulau Pedang ternyata merupakan perbatasan antara Alam Manusia dengan Alam Lelembut.Master Arkantra tidak pernah mengetahui kalau di pedalaman Pulau Pedang yang luas ini terdapat celah dimensi menuju Alam Lelembut.Alam Lelembut tidak jauh berbeda kehidupannya dengan Dunia Manusia.Hanya saja di Alam Lelembut ini lebih berbahaya dengan banyaknya makhluk buas yang disebut Monster oleh penghuni Alam Lelembut.Monster ini bisa berwujud serigala besar jadi-jadian, harimau jadi-jadian, bahkan naga yang merupakan makhluk mitos di dunia manusia ini terdapat di Alam Lelembut.Rawindra sudah siap berangkat menuju pedalaman Pulau Pedang bersama dua sahabatnya, Sagara dan Adista atas seijin Master Arkantra sebagai ketua Perguruan Pedang Patah.*****“Semua perbekalan sudah siap?” tanya Rawindra.“Sudah, ketua!” canda Adista.“Hahaha ... kamu sudah diaangkat jadi ketua, Windra!” sahut Sagara.“Kita mau kemana dahulu, Windra?” tanya Adista.“Tidak sebut ketua lagi?” tanya Rawindra yang membuat Ad
“Kamu tahu tidak rumor mengenai Pulau Pedang ini?’ tanya Sagara setelah mereka semua berada di atas cabang pohon yang besar yang sanggup menampung mereka bertiga.“Aku tidak tahu! Rumor mengenai apa, Kak Sagara?” tanya Rawindra.“Aku dengar dari orangtuaku kalau Pulau Pedang ini merupakan perbatasan antara dua alam yaitu Alam Manusia dan Alam Lelembut!” jawab Sagara.“Alam Lelembut itu apa, Kak Sagara?” tanya Rawindra dengan polosnya.“Aku lupa kalau kakekmu tidak banyak menceritakan situasi di luar Desa Matahari padamu, Windra. Alam Lelembut itu alam yang berisi penghuni makhluk lain yang bukan manusia, tapi bisa juga ada manusia yang tinggal di sana,” sahut Sagara."Aku tadinya menduga kalau Alam Lelembut ini hanyalah dongeng dari orangtua kita untuk menakuti kita, tapi alam ini ternyata benar-benar ada!' seru Adista."Aku juga menduga demikian, malahan aku pikir penghuni Alam Lelembut adalah hantu yang menyeramkan!" sahut Sagara. “Setelah mendengar cerita dari orangtuaku ternyata A