Share

Bab 2432

Author: Arif
Ahmad telah menyinggung Danu, jadi Danu akan memberinya pelajaran. Luna mengiakan, lalu segera membawa orang-orangnya pergi.

Saat ini, penduduk desa itu menatap Ahmad dan bertanya, "Dia yang menyebarkan racun di Dusun Darmadi ya?"

Wira mengangguk sambil membalas, "Ya, dia sudah kutangkap. Setelah Danu pulang, dia akan mendapat ganjaran yang setimpal."

Kabar kepulangan Wira segera tersebar. Wulan dan lainnya telah menunggu Wira di rumah. Karena perjalanan kali ini sangat berbahaya, Wira tidak membawa mereka pergi.

Dewina dan Thalia sekalipun tidak berani diam-diam mengikuti karena takut Wira marah. Makanya, semua menunggu dengan patuh di rumah.

Untungnya, Wira hanya pergi beberapa hari dan tidak membuat mereka menunggu terlalu lama. Namun, Wira tidak langsung pulang untuk menjumpai para wanita cantik itu, melainkan pergi ke penjara dulu.

Setibanya di sana, penjaga mengizinkan Wira masuk. Begitu melangkah masuk, Wira langsung mendengar teriakan yang menyayat hati.

"Doddy! Berengsek kamu!
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Risti Nophy
betul tu..
goodnovel comment avatar
Adi Mulyadi
penulis jangan sampe lupa dengan nama karakter di dalam nya... coba di cek lagi ... dari awal provinsi jawali berubah jadi lowala.. sekarang agen mata mata lucy jadi Luna... karakter yg di hilangkan tanpa cerita juga banyak..paman hasan ayah dari danu dan Dodi kemana??.. juga yudha...dan lainya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2433

    "Berhenti. Kalau kamu terus mencambuknya, dia bisa mati. Lagian, memangnya kamu nggak capek?"Suara yang tiba-tiba terdengar ini membuat Doddy termangu. Kemudian, dia segera menoleh dan mendapati Wira berdiri di belakangnya."Tuan, kapan kamu pulang? Kenapa aku nggak dapat kabar apa pun?" tanya Doddy yang langsung melempar cambuknya dan menghampiri Wira. Seketika, sikapnya menjadi lebih ramah.Wira terkekeh-kekeh dan menyahut, "Itu karena kamu sibuk menyiksanya. Aku juga mendapat kabar kalau kamu di sini, makanya kemari. Aku nggak nyangka kamu akan menyiksanya sampai setragis ini."Wira tidak melirik Bhurek. Dia tidak bersimpati karena Bhurek memang pantas mendapatkannya. Biantara bisa mati karena Bhurek. Parahnya, Bhurek sempat menggantung jasad Biantara di tembok kota. Ini akibat dari perbuatan Bhurek sendiri."Aku marah sekali. Biantara sahabatku. Gara-gara dia, kita kehilangan Biantara. Mana mungkin aku bisa menerimanya. Kalau kamu nggak pulang-pulang, mungkin aku sudah membunuhnya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2434

    Setiap kali teringat jenazah sahabatnya digantung di tembok kota selama beberapa hari, Wira sungguh tidak bisa menerimanya. Hatinya terasa sangat sakit.Biantara jelas-jelas sudah tiada. Untuk apa Bhurek menyiksanya dengan cara seperti itu? Ini bukan hanya penghinaan untuk Biantara, tetapi juga untuk Wira."Apa ada yang memberimu ide itu, makanya kamu berani melakukannya?" tanya Wira.Bhurek tidak bodoh. Dia jelas memahami maksud Wira. Dia tergelak, lalu menggeleng dan berkata, "Pantas saja, kamu belum membunuhku. Ternyata kamu ingin mengorek informasi dariku untuk menyulitkan Ciputra."Ciputra mencampakkannya. Bhurek tidak menaruh harapan apa pun padanya lagi. Itu sebabnya, dia tidak memanggil Ciputra sebagai rajanya lagi."Ternyata kamu jauh lebih cerdas dari yang kubayangkan." Wira terkekeh-kekeh. "Kamu benar, aku ingin memanfaatkan kematian Biantara untuk menjatuhkan Ciputra.""Kamu juga tahu para rakyat kurang menyukai Ciputra. Kali ini aku menyatakan perang. Meskipun perang nggak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2435

    Bhurek tergelak. Jika bukan demi keluarganya, mana mungkin dia bertahan sampai sekarang?Segera, Wira dan Doddy meninggalkan penjara. Setelah keluar, Wira menepuk bahu Doddy sambil berkata, "Kamu harus bisa menahan amarahmu. Suruh orang lain yang menyiksa Bhurek. Masa Jenderal Doddy yang terhormat melakukan pekerjaan seperti itu?""Biantara juga sudah tiada. Aku tahu kamu merasa sedih. Tapi, kesedihanku jelas melampaui kalian semua. Hanya saja, aku mengerti orang yang sudah mati nggak akan bisa hidup lagi. Kita nggak perlu repot-repot begini. Kita hanya perlu selalu mengingatnya dalam hati."Wira menaruh harapan besar pada Danu dan Doddy. Kedua bersaudara ini telah lama mengikutinya. Wira tentu tahu pengorbanan mereka. Itu sebabnya, dia membina mereka dengan baik.Doddy mengangguk, lalu menangkupkan tangannya dan berkata, "Tuan tenang saja. Setelah selesai mengurus masalah Bhurek, aku nggak akan menunda tugasku yang lain. Tapi, aku punya permintaan. Kalau suatu hari kita benar-benar be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2436

    Tidak ada yang berbicara. Semua orang menunggu Wira berbicara. Mereka tahu Wira adalah orang yang setia kawan. Wira mengumpulkan mereka di sini pasti karena melihat situasi di Dusun Darmadi.Wira berucap, "Aku tahu hubungan kalian semua dengan Biantara sangat baik. Kalian pasti merasa sedih karena kepergiannya. Aku juga merasakan hal yang sama dengan kalian.""Tapi, kita harus melanjutkan kehidupan kita. Aku harap kalian bisa berhenti bersedih dan hidup dengan baik. Semua masalah pasti akan berlalu."Semua orang mengangguk mendengarnya. Wira meneruskan, "Selama ada aku, Dusun Darmadi akan selalu ada. Kelak, aku juga nggak akan membiarkan para saudaraku terjebak dalam situasi yang begitu berbahaya. Aku janji."Orang-orang mengangguk mengiakan. Sesaat kemudian, kerumunan bubar dan menyingkirkan kain putih yang digantung di depan rumah.Wira, Wulan, dan lainnya pulang ke rumah mereka. Wira duduk di halaman memandang suasana di Dusun Darmadi yang terlihat normal kembali. Namun, suasana hat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2437

    Di istana Kerajaan Beluana. Setelah Wira meninggalkan Provinsi Yonggu, Ciputra kesulitan tidur. Dia terus bermimpi buruk.Musuhnya ada di depan mata dan terus mengawasinya setiap saat. Bagaimana dia harus melewati hari-harinya? Ciputra merasa ada sepasang mata yang terus memantaunya. Perasaan itu sungguh mengerikan. Sayangnya, dia tidak punya cara untuk mengatasinya sekarang."Pelayan, cepat panggilkan Harraz kemari!" perintah Ciputra kepada pelayan dan kasim yang berdiri di sampingnya.Sejam kemudian, Harraz baru tiba. "Yang Mulia, apa terjadi sesuatu? Kenapa memanggilku larut malam begini?" Harraz menatap Ciputra dengan bingung. Kini, masalah telah teratasi dan situasi berkembang ke arah yang baik. Harraz tidak mengerti masalah apa lagi yang dipikirkan oleh Ciputra."Kalian semua keluar. Aku mau bicara berdua dengan Tuan Harraz," instruksi Ciputra sambil menenangkan suasana hatinya.Setelah semua orang pergi, Harraz duduk di samping Ciputra dan bertanya lagi, "Yang Mulia, apa ada ma

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2438

    "Mereka cuma rakyat jelata. Yang mulia, kamu nggak perlu merasa pusing untuk masalah seperti ini. Asalkan kita memperkuat pasukan dan selalu berwaspada dari Wira, kelak semuanya pasti akan baik-baik saja. Jangan cemas," sahut Harraz."Tapi, aku selalu merasa takut sekarang. Aku sendiri juga nggak mengerti kenapa aku merasa takut," gumam Ciputra. Kemudian, dia bertanya, "Beri aku ide. Gimana supaya aku bisa tidur nyenyak?"Setelah ragu-ragu sesaat, Harraz menimpali, "Gimana kalau kamu pergi ke kuil untuk beristirahat sementara waktu ini? Serahkan saja semua urusan di istana kepadaku. Setelah hatimu tenang, kamu baru kembali. Asalkan aku ada di sini, Kerajaan Beluana nggak akan kacau."Ciputra langsung mengangguk dan berkata, "Ide bagus! Suasana di kuil bisa membuat hati orang lebih tenang. Kamu memang cerdas. Hanya dalam waktu singkat, kamu langsung terpikir akan ide brilian ini."Ciputra juga ingin seperti Wira yang hidup santai tanpa mengurus masalah pemerintahan. Dia tahu Wira menyer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2439

    "Seharusnya bukan begitu." Luna menggeleng dan melanjutkan, "Aku punya mata-mata di istana Kerajaan Beluana. Kata mereka, Ciputra nggak bisa tidur dan terus marah-marah belakangan ini. Orang-orang di sekitar sampai nggak berani mendekatinya.""Intinya, Ciputra yang sekarang menjadi sangat berbeda. Semalam, Harraz memberinya sebuah ide. Harraz menyuruhnya tinggal di kuil untuk sementara waktu. Mungkin Ciputra ingin menenangkan dirinya?"Yang dikatakan Luna benar. Di berbagai tempat di Kerajaan Beluana, ada banyak mata-matanya. Hanya saja, mereka bukan dibina oleh Luna seorang diri, melainkan diatur oleh Biantara.Itu sebabnya, pekerjaan Luna menjadi jauh lebih mudah. Meskipun Biantara telah meninggal, dia tetap memberi bantuan besar untuk jaringan mata-mata."Rupanya begitu." Wira tersenyum sambil menggeleng, lalu menatap Osmaro dan berucap, "Menurutmu? Kalau ada momok di hati seseorang, apa orang itu bisa hidup dengan baik? Konyol sekali!"Osmaro tertawa dan menyahut, "Tuan benar! Momo

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2440

    Osmaro tahu ini bukan hanya keputusan Doddy, tetapi juga keputusan Wira. Makanya, dia tidak berani terlalu ikut campur dalam hal ini dan hanya bisa mengamati dari samping.Wira berkata, "Aku mengerti maksudmu. Tapi, kalau membunuh Bhurek sekarang, keinginanku nggak bisa tercapai.""Aku cuma ingin mengorek beberapa rahasia tentang Kerajaan Beluana. Sebagai Jenderal Besar Kerajaan Beluana, dia pasti tahu beberapa hal yang nggak kita ketahui. Aku yakin jaringan mata-mata juga nggak bisa mendapat petunjuk tentang rahasia seperti itu."Jaringan mata-mata memang organisasi intelijen. Namun, rahasia besar kerajaan pasti ditutup rapat-rapat dan hanya diketahui oleh beberapa anggota inti.Sebelumnya, Wira tidak menaruh harapan lagi pada Bhurek. Dia tahu Bhurek bukan setia terhadap Ciputra, melainkan ingin melindungi keluarganya.Namun, kini yang memegang kekuasaan adalah Harraz. Kemungkinan besar, Bhurek akan kesulitan menerima hasil ini. Sementara itu, Wira bisa memprovokasi Bhurek dan mengore

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status