Share

Bab 275

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-08 18:00:01
“Pasukan Zirah Hitam dibimbing ayahku sendiri. Para prajurit sangat terampil dalam seni bela diri, juga dilengkapi baju zirah hitam dan golok hitam. Moral prajurit sangat tinggi dan mereka bisa mengendalikan berbagai formasi militer dengan sangat mudah. Jadi, nggak ada orang yang takut pada pasukan berkuda bangsa Agrel.”

Yudha tersenyum getir dan melanjutkan, “Tapi, prajurit di Jagabu memiliki keterampilan yang biasa-biasa saja. Meskipun moral prajurit sudah meningkat, mereka juga hanya bisa melindungi kota. Begitu diharuskan untuk berperang melawan pasukan besar bangsa Agrel, semangat mereka pasti akan langsung padam.”

Wira bertanya dengan penuh harapan, “Apa ada kemungkinan untuk mengumpulkan kembali Pasukan Zirah Hitam?”

“Ayah menghabiskan upaya selama 10 tahun untuk menghasilkan Pasukan Zirah Hitam yang terdiri dari 10 ribu pasukan. Dalam pertarungan membela seluruh negeri selama 10 tahun, sebagian besar prajurit sudah gugur. Dalam insiden lima tahun lalu, ada lagi 2.000 prajurit y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 276

    Begitu Wira kembali ke rumah, para penduduk Dusun Darmadi dan Dusun Lofita langsung mengelilinginya.Awalnya, Wisnu sudah membawa para penduduk Dusun Lofita untuk bersembunyi di sebuah kuil bobrok di kota. Namun, Sony malah menemukan mereka dan membawa mereka kembali ke rumah Wira. Rumah ini sangat besar dan mampu menampung semua orang. Bahan pangan juga sudah disediakan sehingga mereka tidak kekurangan makanan. Kehidupan mereka di sini malah lebih bagus daripada saat masih tinggal di Dusun Lofita.“Kak Wira, apa menjadi penasihat militer sangat bergengsi? Apa semua prajurit mematuhi perintahmu?”“Kak Wira, apa jabatan penasihat militer lebih tinggi dari jenderal?”“Tentu saja, penasihat militer itu guru yang memimpin militer. Posisinya tentu saja lebih tinggi!”“Selamat, Tuan Wira!”“Tuan Wira, apa Panglima Yudha benar-benar begitu hebat? Kita benar-benar mampu mengalahkan bangsa Agrel?”“Kak Wira, bagaimana bentuk plakat emas? Boleh tunjukkan kepadaku nggak?”Para pemuda dari Dusun D

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 277

    Melihat gadis cantik yang begitu berani itu, Wira pun terkejut. Setelah merenung sejenak, dia berkata, “Oke! Mari kita bertaruh!”Dian menggenggam tiga lembar uang kertas dengan hati yang terasa hangat. Wira bukan hanya bernyali, tetapi juga memercayainya. Perasaan ini membuatnya sangat gembira....“Tuan Wahyudi, gawat! Sudah terjadi masalah besar! Panglima Yudha menyuruhmu untuk menemuinya!”Keesokan paginya, Wira sedang berlatih Wing Chun ketika seorang prajurit pengirim kabar berlari menghampirinya. Wira pun bergegas ke tembok kota dengan membawa Doddy dan yang lain.Saat ini, Yudha, empat letnan jenderal yang bernama Herdian, Aksa, Basuki, dan Chandra sedang berkumpul di atas tembok kota bersama sekelompok jenderal pendamping dan jenderal batalion. Mereka semua terlihat khawatir. Di sisi lain, para prajurit yang kemarin sudah bersemangat pun menunduk dengan putus asa. Pandangan semua orang tertuju pada Wira, tetapi tatapan penuh kekaguman kemarin sudah digantikan dengan keluhan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 278

    Para prajurit yang mendengar ucapan itu merasa sangat tergoda. Sementara itu, Yudha, sekelompok letnan jenderal, jenderal pendamping, dan jenderal batalion hanya bisa memandang tanpa daya.Pasukan bangsa Agrel itu berdiri sejauh 550 meter dan juga memegang perisai raksasa. Meskipun menggunakan misil tiga busur untuk menyerang mereka, mereka juga tidak akan terluka.Herdian mendengus, “Tuan Wahyudi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Raja Tanuwi sudah menggunakan taktikmu untuk menghadapi kita. Sekarang, moral prajurit malah lebih rendah lagi dari kemarin!”Aksa berkata dengan sombong, “Kalau bukan karena Tuan Wahyudi menggunakan taktik ini, belum tentu Raja Tanuwi bisa terpikirkan untuk menggunakan cara ini. Bagaimana ini? Moral prajurit sudah menjadi semakin rendah. Kalau mereka lanjut berteriak selama beberapa hari lagi, para prajurit mungkin akan langsung menyerah tanpa perlu berperang lagi!”Sekelompok jenderal menatap Wira. Saat ini, kekaguman yang mereka rasakan untuk Wira sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 279

    Begitu mendengar ucapan Wira, semua jenderal langsung mematung di tempat bagaikan sudah disambar petir. Bertarung dengan Raja Tanuwi dalam waktu setengah bulan lagi? Bukannya ini namanya menggali lubang kubur sendiri? Ternyata seorang pelajar memang tidak bisa dibiarkan untuk memerintah pasukan. Dia hanya akan mencelakai negara dan rakyat.“Aku nggak setuju!” Herdian adalah orang pertama yang maju dan membantah, “Kita nggak mungkin bisa menang melawan pasukan berkuda bangsa Agrel dalam pertarungan langsung. Bertarung dengannya nggak ada bedanya dengan mencari mati!”Aksa juga berkata, “Tuan Wahyudi, kamu nggak tahu seberapa hebat pasukan berkuda bangsa Agrel! Kamu sedang mempertaruhkan nyawa seluruh pasukan!”Mereka berdua adalah jenderal yang diangkat Keluarga Susilo. Berhubung merasa memiliki argumen yang kuat, mereka pun membantah dengan tegas.Basuki juga bersuara, “Tuan Wahyudi, kamu harus pertimbangkan baik-baik sebelum bertindak. Kalau sudah membuat janji, tapi mengingkari janji

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 280

    Prajurit pengirim pesan bangsa Agrel pun pergi untuk menyampaikan pesan itu.Raja Tanuwi melambaikan tangannya untuk membubarkan sekelompok jenderal, lalu menatap putranya sambil berkata, “Giandra, beri tahu Pasukan Elang Hitam untuk membiarkan para prajurit yang sudah menyerah itu kembali ke pasukan mereka secepat mungkin. Selain itu, suruh mereka untuk selidiki latar belakang penasihat militer itu!”Giandra bertanya dengan heran, “Ayah, apa kamu khawatir penasihat militer itu akan memakai trik-trik kotor dalam perang ini?”Raja Tanuwi tersenyum tipis, lalu menjawab, “Giandra, kamu harus ingat. Di bawah kekuatan mutlak, semua konspirasi dan tipu muslihat nggak akan berguna. Dia hanya sedang berjuang untuk mengulur waktu pada saat-saat terakhir. Kalau setengah bulan lagi dia nggak keluar untuk bertempur, moral seluruh prajurit kota akan mencapai titik terendah.”“Pada saat itu, kita bisa dengan mudah menaklukkan Jagabu dengan serangan gencar dan ditambah dengan bantuan prajurit yang su

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 281

    Sanur mengernyit sambil berkata, "Saat ini, keluarga kaya menjual properti mereka dengan harga yang sangat murah. Benar-benar rugi besar, tapi nggak ada yang beli!"Banyu menghela napas, lalu menyahut, "Hais, benar juga. Begitu pasukan Agrel masuk kota, semuanya akan menjadi milik mereka! Siapa masih mau beli?""Sudahlah, cepat bereskan barang-barang kita dan pergi ke kota provinsi di bagian selatan!" lanjut Banyu.Seorang pelayan tiba-tiba masuk saat mereka sedang berbicara. Dia berujar, "Tuan Sanur, Tuan Banyu, anggota dari lembaga makelar bilang ada yang mau beli toko kita. Tapi, harganya ditekan sampai 10 persen. Apa tokonya mau dijual?"Sanur menimpali, "Ditekan sampai 10 persen? Ini ...." Awalnya, harga toko sudah sangat murah. Sekarang malah ditekan sampai 10 persen lagi.Sanur yang merasa sakit hati pun berucap sambil menutup mata dan melambaikan tangannya, "Jual saja!"Sementara itu, Banyu menghela napas panjang, lalu berucap, "Keluarga Yumandi benar-benar beruntung karena mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 282

    Di kamp utara, tenda prajurit Perbatasan Loko yang kembali dikelilingi oleh penghalang. Puluhan ribu prajurit kabur saat Perbatasan Loko diterobos. Senjata dan baju zirah mereka dilucuti.Katanya para prajurit ini ditahan, tetapi sebenarnya tidak ada bedanya dengan kamp pada masa peperangan. Mereka tidak perlu berlatih perang dan diberi makan 3 kali sehari. Hidup mereka lebih nyaman dari sebelumnya. Ini adalah pemikiran normal dari prajurit yang kalah.Sementara itu, prajurit yang menyerah pada bangsa Agrel malah hidup tidak tenang, bagaikan dikurung di dalam sangkar. Jenderal pendamping, Raka Gondo, mendapat makanan enak setiap hari, tetapi dia malah kesulitan memakannya.Malam itu, ketika prajurit Perbatasan Loko kalah, bangsa Agrel menyuruh prajurit-prajurit ini untuk membunuh atasan mereka. Prajurit yang menolak akan dibunuh oleh bangsa Agrel secara sadis di tempat.Raka yang takut mati menikam atasannya. Kemudian, dia menerima tugas dari bangsa Agrel untuk memimpin sebagian prajur

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 283

    Prajurit lain ikut berseru, "Kami mau bertemu dengan komandan. Kami nggak terima ditahan seperti ini!" Puluhan ribu prajurit yang membuat keributan makin menjadi-jadi.Tiba-tiba, pasukan dari 2 kamp menyerbu. Satu kamp terdiri dari eksekutor dan satu lagi terdiri dari pemanah. Orang yang memimpin adalah seorang pemuda."Tuan Wahyudi sudah datang!" ujar salah seorang prajurit penjaga kamp. Akhirnya, mereka merasa lega.Raut wajah Raka menjadi muram saat melihat pemuda yang tampan itu. Dia pernah mendengar tentang penasihat militer ini. Begitu menduduki posisinya, Wira membagi upah tentara untuk meningkatkan semangat pasukan.Salah satu tentara membawa bangku, lalu Wira berdiri di atasnya. Sosoknya yang terlihat jelas oleh semua orang mengambil pengeras suara dari kayu, lalu berteriak, "Semuanya diam!"Ribuan orang yang berasal dari 2 kamp berdiri di belakang Wira. Ada yang mengeluarkan pisau panjang dan ada yang siap-siap memanah.Wah! Banyak prajurit merasa gugup dan menjadi diam. Mere

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2884

    Ini adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk menyelamatkan diri!Kalid ragu-ragu sejenak, lalu menatap para bawahannya yang tergeletak di tanah. Pada akhirnya, dia segera memerintahkan, "Mundur!"Lebih baik mundur daripada mati. Mereka masih punya banyak bawahan. Setelah membangun pasukan kembali, mereka masih bisa menguasai gurun pasir.Namun, jika bersikeras bertarung dengan Agha, kemungkinan besar mereka semua akan mati di sini. Pada akhirnya, semuanya akan menjadi sia-sia.Dzul dan Kavin bergegas mengikuti Kalid. Mereka berbondong-bondong menuju ke tempat tinggal mereka.Karena Agha masih terjebak dengan beberapa perampok, dia tidak akan punya kesempatan untuk menghentikan ketiga orang itu.Dwija yang hanya menonton dan terus menggenggam dengan erat pedangnya, sontak berkelebat dan tiba di depan ketiga orang itu.Dzul tidak punya senjata untuk pertahanan diri. Wajahnya memang menyeramkan, tetapi hanya bisa digunakan untuk menakuti orang. Dia tidak punya kemampuan apa pun.Ketika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2883

    "Kamu tidur saja, Kak. Serahkan para pecundang ini kepadaku." Kemudian, Agha menyeringai dan menatap Dwija. "Kamu juga nggak usah turun tangan melawan orang-orang lemah ini. Nanti yang ada pedangmu kotor. Biarkan aku berolahraga sedikit."Dwija mengangguk. Agha adalah orang terkuat di dunia. Ketika berada di Gedung Nomor Satu, Dwija dan Agha tidak akrab, tetapi Dwija pernah melihat kekuatan Agha.Jadi, beberapa perampok ini tidak ada apa-apanya di hadapan Agha. Dwija yakin Agha bisa menghabisi mereka semua dalam sekejap.Kedua bersaudara itu sama sekali tidak merasakan bahaya yang mengintai. Mereka terus memandang Agha dengan tatapan penuh ejekan. Bagaimana bisa ada orang sebodoh ini di dunia?Kalid melambaikan tangan kepada orang-orang di belakang, lalu tersenyum dan berujar, "Kalian serang dia bersama! Lumpuhkan dia! Aku rasa dia cukup kuat. Tapi, jumlah kita sangat banyak. Dia nggak mungkin bisa menang!"Orang-orang segera mengiakan dan menerjang ke arah Agha. Agha pun tersenyum sin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2882

    Sementara itu, Wira dan lainnya justru terlihat sangat tenang dan sama sekali tidak takut."Sudah kubilang sejak awal, kalau kamu punya niat buruk, aku pasti nggak akan mengampunimu. Siapa sangka, kamu benaran berani bermain belakang dengan kami, bahkan kerja sama dengan sekelompok penjahat di gurun ini.""Kalian ingin merebut harta kami? Sepertinya, langit memberiku kesempatan untuk memberimu pelajaran!"Mata Agha berbinar-binar. Sejak awal memasuki gurun, dia sudah merasa ada yang aneh pada Dzul. Hanya saja, karena Wira ada di sini, ditambah lagi mereka memang membutuhkan pemandu, Agha terus menahan amarahnya.Begitu memasuki gurun, Dzul langsung menunjukkan wajah aslinya. Kali ini, Agha tentu tidak akan mengampuninya!Dzul memandang Agha dengan tatapan penuh penghinaan. Dia tidak peduli pada ucapan Agha dan mengalihkan pandangannya kepada kedua bersaudara itu.Dzul menunjuk Agha dan berkata, "Kak Kalid, Kak Kavin, setelah semuanya beres, kuharap kalian bisa membiarkan bocah ini hidu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2881

    Karena telah berjalan selama beberapa jam, semua orang pun sangat lelah. Setelah bisa beristirahat, mereka melepaskan semua beban dan tidur lebih awal.Di siang hari, gurun terasa sangat panas, membuat mereka seperti berada di dalam oven raksasa. Namun, di malam hari, suhu turun drastis sehingga mereka bisa tidur dengan nyenyak.Hanya saja, sebelum sempat tidur sejam, mereka sudah mendengar suara langkah kaki yang ringan. Agha dan Dwija berasal dari Gedung Nomor Satu dan memiliki keahlian khusus. Sementara itu, Wendi sudah lama tinggal di pegunungan dan memiliki pendengaran yang sangat tajam.Adapun Wira, meskipun tidak sehebat mereka, dia tetap bukan orang biasa. Keempat orang itu langsung mendengar suara itu dan membuka mata mereka.Setelah melihat sekeliling, mereka mendapati ada banyak pria memegang tongkat yang mengepung mereka. Di antaranya adalah Dzul."Kak Kalid, Kak Kavin, mereka yang membawa emas batangan. Mereka pasti orang kaya! Kamu lihat pakaian mereka? Itu kain sutra hal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2880

    Kalau bukan karena Wira tidak bersuara, Agha pasti sudah memberi pelajaran kepada Dzul sejak tadi.Dzul membalas dengan suara dingin, "Kalau kalian nggak percaya, aku akan kembalikan emas kalian. Tapi, kalian harus bayar biaya perjalanan. Aku nggak bisa ikut kalian secara cuma-cuma, 'kan?""Soal gimana kalian akan masuk ke gurun, itu bukan urusanku lagi. Mau kalian hidup atau mati, itu juga urusan kalian."Ketika melihat Dzul masih bersikap angkuh, Agha pun semakin marah.Saat berikutnya, Wira berdiri di antara mereka dan berkata, "Dzul, jangan terlalu diambil hati dengan sikap adikku ini. Dia memang begini.""Kamu cuma perlu tunjukkan jalan kasih kami. Kalau kami nggak percaya padamu, mana mungkin kami kasih kamu uang sebanyak itu cuma untuk menyuruhmu membawa kami menyeberangi gurun."Dzul menatap Wira beberapa saat, lalu melanjutkan perjalanan tanpa menanggapi apa-apa."Apa-apaan? Setelah balik dari wilayah barat, aku pasti akan memberinya pelajaran! Berani sekali dia bicara begitu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2879

    "Dengan uang, kita bisa melakukan apa saja. Kita sudah mengeluarkan empat batang emas. Mungkin dia belum pernah melihat emas sebanyak itu seumur hidupnya.""Kita bertindak begitu cepat. Mana mungkin dia menunda-nunda. Kalau sampai melewatkan peluang untuk menghasilkan uang, dia yang bakal nyesal sendiri," ujar Wendi yang berdiri di belakang.Wira tidak mengatakan apa-apa. Sebenarnya dia juga merasa ada yang aneh, tetapi dia tidak tahu apa yang salah. Apa karena semuanya berjalan terlalu lancar? Mungkin itu alasannya.Wira tidak terlalu memikirkannya. Dia hanya menunggu dengan sabar di luar bersama yang lainnya.Sesaat kemudian, pria itu berjalan keluar dengan membawa sebuah tas besar di punggungnya. Dilihat dari beratnya, sepertinya tas itu penuh dengan air."Siapa namamu?" tanya Wira memandang pria itu. Karena mereka akan menghabiskan beberapa hari bersama, mereka perlu saling mengenal. Jika namanya saja tidak tahu, bagaimana mereka bisa bepergian bersama?Pria itu menjawab dengan nad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2878

    Agha siap untuk mengambil tindakan, tetapi Wira buru-buru menahan bahunya sambil terbatuk dua kali.Pandangan Wira tertuju pada pria yang berada di dalam rumah. Meskipun pria itu duduk membelakangi mereka, tubuhnya kekar dan suaranya seperti gong yang bergema. Jelas, dia bukan orang yang mudah diusik.Agha memiliki sifat yang impulsif. Kalau sampai terjadi perkelahian, itu akan sangat buruk. Kini, mereka membutuhkan bantuan sehingga sudah sewajarnya bersikap lebih sopan."Tuan, kami dengar kamu bisa membawa kami ke wilayah barat. Kami datang untuk berdiskusi denganmu. Apa kamu bisa membantu kami masuk ke wilayah barat?""Katanya kalau kami menawarkan harga yang wajar, kamu nggak akan menolak. Apa itu benar?" tanya Wira sambil berjalan mendekat.Pria yang duduk membelakangi mereka perlahan-lahan menoleh. Wira akhirnya bisa melihat wajahnya dengan jelas.Harus diakui, pria ini bukan hanya memiliki suara yang berat, tetapi juga tampang yang sangat menakutkan. Wajahnya dipenuhi dengan beka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2877

    "Kenapa kamu nggak ikut kami?" tanya Agha yang berdiri di samping.Sekarang mereka sudah berada di sini dan mereka hampir tiba di rumah itu, tetapi Sastro malah ingin pergi?Kalau tidak ada yang membantu memperkenalkan mereka, siapa yang tahu apakah orang aneh itu akan ikut ke gurun bersama mereka atau tidak?Memang benar uang penting, tetapi yang lebih penting adalah nyawa sendiri! Jika kehilangan nyawa, apa gunanya punya banyak uang?Wira juga menatap Sastro. Dia merasa ada yang aneh. Semuanya berjalan terlalu mulus.Sastro melambaikan tangan dan berkata, "Tolong jangan persulit aku. Aku cuma bisa bawa kalian sampai sini. Kalau aku bawa kalian masuk, itu sama saja dengan bunuh diri!""Sifat orang aneh sekali. Dia nggak peduli pada siapa pun. Kalian masih mending karena berasal dari luar. Tapi kalau orang desa yang datang, dia nggak akan bersikap ramah sedikit pun.""Dia bahkan nggak punya istri. Kami semua nggak berani ribut sama dia. Kalau nggak, mana mungkin dia tinggal di tempat s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2876

    Karena tidak punya kemampuan, para penduduk desa hanya bisa hidup turun-temurun di sini. Tidak ada yang pergi merantau.Mereka pun tidak pernah melihat uang sebanyak ini. Ini adalah emas yang berkilauan!Pria paruh baya itu buru-buru memungut emas itu, lalu menggigitnya untuk memastikan tidak ada masalah. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ikuti aku. Aku akan pimpin jalan dan bawa kalian ke desa kami!"Wira tersenyum dan mengangguk ringan. Uang memang bisa membuka jalan. Sekalipun berada di daerah terpencil seperti ini, uang tetap bisa membantu mereka. Memang benda yang sangat berguna!"Tuan, kulihat kalian bawa banyak barang. Apa perlu bantuanku?" tanya pria paruh baya itu dengan sikap menyanjung.Wira tersenyum sambil berkata, "Kamu cukup bawa jalan di depan saja, nggak perlu bantu kami. Kami bisa bawa sendiri. Kami sudah menyeberangi gurun lho."Ketika melihat sikap Wira yang tegas, pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi dan tetap memimpin jalan di depan.Sejam kemudian, mereka akhirnya

DMCA.com Protection Status