Share

Bab 244

Author: Arif
Beberapa sarjana provinsi yang berasal dari keluarga besar juga menyatakan ketertarikan mereka. Baik dijadikan warisan keluarga ataupun hadiah, pedang setajam ini sangatlah bernilai.

Bahkan Banyu yang sangat membenci Wira juga memberi isyarat pada seorang sarjana provinsi untuk maju dan menunjukkan minatnya. Dalam sekejap, orang yang ingin membeli Pedang Treksha sudah melebihi 10 orang.

“Terima kasih atas minatnya. Tapi, orang yang tertarik pada pedang ini sangat banyak, sedangkan jumlah pedang sangat terbatas. Aku hanya bisa menjualnya kepada penawar tertinggi!” Wira sangat puas melihat reaksi orang-orang. Ternyata menjual pedang memang harus di tempat yang tepat.

Ada seorang sarjana provinsi yang terlebih dahulu bersuara, “Seratus juta gabak!”

Di pasaran, pedang biasa tidak bernilai. Namun, harga pedang yang istimewa bisa mencapai satu juta dan bahkan sepuluh juta gabak. Senjata ajaib ini paling tidak bernilai 10 kali lipat dari tinggi dari pedang-pedang itu.

“Seratus lima puluh jut
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 245

    Wira pun merasa lucu. Ternyata Putro sedang membantunya untuk menaikkan harga dan berhasil menaikkan harga pedang Treksha hingga 400 juta.Setelah dua bilah pedang terjual, semua orang melirik sebilah Pedang Treksha yang tersisa di punggung Danu. Bahkan Chandika dan Farrel yang sudah mendapatkan pedang itu juga tidak terkecuali. Keluarga bangsawan, keluarga terhormat, dan keluarga pejabat kaya memiliki sangat banyak uang, tetapi tidak memiliki banyak pusaka keluarga.Berhubung sudah mengalah dua kali, ada banyak sarjana provinsi yang tidak sungkan lagi dan berusaha keras untuk mendapatkan pedang terakhir. Harga pedang ketiga pun meningkat pesat. Pada akhirnya, Farrel yang mendapatkannya dengan harga 1,5 miliar.Total penjualan tiga bilah Pedang Treksha adalah 3,7 miliar.Farrel yang berhasil mendapatkan dua bilah Pedang Treksha merasa sangat bangga, sedangkan Chandika yang hanya berhasil mendapatkan sebilah pedang merasa agak sedih. Di sisi lain, orang-orang lain yang tidak mendapatkan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 246

    Chandika yang tadinya masih merasa senang karena berhasil mendapatkan Pedang Treksha langsung memucat dan tanpa sadar melangkah mundur.Sinardi juga tersandung dan menabrak meja kopi di samping sebelum mendapatkan kembali keseimbangannya.Ekspresi Putro, Iswanto, Gading, dan Kuswanto langsung menjadi suram. Sementara itu, para sarjana provinsi langsung ketakutan.“Akhirnya benar-benar terjadi juga.” Ekspresi Farrel juga menjadi serius. Di sisi lain, gadis berpakaian ungu mengerutkan keningnya.“Bangsa Agrel sudah menyerang!”Pada detik berikutnya, rakyat jelata yang sedang berjualan di luar Gedung Asosiasi Puisi Naga buru-buru menyimpan barang dagangan mereka dan melarikan diri. Situasinya pun menjadi sangat kacau.“Kampret!” maki Wira. Dia sudah menyelesaikan masalah garam dan menghasilkan tiga miliaran gabak. Seharusnya, dia sudah bisa pulang ke rumah untuk melewati hidup yang baik. Tak disangka, bangsa Agrel yang kejam malah datang menyerang. Memangnya dia tidak bisa diizinkan melew

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 247

    Dalam sekejap, yang tertinggal di Gedung Asosiasi Puisi Naga hanya Wira, Putro, Farrel, Harsa, Dian, Danu, dan gadis berpakaian ungu.Wira bertanya, “Kak Putro, dari informasi yang kamu dapatkan, menurutmu apa Nuala mampu menghadapi serangan bangsa Agrel kali ini?”Chandika adalah komandan tertinggi di Perbatasan Loko. Begitu mendengar Nuala diserang, dia langsung menjadi begitu panik. Hal ini membuat Wira sangat khawatir.Putro menjawab dengan serius, “Dari segi cuaca dan wilayah, Nuala punya keunggulan karena musim dingin sudah akan tiba dan ada benteng pertahanan di Perbatasan Loko. Sekarang, Nuala hanya membutuhkan panglima yang kompeten. Dengan begitu, mengalahkan musuh bukanlah hal yang sulit.”Wira berdesah, “Panglima yang kompeten.”Farrel mengibaskan kipasnya sambil turun dari panggung dan berkata, “Kita punya panglima perang yang baik kok. Semuanya hanya tergantung kerajaan mau mengutusnya atau nggak.”“Siapa?” Wira bertanya dengan heran. Situasi saat ini sangat berbahaya, ap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 248

    Di kejauhan, seorang pemimpin pasukan bangsa Agrel yang bersenjatakan pedang berteriak, “Kalian itu bekas penduduk Nuala. Asalkan kalian berhasil mencapai puncak tembok kota, Raja kami akan mengakui kalian sebagai bangsa Agrel, lalu memberikan kalian wilayah dan wanita.”Begitu mendengar ucapan itu, para prajurit yang sedang menyerang kota langsung bersemangat dan lanjut menyerang dengan garang.Di atas tembok kota, Raditya Luandi, wakil komandan militer Perbatasan Loko melihat pemandangan ini dengan ekspresi sedih.Para prajurit yang sedang menyerang tembok kota bukanlah orang dari bangsa Agrel, melainkan penduduk Provinsi Cindera. Sayangnya, sejak Provinsi Cindera jatuh ke tangan bangsa Agrel, mereka pun menjadi alat perang bangsa Agrel dan menyerang Nuala.Prajurit bangsa Agrel yang sebenarnya sedang berkemah di kejauhan. Mereka sama sekali tidak turun tangan sendiri. Bahkan Raja Tanuwi yang garang itu juga tidak terlihat sosoknya.Namun, hanya prajurit yang sedang menyerang ini jug

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 249

    Dimas berkata, “Pak Kemal, apa maksudmu? Pak Ardi ingin berdamai juga demi Nuala. Kalau kamu mau berperang, boleh saja. Carilah seorang panglima utama yang bisa mengalahkan Raja Tanuwi. Kalau ketemu, aku akan segera menyetujuinya!”Raja Bakir merenung sejenak, lalu bersuara, “Apa yang dibilang Pak Dimas benar. Kalau benar-benar mau perang, kita harus menemukan panglima utama yang bisa mengalahkan Raja Tanuwi. Kalau hanya mengandalkan Chandika dan Raditya, aku rasa kita hanya bisa terus bertahan.”“Memangnya Raja Tanuwi begitu sulit dikalahkan? Apa Yang Mulia sudah lupa? Ada orang yang sudah kita siapkan di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu untuk melawan bangsa Agrel.”Suhendra dan Tirta Gumilang, menteri ritus berkata secara bersamaan, “Yang Mulia, utuslah Yudha untuk mengalahkan Raja Tanuwi agar Nuala bisa kembali berjaya!”Yudha Wutari adalah putra Dirga, dan merupakan panglima muda Pasukan Zirah Hitam. Saat berumur 13 tahun, dia sudah mengikuti Dirga untuk terjun ke dunia militer. Dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 250

    Kemal, Tirta, dan Suhendra langsung merasa gembira karena mengira Raja Bakir sudah menerima nasihat mereka.Tak disangka, Raja Bakir malah berkata dengan tegas, “Perintahkan kepada Chandika dan Raditya untuk mempertahankan Perbatasan Loko dengan sekuat tenaga. Suruh mereka bertahan hingga puncak musim dingin agar bangsa Agrel mundur dengan sendirinya.”Kemal berusaha membujuk, “Yang Mulia, Chandika itu keturunan keluarga pejabat kaya. Dengar-dengar, dia belum pernah pergi ke Perbatasan Loko sekali pun sejak bertanggung jawab atas tempat itu. Biarpun Raditya memiliki pengalaman perang, kemampuannya dalam menghadapi perubahan situasi masih kurang bagus. Dia nggak mungkin bisa menghadapi Raja Tanuwi yang licik. Harap Yang Mulia membiarkan Yudha memimpin pasukan untuk menyerang musuh!”Raja Bakir melambaikan tangannya dan berkata dengan tidak senang, “Aku nggak percaya bangsa Agrel mampu menembus pertahanan Perbatasan Loko. Kita bicarakan saja lagi tentang pengangkatan Yudha menjadi pangli

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 251

    Di Kediaman Yumandi.Banyu bertanya dengan cemberut, “Apa kalian sudah selesai menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pergi ke selatan?”“Sudah!” Seorang pengurus rumah Keluarga Yumandi menjawab, “Kami sudah menyiapkan 100 kereta kuda dan 200 pengawal. Dalam waktu dua hari ini, kami akan memindahkan semua harta dari rumah leluhur kemari. Setelah itu, kita sudah bisa berangkat!”Banyu memberi pesan, “Jangan lupa bawa dokter dan juga obat-obatan!”Pengurus rumah itu menangkupkan tangannya, lalu pergi.“Uhuk, uhuk!” Sanur yang mengenakan pakaian tebal dan terlihat pucat berjalan masuk sambil mengamati sekelilingnya. Kemudian, dia berkata, “Kita mau nggak mau harus meninggalkan fondasi Keluarga Yumandi yang sudah dibangun selama 100 tahun.”Banyu menjawab, “Aku sudah menyuruh beberapa keluarga cabang dan pelayan untuk menjaga rumah. Kalau bangsa Agrel gagal menembus pertahanan Perbatasan Loko, kita masih bisa kembali begitu mereka menarik kembali pasukan mereka. Kalau mereka berha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 252

    Gadis berpakaian ungu merasa marah, tetapi tidak menunjukkannya. Dia memaki dalam hati, ‘Berani sekali pesolek ini memperlakukan Panglima Yudha seperti wanita penghibur!’“Komandan, orangnya sudah sampai!”Rumah mereka sama-sama berada di sisi selatan Jalan Wubi. Tidak lama kemudian, seorang pemuda berpakaian putih pun masuk ke aula. Meskipun hanya berdiri dalam diam, dia memancarkan kegagahan yang sangat memukau.Gadis berpakaian ungu langsung gemetar. Dia menatap sosok Yudha sambil berlinang air mata.Saat menyadari keberadaan gadis berpakaian ungu, Yudha sedikit terkejut. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Chandika dan bertanya tanpa ekspresi, “Ada apa kamu mencariku?”“Kemarin, aku berhasil mendapatkan sebilah pedang ajaib yang bisa menembus 60 lapis baju zirah kulit.” Chandika mengambil Pedang Treksha, lalu melemparnya ke arah Yudha dan berkata, “Dengar-dengar, Teknik Pedang Seratus Keluarga Wutari adalah teknik pedang terhebat di dunia. Hari ini, aku sudah mengundang

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2993

    Wira dan lainnya berhasil segera melintasi Provinsi Tengah tanpa menarik perhatian siapa pun karena Wira memiliki peta. Namun, dia melihat beberapa pengumuman tentang mereka di luar tembok kota. Sepertinya, Saka merasa tidak cukup hanya dengan membakar gunung, sekarang Saka juga mengatur penjagaan di sana dan membuat banyak pengumuman. Sungguh menyebalkan.Wira mengepalkan tinjunya, tetapi dia juga hanya bisa menahan amarahnya. Jika sekarang bahkan dia pun tidak bisa tenang, bagaimana dengan yang lainnya? Dia tidak ingin melihat mereka ikut menderita karena tindakannya. Jika dia membuat keputusan yang salah, orang-orang di sekitarnya akan kehilangan nyawa mereka dan ini bukan transaksi yang menguntungkan.Saat hampir tiba di pintu masuk gurun, Wira dan yang lainnya juga merasa lega. Jika sudah sampai di sini, mereka sudah hampir aman. Selama mereka bisa melewati gurun putih di hadapan mereka, berarti mereka sudah berhasil.Saat Wira hendak memimpin yang lainnya untuk memasuki gurun, di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2992

    Selama bertahun-tahun ini, Agha juga selalu mengikuti Wira berperang dari selatan ke utara dan sudah mengalami banyak hal. Namun, ini pertama kalinya dia merasa begitu menyedihkan. Saat ini, dia merasa sangat kesal karena harus terjebak di sini, sehingga dia tidak akan melepaskan Saka ini. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, dia juga harus membalas tindakan Saka.Wira memelototi Agha dan berkata dengan kesal, "Omong kosong. Kita nggak boleh gegabah, kamu sudah bosan hidup ya? Selama kita muncul di Provinsi Tengah yang dikuasai Saka ini, orang-orangnya pasti akan menyadari keberadaan kita. Aku tahu suasana hati kalian buruk karena sekarang kita terjebak di sini, tapi kita juga nggak boleh terlalu gegabah. Kalau nggak, kita akan sulit keluar dari sini."Mendengar perkataan Wira, Agha akhirnya terdiam."Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Fikri.Wira menatap api yang masih memenuhi langit dan perlahan-lahan berkata dengan nada dingin, "Aku lihat apinya sudah perlahan-la

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2991

    "Berikan aku waktu dua hari untuk memikirkannya dengan baik dulu," kata Caraka yang tidak menolak kebaikan Saka. Namun, dia juga tidak langsung menyetujuinya, setidaknya ini bisa menjadi jalan lain untuknya. Jika dia bisa bertemu dengan Jaran lagi dalam dua hari ini, dia tentu saja tidak akan memilih untuk tetap tinggal di wilayah barat. Tidak ada yang ingin meninggalkan kampung halamannya.Namun, jika benar-benar terjadi sesuatu dengan Jaran, Caraka tentu tidak akan berani kembali ke wilayah tandus di utara lagi. Pada saat itu, Senia pasti akan menginginkan nyawanya. Lebih baik dia mengikuti Saka, setidaknya bisa menyelamatkan nyawanya dan hidup dengan tenang."Baiklah. Kamu memang cukup berbakat dan aku ini sangat toleran pada orang-orang yang berbakat, jadi aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Aku tahu kamu ini orang pintar, pasti bisa membuat keputusan yang tepat," kata Saka sambil tersenyum puas dan menepuk bahu Caraka.Namun, Caraka tidak mengatakan apa-apa.....Satu jam kem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2990

    Saka merasa ini adalah penipuan dan dia tidak bisa menerimanya."Nggak mungkin, pasti ada yang salah di sini. Apa mungkin temanku itu sudah dikalahkan Wira dan kelompoknya dan mereka membawanya pergi? Mereka pasti sedang bersembunyi di suatu tempat. Asalkan kita terus memeriksa tempat ini, kita pasti bisa menemukan jejak Wira," kata Caraka dengan tegas.Saat ini, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Caraka. Meskipun cara ini belum tentu berhasil, setidaknya ini satu-satunya cara yang ada.Setelah ragu sejenak, Saka bertanya, "Bagaimana kalau kita tetap nggak menemukan jejak mereka?""Mudah saja, aku serahkan nyawaku padamu," kata Caraka dengan tegas. Lagi pula, jika dia tidak bisa membawa Jaran kembali Kerajaan Agrel dengan selamat, dia juga tidak akan bertahan hidup lagi. Lebih baik dia pasrah saja.Saka tertawa dingin dan berkata, "Aku sama sekali nggak tertarik dengan nyawamu, tapi aku punya ide bagus. Melihat kamu begitu teguh, ini membuktikan Wira dan kelompoknya bena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2989

    Caraka khawatir dengan keselamatan Jaran segera berkata, "Kenapa begitu? Temanku masih ...."Namun, sebelum Caraka selesai berbicara, Saka langsung berkata, "Apa hubungannya denganku? Aku harus memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Kamu harus ingat kini kita sedang menghadapi musuh yang sama, jadi rencana kita harus selaras. Kalau kamu merasa ada masalah dengan rencanaku, kamu boleh langsung keluar sekarang juga. Aku juga nggak kekurangan orang."Sikap Saka terlihat sangat tegas. Sebagai penguasa Provinsi Tengah, dia tidak akan membiarkan Caraka memerintahnya. Caraka ini hanya orang yang memberikan informasi saja, sama sekali tidak berarti apa-apa baginya. Dia hanya menganggap sebagai sebuah bidak saja.Caraka terbatuk-batuk, lalu perlahan-lahan berkata, "Baiklah. Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencana Jenderal saja, aku nggak akan mengatur lagi ...."Saat ini, Caraka sudah merasa sangat cemas, tetapi dia juga hanya bisa berharap Jaran tidak berada dalam bahaya. Jika benar-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2988

    Setelah mendengar penjelasan Fikri, Agha baru mengubah pemikirannya."Kalau Tuan Wira juga merasa cara ini bisa dicoba, aku akan turun untuk melihat situasinya dulu," kata Fikri. Orang-orang dari Lembah Duka memiliki kemampuan mereka masing-masing, jauh lebih kuat daripada musuh-musuh Wira. Oleh karena itu, hanya dia saja yang bisa menjalankan tugas penting ini.Wira menganggukkan kepala, lalu mendekati Fikri dan berkata sambil menepuk pundak Fikri, "Kamu harus hati-hati, kami akan menunggu kabarmu di sini."Fikri menganggukkan kepala, lalu segera turun ke kedalaman jurang menggunakan tanaman yang merambat di tebing.Sementara itu, Wira dan yang lainnya terus mengawasi situasi di sekeliling dengan cermat untuk memastikan semuanya tetap aman.....Di kaki gunung.Orang yang memberikan informasi pada Saka adalah Caraka dan saat ini dia sudah berdiri bersama dengan Saka. Sebelum datang ke sini, dia sudah mendiskusikan rencananya dengan Jaran. Sepanjang perjalanan ke sini, mereka mengikuti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2987

    Agha merasa jurang itu sangat dalam, siapa pun yang melompat ke dalamnya akan langsung kehilangan nyawanya. Meskipun mereka memiliki kemampuan, mereka juga tidak akan sanggup menahan dampak dari lompatan itu. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak.Wira mengernyitkan alis dan berkata dengan nada yang muram, "Tapi, ini cara terakhir kita. Sekarang kita nggak mungkin langsung menerobos begitu saja dan melawan mereka. Kita sudah jelas kalah jumlah dan ditambah lagi ini adalah wilayah barat. Kalau kita bersikeras melawan mereka, pada akhirnya kita yang pasti akan rugi.""Jadi, satu-satunya cara yang paling aman sekarang adalah mencari jalan dari jurang ini. Kita lihat apa kita bisa bersembunyi di sekitar sini untuk sementara. Kalau mereka sudah mencari kita di sini selama beberapa hari dan tetap nggak menemukan kita, aku yakin mereka pasti akan pergi. Meskipun nggak pergi, penjagaan mereka juga akan berkurang. Pada saat itulah, kita baru melarikan diri."Wendi dan Dwija tidak mengatakan apa-apa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2986

    Jaran berpikir saat Wira sendiri yang ingin menceritakannya, semua kebenarannya pun akan terungkap.Wira tersenyum dan berkata, "Nggak bisa dibilang seperti ini juga. Aku mencari kalian bukan hanya untuk menghadapi dia, aku sebenarnya punya alasan lain juga. Aku juga ...."Saat mengatakan itu, Wira melirik bungkusan yang berisi abu jenazah di punggung Agha.Saat baru bertemu dengan Wira dan yang lainnya, Fikri kebetulan melihat adegan itu. Dia pun langsung mengerti, ternyata begitu kejadiannya. Sepertinya, Wira adalah orang yang sangat menghargai hubungannya dengan yang lainnya juga hingga rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencari jasad teman-temannya. Bisa memiliki teman seperti ini termasuk keberuntungan seumur hidup.Saat keduanya sedang berbicara, Dwija tiba-tiba mendekati Wira dan berkata sambil menunjuk ke arah kaki gunung, "Ada orang yang datang."Wira dan yang lainnya segera berjalan ke tepi tebing gunung dan melihat saat ini seluruh gunung sudah dikepung dengan rapat.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status