Share

Bab 411

Author: Arif
last update Last Updated: 2023-10-02 18:00:00
Dian bertanya dengan gugup, "Kapan Paman datang?"

"Sedikit lebih awal dari pengemis itu!" jawab Supri sambil tersenyum keji.

Mata indah Dian menggelap, lalu dia berkata, "Sepertinya Paman Supri terlalu banyak minum, nggak ada pengemis di sini."

Ketika Supri menggunakan kekerasan untuk merampas harta keluarga Dian, Levon yang berang hampir memukuli Supri sampai mati. Budak yang memukul majikan adalah kejahatan serius. Jadi, demi melindungi nyawa Levon, Dian menyuruhnya pergi.

Supri mencibir dan berkata, "Nggak ada gunanya kamu pura-pura bodoh. Aku sudah dengar semua yang kalian berdua bicarakan tadi!"

Melihat Dian mengernyitkan alisnya, Supri kembali berkata dengan ekspresi puas, "Menurutmu, apa yang akan terjadi kalau sekarang aku pergi melaporkanmu ke pengadilan daerah? Aku akan memberi tahu orang-orang di sana kalau kamu menyuruh pengemis itu membunuh tiga suamimu!"

"Kamu sudah pernah melaporkanku saat itu!" ujar Dian. Dia terdiam beberapa saat dan menggertakkan giginya, lalu melanju
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Vanny Ferdinand
kok mulai jenuh ama ceritnya....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 412

    "Memangnya berapa banyak uang yang bisa kamu hasilkan? Pokoknya, aku mau dua resep rahasia itu!" ujar Supri. Dia mencibir, lalu melanjutkan dengan ekspresi dingin, "Kalau aku nggak mendapatkan dua resep rahasia itu dalam waktu tiga hari, aku akan melaporkanmu. Lihat saja, nanti kamu dan si idiot Josua itu akan mati!""Paman Supri!" seru Dian.Melihat kepergian pamannya yang kejam, hati Dian bagai tertusuk seperti pisau, kesedihan memenuhi matanya yang indah. Supri telah berkali-kali bertindak tanpa perasaan, memaksa Dian dan saudaranya jatuh ke jalan buntu. Mengapa Supri harus begitu kejam?....Tidak jauh dari sana, Levon yang berbaring di atas genteng mengamati semua yang terjadi dengan dingin. Ketika malam tiba, dia pergi tanpa suara dan datang ke sebuah rumah pribadi."Ketua, kamu sudah kembali, ya!"Lima orang muncul dan mengelilingi Levon. Empat di antaranya adalah pemuda berwajah garang dan bermata tajam, satunya lagi adalah seorang pria tua berjubah panjang dengan punggung bung

    Last Updated : 2023-10-02
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 413

    Di saat kritis begini, untuk apa Levon menyuruh mereka mencari informasi tentang seseorang bernama Wira?....Keesokan harinya, iring-iringan kereta pengangkut garam yang panjang melaju menuju Dusun Darmadi. Sosok Doddy yang berwibawa menunggangi kuda, diikuti oleh para veteran Pasukan Zirah Hitam bersama keluarganya, serta prajurit veteran yang bertugas mengangkut garam."Doddy sudah kembali!""Garam kita sudah datang!""Eh, kenapa garam ini lebih putih dari sebelumnya? Nggak ada campuran lumpur sama sekali!"Sambil mengelilingi kereta, para penduduk dusun membuka kantong garam dan tidak bisa menahan diri untuk berkomentar ketika melihatnya."Aku juga nggak tahu, garam yang diproduksi dari Tambak Garam Fica sekarang jadi begini!"Doddy yang telah melewati ujian di medan perang sekarang menjadi lebih tinggi dan kuat. Dengan sorot mata cerah, dia berkata, "Ayahku bilang, Kak Wira-lah yang mengubah proses produksi di Tambak Garam Fica. Sekarang, garam yang dihasilkan lebih sedikit kotora

    Last Updated : 2023-10-02
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 414

    Wira yang belum pernah melihat Doddy bersikap seperti ini pun bertanya dengan rasa ingin tahu, "Masalah apa?"Doddy mengeluarkan selembar surat pengangkatan dan berkata, "Aku ingin pergi ke ibu kota. Panglima Yudha melaporkan kontribusi militerku, lalu menteri perang memutuskan untuk mengangkat aku sebagai jenderal batalion."Dalam pertempuran pertama di luar kota, Doddy mengalahkan Raharja si jenderal pengkhianat dan membunuh hampir 100 prajurit kavaleri bangsa Agrel. Dalam pertempuran kedua di dalam kota, Doddy juga membunuh hampir 100 prajurit kavaleri bangsa Agrel.Dalam pertempuran ketiga, markas bangsa Agrel berhasil dihancurkan dan dalam pertempuran keempat, Perbatasan Loko direbut kembali. Dalam empat pertempuran itu, Doddy membunuh hampir 400 orang prajurit elite bangsa Agrel. Jumlah musuh yang dia bunuh adalah yang kedua terbanyak setelah Panglima Yudha.Jadi, meskipun Doddy hanya rakyat biasa, menteri perang membuat pengecualian dan memberinya jabatan militer tingkat keenam

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 415

    Namun, jika Danu juga pergi ke ibu kota, siapa yang akan bertanggung jawab melindungi Kak Wira dengan mempertaruhkan nyawanya? Baik dia maupun ayahnya tidak bisa memercayai orang luar."Jangan khawatir, setelah kita punya cukup personel, kamu juga bisa keluar dan belajar banyak hal!" ujar Wira. Sambil menepuk bahu Danu, Wira mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Minta semua orang tidur lebih awal malam ini. Kita akan mengangkut garam ke kota besok pagi. Sudah saatnya kita membeli beberapa toko."Tanggung jawab atas hal-hal ini awalnya hendak Wira serahkan kepada Dian, tetapi sekarang Wira terpaksa harus mengurusnya sendiri. Wira sedikit kerepotan.Ada banyak orang di bawah komando Wira, tetapi tidak satu pun dari mereka yang benar-benar mengerti tentang bisnis. Kemampuan Pasukan Zirah Hitam dan prajurit veteran dalam membunuh musuh dan mengawal tidak perlu diragukan lagi. Namun, mereka sama sekali buta soal bisnis.Saat ini, satu-satunya orang yang tahu cara berbisnis adalah Lest

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 416

    Orang-orang terpelajar zaman kuno seperti ini bahkan harus membuat puisi untuk mengantar orang lain saat berpisah. Kalau tahu begitu, lebih baik Wira tidak datang.Iqbal langsung berkata, "Tuan, kalau kamu bicara begini, aku akan membongkar rahasiamu. 'Empat Kalimat Wahyudi' yang kamu buat dan 'Mengenang Dirga' dari Gedung Asosiasi Puisi Naga sudah lama tersebar. Kamu masih bilang kamu nggak bisa membuat puisi.""Apa?" seru para petugas pengadilan daerah yang terkejut. Mereka juga merupakan orang yang terpelajar. Meskipun tidak bisa mengikuti ujian kenegaraan, mereka pernah mendengar "Empat Kalimat Wahyudi" dan "Mengenang Dirga".Puisi-puisi yang hebat ini sangatlah terkenal. Tidak disangka, ini semua adalah karya Wira.Fadil mengembuskan napas lega, lalu membatin, 'Selama ini, aku pikir Wira punya senjata andalan, makanya Pak Iqbal begitu menghormati Wira. Ternyata hanya karena Wira mempunyai bakat seni. Kalau begitu, aku nggak perlu takut dengan Wira.'Regan juga diam-diam berpikir,

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 417

    Pelayan tersebut bergegas masuk ke kediaman sambil berteriak, "Pak Supri, Wira datang. Dia mau cari Nona Dian!"Reputasi seseorang benar-benar penting. Wira memusnahkan Desa Tiga Harimau dan Keluarga Silali, lalu menjadi terkenal di Kabupaten Uswal. Beberapa hari yang lalu, Wira menerobos kediaman Keluarga Sutedja dan pengadilan daerah. Dia juga mendesak Radit hingga mati.Itulah sebabnya, nama Wira terkenal di seluruh kabupaten. Bahkan, para pelayan di berbagai kediaman pun kenal dengan Wira.Supri sangat gembira, lalu berpikir sejenak sebelum berucap, "Baguslah kalau dia datang! Kamu panggil Aswin!"Pelayan itu mengiakan. Kemudian, dia yang sedikit bingung bertanya, "Apa kita nggak memberi tahu Nona Dian?"Wira datang untuk mencari Dian. Kenapa Supri tidak memanggil Dian malah memanggil Aswin?Ekspresi Supri menjadi muram dan dia berpesan, "Jangan banyak tanya lagi! Ingat, jangan beri tahu Dian dulu Wira datang!" Pelayan itu pun segera pergi.Supri tersenyum sinis, lalu bersenandung

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 418

    Wira menyipitkan matanya sambil berucap, "Kamu menyuruh pelayan membawaku masuk hanya untuk mengatakan ini?""Tentu saja bukan," sahut Supri. Kemudian, dia meletakkan cangkir teh dan jari tangannya mengetuk meja. Dia melanjutkan, "Keluarga Wibowo itu keluarga besar, bukan keluarga kecil dari desa. Dian itu Nona Besar Keluarga Wibowo, jadi kami harus memperhatikan reputasinya agar nggak mempermalukan leluhur."Ekspresi Doddy pun terlihat muram. Keluarga kaya kabupaten saja berani berlagak di depan Wira.Wira menimpali dengan ekspresi datar, "Terus terang saja, nggak perlu berbelit-belit." Wira tahu bahwa Supri menghalanginya karena merencanakan sesuatu.Supri tersenyum seraya berkata, "Kamu boleh bertemu dengan Dian, tapi nggak boleh nggak jelas seperti ini. Nanti, orang-orang akan bergosip."Wira mencibir, lalu membalas, "Aku hanya mengunjungi Dian sebagai teman biasa."Supri mendengus, lalu berujar, "Huh! Teman biasa? Kalau kalian itu teman biasa, Dian nggak akan menangis setelah Tomm

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 419

    Supri menepuk tangannya. Kemudian, seorang pria paruh baya yang memegang tongkat, bertubuh bungkuk, bergigi kuning, dan berpenampilan kotor berjalan masuk tertatih-tatih. Dia terlihat takut-takut saat berkata, "Pak Supri cari saya?"Supri menunjuk Aswin seraya berucap, "Kalau kamu nggak setuju, aku akan menikahkan Dian dengan dia!"Aswin merasa terkejut dan juga senang. Entah apa yang dia pikirkan sehingga dia terus menelan ludah.Wira yang murka berujar, "Atas dasar apa kamu menentukan pernikahan Dian?" Menikahkan Dian dengan pria seperti ini sama saja dengan membunuh dia.Supri mendengus, lalu menjawab, "Karena aku ini pamannya. Orang tuanya sudah meninggal, aku ini satu-satunya senior Dian. Aku bisa menentukan pernikahannya. Kalaupun dituntut sampai pengadilan daerah, aku juga bisa menang!"Begitu Iqbal pergi, tidak ada yang bisa membantu Wira lagi di pengadilan daerah. Sekarang, Fadil yang menjadi pemimpin di pengadilan daerah dan Fadil adalah teman lama Supri. Kemarin, Fadil sudah

    Last Updated : 2023-10-03

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2918

    Saat ini, para prajurit baru tersadar kembali dan menyerbu ke arah Wira dan lainnya.Sayangnya, meskipun mereka adalah prajurit elite pilihan Caraka, mereka tidak mungkin bisa menghentikan kecepatan Agha dan Dwija.Agha adalah orang terkuat, sedangkan Dwija adalah pendekar terhebat. Ini adalah kombinasi yang tak terkalahkan.Sesaat kemudian, para prajurit pun tumbang. Semuanya terbunuh dengan satu serangan.Tentunya, orang-orang seperti ini tidak perlu dikasihani. Mereka telah lama mengikuti Caraka dan tangan mereka telah ternodai oleh darah. Sayangnya, selagi mereka bertarung, Panji dan Caraka berhasil melarikan diri."Kak, mereka berhasil lolos," ujar Agha yang berdiri di samping Wira dengan kesal.Wira menepuk bahunya sambil tersenyum. "Nggak apa-apa, semuanya sesuai dugaanku. Biarkan saja mereka. Kalau Panji bisa ditangkap semudah itu, justru aku bakal curiga."Agha menghela napas. "Padahal kita sudah hampir berhasil. Sayang sekali!"Wira menggeleng. "Kamu sudah lupa pada kemampuan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2917

    Sejak tadi, Wendi terus mengamati mereka. Segala sesuatu tidak luput dari pandangannya. Karena makhluk beracun itu terus melindungi matanya, Itu berarti kelemahannya terletak di mata. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mengalahkan musuh!Wira mengangguk, lalu memasukkan tangannya ke saku untuk mengambil pistol.Hanya saja, sekarang Wira masih harus menunggu. Dia tidak boleh bertindak gegabah supaya musuh tidak berwaspada padanya. Serangan ini harus diam-diam dan mendadak!Sesaat kemudian, makhluk beracun itu meninju dada Agha, membuat Agha terpental. Saat berikutnya, Dwija langsung mengambil kesempatan untuk menyerang mata monster itu.Ketika Dwija hendak mengambil tindakan, Wira sontak berseru, "Minggir!"Dwija buru-buru menarik pedangnya dan mundur sepuluh langkah. Dia tiba di hadapan Agha dan memapahnya.Dor! Terdengar suara tembakan. Wira telah menarik pelatuknya dan pelurunya mengenai mata monster itu secara akurat!Seketika, makhluk beracun itu berhenti bergerak dan berlutut

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2916

    "Aku rasa matanya terlihat sangat lemah. Kalian boleh coba serang matanya. Mungkin itu kelemahannya," ujar Wendi yang tatapannya tertuju pada mata makhluk beracun itu.Tubuh makhluk beracun itu dilapisi oleh zirah, ditambah lagi kekuatan fisiknya sangat mengerikan. Tentu sulit untuk menghancurkan pertahanannya. Jadi, kelemahannya mungkin bukan di tubuhnya. Matanya adalah kemungkinan terbesar.Hanya saja, Wendi tidak dapat memastikan spekulasinya untuk sekarang. Mereka harus bertarung untuk membuktikannya.Saat Agha dan Dwija hendak menyerang, Wendi berpesan, "Kalian harus akhiri pertempuran ini secepat mungkin. Kalau dia membuang-buang waktu kalian, kalian sebaiknya mundur.""Tubuh manusia punya batasan, sedangkan tubuh monster ini sudah melampaui manusia. Di beberapa aspek, dia nggak tergolong manusia lagi.""Kalau kalian nggak mengakhiri pertempuran dengan cepat, kalian sendiri yang bakal rugi."Agha dan Dwija bertatapan sesaat, lalu sama-sama mengangguk. Saat berikutnya, keduanya sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2915

    Sebelumnya Agha menggunakan senjata, tetapi masih tidak bisa mengalahkan monster di depannya ini. Kini, dia harus bertarung dengan tangan kosong. Agha tidak punya keyakinan untuk menang.Namun, Wira berdiri tepat di belakangnya. Meskipun tidak bisa bertahan, Agha tetap harus melindungi Wira.Agha telah berjanji kepada Danu dan lainnya, sekalipun harus mengorbankan nyawanya, keselamatan Wira tetap harus terjamin. Dia tidak bisa membiarkan Wira berada dalam bahaya atau dirinya akan menjadi pendosa!"Kak, Kamu dan Wendi pergi saja dulu. Serahkan semuanya kepadaku dan Dwija. Kami pasti bisa melawan mereka. Setelah membereskan mereka, kami akan menyusul kalian," ucap Agha dengan tegas.Dwija menggenggam pedangnya dengan erat sambil mengangguk dengan tegas."Sebelumnya aku sudah dengar tentang kehebatan monster ini. Senjata sekalipun nggak bisa melukainya. Aku nggak percaya ada monster sehebat itu di dunia.""Sekarang, aku akhirnya punya kesempatan untuk melihatnya. Aku tentu harus bekerja s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2914

    "Selain kabut yang agak tebal, sepertinya nggak ada apa-apa di sini," ujar Agha sambil menggaruk kepalanya."Justru kabut di depan ini yang membuatku merasa ada yang nggak beres." Wendi mengernyit, lalu mengeluarkan sebuah botol porselen dari sakunya.Kemudian, dia segera mengeluarkan empat butir pil dari dalam. Setelah memakan sebutir, dia membagikan sisanya kepada mereka."Kabut ini beracun. Kalian cepat makan pil ini." ucap Wendi untuk memperingatkan.Tanpa ragu sedikit pun, Wira dan lainnya segera menelan pil itu.Wendi ahli dalam racun. Dia tentu bisa mendeteksi jika ada racun di kabut ini. Trik licik seperti ini tidak ada apa-apanya di hadapan Wendi.Ekspresi Wira menjadi sangat suram. "Ternyata ada orang yang ingin menghalangi jalan kita. Sepertinya jejak kita terdeteksi musuh."Saat berikutnya, terdengar tawa yang keras. Yang muncul di depan mereka tidak lain adalah Panji dan Caraka. Di belakang mereka terdapat banyak orang.Seiring dengan kemunculan mereka, kabut beracun itu p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2913

    Ini adalah kesempatan terbaik bagi mereka untuk bertindak!Jika mereka bisa membunuh Wira, anak buahnya tidak mungkin bisa apa-apa lagi. Dengan begitu, Provinsi Lowala dan Provinsi Yonggu akan jatuh ke tangan mereka!Ketika saat itu tiba, di seluruh sembilan provinsi, siapa yang bisa menandingi Senia? Kerajaan Agrel akan menyapu sembilan provinsi dan Senia akan menjadi penguasa baru!"Apa Wira dan lainnya benaran akan datang? Kalau perjalanan mereka tertunda, apa kita harus terus menunggu di sini?"Caraka bertanya sambil minum teh. Nada bicaranya terdengar tidak sabar. Karena kali ini mereka tidak membawa banyak orang, mereka tidak sepenuhnya menguasai informasi tentang Wira dan lainnya, hanya bisa menuruti spekulasi Panji.Panji mengusap janggutnya sambil tertawa. Kemudian, dia menyahut, "Nggak usah cemas. Dengan kecerdikan Wira, aku rasa nggak sulit bagi dia untuk tahu dari mana aku berasal.""Lembah Duka memang tempat yang sangat misterius, tapi banyak orang yang tahu keberadaannya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2912

    Wira melirik ketiga orang itu sejenak, lalu menggeleng dengan putus asa. Orang-orang ini benar-benar seperti hantu kelaparan! "Kak, kulihat kamu bicara lama dengan pelayan tadi. Apa kamu sudah dapat informasi?" tanya Agha sambil membersihkan giginya dengan tusuk gigi dan beralih menatap Wira.Wira mengangguk, lalu menyahut, "Aku sudah tanya semuanya. Orang-orang yang menguasai kemampuan aneh itu berasal dari tempat yang disebut Lembah Duka. Lembah itu terletak di Provinsi Tengah.""Kalau kita ingin menyelidiki tentang Panji dan mencari cara untuk melawannya, kita harus pergi ke Provinsi Tengah dan mencoba masuk ke Lembah Duka!""Asalkan kita bisa masuk ke Lembah Duka, nggak peduli siapa sebenarnya Panji atau seperti apa hubungannya dengan orang-orang di sana, setidaknya misi kita sudah selesai setengah. Tentunya, kita akan menemukan cara untuk melawan Panji!"Mengetahui informasi musuh adalah kunci kemenangan. Karena orang-orang di Lembah Duka tidak sembarangan terlibat dengan urusan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2911

    "Provinsi Tengah? Sebaiknya lupakan saja deh ...." Wira menggeleng dan menghela napas. "Dengar-dengar, Provinsi Tengah memang makmur dan kaya, juga merupakan pusat dari wilayah barat. Banyak orang yang datang ke wilayah barat pasti pergi ke Provinsi Tengah.""Harus kuakui bahwa tempat itu memang bagus, tapi aku punya satu kekhawatiran, yaitu ...." Wira sengaja memperpanjang suaranya, lalu melanjutkan, "Katanya di sana ada banyak masalah dan banyak orang lokal yang menguasai ilmu hitam. Mereka biasanya tinggal di Provinsi Tengah.""Kita yang baru datang ini masih asing dengan wilayah barat. Kalau kita sampai menarik perhatian orang-orang seperti itu, bukankah kita akan celaka?""Pada akhirnya, kita malah cuma buang-buang tenaga, bahkan bisa kehilangan nyawa. Kalau begitu, untuk apa kita susah payah datang ke wilayah barat?"Saat berbicara, Wira terus mengamati pelayan di depannya, sembari mencoba menebak pikirannya.Daripada langsung bertanya tentang orang-orang yang menguasai kemampuan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2910

    Wira sampai tidak tahu harus bagaimana menghadapi adiknya yang satu ini!Tidak lama kemudian, mereka menemukan sebuah penginapan dan segera mengurus prosedur menginap.Setelah selesai menata barang, mereka turun ke lantai bawah dan segera memesan beberapa makanan. Agha pun makan dengan lahap."Kelihatannya sederhana saja, tapi rasanya lumayan enak! Kalian juga makan yang banyak!" ucap Agha sambil makan.Wira sama sekali tidak menghiraukannya dan malah menatap pelayan penginapan yang sedang berdiri di depan pintu.Karena di dalam penginapan tidak ada banyak orang, pelayan itu terlihat cukup santai dan sedang berdiri di depan pintu menikmati angin.Sekarang musim panas di wilayah barat. Wira dan lainnya juga tidak tahan menghadapi suhu yang terlalu tinggi ini, apalagi pelayan yang harus bekerja.Wira meletakkan peralatan makannya, lalu mendekati pelayan itu. Sambil tersenyum, dia bertanya, "Sobat, aku rasa kamu bukan orang asli sini, 'kan?""Benar, penilaianmu tajam sekali! Aku memang bu

DMCA.com Protection Status