"Bagaimana kalau sampai melukai tubuh Windra? Apa tidak berbahaya untuknya?" tanya Adista.Sagara menepuk pundak Adista untuk menenangkan hati gadis ini."Kita tidak punya pilihan lain, Adista! Lebih baik tubuh Windra terluka daripada dirinya dikuasai oleh Iblis Dimensi dan tidak akan bisa kembali lagi!" sahut Sagara."Benar apa kata Sagara, Adista ... aku juga tidak ingin melukai Rawindra, tapi kondisi sekarang mengharuskan kita bertindak secepatnya!" seru Dewi Naga."Baiklah! Aku mengerti! Semoga saja kita bisa memaksa Iblis Dimensi melepaskan Windra!" ujar Adista."Sudah selesai pertemuan keluarganya?"ejek Iblis Dimensi.Kumala Dewi maju ke depan mendekati Iblis Dimensi tanpa rasa takut sedikit pun."Aku beri kesempatan terakhir ... lepaskan Rawindra atau kau akan tanggung akibatnya!" ancam Dewi Naga."Ancam lagi ... ancam lagi ...! Sudah kukatakan kalau aku tidak akan melepaskan Rawindra, apapun resikonya!" sahut Iblis Dimensi."Kalau begitu, jangan salahkan kami yang akan menghaj
"APAAA ...!!!"Iblis Dimensi begitu terkejut melihat gerakan Pedang Pembasmi Iblis yang digunakan Dewi Naga untuk menaklukan dirinya.Hanya satu ahli ilmu bela diri yng menguasai ilmu pedang ini yang berhasil mengalahkannya. Pendekar pedang ini terkenal dengan julukan Pendekar Pedang Iblis."Siapa yang mengajarimu jurus pedang ini?" tanya Iblis Dimensi.Dewi Naga tampak tidak menghiraukan sama sekali pertanyaan dari Iblis Dimensi ini."Bukan urusanmu, Iblis Dimensi! Aku hanya ingin kamu keluar dari tubuh Rawindra!" sahut Dewi Naga."Katakan dahulu siapa yang mengajarimu ... aku akan pertimbangkan untuk keluar dari tubuh pemuda ini!' sahut Iblis Dimensi.Kumala Dewi memandang curiga terhadap Iblis Dimensi ini."Tadi kamu bersikeras untuk tetap berada di dalam tubuh Rawindra, kenapa sekarang kamu melunak dan akan keluar dari dalam tubuhnya?" tanya Dewi Naga."Tidak perlu banyak bertanya padaku! aku hanya ingin kamu menyebut Master Pedang yang mengajarimu jurus pedang ini," sahut Iblis
"RAWINDRA!"Teriakan kencang dari Adista tidak juga membuat Pendekar Tangan Satu ini kembali ingatannya, malahan semakin membuatnya kebingungan."Siapa kalian? Kenapa aku berada di sini?" tanya Rawindra."Kamu harus mengebalikan ingatan Rawindra, Iblis Dimensi! Bukan begini perjanjian kita!" tegur Dewi Naga."Hilang ingatan pemuda ini diluar kuasaku, Dewi Naga! Aku tidak menyangka kalau membuka segel ingatan masa lalunya malahan membuatnya lupa segala-galanya!" sahut Iblis Dimensi yang tidak ingin disalahkan."Apa tidak ada jalan lain untuk mengembalikan ingatannya?" tanya Dewi Naga."Ada! Aku akan menyegel kembali ingatan masa lalunya!" sahut Iblis Dimensi."Lakukan saja! Lain kali baru kita kembalikaan lagi ingatan masa lalunya!" perintah Dewi Naga."Siap, Tuan Putri!" sahut Iblis Dimensi yang kembali menguasai tubuh Rawindra unbtuk menyegel kembali ingatan pemuda tangan satu ini."Apa tidak berbahaya membiarkan Iblis Dimensi kembali menguasai Windra?" tanya Adista."Tenang saja!aku
Kemana sebenarnya Rawindra? Kenapa pemuda yang tadinya kelelahan ini bisa menghilang dari kamarnya tapi tidak ada di tempat makan malam bersama? Rawindra yang baru tersadar dari mimpi buruknya ini meninggalkan Dewi Naga dan kedua sahabatnya Adista dan Sagara untuk kembali ke kamarnya beristirahat. Tanpa Pendekar Tangan Satu ini sadari, ada yang mengikutinya dari tempat pertaandingan semifinal ini. Sosok perempuan misterius berpakaian hijau yang beberapa kali menolongnya dari kematian ini. Rawindra tidak menyadari kalau dia sedang diikuti yang menunjukkan kehebatan perempuan misterius ini. "Kamu sudah besar, Rawindra! Sayang, tangan kirimu cacat akibat ulah ayahmu yang tidak bertanggung jawab itu!" Tampak kegeraman di wajah perempuan cantik jelita ini. Perempuan misterius ini tetap mengamati Rawindra dari kejauhan saat Pendekar Tangan satu ini kelelahan dan langsung tidur pulas. "Kasihan sekali kamu, Nak! Ayahmu benar-benar memanfaatkan dirimu untuk kepentingannya sendiri! Sehar
"TUNGGU!"Suara teriakan dari arah belakangnya menghentikan langkah perempuan misterius berpakaian hijau ini."Siapa sebenarnya dirimu, perempuan misterius?" tanya Rawindra yang baru tersadar dari tidur pulasnya.Perempuan misterius ini berbalik dan menatap Pendekar Taangan satu ini sambil tersenyum."Tidak penting siapa diriku, Rawindra! Aku selalu melindungimu!" sahut perempuan misterius ini."Apa hubungannya aku denganmu? kenapa kau membantuku?" tanya Rawindra.Perempuan misterius ini menatap wajah Rawindra dengan lembutnya. Pendekar Tangan satu ini juga merasakan sesuatu yang aneh saat perempuan misterius ini menatap wajaahnya.Kok ada perasaan lembut yang menyenangkan mengalir di dalam tubuhku? Apa ... jangan-jangan ... perempuan misterius ini adalah ibuku?"Aku tidak boleh berlama-lama di sini! Mungkin juga aku akan pergi dari Pulau Pedang hari ini juga!" ujar perempuan misterius ini."Apa kamu ini ibuku?" tanya Rawindra langsung kepada perempuan misterius ini.Sontak perempuan
Pendekar Tangan Satu ini terdiam saat perempuan misterius ini memutuskan untuk memberikannya kesempatan bertanya tentang perempuan yang selalu menolongnya ini."Kenapa diam? Tadi kamu ingin sekali mengetahui tentang diriku!" ujar perempuan misterius ini."Siapa sebenarnya dirimu? Maksudku, nama aslimu dan julukanmu di dunia persilatan?" tanya Rawindra."Kalau aku beritahu namaku, apa kamu akan tetap seperti sekarang yang mempercayaiku?" tanya perempuan misterius ini."Memangnya apa yang bisa membuatku tidak mempercayaimu?" tanya Rawindra."Namaku! Mungkin kamu sudah pernah mendengar namaku, tapi mungkin juga tidak! Tapi, yang pasti kisah yang diceritakan tentang diriku selalu buruk! Aku juga tidak tahu kenapa cerita yang sebenarnya diputar balikkan menjadi suatu pembohongan!" sahut perempun misterius ini."Apa maksudmu? Apa semua cerita bohong itu berhubungan dengan diriku?" tanya Rawindra."Aku tidak mengharapkan kamu percaya ceritaku, karena cerita yang beredar sangat tidak sesuai d
Seleksi pertandingan semifinal akhirnya berhasil diadakan juga setelah sempat terjadi insiden pembatalan yang dilakukan oleh Dewi Naga sehari sebelumnya."Seleksi pertama mempertemukan Arkasena, Pendekar Pulau Iblis melawan Rawindra Pendekar Tangan Satu!" seru panitia seleksi.Arkasena sepertinya sudah berhasil bangkit dari keterpurukan akibat ketakutannya terhadap Iblis Dimensi sebelumnya.Keangkuhannya tampak sangat mencolok dengan pandangan menghinanya terhadap Rawindra, padahal sehari sebelumnya dia begitu ketakutan terhadap pemuda tangan satu ini."Kamu tidak bisa apaa-apa tanpa iblis di dalam tubuhmu, tangan buntung!" hina Arkasena.Rawindra hanya tersenyum menanggapi hinaan dari rkasena yang bermaksud menjatuhkan mentalnya."Biar tangan buntung tapi aku masih sanggup membuatmu ketakutan sampai celanmu basah kemarin!" balas Pendekar Tangan satu ini yang membuat seluruh penonton seleksi tertawa."Kurang ajar! Berani sekali kamu menghinaku!" sahut Arkasena dengan wajah memerah men
Pertandingan lainnya mempertemukan Sagara melawan Kumala Dewi yang dijuluki Pendekar Dewi Naga, karena kecantikannya yang luar biasa.Kumala Dewi menyingkirkan semua pesaingnya dengan mudah, dan hanya memerlukan kurang dari tiga jurus saja untuk mengalahkan pesaingnya.Pertandingan semifinal kedua ini diadakan di luar ruangan, mengingat kedua peserta seleksi semifinal ini memiliki jurus-jurus bela diri yang dasyat. Panitia seleksi khawatir kalau serangan kedua peserta seleksi ini akan merusak markas Perguruan Pedang Patah.Sagara sangat bersemangat untuk menghadapi Kumala Dewi.Penampilan Kumal Dewi saat menghadapi Sagara bahkan jauh lebih cantik daripada sebelumnya.Tidak ada yang menyangka kalau gadis yang terlihat anggun ini memiliki jurus pendekar yang sangat hebat."Silahkan menyerang terlebih dahulu, Nona!" seru Sagara."Kamu memang pria yang sopan tapi kamu juga akan kalah!" sahut Kumala Dewi."Tidak masalah kalau kalah dengan pendekar secantik Nona!" ujar Sagara.Walaupun mere