"Bukannya sudah kubilang jangan bahas tentang ini sembarangan? Orang luar mengira baskom harta karun itu benaran ada. Kamu juga tahu itu. Itu cuma tipuan untuk mengelabui orang-orang!" tegur Anang.Keluarga Jati memang kaya raya dan berkuasa, begitu juga Vila Jati. Mereka memiliki banyak emas dan perak beserta harta karun langka. Namun, tidak ada keluarga legendaris di belakang mereka. Semua itu hanya tipuan yang dibuat untuk melindungi Keluarga Jati.Bagaimanapun, jika mereka memiliki latar belakang yang terdengar hebat, semua orang akan mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum merebut aset mereka.Selain Keluarga Jati, tidak ada yang mengetahui kebenaran ini. Pelayan yang bekerja di sini pun tidak tahu apa-apa."Sudahlah, Ayah. Jangan mengomel lagi. Aku sudah ingat semua yang kamu bilang," ujar Fadela sambil melambaikan tangannya dengan tidak sabar."Aku sibuk semalaman di luar. Apa kamu bisa membiarkanku tidur sekarang? Tolong keluar dari kamarku ya?""Tapi, kalau Ayah ingin tidur d
"Sobat, aku cukup terkenal, tapi cuma di kampung halamanku. Kalaupun aku memberi tahu namaku, kalian nggak mungkin kenal. Untuk apa aku memberi tahu kalian?" Wira tersenyum. Dia sama sekali tidak terlihat marah.Setelah mendengar ucapan Wira, Agha hanya bisa berdiri di belakangnya sambil melipat lengan di depan dada. Ada Wira di sini. Lebih baik biar Wira yang mengatasi semuanya.Agha hanya penasaran ada harta karun sehebat apa di dalam Vila Jati ini. Sisanya bukan urusannya.Kedua pengawal itu pun terkekeh-kekeh. Salah satunya berkata dengan kesal, "Rupanya kamu punya kesadaran diri juga. Di sini bukan rumahmu. Kamu nggak bisa bertindak semena-mena di sini. Kalau nggak, kami akan membuatmu menyesal telah datang ke dunia ini."Sombong sekali! Wira makin penasaran dengan Vila Jati. Sebenarnya apa keistimewaan tempat ini?"Apa aku boleh masuk untuk lihat? Adikku ini punya tenaga besar. Dia berambisi menjadi pahlawan negara. Aku ingin mencarikan senjata yang cocok untuknya.""Dengar-denga
"Kalau kamu nggak bisa berubah, apa perlu kubantu?" Wira tersenyum. "Kelak aku akan memberimu tugas. Kita lihat kamu berani melawanku nggak. Kalau kamu masih nggak bisa berubah, aku akan menugaskanmu menjadi sipir. Kamu akan berjaga di penjara setiap hari."Agha mencebik dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Bagaimana bisa kakaknya ini bersikap begitu kejam padanya? Namun, memang hanya Wira yang bisa membuat Agha takut.Ketika kedua bersaudara itu masih mengobrol, pengawal yang tadinya masuk akhirnya keluar. Dia berujar dengan nada datar, "Majikanku bersedia menemui kalian. Tapi, sebelum masuk, kalian harus digeledah dulu.""Digeledah?" Agha mengernyit dan bertanya, "Atas dasar apa?""Ini aturan Vila Jati. Siapa pun yang datang harus digeledah. Nggak boleh ada yang membawa senjata masuk. Kalau kalian menolak, silakan pergi dari sini," jelas pengawal itu."Karena ini aturan mereka, kita turuti saja," ucap Wira. Agha pun terpaksa mengangkat kedua tangannya untuk digeledah.Segera, peng
"Vila ini benar-benar kaya, bahkan lebih baik daripada rumah kakak. Sepertinya desas-desus di luar sana memang benar, vila ini pasti punya dukungan yang kuat di baliknya. Kalau nggak, dari mana mereka bisa mendapatkan begitu banyak emas dan perak?" kata Agha dengan kagum.Agha tumbuh dalam kemiskinan sejak kecil dan terus tinggal bersama kakeknya. Sebelum bertemu dengan Wira, dia sama sekali tidak tahu kehidupan mewah seperti ini. Namun, meskipun sudah tinggal di Dusun Darmadi selama beberapa waktu, dia juga tidak pernah melihat istana yang begitu mewah dan megah seperti ini.Dinding di sekeliling Vila Jati ini dilapisi dengan emas dan bahkan menyilaukan. Terdapat banyak batu permata di lantainya untuk membentuk sebuah jalan yang agak kasar untuk diinjak, tetapi memang inilah aroma uang. Agha berpikir jika vila ini diberikan padanya begitu saja, dia bersedia tidur di atas batu-batu ini dengan senang hati.Dalam sekejap, Wira dan Agha sudah memasuki bangunan di dalam vila itu, tetapi ti
Agha berbicara dengan kesal karena dia benar-benar tidak suka melihat wajah angkuh dari orang kaya ini.Wanita yang datang itu adalah Fadela. Dia malas untuk memedulikan Agha, melainkan menatap Wira. Saat mata mereka bertemu, dia langsung tertegun sejenak dan bertanya-tanya bukankah ini adalah pria yang bertemu dengannya semalam. Dia tidak menyangka mereka akan bertemu lagi secepat ini dan bahkan di rumahnya sendiri."Nona, aku tahu kakakku sangat tampan, tapi kamu juga nggak perlu terus menatapnya, 'kan? Aku punya beberapa kakak ipar di rumah. Dibandingkan dengan mereka, penampilanmu biasa saja dan nggak mungkin bisa menarik perhatian kakakku," kata Agha dengan kesal. Karena para kakak iparnya tidak ada di sini, dia tentu saja harus melindungi kakak agar tidak ada wanita yang mendekatinya.Uhuk uhuk.Setelah terbatuk-batuk dengan canggung, Wira mengangkat tangan dan menutupi wajah Fadela dari kejauhan sampai hanya tersisa sepasang mata saja. Dalam sekejap, dia tertawa. "Pantas saja ak
"Nona Fadela nggak perlu mengkhawatirkan ini, adikku ini terlahir dengan kekuatan yang luar biasa. Selama senjatanya bagus, seberapa berat pun adikku pasti bisa mengangkatnya. Kalau nggak percaya, kamu bisa ambil senjata apa pun dan biarkan adikku mencobanya. Bagaimana menurutmu?" kata Wira sambil tersenyum dengan ambigu dan menatap Fadela di depannya.Wira ingin membuat Fadela merasa takjub saat melihat sendiri kekuatan Agha dan sekaligus menampar wajah Fadela yang sudah meremehkan Agha.Fadela tertawa terbahak-bahak. Meskipun dia seorang wanita, dia memiliki kepribadian yang sangat ceria. Dia bertepuk tangan dan memerintahkan salah satu pengawalnya, "Aku ingat vila ini baru saja mendapatkan harta bernama Palu Delapan Permata. Benar, 'kan?"Pengawal itu menganggukkan kepala. "Memang benar ada harta ini.""Kalau begitu, bawa Palu Delapan Permata itu ke sini. Aku ingin melihat apa adik kecil ini benar-benar bisa mengangkatnya dan menjadikannya sebagai senjatanya," kata Fadela.Pengawal
Fadela merasa Wira dan Agha hanya ingin pamer saja.Dalam sekejap, Agha sudah berjalan ke depan Palu Delapan Permata. Dia perlahan-lahan membungkuk, lalu mengangkat salah satu palu itu dan mulai memainkannya di tangan. Penampilannya terlihat santai, seolah-olah palu itu sama sekali tidak berat. Benar-benar mengejutkan.Semua orang yang berada di tempat itu juga tercengang dan mata mereka membelalak karena tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Apakah ini benar-benar sesuatu yang bisa dilakukan oleh manusia? Bagaimana bisa ada orang yang mengangkat palu sekitar 150 kg dengan satu tangan?Wira tetap meminum tehnya dengan tenang dan bahkan tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seolah-olah dia sudah memperkirakan semua ini. Kenyataannya tentu saja memang seperti itu. Saat hendak mendapatkan gelar sebagai pria terkuat di dunia, Agha juga mengangkat tungku yang beratnya sekitar 500 kg. Agha bahkan melakukan hal itu di depan banyak orang.Jangan hanya Palu Delapan Permata ini saja, m
Sudut bibir Fadela berkedut dua kali, jelas hatinya merasa tidak senang. Palu Delapan Permata ini adalah harta yang sangat berharga dan baru saja tiba di Vila Jati. Jika dia menghadiahkannya pada orang lain begitu saja, bagaimana dia menjelaskannya pada Anang?Setelah memikirkan hal itu, Fadela segera berkata, "Nggak boleh! Kamu nggak boleh membawa pergi barang ini!"Ekspresi Wira dan Agha langsung berubah."Nona Fadela, kenapa nggak boleh memberikannya padaku? Tadi kamu berjanji di depan semua orang kalau adikku bisa mengangkat palu ini, kamu akan memberikannya padanya sebagai senjata dan nggak perlu membayar sepeser pun. Sekarang adikku sudah berhasil melakukannya, kamu malah menarik kembali janji itu? Kalau kabar ini tersebar, itu mungkin akan merusak reputasi Vila Jati, 'kan?" kata Wira.Wira tidak mungkin mengembalikan harta yang sudah didapatkannya begitu saja."Aku hanya bilang aku nggak bisa memberikan benda ini padamu, tapi aku bisa menawarkan benda lain yang setara sebagai ga
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m