Share

Bab 2528

Penulis: Arif
"Bukannya sudah kubilang jangan bahas tentang ini sembarangan? Orang luar mengira baskom harta karun itu benaran ada. Kamu juga tahu itu. Itu cuma tipuan untuk mengelabui orang-orang!" tegur Anang.

Keluarga Jati memang kaya raya dan berkuasa, begitu juga Vila Jati. Mereka memiliki banyak emas dan perak beserta harta karun langka. Namun, tidak ada keluarga legendaris di belakang mereka. Semua itu hanya tipuan yang dibuat untuk melindungi Keluarga Jati.

Bagaimanapun, jika mereka memiliki latar belakang yang terdengar hebat, semua orang akan mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum merebut aset mereka.

Selain Keluarga Jati, tidak ada yang mengetahui kebenaran ini. Pelayan yang bekerja di sini pun tidak tahu apa-apa.

"Sudahlah, Ayah. Jangan mengomel lagi. Aku sudah ingat semua yang kamu bilang," ujar Fadela sambil melambaikan tangannya dengan tidak sabar.

"Aku sibuk semalaman di luar. Apa kamu bisa membiarkanku tidur sekarang? Tolong keluar dari kamarku ya?"

"Tapi, kalau Ayah ingin tidur d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2529

    "Sobat, aku cukup terkenal, tapi cuma di kampung halamanku. Kalaupun aku memberi tahu namaku, kalian nggak mungkin kenal. Untuk apa aku memberi tahu kalian?" Wira tersenyum. Dia sama sekali tidak terlihat marah.Setelah mendengar ucapan Wira, Agha hanya bisa berdiri di belakangnya sambil melipat lengan di depan dada. Ada Wira di sini. Lebih baik biar Wira yang mengatasi semuanya.Agha hanya penasaran ada harta karun sehebat apa di dalam Vila Jati ini. Sisanya bukan urusannya.Kedua pengawal itu pun terkekeh-kekeh. Salah satunya berkata dengan kesal, "Rupanya kamu punya kesadaran diri juga. Di sini bukan rumahmu. Kamu nggak bisa bertindak semena-mena di sini. Kalau nggak, kami akan membuatmu menyesal telah datang ke dunia ini."Sombong sekali! Wira makin penasaran dengan Vila Jati. Sebenarnya apa keistimewaan tempat ini?"Apa aku boleh masuk untuk lihat? Adikku ini punya tenaga besar. Dia berambisi menjadi pahlawan negara. Aku ingin mencarikan senjata yang cocok untuknya.""Dengar-denga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2530

    "Kalau kamu nggak bisa berubah, apa perlu kubantu?" Wira tersenyum. "Kelak aku akan memberimu tugas. Kita lihat kamu berani melawanku nggak. Kalau kamu masih nggak bisa berubah, aku akan menugaskanmu menjadi sipir. Kamu akan berjaga di penjara setiap hari."Agha mencebik dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Bagaimana bisa kakaknya ini bersikap begitu kejam padanya? Namun, memang hanya Wira yang bisa membuat Agha takut.Ketika kedua bersaudara itu masih mengobrol, pengawal yang tadinya masuk akhirnya keluar. Dia berujar dengan nada datar, "Majikanku bersedia menemui kalian. Tapi, sebelum masuk, kalian harus digeledah dulu.""Digeledah?" Agha mengernyit dan bertanya, "Atas dasar apa?""Ini aturan Vila Jati. Siapa pun yang datang harus digeledah. Nggak boleh ada yang membawa senjata masuk. Kalau kalian menolak, silakan pergi dari sini," jelas pengawal itu."Karena ini aturan mereka, kita turuti saja," ucap Wira. Agha pun terpaksa mengangkat kedua tangannya untuk digeledah.Segera, peng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2531

    "Vila ini benar-benar kaya, bahkan lebih baik daripada rumah kakak. Sepertinya desas-desus di luar sana memang benar, vila ini pasti punya dukungan yang kuat di baliknya. Kalau nggak, dari mana mereka bisa mendapatkan begitu banyak emas dan perak?" kata Agha dengan kagum.Agha tumbuh dalam kemiskinan sejak kecil dan terus tinggal bersama kakeknya. Sebelum bertemu dengan Wira, dia sama sekali tidak tahu kehidupan mewah seperti ini. Namun, meskipun sudah tinggal di Dusun Darmadi selama beberapa waktu, dia juga tidak pernah melihat istana yang begitu mewah dan megah seperti ini.Dinding di sekeliling Vila Jati ini dilapisi dengan emas dan bahkan menyilaukan. Terdapat banyak batu permata di lantainya untuk membentuk sebuah jalan yang agak kasar untuk diinjak, tetapi memang inilah aroma uang. Agha berpikir jika vila ini diberikan padanya begitu saja, dia bersedia tidur di atas batu-batu ini dengan senang hati.Dalam sekejap, Wira dan Agha sudah memasuki bangunan di dalam vila itu, tetapi ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2532

    Agha berbicara dengan kesal karena dia benar-benar tidak suka melihat wajah angkuh dari orang kaya ini.Wanita yang datang itu adalah Fadela. Dia malas untuk memedulikan Agha, melainkan menatap Wira. Saat mata mereka bertemu, dia langsung tertegun sejenak dan bertanya-tanya bukankah ini adalah pria yang bertemu dengannya semalam. Dia tidak menyangka mereka akan bertemu lagi secepat ini dan bahkan di rumahnya sendiri."Nona, aku tahu kakakku sangat tampan, tapi kamu juga nggak perlu terus menatapnya, 'kan? Aku punya beberapa kakak ipar di rumah. Dibandingkan dengan mereka, penampilanmu biasa saja dan nggak mungkin bisa menarik perhatian kakakku," kata Agha dengan kesal. Karena para kakak iparnya tidak ada di sini, dia tentu saja harus melindungi kakak agar tidak ada wanita yang mendekatinya.Uhuk uhuk.Setelah terbatuk-batuk dengan canggung, Wira mengangkat tangan dan menutupi wajah Fadela dari kejauhan sampai hanya tersisa sepasang mata saja. Dalam sekejap, dia tertawa. "Pantas saja ak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2533

    "Nona Fadela nggak perlu mengkhawatirkan ini, adikku ini terlahir dengan kekuatan yang luar biasa. Selama senjatanya bagus, seberapa berat pun adikku pasti bisa mengangkatnya. Kalau nggak percaya, kamu bisa ambil senjata apa pun dan biarkan adikku mencobanya. Bagaimana menurutmu?" kata Wira sambil tersenyum dengan ambigu dan menatap Fadela di depannya.Wira ingin membuat Fadela merasa takjub saat melihat sendiri kekuatan Agha dan sekaligus menampar wajah Fadela yang sudah meremehkan Agha.Fadela tertawa terbahak-bahak. Meskipun dia seorang wanita, dia memiliki kepribadian yang sangat ceria. Dia bertepuk tangan dan memerintahkan salah satu pengawalnya, "Aku ingat vila ini baru saja mendapatkan harta bernama Palu Delapan Permata. Benar, 'kan?"Pengawal itu menganggukkan kepala. "Memang benar ada harta ini.""Kalau begitu, bawa Palu Delapan Permata itu ke sini. Aku ingin melihat apa adik kecil ini benar-benar bisa mengangkatnya dan menjadikannya sebagai senjatanya," kata Fadela.Pengawal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2534

    Fadela merasa Wira dan Agha hanya ingin pamer saja.Dalam sekejap, Agha sudah berjalan ke depan Palu Delapan Permata. Dia perlahan-lahan membungkuk, lalu mengangkat salah satu palu itu dan mulai memainkannya di tangan. Penampilannya terlihat santai, seolah-olah palu itu sama sekali tidak berat. Benar-benar mengejutkan.Semua orang yang berada di tempat itu juga tercengang dan mata mereka membelalak karena tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Apakah ini benar-benar sesuatu yang bisa dilakukan oleh manusia? Bagaimana bisa ada orang yang mengangkat palu sekitar 150 kg dengan satu tangan?Wira tetap meminum tehnya dengan tenang dan bahkan tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seolah-olah dia sudah memperkirakan semua ini. Kenyataannya tentu saja memang seperti itu. Saat hendak mendapatkan gelar sebagai pria terkuat di dunia, Agha juga mengangkat tungku yang beratnya sekitar 500 kg. Agha bahkan melakukan hal itu di depan banyak orang.Jangan hanya Palu Delapan Permata ini saja, m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2535

    Sudut bibir Fadela berkedut dua kali, jelas hatinya merasa tidak senang. Palu Delapan Permata ini adalah harta yang sangat berharga dan baru saja tiba di Vila Jati. Jika dia menghadiahkannya pada orang lain begitu saja, bagaimana dia menjelaskannya pada Anang?Setelah memikirkan hal itu, Fadela segera berkata, "Nggak boleh! Kamu nggak boleh membawa pergi barang ini!"Ekspresi Wira dan Agha langsung berubah."Nona Fadela, kenapa nggak boleh memberikannya padaku? Tadi kamu berjanji di depan semua orang kalau adikku bisa mengangkat palu ini, kamu akan memberikannya padanya sebagai senjata dan nggak perlu membayar sepeser pun. Sekarang adikku sudah berhasil melakukannya, kamu malah menarik kembali janji itu? Kalau kabar ini tersebar, itu mungkin akan merusak reputasi Vila Jati, 'kan?" kata Wira.Wira tidak mungkin mengembalikan harta yang sudah didapatkannya begitu saja."Aku hanya bilang aku nggak bisa memberikan benda ini padamu, tapi aku bisa menawarkan benda lain yang setara sebagai ga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2536

    Kekuatan Agha memang luar biasa, tetapi Fadela juga tidak takut karena ini adalah Vila Jati dan penuh dengan orang-orang Keluarga Jati. Apalagi mereka semua adalah ahli yang telah dilatih dengan biaya besar, melawan seorang Agha tidak berarti apa-apa. Jika benar-benar terjadi pertarungan, belum tentu mereka yang dirugikan."Kak Wira, kamu istirahat di sini dulu, beri aku waktu 30 menit. Aku akan menghajar semua pecundang ini, lalu kita pergi dari sini," kata Agha sambil langsung mengangkat Palu Delapan Permata.Senjata ilahi itu didapatkan dengan susah payah, Agha tentu saja harus memanfaatkannya. Dia ingin melihat seberapa kuat kekuatan palu itu. Setelah selesai berbicara, Agha langsung menerjang ke arah kerumunan dan menyerang terlebih dahulu.Fadela dan yang lainnya tidak menyangka Agha ternyata begitu nekat. Benar-benar gila!"Maju!" perintah Fadela sambil melambaikan tangan, lalu para bawahan pun segera menyerang Agha.Dalam sekejap, kedua belah pihak saling bertarung. Namun, hany

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status