Share

Bab 242

Setelah tiba di Gedung Asosiasi Puisi Naga, Harsa melihat adik iparnya itu duduk di kursi juri. Dia pun merasa sangat malu karena harus dinilai oleh Wira.

Di sisi lain, Banyu langsung memucat. Dia menggumamkan puisi itu, lalu berkomentar, “Meskipun puisi ini cukup bagus, isinya penuh dengan kekecewaan dan ketidakpuasan. Itu masih nggak sesuai dengan te ....”

“Rasa malu dari zaman dulu masih menghantuiku, kapan kebencian ini akan sirna? Aku ingin menunggangi kuda melintasi perbatasan musuh, memukul mundur musuh, dan mendapatkan kembali tanah yang hilang. Setelah meraih kemenangan, aku akan kembali untuk mengabdi kepada Raja!” Wira melafalkan lanjutan puisi itu dengan penuh semangat.

Ini adalah puisi yang pernah Wira baca sebelumnya. Dia hanya mengubah beberapa konteks sesuai dengan situasi saat ini.

Seluruh ruangan pun menjadi hening. Pada detik berikutnya, para sarjana provinsi menyerbu ke arah Wira. Mereka semua sudah tidak merasa malu untuk meminta bimbingan pada Wira meskipun dia ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ekward82
lanjut terus min
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status