Danu mengendarai sebuah kereta kuda sederhana, sedangkan Doddy dan yang lain menunggang kuda dan mengikuti dari samping.Wira sedang tidur di dalam kereta kuda. Sementara itu, Dian yang menyamar menjadi pelayan laki-laki tidak berhenti melirik Wira lagi.Dian benar-benar tidak mengerti kenapa Wira berani menyentuh fondasi Keluarga Yumandi dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Wira mengunjungi 18 dusun di Fica dalam waktu semalam untuk membujuk para penduduk dan pemilik tambak garam. Dia juga menyuruh mereka untuk tidak menjual garam kepada Keluarga Yumandi apabila Keluarga Yumandi menolak untuk membeli garam dengan harga delapan gabak. Selain itu, reaksi dari pengumuman di kota pusat pemerintahan juga sangat mengejutkan Dian. Dia tidak menyangka cara seperti itu juga bisa digunakan untuk menyerang musuh.Saat ini, Dian sudah menjadi seperti Danu, Doddy, dan orang-orang lainnya dari Dusun Darmadi. Dia percaya Wira bisa melakukan apa pun yang diinginkannya. Bagaimanapun juga, W
Setelah masuk ke Gedung Asosiasi Puisi Naga, ada sebuah panggung segi delapan di tengah-tengah ruangan. Di sana, terletak tungku tembaga yang diukir dengan kata “Karya Besar Leluhur Agung”. Di bawah tungku, ada tiga tingkat tangga yang lebar. Di tingkat tertinggi, terdapat perlengkapan teh, meja kopi, dan bantal duduk berwarna kuning yang disediakan khusus untuk anggota keluarga kerajaan. Di tingkat tengah, ada peralatan yang hampir serupa, tetapi kualitasnya sedikit lebih buruk. Semua itu disediakan untuk juri. Di tingkat bawah, terdapat perlengkapan teh berwarna putih polos yang disediakan khusus untuk sarjana kerajaan. Di sisi lain, para sarjana provinsi tidak mendapatkan apa-apa selain bantal duduk. Ini adalah perbedaan tingkatan kelas sosial yang sudah menyebar ke setiap celah kehidupan.Wira sudah menemukan tempat duduknya. Meskipun berada di tingkat kedua, posisinya ada di sudut. Berhubung masih belum ada yang menempati tempat duduk, Wira juga tidak terburu-buru untuk masuk. D
Orang itu adalah Prefektur Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, Sinardi Jaya. Dia termasuk pejabat tingkat keempat bawah.Ada banyak sarjana provinsi yang menghampiri Sinardi untuk memberi hormat. Sinardi pun mengangguk sambil tersenyum ramah. Dia sama sekali tidak terlihat sombong. Banyu juga menjadi lebih santai. Dia sudah memberi sogokan sebesar lima juta gabak kepada Sinardi. Saat kompetisi dimulai, Sinardi akan membantunya.Tap, tap, tap ....Tiba-tiba, terdengar derap kaki kuda yang cepat. Kemudian, sekelompok orang berkuda mendekat dengan cepat. Di paling depan, ada seorang pemuda yang berpakaian mewah. Di belakang pemuda itu, ada sekelompok prajurit berkuda yang mengenakan zirah.“Komandan Chandika sudah tiba!” Sebelum kelompok prajurit berkuda itu tiba di depan pintu, pengawal penjaga pintu sudah melaporkan kedatangan mereka.Pada detik berikutnya, Sinardi dan Farhan buru-buru turun dari panggung untuk menyambutnya. Ada banyak sarjana provinsi yang juga mengikuti mereka. Bahkan Ba
Setelah mendengar ucapan Wira, para sarjana provinsi langsung terkejut dan merasa Wira sangat pandai berbicara. Di sisi lain, mata Farhan, Farrel, dan gadis berpakaian ungu langsung berbinar. Sementara itu, Sinardi dan Chandika mengerutkan kening. Kemudian, mereka melirik ke belakang dengan tatapan dingin.Banyu yang berada di belakang langsung memucat dan berkeringat dingin. Di kompetisi ini, orang yang bisa membuat orang lain tunduk dengan bakat sastranya adalah orang yang paling dihormati. Siapa pun yang berani mengungkit tentang status dan kedudukan akan dimaki oleh semua pelajar di dunia.Tadi, Banyu sudah terlalu terburu-buru sehingga dia menyinggung tentang status Chandika, Sinardi, dan Farhan tanpa berpikir panjang. Dia juga bermaksud untuk menyingkirkan Wira dengan bantuan Chandika. Ini adalah pelanggaran yang besar dalam Kompetisi Puisi Naga.Saat suasananya memanas, tiba-tiba terdengar suara teriakan pengawal.“Pak Putro sudah tiba!”“Pak Gading sudah tiba!”“Pak Ismanto sud
Putro memang merupakan penyelenggara kompetisi ini, tetapi orang yang benar-benar bekerja adalah Sinardi.Sinardi bangkit dan berkata, “Pak Putro, tolong usulkan tema untuk kompetisi kali ini!”Glup! Putro meneguk araknya, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, “Kompetisi kali ini nggak punya tema tertentu. Semua orang bebas berkreasi dan menampilkan karya baru mereka untuk mendapatkan hadiah terbaik!”Ada banyak sarjana provinsi yang langsung gembira. Jika ada tema yang ditetapkan, mereka harus menciptakan puisi di tempat. Ini merupakan hal yang sangat sulit. Namun, jika temanya bebas, mereka bisa menampilkan puisi yang sudah pernah mereka tulis pada hari biasa.“Ide bagus!” Tiga pria tua lainnya juga mengangguk sambil tersenyum.Puisi dapat digunakan untuk menguji kecerdasan seseorang, tetapi menciptakan sebuah puisi yang bagus sangatlah sulit. Para sarjana provinsi yang berpartisipasi dalam kompetisi kali ini lebih sedikit. Jadi, persyaratannya mau tak mau harus dilonggarkan.“Emm!” W
Wira yang langsung setuju dan bahkan terlihat sangat bersemangat pun membuat semua orang tercengang.Di sisi lain, Dian malah menunduk. Dia sangat yakin Wira bisa melakukan apa saja. Namun, dia benar-benar tidak yakin Wira mampu menciptakan puisi. Puisi adalah bentuk sastra. Orang yang memiliki bakat menciptakan puisi pasti sudah terkenal dari dulu. Namun, Wira bahkan tidak terkenal di Kabupaten Uswal.Berhubung semuanya berjalan sesuai rencana, Banyu pun berkata dengan sok adil, “Demi keadilan, kita persilakan Pak Sinardi untuk memberikan temanya. Semua orang akan menciptakan puisi sesuai dengan tema itu!”Wira menjawab dengan acuh tak acuh, “Oke!”Sinardi berkata, “Kalian semua adalah sarjana provinsi Nuala. Tidak lama lagi, kalian akan menjadi pejabat dan bahkan melayani kerajaan. Saat ini, kita dihadapkan dengan ancaman musuh dan istana juga sedang kesulitan. Kita digaji oleh kerajaan dan memiliki kepedulian terhadap istana. Kita tetapkan saja ‘berbagi kekhawatiran dengan istana’ s
Setelah tiba di Gedung Asosiasi Puisi Naga, Harsa melihat adik iparnya itu duduk di kursi juri. Dia pun merasa sangat malu karena harus dinilai oleh Wira.Di sisi lain, Banyu langsung memucat. Dia menggumamkan puisi itu, lalu berkomentar, “Meskipun puisi ini cukup bagus, isinya penuh dengan kekecewaan dan ketidakpuasan. Itu masih nggak sesuai dengan te ....”“Rasa malu dari zaman dulu masih menghantuiku, kapan kebencian ini akan sirna? Aku ingin menunggangi kuda melintasi perbatasan musuh, memukul mundur musuh, dan mendapatkan kembali tanah yang hilang. Setelah meraih kemenangan, aku akan kembali untuk mengabdi kepada Raja!” Wira melafalkan lanjutan puisi itu dengan penuh semangat.Ini adalah puisi yang pernah Wira baca sebelumnya. Dia hanya mengubah beberapa konteks sesuai dengan situasi saat ini.Seluruh ruangan pun menjadi hening. Pada detik berikutnya, para sarjana provinsi menyerbu ke arah Wira. Mereka semua sudah tidak merasa malu untuk meminta bimbingan pada Wira meskipun dia ma
Wira juga tidak membuang-buang waktu lagi. Dia menghunuskan Pedang Treksha, lalu memberikannya kepada Danu agar Danu bisa langsung menunjukkannya.Danu menebas dua kali, lalu golok prajurit itu langsung terbelah dua dan 60 lapis baju zirah beserta mejanya juga terbelah.Setelah menyaksikan adegan ini, semua orang langsung tercengang.Wira mengambil kembali Pedang Treksha itu, lalu menunjukkan bilah pedang yang masih mulus. Kemudian, Danu memungut golok dan baju zirah yang terbelah untuk menunjukkan belahan yang rapi.“Pedang itu mampu menembus 60 lapis baju zirah? Hebat sekali! Pedang itu bahkan bisa dijuluki sebagai senjata ajaib!”Sebagian besar orang yang hadir adalah sastrawan. Mereka pada dasarnya tidak tertarik pada pedang. Namun, saat ini, mereka juga terpukau.Di sisi lain, gadis berpakaian ungu dan Chandika tidak bisa memalingkan pandangan mereka dari Pedang Treksha, seolah-olah jiwa mereka sudah direbut Pedang Treksha tersebut.Harsa juga sangat tercengang karena tidak tahu d
Osman membawa banyak orang untuk menunggu di depan gerbang kota demi menyambut Wira. Ini adalah bentuk penghormatan besar darinya untuk Wira.Di seluruh Kerajaan Nuala, siapa yang bisa mendapatkan perlakuan seistimewa ini? Bagaimanapun, sekarang Osman adalah penguasa. Statusnya tinggi dan tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa. Tindakannya ini sudah cukup untuk menunjukkan betapa dia menghargai Wira.Wira perlahan-lahan mendekat. Tatapannya tertuju pada Osman. Dia menyapa dengan pelan, "Tuan Osman, lama nggak ketemu.""Ya. Setelah pertemuan terakhir itu, aku nggak pernah melihat Kak Wira lagi. Jujur saja, aku sangat merindukanmu!"Setelah berbasa-basi sesaat, Wira langsung menuju intinya. Dia bertanya, "Di mana Lucy? Aku ingin melihatnya sekarang juga."Di samping Wira, Arifin mengangguk setuju. Perjalanan mereka sangat melelahkan karena tanpa istirahat, tetapi menyelamatkan seseorang adalah hal yang tidak bisa ditunda.Apalagi, kondisi Lucy sangat kritis. Mereka tentu tidak bisa m
Kerajaan Nuala.Saat Wira dan yang lainnya sedang berusaha untuk bergegas menuju Kerajaan Nuala, kondisi Lucy kembali memburuk. Dia terbaring di tempat tidur sambil memegang perutnya langsung memuntahkan darah dan wajahnya pucat, membuat orang yang melihatnya merasa sangat kasihan. Masih terdapat banyak luka tusukan di tubuhnya yang tetap terlihat sangat mengerikan meskipun sudah diobati."Bagaimana dengan keadaan Nona Lucy? Kita harus menjaga Nona Lucy dengan baik, setidaknya sampai Wira tiba. Kalau Nona Lucy mati sebelum Wira tiba, kita juga nggak bisa menjelaskan apa-apa padanya. Hubungan Wira dan Nona Lucy sangat istimewa, kita harus merawatnya dengan baik," kata Osman yang menjaga di sisi tempat tidur dengan segera sambil menatap Leli.Sementara itu, yang sedang menjaga di luar kamar adalah Jenderal Trenggi yang terkenal dan sekarang sudah menjadi jenderal besar. Namun, karena status Lucy yang istimewa dan Lucy juga terluka secara misterius, dia tentu saja harus berjaga di sana ag
Setelah mengantar Wira dan Arifin pergi, ekspresi Agha tetap terlihat cemas. Dia menatap Danu di sampingnya dan berkata, "Kak Danu, menurutmu, apa kita benar-benar nggak perlu menemani Kak Wira? Jaraknya masih sangat jauh. Kalau Kak Wira menghadapi bahaya, apa yang harus kita lakukan?""Kalau hanya satu lawan satu, Kak Wira masih bisa menghadapi dengan pistolnya. Bahkan aku pun nggak bisa menahan satu peluru, orang lain juga pasti nggak bisa. Tapi, kalau jumlah lawan yang datang lebih banyak, pistol Kak Wira nggak akan bisa menakut-nakuti mereka. Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?"Danu menghela napas dengan tak berdaya. Dia sudah mengikuti Wira begitu lama, sehingga dia sudah memahami kepribadian Wira. Jika dia masih bersikeras untuk ikut padahal Wira sudah membuat keputusan, dia khawatir Wira akan marah. Hasil akhirnya pun jelas, mereka akan dimarahi dan bahkan membuat Wira kesal.Selain itu, apa yang dikatakan Wira tadi memang masuk akal. Mereka sudah melawan Senia, sehingga
"Tentu saja benar."Wira menganggukkan kepala, lalu melanjutkan, "Informasi yang kuterima ini berasal dari Leli. Meskipun kita sudah lama nggak bertemu, aku percaya Leli nggak akan menipuku. Lagi pula, tempat yang akan dikunjungi Leli memang nggak terlalu jauh dari Kerajaan Nuala dan dia juga nggak perlu menipuku soal ini. Aku percaya dengan kepribadian Leli."Dia berbicara sambil mengepalkan tinjunya, tetapi peristiwa ini bukan tanpa alasan. Dia dan Osman masih berteman dan hubungan keduanya cukup baik. Meskipun Senia ingin melawannya, dia juga tidak memiliki kemampuan yang begitu besar. Meskipun Senia pergi mencari Osman, Osman juga tidak akan membantu Senia.Ini membuktikan Lucy pasti sudah menghadapi bahaya."Kalau begitu, aku akan memimpin pasukan dan pergi bersama Tuan," kata Danu dengan tegas. Jika dia sendiri yang mengawal Wira ke Kerajaan Nuala, dia baru bisa merasa tenang.Agha juga langsung berkata, "Aku juga akan ikut bersama Kak Wira."Wira malah menggelengkan kepala. "Kal
Sekarang Leli tiba-tiba mengirim surat, Wira merasa agak terkejut. Apakah terjadi sesuatu di Kerajaan Nuala? Jika benar begitu, dia tidak mungkin mengirim surat.Wira menggelengkan kepala dan membuka surat itu, mungkin dia sudah berpikir terlalu berlebihan. Namun, begitu membaca isi surat itu, wajahnya langsung menjadi pucat dan tangannya mulai bergetar."Tuan, ada apa?" tanya kedua pengawal yang segera maju untuk memapah Wira.Wira langsung menyimpan surat itu di sakunya, lalu menggertakkan giginya dan berkata dengan suara yang agak bergetar, "Kalian berdua pergi ke dua arah. Yang satu pergi ke Gedung Nomor Satu dan harus segera membawa Dokter Arifin ke sini.""Satunya lagi pergi hubungi Danu, Agha, dan yang lainnya untuk segera berkumpul di aula utama. Meskipun mereka sedang sibuk, suruh mereka tinggalkan urusan penting itu dulu. Bilang ini perintahku."Isi surat itu membuat Wira sangat terkejut. Meskipun hanya beberapa kata singkat, hatinya langsung tergerak. "Nyawa Nona Lucy teranc
"Sepertinya suamiku ini memang sangat disukai. Selama kamu sudah membuat keputusan dan nggak gegabah saja. Apa pun yang kamu ingin lakukan, aku pasti akan tetap menemanimu," kata Karina yang segera mendukung. Menurutnya, ini juga termasuk sebuah jalan keluar, setidaknya bisa memecahkan situasi mereka saat ini.Senia sudah bukan dirinya yang dahulu lagi. Dia yang sekarang penuh dengan ambisi, bahkan menjadikan guru agung sebagai orang kepercayaannya. Semua keputusannya harus didiskusikan dengan guru agung dan inilah yang paling menakutkan.Sejak awal, guru agung ini memang memiliki niat buruk dan sudah menciptakan begitu banyak hak yang jahat. Orang seperti ini tidak seharusnya berada di wilayah tandus di utara, jelas akan membawa bencana besar bagi wilayah ini.Namun, Karina hanya seorang wanita, tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi saat ini. Lebih baik dia mengubah keadaan di wilayah tandus di utara, mungkin dengan begini dunia ini juga bisa kembali stabil. Tidak ada yang in
Kresna menyadari bukan hanya ingin memanfaatkannya untuk membunuh orang dan membuatnya bertentangan dengan Wira, Senia juga berencana untuk menyingkirkannya dan merebut kekuasaannya. Benar-benar satu langkah yang membawa banyak keuntungan. Mengapa dia tidak menyadari kecerdikan Senia sebelumnya? Kelihatannya, dia benar-benar sudah meremehkan Senia.Karina berkata, "Aku tahu Raja nggak bisa menahan amarah ini dan juga membenci kejahatan. Tapi, Raja juga harus memikirkan keluarga kita. Lebih baik hidup menderita daripada mati sia-sia. Kita nggak membunuh seluruh keluarga kita hanya demi kepentingan pribadi.""Kamu sudah memimpin pasukan selama bertahun-tahun, aku rasa kamu lebih tahu ini dari siapa pun bahwa seratus ribu pasukan ini nggak akan bisa mengancam Senia ataupun membuat Senia takut padamu.""Ini mungkin adalah hasil yang diinginkan Senia. Begitu kamu benar-benar memberontak, semua hasil jerih payahmu termasuk tanah, para rakyat, dan pasukan kita semuanya akan jatuh ke tangan Se
"Raja, kamu mungkin masih nggak tahu situasi sekarang. Sebagian besar pasukanmu sudah ditarik, yang berarti sekarang pasukanmu nggak sampai tiga ratus ribu lagi. Hanya tersisa sekitar seratus ribuan saja ...," lanjut Karina.Kata-kata Karina langsung membuat Kresna terkejut, lalu matanya membelalak dan berkata, "Mana mungkin! Semua token militernya masih ada di tanganku dan para bawahanku itu juga hanya patuh pada perintahku. Meskipun Senia sangat hebat, para jenderal di bawah komandoku juga nggak akan terpengaruh. Jadi, jumlah pasukanku harusnya nggak berkurang. Kamu sedang menipuku ya?"Sebenarnya, Kresna juga tahu Karina tidak mungkin menipunya. Hubungan mereka sangat dekat dan saling memercayai. Meskipun sebelumnya situasinya sangat berbahaya, Karina juga rela tetap berada di sisinya dan menghadapi hidup atau mati bersamanya. Bahkan sampai sekarang pun demikian.Kresna percaya Karina tidak akan sengaja menjauh darinya dalam situasi berbahaya seperti ini, apalagi mengatakan kata-kat
Di mata semua orang, Doly sudah menjadi pengkhianat yang tidak termaafkan. Keadaannya bisa terpuruk seperti sekarang, dia mereka benar-benar menyedihkan dan menggelikan."Tuan Wira, aku akan kembali ke kamarku untuk beristirahat dulu. Tubuhku masih terluka, jadi harap Tuan Wira bisa memakluminya," kata Doly. Melihat Wira menganggukkan kepala, dia pun pergi.Pada saat yang bersamaan, Wira juga bergegas kembali ke kamarnya. Semua urusan sudah hampir selesai, sekarang dia benar-benar perlu beristirahat. Dia sudah tidak tidur selama satu hari satu malam dan sekarang dia merasa sangat lelah.Setibanya di kamar, Wira langsung tertidur. Selain itu, dia juga sudah memerintahkan pengawal yang berjaga di luar untuk tidak membangunkannya jika tidak ada hal yang mendesak. Masalah di wilayah tandus di utara dan bencana banjir sudah selesai diatasi, dia akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.....Di Kerajaan Agrel.Setelah perjalanan selama beberapa hari, Senia dan rombongannya akhirnya sudah kembali k