I needed to lose you to love me
I needed to hate you to love meAnd now is the chapter is close and doneAnd now it's goodbye, it's goodbye for us(Selena Gomez - Lose You To Love Me)
Benar sesuai dugaan ku. Si brengsek itu belum pergi dari rumah ku. Entah apa yang dia katakan pada Mamah, semoga saja Mamah akan lebih mendengarkan aku di banding ucapan dari mulut busuk nya Ernan.
Come on Vira... You Go Girl! Be brave, it's all about for you're happiness.
"Assalamu'alikum." Ucap ku sambil masuk ke dalam rumah.
18+ ALERT!!!Harap bijak dalam memilih bacaan untuk setiap umur kalian!!!Tirulah yang baik - baik dari cerita ini.Jika di dalam cerita ini tidak ada yang baik, jangan di tiru sama sekali......Benar saja. Mamah dan Ayah langsung mengomeli ku. Menurut Ayah, Abah yang tadi datang adalah ustadz ternama di daerah dekat rumah Ernan. Ayah lebih memikirkan bagaimana dan mau di simpan di mana nanti muka Ayah jika ke betulan ada pasien di dekat rumah Ernan dan berpapasan dengan Abah tersebut. Menurut Mamah pun, aku hanya membuat Ayah dan Mamah malu karena sikap dan perkataan ku tadi kepada Ernan dan Abah. Cih! Tapi siapa perduli? Aku sudah terlalu banyak sabar dan terlalu banyak memaafkan walau tidak ada timbal balik yang setimpal untuk di
18+ ALERT!!!Harap bijak dalam memilih bacaan untuk setiap umur kalian!!!Tirulah yang baik - baik dari cerita ini.Jika di dalam cerita ini tidak ada yang baik, jangan di tiru sama sekali......-Keesokan Harinya-"Neng bangun udah subuh ih malu tuh sama ayam, ayam bangun dari tadi. Si Cici aja udah mandi nih udah wangi." Teriak Bunda.Aku pun terbangun dan membereskan kasur serta selimut yang aku pakai untuk tidur. Lalu karena malu barang kali air liur ku menetes, aku pun menutupi wajah ku dan langsung pergi ke lantai atas karena tas dan barang - barang ku berada di sana. Aku langsung cuci muka di toilet atas dan memakai krim wajah agar terlihat lebih cerah di hadapan Abeng. Tak lama kemudian, Abeng pun menyusulku ke lantai
18+ ALERT!!!Harap bijak dalam memilih bacaan untuk setiap umur kalian!!!Tirulah yang baik - baik dari cerita ini.Jika di dalam cerita ini tidak ada yang baik, jangan di tiru sama sekali......Kala itu aku sedang duduk di depan kaca sambil membereskan wajah dan rambut ku yang berantakkan, Abeng pun lalu menyusul untuk duduk di belakang ku. Awalnya, dia hanya memainkan rambut ku seakan rambut ku itu adalah pacuan kuda."Hesss hesss!" Ucap nya."Ih apa cobaaaa emang nya aku kuda apa huh." Ucap ku."Bukan kuda tapi akan melakukan kuda - kudaan. Heheheh." Ledek Abeng."Kuda - kudaan aja sana sama gelas. Muat kan?" Ledek ku balik.Sontak ia pun langsung menarik tangan dan setengah menga
Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahanSemua takkan mampu mengubah ku..Hanyalah kau yang ada di relung ku..Hanyalah dirimu mampu membuat kuJatuh dan mencinta..Kau bukan hanya sekedar indah..Kau tak akan terganti..(Kahitna - Takkan Terganti)Besar nya rasaku padamu, membuat ku takut pada dunia. Dunia bisa saja menggoda dan berniat ingin merebut mu secara terang - terangan dari ku. Jika itu terjadi, aku tidak tau apa yang akan aku lakukan. Aku begitu takut. Aku begitu lemah dan kalah jauh jika di bandingkan dengan mereka. Aku hanya berharap agar Tuhan tidak merubah garis takdir yang seharusnya untuk ku agar tetap bersama ku. Contoh nya, kamu.Kamu, untuk ak
Oh mungkinkah diri inidapat merubah buih yang memutihmenjadi permadani seperti pintayang kau ucap dalam janji cinta.Juga mustahil bagikumenggapai bintang di langitsiapalah diri ku? Hanya insan biasaSemua itu sungguh aku tiada mampu~(Exist - Buih Jadi Permadani)Setiap adzan berkumandang, aku dan Abeng bergegas untuk melaksanakan sholat. Karena walau pun kita pendosa, Tuhan tetap mendengar dan mengabulkan setiap doa kita. Doa dan dzikir yang aku tujukan pada keluarga ku, keluarga Abeng, dan khusus nya untuk Abeng. Dengan khusyuk, aku menyebut nama Allah di setiap butir tasbih ku. Tak jarang pula aku teringat akan dosa - dosa k
Oh mungkinkah diri inidapat merubah buih yang memutihmenjadi permadani seperti pintayang kau ucap dalam janji cinta.Juga mustahil bagikumenggapai bintang di langitsiapalah diri ku? Hanya insan biasaSemua itu sungguh aku tiada mampu~(Exist - Buih Jadi Permadani)Setiap adzan berkumandang, aku dan Abeng bergegas untuk melaksanakan sholat. Karena walau pun kita pendosa, Tuhan tetap mendengar dan mengabulkan setiap doa kita. Doa dan dzikir yang aku tujukan pada keluarga ku, keluarga Abeng, dan khusus nya untuk Abeng. Dengan khusyuk, aku menyebut nama Allah di setiap butir tasbih ku. Tak jarang pula aku teringat akan dosa - dosa k
(Halo gais, sebelumnya mari kita berkenalan dulu. Namaku Alifia, banyak yang manggil Alif, Via. Kalian bebas panggil aku apa aja. Aku penulis baru disini. Karena kisah yang ku tulis berdasarkan kisah nyata, jadi maaf masih agak banyak penulisan yang harus di perbaiki dan aku harap kalian suka yaaaa dan terus mendukung dengan cara memberikan vote okey!Untuk teman² setia GoodNovel yang sedang membaca tulisanku, aku ingin memberitahu bahwa nama semua karakter dan tempat disini disamarkan (karena Based on True Story) kecuali nama Nenek dan Uwa sang narasumber karena mereka sudah meninggal. Aku ingin kalian ikut mendoakan mereka ya teman². semoga segala kebaikan kalian, dibalas lebih oleh Allah SWT.)Prolog#1Sebenernya aku bin
#Flachback# -Jakarta 2011- Izinkan aku membawa kalian ke pada masa itu sebentar ya. Saat itu usiaku baru 10 tahun. Masih terlalu belia, masih sangat polos. Sosok orang tua, dan kehangatan dalam keluarga itu sangat dibutuhkan pada seusia itu. Awalnya kehidupanku masih sama. Paginya aku sekolah, siang aku less, lalu sorenya mengaji, selalu begitu setiap hari kecuali hari minggu. Namun hari itu berbeda. Aku lupa hari apa, bulan berapa, yang aku ingat saat itu waktu sudah malam menjelang isya. Orang tuaku cekcok dan menimbulkan keributan dirumah. Uwa ku, Om ku, nenek ku, membantu menenangkan mamaku dan masih terbalut dengan pertanyaan 'ada apa ini?'. Mamaku menangis kencang sembari memegang pisau dan mengancam ingin mengakhiri hidupnya. Saat itu, Uwa ku memegangi tangan Mamaku mencegah agar pisau itu tidak melukai siapapun, Om ku memegangi Bapakku. Nenekku menangis kebin