Wira duduk di samping tanpa berbicara lagi. Dia hanya bisa membantu sampai sini. Labib dan Yuni bisa baikan atau tidak, semua tergantung mereka.Kemudian, Labib duduk di samping Yuni. Namun, Yuni tidak menatapnya. Fokus Yuni hanya tertuju pada mertuanya."Yuni, jangan terlalu cemas. Dokter sudah bilang mertuamu pasti akan pulih. Kamu baik sekali padanya. Dia pasti merawatmu dengan baik juga dulu. Aku nggak akan membiarkannya kenapa-napa.""Setelah mertuamu sembuh, kita bertiga bisa tinggal bersama. Aku akan membantumu merawat mertuamu. Kelak, kehidupan kita akan membaik. Kita nggak bakal semiskin ini lagi," ucap Labib.Labib berusaha mendekatkan hubungannya dengan putrinya. Sekarang Labib hidup sebatang kara. Dia akhirnya menemukan putrinya. Meskipun hubungan mereka tidak baik, Labib ingin berusaha memperbaiki hubungan mereka.Jika hubungan mereka terus buruk, bagaimana Labib akan memberi penjelasan kepada istrinya di alam baka nanti? Dia akan malu menemui istrinya.Yuni tidak berbica
Dari sini ke kediaman jenderal hanya berjarak beberapa puluh meter. Tiba-tiba, muncul sosok yang misterius. Bagaimana mungkin Wira tidak curiga?Apalagi, di sekitar kediaman jenderal, ada banyak ahli bela diri yang berjaga. Asalkan ada sedikit pergerakan saja, mereka akan langsung menyadarinya.Namun, sosok berpakaian hitam ini malah bisa berkelebat seenaknya. Wajar jika Wira merasa curiga.Provinsi Yonggu baru jatuh ke tangan Wira. Dia masih belum memahami betul keadaan internal di sini sehingga harus lebih berwaspada."Siapa kamu? Beraninya kamu mengaturku?" ketika Wira masih kebingungan, terdengar suara wanita yang merdu.Wira pun menoleh menatap wanita itu. Dia memakai pakaian yang sangat tertutup dan ketat hingga hanya terlihat matanya. Namun, tubuhnya sangat bagus, membuat Wira tidak bisa mengalihkan pandangan.Wira menatapnya untuk sesaat. Sebelum dia berbicara, wanita itu bertanya, "Kenapa? Kamu nggak bisa jalan lagi setelah melihat wanita cantik? Dasar mesum!""Uhuk, uhuk." Wi
Lucy berkata dengan pelan, "Dia nggak mau bilang kalau nggak ketemu denganmu. Aku sudah berusaha mencari tahu, tapi dia nggak mau memberi tahu apa pun. Sebaiknya temui dia sebentar."Wira menghela napas dengan tidak berdaya. Dia benar-benar mencari masalah untuk diri sendiri kali ini. Setelah mengganti baju, Wira keluar dan bertemu Labib."Kenapa mencariku pagi-pagi begini? Apa ada masalah besar?" tanya Wira sambil duduk di kursi utama dan menuangkan teh untuk diri sendiri. Setelah menyesap tehnya, pikirannya menjadi lebih jernih.Labib maju dan segera menyahut, "Tuan, kali ini benar-benar gawat. Kami menunggu semalaman di klinik, tapi dokter itu nggak kembali.""Pagi tadi, penyakit mertua Yuni kambuh lagi dan makin parah. Baru saja, mertuanya meninggal. Kita ditipu dokter itu! Dia bukan cuma nggak menolong pasien, tapi juga mencelakai mertua Yuni. Sekarang Yuni menjadi dendam padaku. Aku benar-benar pusing!""Tuan, aku tahu kamu hebat. Apa kamu bisa membantuku menemukan dokter itu dan
"Mungkin karena semalam aku minum terlalu banyak. Tidurku nyenyak sekali. Jadi aku bangun pagi." Agha merenggangkan pinggangnya dan duduk di samping Wira. Dia merebut cangkir teh dari tangan Wira, lalu menuangkan teh untuk diri sendiri.Bisa dilihat Agha tidak merasa sungkan sedikit pun. Wira menggeleng sambil tersenyum melihatnya. Kapan bocah ini bisa menjadi dewasa?"Omong-omong, kudengar ada tempat yang sangat seru di Provinsi Yonggu. Kamu mau ikut aku ke sana nggak?" tanya Agha dengan mata berbinar-binar.Ternyata Agha mencarinya karena tujuan lain. Dia bertanya, "Gimana dengan Vion dan lainnya?""Pagi ini mereka sudah kembali ke Gedung Nomor Satu. Urusan kali ini sudah beres, jadi mereka nggak berlama-lama lagi.""Sebenarnya aku mau ikut mereka pulang, tapi teringat nggak ada yang membantumu nanti. Makanya, aku mau menemanimu di sini. Aku sangat baik, 'kan?" Agha menyeringai."Dasar kamu ini!" Wira menggeleng dengan tidak berdaya. Terkadang, Agha seperti boneka hidup yang bisa mem
Sorot mata Wira dipenuhi antusiasme. Dia kurang memercayai ucapan Agha. Dia curiga Agha hanya membesar-besarkan untuk membuatnya tertarik. Namun, jika Danu yang mengatakannya, situasinya tentu berbeda.Sekarang Danu yang memimpin di Provinsi Yonggu. Dia menguasai segalanya di sini. Selain Lucy, tidak ada yang lebih memahami keadaan Provinsi Yonggu daripada Danu."Tuan, lelang yang dikatakan Agha sebenarnya adalah sebuah vila. Nama vila itu adalah Vila Jati. Semua orang yang tinggal di sana bermarga Jati. Di dalamnya terdapat banyak harta karun. Semuanya adalah aset Keluarga Jati.""Dengar-dengar, Keluarga Jati ini sangat misterius. Mereka percaya bahwa uang bisa membuat segalanya menjadi mudah. Selain itu, mereka mempekerjakan ahli bela diri dengan harga tinggi untuk menjaga Vila Jati."Kalaupun ada yang mengincar harta mereka, orang itu nggak akan berani bertindak gegabah. Waktu itu, Bhurek sempat ingin merekrut orang Vila Jati. Sayangnya, dia nggak diberi kesempatan sedikit pun. Usah
Tanpa menunda-nunda, setelah menghabiskan secangkir teh, Wira langsung berangkat ke Vila Jati.Saat ini, di Vila Jati, sesosok wanita berpakaian hitam perlahan-lahan berjalan masuk. Semua orang yang melihatnya, menyapa dengan sopan, "Nona."Benar. Wanita aneh ini tidak lain adalah Nona Besar Keluarga Jati, Fadela.Fadela tidak menghiraukan mereka semua, seolah-olah tidak melihat mereka. Dia langsung menuju ke kamarnya.Setelah keluar semalaman, Fadela merasa sangat lelah. Sekarang dia hanya ingin istirahat. Akan tetapi, begitu pintu dibuka, terlihat seorang pria paruh baya duduk di kamarnya dengan ekspresi galak.Begitu melihat Fadela, pria itu sontak menggebrak meja dan membentak, "Lihat penampilanmu itu! Apa-apaan kamu?""Sebagai Nona Besar Keluarga Jati sekaligus calon pewaris Vila Jati, masa kamu keluyuran setiap hari? Kalau orang lain tahu identitasmu dan memanfaatkannya, apa yang akan kamu lakukan?"Pria paruh baya itu tidak lain adalah ayah Fadela sekaligus Ketua Vila Jati, Anan
"Bukannya sudah kubilang jangan bahas tentang ini sembarangan? Orang luar mengira baskom harta karun itu benaran ada. Kamu juga tahu itu. Itu cuma tipuan untuk mengelabui orang-orang!" tegur Anang.Keluarga Jati memang kaya raya dan berkuasa, begitu juga Vila Jati. Mereka memiliki banyak emas dan perak beserta harta karun langka. Namun, tidak ada keluarga legendaris di belakang mereka. Semua itu hanya tipuan yang dibuat untuk melindungi Keluarga Jati.Bagaimanapun, jika mereka memiliki latar belakang yang terdengar hebat, semua orang akan mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum merebut aset mereka.Selain Keluarga Jati, tidak ada yang mengetahui kebenaran ini. Pelayan yang bekerja di sini pun tidak tahu apa-apa."Sudahlah, Ayah. Jangan mengomel lagi. Aku sudah ingat semua yang kamu bilang," ujar Fadela sambil melambaikan tangannya dengan tidak sabar."Aku sibuk semalaman di luar. Apa kamu bisa membiarkanku tidur sekarang? Tolong keluar dari kamarku ya?""Tapi, kalau Ayah ingin tidur d
"Sobat, aku cukup terkenal, tapi cuma di kampung halamanku. Kalaupun aku memberi tahu namaku, kalian nggak mungkin kenal. Untuk apa aku memberi tahu kalian?" Wira tersenyum. Dia sama sekali tidak terlihat marah.Setelah mendengar ucapan Wira, Agha hanya bisa berdiri di belakangnya sambil melipat lengan di depan dada. Ada Wira di sini. Lebih baik biar Wira yang mengatasi semuanya.Agha hanya penasaran ada harta karun sehebat apa di dalam Vila Jati ini. Sisanya bukan urusannya.Kedua pengawal itu pun terkekeh-kekeh. Salah satunya berkata dengan kesal, "Rupanya kamu punya kesadaran diri juga. Di sini bukan rumahmu. Kamu nggak bisa bertindak semena-mena di sini. Kalau nggak, kami akan membuatmu menyesal telah datang ke dunia ini."Sombong sekali! Wira makin penasaran dengan Vila Jati. Sebenarnya apa keistimewaan tempat ini?"Apa aku boleh masuk untuk lihat? Adikku ini punya tenaga besar. Dia berambisi menjadi pahlawan negara. Aku ingin mencarikan senjata yang cocok untuknya.""Dengar-denga
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m