Share

Bab 417

Author: Arif
last update Last Updated: 2023-10-03 18:00:00
Pelayan tersebut bergegas masuk ke kediaman sambil berteriak, "Pak Supri, Wira datang. Dia mau cari Nona Dian!"

Reputasi seseorang benar-benar penting. Wira memusnahkan Desa Tiga Harimau dan Keluarga Silali, lalu menjadi terkenal di Kabupaten Uswal. Beberapa hari yang lalu, Wira menerobos kediaman Keluarga Sutedja dan pengadilan daerah. Dia juga mendesak Radit hingga mati.

Itulah sebabnya, nama Wira terkenal di seluruh kabupaten. Bahkan, para pelayan di berbagai kediaman pun kenal dengan Wira.

Supri sangat gembira, lalu berpikir sejenak sebelum berucap, "Baguslah kalau dia datang! Kamu panggil Aswin!"

Pelayan itu mengiakan. Kemudian, dia yang sedikit bingung bertanya, "Apa kita nggak memberi tahu Nona Dian?"

Wira datang untuk mencari Dian. Kenapa Supri tidak memanggil Dian malah memanggil Aswin?

Ekspresi Supri menjadi muram dan dia berpesan, "Jangan banyak tanya lagi! Ingat, jangan beri tahu Dian dulu Wira datang!" Pelayan itu pun segera pergi.

Supri tersenyum sinis, lalu bersenandung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sukirman Vivaldus
bonus dan poin saya mengapa sering kepotong tanpa sebab?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 418

    Wira menyipitkan matanya sambil berucap, "Kamu menyuruh pelayan membawaku masuk hanya untuk mengatakan ini?""Tentu saja bukan," sahut Supri. Kemudian, dia meletakkan cangkir teh dan jari tangannya mengetuk meja. Dia melanjutkan, "Keluarga Wibowo itu keluarga besar, bukan keluarga kecil dari desa. Dian itu Nona Besar Keluarga Wibowo, jadi kami harus memperhatikan reputasinya agar nggak mempermalukan leluhur."Ekspresi Doddy pun terlihat muram. Keluarga kaya kabupaten saja berani berlagak di depan Wira.Wira menimpali dengan ekspresi datar, "Terus terang saja, nggak perlu berbelit-belit." Wira tahu bahwa Supri menghalanginya karena merencanakan sesuatu.Supri tersenyum seraya berkata, "Kamu boleh bertemu dengan Dian, tapi nggak boleh nggak jelas seperti ini. Nanti, orang-orang akan bergosip."Wira mencibir, lalu membalas, "Aku hanya mengunjungi Dian sebagai teman biasa."Supri mendengus, lalu berujar, "Huh! Teman biasa? Kalau kalian itu teman biasa, Dian nggak akan menangis setelah Tomm

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 419

    Supri menepuk tangannya. Kemudian, seorang pria paruh baya yang memegang tongkat, bertubuh bungkuk, bergigi kuning, dan berpenampilan kotor berjalan masuk tertatih-tatih. Dia terlihat takut-takut saat berkata, "Pak Supri cari saya?"Supri menunjuk Aswin seraya berucap, "Kalau kamu nggak setuju, aku akan menikahkan Dian dengan dia!"Aswin merasa terkejut dan juga senang. Entah apa yang dia pikirkan sehingga dia terus menelan ludah.Wira yang murka berujar, "Atas dasar apa kamu menentukan pernikahan Dian?" Menikahkan Dian dengan pria seperti ini sama saja dengan membunuh dia.Supri mendengus, lalu menjawab, "Karena aku ini pamannya. Orang tuanya sudah meninggal, aku ini satu-satunya senior Dian. Aku bisa menentukan pernikahannya. Kalaupun dituntut sampai pengadilan daerah, aku juga bisa menang!"Begitu Iqbal pergi, tidak ada yang bisa membantu Wira lagi di pengadilan daerah. Sekarang, Fadil yang menjadi pemimpin di pengadilan daerah dan Fadil adalah teman lama Supri. Kemarin, Fadil sudah

    Last Updated : 2023-10-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 420

    Pelayan Keluarga Wibowo pun sampai di pengadilan daerah. Raut wajah Fadil menjadi muram setelah mendengar laporan pelayan itu, lalu dia berkata, "Beraninya Wira menerobos kediaman orang lain dan menggoda wanita baik-baik. Penjahat seperti ini harus dihukum berat agar Kabupaten Uswal bisa tenang.""Pengawal, panggil Regan untuk mengumpulkan petugas patroli. Siapkan senjata dan ikut aku ke kediaman Keluarga Wibowo untuk menangkap orang!" lanjut Fadil.Pejabat yang baru menduduki posisinya pasti ingin memperlihatkan kemampuannya. Fadil harus menunjukkan kuasanya sebagai patih baru. Jadi, dia akan menghukum seseorang terlebih dahulu untuk memperingati orang lain. Namun, melaksanakannya pada orang biasa tidak akan efektif.Orang yang mempunyai sedikit perselisihan dengan Fadil adalah Wira yang terkenal di Kabupaten Uswal. Kebetulan Fadil bisa menjadikan Wira sebagai contoh.Beberapa waktu yang lalu, Fadil masih takut dengan Wira. Dia khawatir Wira memiliki penyokong. Setelah kejadian kemari

    Last Updated : 2023-10-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 421

    Namun, adik Dian memang sudah cacat mental bawaan. Josua masih muda dan sedang dalam masa pertumbuhan. Bagaimana dia bisa bertahan hidup dalam situasi seperti ini?Dian juga tidak mengerti, apakah hati Supri begitu kejam? Mengapa sikapnya masih belum juga melunak setelah bertahun-tahun berlalu?Supri telah berulang kali menyakitinya dan Dian selalu memaafkannya. Bisa-bisanya Supri masih seperti ini!Tiba-tiba ada suara yang terdengar! Raut wajah Dian sontak berubah. Dia buru-buru melindungi adiknya di belakang sembari bertanya, "Siapa itu?""Nona, ini aku!" jawab Tommy seraya berjalan masuk dan membungkuk. Dian menghela napas lega, lalu bertanya, "Tommy, kenapa kamu masih belum pergi? Bukannya aku menyuruhmu kembali ke Dusun Wibowo untuk menyiapkan persediaan makanan?"Banyak orang kepercayaan Dian dipilih dari kampung halamannya dan dilatih olehnya sendiri! Tommy menjawab, "Nona, semua orang mengkhawatirkanmu. Mereka memintaku untuk tinggal dan melindungimu secara diam-diam!"Melihat

    Last Updated : 2023-10-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 422

    Wira adalah seorang pria yang berbakat, sementara Dian hanya seorang pedagang biasa yang dianggap rendah, bahkan memiliki reputasi sebagai seorang wanita yang sudah tiga kali menikah. Meskipun Dian masih perawan, bagaimana dia bisa pantas untuk Wira?Tanpa disadari, setelah beberapa waktu, pintu halaman tiba-tiba langsung terbuka dengan suara keras! Begitu Dian melihat sosok yang datang, air matanya langsung mengalir keluar. Wira berjalan masuk bersama Doddy, tiga veteran Pasukan Zirah Hitam, dan juga Tommy.Dengan berlinang air mata, Dian segera mencari sisir kayu dan cermin tembaga. Dia mencoba untuk merapikan penampilannya. Namun, dalam rumah yang tua dan bobrok ini, tidak ada barang-barang itu. Hal ini membuat Dian agak kebingungan. Di luar pintu, suara Tommy pun bergema. "Nona, Tuan Wahyudi sudah datang!"Dian berseru, "Aaahh ... tunggu sebentar. Aku akan segera siap!" Mengandalkan perasaannya, Dian merapikan rambutnya dengan cepat, lalu merapikan kerutan di pakaiannya.Josua meli

    Last Updated : 2023-10-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 423

    "Paman Supri, apa kamu benar-benar ingin memaksaku sampai mati, tanpa memedulikan hubungan keluarga kita?" tanya Dian dengan sorot mata memancarkan kesedihan yang tak terungkapkan!"Kamu yang lebih dulu memaksaku!" balas Supri. Dia berkata dengan percaya diri, "Kalau kamu menyerahkan kedua resep rahasia ini sejak awal, aku sama sekali nggak perlu berbasa-basi dengan bajingan ini. Sekarang, kamu hanya punya dua pilihan. Pertama, serahkan resep rahasia atau kedua, bersiap untuk dipenjara."Dengan didukung oleh Fadil, kini Supri bisa memenjarakan siapa pun yang diinginkannya! Dian berseru, "Kamu!" Melihat Supri yang makin keterlaluan, wanita itu sangat emosi hingga tidak tahu apa yang harus dikatakannya lagi."Ada beberapa orang yang akan makin menindasmu ketika kamu terus mengalah. Mereka berpikir bahwa mereka bisa mengendalikanmu!" ucap Wira. Dia melihat ke arah Dian dengan tajam, lalu berkata dengan serius, "Bawa Josua ke belakang. Aku akan menangani situasi ini di sini."Sembari menat

    Last Updated : 2023-10-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 424

    Wira berbicara dengan ekspresi datar, "Patahkan satu kakinya lagi!""Ka … kamu ...," ucap Supri yang benar-benar terkejut. Dia segera mengulurkan tangannya sambil berseru, "Aku nggak menginginkan resep rahasiamu lagi. Kamu boleh membawa Dian pergi dan aku nggak akan mengusikmu lagi!"Supri berencana untuk mengulur waktu dan menahan Wira dahulu. Begitu Fadil datang, dia baru akan membuat perhitungan dengan bocah ini. Doddy langsung menginjak kakinya yang satu lagi! Suara retakan tulang terdengar jelas. Supri pun menjerit memilukan dengan tubuh bagian atasnya yang bergetar tanpa henti.Di dalam rumah, tatapan dari Dian yang sudah menutup telinga Josua tampak sedikit tidak tega. Namun, dia juga merasakan kepuasan yang tak terucapkan di dalam hatinya.Dian dan adiknya telah berulang kali dicelakai oleh Supri. Dia sudah ingin melakukan hal ini sejak awal, tetapi tak pernah mampu melakukannya!"Aaahhh!" seru Supri. Keringat dan air mata telah bercampur di wajah Supri dan dia terus menjerit

    Last Updated : 2023-10-04
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 425

    "Sudahlah, semuanya sudah berlalu!" ucap Wira seraya menepuk bahu Dian dengan lembut. Dia mencoba menenangkan wanita itu. Raut wajahnya tampak bisa memahami perasaan Dian.Ketika wanita merasa sedih, mereka selalu memerlukan bahu seseorang untuk bersandar! Sebagai seorang teman, ini adalah bantuan yang bisa diberikan oleh Wira! Tepat pada saat ini, Doddy berjalan masuk dan berkata, "Kak Wira, Tuan Fadil datang dengan pasukan penjaganya!""Tuan!" ujar Dian yang segera melepaskan pelukannya, lalu berkata dengan ekspresi penuh kekhawatiran, "Tuan memang memiliki reputasi, tapi belum pernah diumumkan secara resmi. Tuan Fadil pasti belum tahu tentang ini!'"Wira berkata, "Baiklah, jangan khawatir. Aku akan menanganinya!" Pria itu mengusap hidung kecil Dian yang mancung itu, lalu mengelus kepala Josua dan berjalan keluar dari rumah.Begitu keluar, Wira mendapati Fadil datang dengan sekelompok pasukan penjaga bersenjatakan busur dan mengenakan zirah. Mereka tampak mengepung halaman.Supri ya

    Last Updated : 2023-10-04

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2918

    Saat ini, para prajurit baru tersadar kembali dan menyerbu ke arah Wira dan lainnya.Sayangnya, meskipun mereka adalah prajurit elite pilihan Caraka, mereka tidak mungkin bisa menghentikan kecepatan Agha dan Dwija.Agha adalah orang terkuat, sedangkan Dwija adalah pendekar terhebat. Ini adalah kombinasi yang tak terkalahkan.Sesaat kemudian, para prajurit pun tumbang. Semuanya terbunuh dengan satu serangan.Tentunya, orang-orang seperti ini tidak perlu dikasihani. Mereka telah lama mengikuti Caraka dan tangan mereka telah ternodai oleh darah. Sayangnya, selagi mereka bertarung, Panji dan Caraka berhasil melarikan diri."Kak, mereka berhasil lolos," ujar Agha yang berdiri di samping Wira dengan kesal.Wira menepuk bahunya sambil tersenyum. "Nggak apa-apa, semuanya sesuai dugaanku. Biarkan saja mereka. Kalau Panji bisa ditangkap semudah itu, justru aku bakal curiga."Agha menghela napas. "Padahal kita sudah hampir berhasil. Sayang sekali!"Wira menggeleng. "Kamu sudah lupa pada kemampuan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2917

    Sejak tadi, Wendi terus mengamati mereka. Segala sesuatu tidak luput dari pandangannya. Karena makhluk beracun itu terus melindungi matanya, Itu berarti kelemahannya terletak di mata. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mengalahkan musuh!Wira mengangguk, lalu memasukkan tangannya ke saku untuk mengambil pistol.Hanya saja, sekarang Wira masih harus menunggu. Dia tidak boleh bertindak gegabah supaya musuh tidak berwaspada padanya. Serangan ini harus diam-diam dan mendadak!Sesaat kemudian, makhluk beracun itu meninju dada Agha, membuat Agha terpental. Saat berikutnya, Dwija langsung mengambil kesempatan untuk menyerang mata monster itu.Ketika Dwija hendak mengambil tindakan, Wira sontak berseru, "Minggir!"Dwija buru-buru menarik pedangnya dan mundur sepuluh langkah. Dia tiba di hadapan Agha dan memapahnya.Dor! Terdengar suara tembakan. Wira telah menarik pelatuknya dan pelurunya mengenai mata monster itu secara akurat!Seketika, makhluk beracun itu berhenti bergerak dan berlutut

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2916

    "Aku rasa matanya terlihat sangat lemah. Kalian boleh coba serang matanya. Mungkin itu kelemahannya," ujar Wendi yang tatapannya tertuju pada mata makhluk beracun itu.Tubuh makhluk beracun itu dilapisi oleh zirah, ditambah lagi kekuatan fisiknya sangat mengerikan. Tentu sulit untuk menghancurkan pertahanannya. Jadi, kelemahannya mungkin bukan di tubuhnya. Matanya adalah kemungkinan terbesar.Hanya saja, Wendi tidak dapat memastikan spekulasinya untuk sekarang. Mereka harus bertarung untuk membuktikannya.Saat Agha dan Dwija hendak menyerang, Wendi berpesan, "Kalian harus akhiri pertempuran ini secepat mungkin. Kalau dia membuang-buang waktu kalian, kalian sebaiknya mundur.""Tubuh manusia punya batasan, sedangkan tubuh monster ini sudah melampaui manusia. Di beberapa aspek, dia nggak tergolong manusia lagi.""Kalau kalian nggak mengakhiri pertempuran dengan cepat, kalian sendiri yang bakal rugi."Agha dan Dwija bertatapan sesaat, lalu sama-sama mengangguk. Saat berikutnya, keduanya sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2915

    Sebelumnya Agha menggunakan senjata, tetapi masih tidak bisa mengalahkan monster di depannya ini. Kini, dia harus bertarung dengan tangan kosong. Agha tidak punya keyakinan untuk menang.Namun, Wira berdiri tepat di belakangnya. Meskipun tidak bisa bertahan, Agha tetap harus melindungi Wira.Agha telah berjanji kepada Danu dan lainnya, sekalipun harus mengorbankan nyawanya, keselamatan Wira tetap harus terjamin. Dia tidak bisa membiarkan Wira berada dalam bahaya atau dirinya akan menjadi pendosa!"Kak, Kamu dan Wendi pergi saja dulu. Serahkan semuanya kepadaku dan Dwija. Kami pasti bisa melawan mereka. Setelah membereskan mereka, kami akan menyusul kalian," ucap Agha dengan tegas.Dwija menggenggam pedangnya dengan erat sambil mengangguk dengan tegas."Sebelumnya aku sudah dengar tentang kehebatan monster ini. Senjata sekalipun nggak bisa melukainya. Aku nggak percaya ada monster sehebat itu di dunia.""Sekarang, aku akhirnya punya kesempatan untuk melihatnya. Aku tentu harus bekerja s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2914

    "Selain kabut yang agak tebal, sepertinya nggak ada apa-apa di sini," ujar Agha sambil menggaruk kepalanya."Justru kabut di depan ini yang membuatku merasa ada yang nggak beres." Wendi mengernyit, lalu mengeluarkan sebuah botol porselen dari sakunya.Kemudian, dia segera mengeluarkan empat butir pil dari dalam. Setelah memakan sebutir, dia membagikan sisanya kepada mereka."Kabut ini beracun. Kalian cepat makan pil ini." ucap Wendi untuk memperingatkan.Tanpa ragu sedikit pun, Wira dan lainnya segera menelan pil itu.Wendi ahli dalam racun. Dia tentu bisa mendeteksi jika ada racun di kabut ini. Trik licik seperti ini tidak ada apa-apanya di hadapan Wendi.Ekspresi Wira menjadi sangat suram. "Ternyata ada orang yang ingin menghalangi jalan kita. Sepertinya jejak kita terdeteksi musuh."Saat berikutnya, terdengar tawa yang keras. Yang muncul di depan mereka tidak lain adalah Panji dan Caraka. Di belakang mereka terdapat banyak orang.Seiring dengan kemunculan mereka, kabut beracun itu p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2913

    Ini adalah kesempatan terbaik bagi mereka untuk bertindak!Jika mereka bisa membunuh Wira, anak buahnya tidak mungkin bisa apa-apa lagi. Dengan begitu, Provinsi Lowala dan Provinsi Yonggu akan jatuh ke tangan mereka!Ketika saat itu tiba, di seluruh sembilan provinsi, siapa yang bisa menandingi Senia? Kerajaan Agrel akan menyapu sembilan provinsi dan Senia akan menjadi penguasa baru!"Apa Wira dan lainnya benaran akan datang? Kalau perjalanan mereka tertunda, apa kita harus terus menunggu di sini?"Caraka bertanya sambil minum teh. Nada bicaranya terdengar tidak sabar. Karena kali ini mereka tidak membawa banyak orang, mereka tidak sepenuhnya menguasai informasi tentang Wira dan lainnya, hanya bisa menuruti spekulasi Panji.Panji mengusap janggutnya sambil tertawa. Kemudian, dia menyahut, "Nggak usah cemas. Dengan kecerdikan Wira, aku rasa nggak sulit bagi dia untuk tahu dari mana aku berasal.""Lembah Duka memang tempat yang sangat misterius, tapi banyak orang yang tahu keberadaannya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2912

    Wira melirik ketiga orang itu sejenak, lalu menggeleng dengan putus asa. Orang-orang ini benar-benar seperti hantu kelaparan! "Kak, kulihat kamu bicara lama dengan pelayan tadi. Apa kamu sudah dapat informasi?" tanya Agha sambil membersihkan giginya dengan tusuk gigi dan beralih menatap Wira.Wira mengangguk, lalu menyahut, "Aku sudah tanya semuanya. Orang-orang yang menguasai kemampuan aneh itu berasal dari tempat yang disebut Lembah Duka. Lembah itu terletak di Provinsi Tengah.""Kalau kita ingin menyelidiki tentang Panji dan mencari cara untuk melawannya, kita harus pergi ke Provinsi Tengah dan mencoba masuk ke Lembah Duka!""Asalkan kita bisa masuk ke Lembah Duka, nggak peduli siapa sebenarnya Panji atau seperti apa hubungannya dengan orang-orang di sana, setidaknya misi kita sudah selesai setengah. Tentunya, kita akan menemukan cara untuk melawan Panji!"Mengetahui informasi musuh adalah kunci kemenangan. Karena orang-orang di Lembah Duka tidak sembarangan terlibat dengan urusan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2911

    "Provinsi Tengah? Sebaiknya lupakan saja deh ...." Wira menggeleng dan menghela napas. "Dengar-dengar, Provinsi Tengah memang makmur dan kaya, juga merupakan pusat dari wilayah barat. Banyak orang yang datang ke wilayah barat pasti pergi ke Provinsi Tengah.""Harus kuakui bahwa tempat itu memang bagus, tapi aku punya satu kekhawatiran, yaitu ...." Wira sengaja memperpanjang suaranya, lalu melanjutkan, "Katanya di sana ada banyak masalah dan banyak orang lokal yang menguasai ilmu hitam. Mereka biasanya tinggal di Provinsi Tengah.""Kita yang baru datang ini masih asing dengan wilayah barat. Kalau kita sampai menarik perhatian orang-orang seperti itu, bukankah kita akan celaka?""Pada akhirnya, kita malah cuma buang-buang tenaga, bahkan bisa kehilangan nyawa. Kalau begitu, untuk apa kita susah payah datang ke wilayah barat?"Saat berbicara, Wira terus mengamati pelayan di depannya, sembari mencoba menebak pikirannya.Daripada langsung bertanya tentang orang-orang yang menguasai kemampuan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2910

    Wira sampai tidak tahu harus bagaimana menghadapi adiknya yang satu ini!Tidak lama kemudian, mereka menemukan sebuah penginapan dan segera mengurus prosedur menginap.Setelah selesai menata barang, mereka turun ke lantai bawah dan segera memesan beberapa makanan. Agha pun makan dengan lahap."Kelihatannya sederhana saja, tapi rasanya lumayan enak! Kalian juga makan yang banyak!" ucap Agha sambil makan.Wira sama sekali tidak menghiraukannya dan malah menatap pelayan penginapan yang sedang berdiri di depan pintu.Karena di dalam penginapan tidak ada banyak orang, pelayan itu terlihat cukup santai dan sedang berdiri di depan pintu menikmati angin.Sekarang musim panas di wilayah barat. Wira dan lainnya juga tidak tahan menghadapi suhu yang terlalu tinggi ini, apalagi pelayan yang harus bekerja.Wira meletakkan peralatan makannya, lalu mendekati pelayan itu. Sambil tersenyum, dia bertanya, "Sobat, aku rasa kamu bukan orang asli sini, 'kan?""Benar, penilaianmu tajam sekali! Aku memang bu

DMCA.com Protection Status