Share

Bab 234

Author: Arif
Rumah di sisi selatan Jalan Wubi di kota bagian barat adalah rumah besar yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi. Di depan rumah ketiga, ada dua orang prajurit bersenjatakan tombak yang sedang berdiri dengan tegak dan waspada.

Andi menenteng sebuah tas, lalu berhenti di depan rumah ketiga itu. Saat melihat kedua prajurit yang berdiri di sana, dia pun berkata, “Bisma, Cahyo, tolong beritahu Panglima Muda aku ingin menemuinya untuk membicarakan sesuatu!”

Bisma menjawab dengan dingin, “Andi, pergilah. Panglima Muda nggak akan menemuimu. Sebagai pengawal pribadi Panglima Dirga, kamu malah menjadi pembunuh bayaran. Kamu sudah mempermalukan Panglima Dirga dan anggota Pasukan Zirah Hitam!”

Ekspresi Andi langsung menjadi muram. Dia menjawab, “Aku tahu aku sudah mempermalukan Panglima Dirga dan anggota Pasukan Zirah Hitam, juga nggak layak bertemu dengan Panglima Muda. Tapi, tolong beri tahu Panglima Muda aku sudah bertemu dengan kedua putra Kak Hasan. Mereka menguasai teknik bela diri dan sed
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Hajar
kenapa ulang yg lama dibaca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 235

    Setelah tiba di dekat Kediaman Yumandi, Banyu langsung berteriak dengan murka, “Buka jalannya! Lukai saja mereka, tapi jangan sampai ada yang terbunuh!”Di depan Kediaman Yumandi, sekelompok besar pengemis, gelandangan, dan preman tidak berhenti berteriak. Mereka semua meminta Keluarga Yumandi mengembalikan uang mereka. Ada yang meminta 100 ribu gabak, tetapi sebagian besar meminta 10 ribu gabak.Delapan pengawal itu menghunuskan pedang mereka, lalu menerjang ke arah sekelompok orang itu.“Ah! Keluarga Yumandi mau membunuh kita! Cepat lari!”“Orang dari Keluarga Yumandi sudah gila! Sudah nggak kasih uang, malah mau membunuh orang!”Mendengar ada yang berteriak kesakitan, sekelompok orang pun berpencar. Mereka pada dasarnya adalah gelandangan, pengemis, dan orang miskin. Jadi, tidak ada seorang pun yang bernyali. Begitu melihat ada yang kabur, semua orang pun ketakutan dan ikut melarikan diri.Dalam sekejap, gerbang depan Kediaman Yumandi yang tadinya dipenuhi ratusan orang pun menjadi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 236

    Danu mengendarai sebuah kereta kuda sederhana, sedangkan Doddy dan yang lain menunggang kuda dan mengikuti dari samping.Wira sedang tidur di dalam kereta kuda. Sementara itu, Dian yang menyamar menjadi pelayan laki-laki tidak berhenti melirik Wira lagi.Dian benar-benar tidak mengerti kenapa Wira berani menyentuh fondasi Keluarga Yumandi dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Wira mengunjungi 18 dusun di Fica dalam waktu semalam untuk membujuk para penduduk dan pemilik tambak garam. Dia juga menyuruh mereka untuk tidak menjual garam kepada Keluarga Yumandi apabila Keluarga Yumandi menolak untuk membeli garam dengan harga delapan gabak. Selain itu, reaksi dari pengumuman di kota pusat pemerintahan juga sangat mengejutkan Dian. Dia tidak menyangka cara seperti itu juga bisa digunakan untuk menyerang musuh.Saat ini, Dian sudah menjadi seperti Danu, Doddy, dan orang-orang lainnya dari Dusun Darmadi. Dia percaya Wira bisa melakukan apa pun yang diinginkannya. Bagaimanapun juga, W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 237

    Setelah masuk ke Gedung Asosiasi Puisi Naga, ada sebuah panggung segi delapan di tengah-tengah ruangan. Di sana, terletak tungku tembaga yang diukir dengan kata “Karya Besar Leluhur Agung”. Di bawah tungku, ada tiga tingkat tangga yang lebar. Di tingkat tertinggi, terdapat perlengkapan teh, meja kopi, dan bantal duduk berwarna kuning yang disediakan khusus untuk anggota keluarga kerajaan. Di tingkat tengah, ada peralatan yang hampir serupa, tetapi kualitasnya sedikit lebih buruk. Semua itu disediakan untuk juri. Di tingkat bawah, terdapat perlengkapan teh berwarna putih polos yang disediakan khusus untuk sarjana kerajaan. Di sisi lain, para sarjana provinsi tidak mendapatkan apa-apa selain bantal duduk. Ini adalah perbedaan tingkatan kelas sosial yang sudah menyebar ke setiap celah kehidupan.Wira sudah menemukan tempat duduknya. Meskipun berada di tingkat kedua, posisinya ada di sudut. Berhubung masih belum ada yang menempati tempat duduk, Wira juga tidak terburu-buru untuk masuk. D

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 238

    Orang itu adalah Prefektur Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, Sinardi Jaya. Dia termasuk pejabat tingkat keempat bawah.Ada banyak sarjana provinsi yang menghampiri Sinardi untuk memberi hormat. Sinardi pun mengangguk sambil tersenyum ramah. Dia sama sekali tidak terlihat sombong. Banyu juga menjadi lebih santai. Dia sudah memberi sogokan sebesar lima juta gabak kepada Sinardi. Saat kompetisi dimulai, Sinardi akan membantunya.Tap, tap, tap ....Tiba-tiba, terdengar derap kaki kuda yang cepat. Kemudian, sekelompok orang berkuda mendekat dengan cepat. Di paling depan, ada seorang pemuda yang berpakaian mewah. Di belakang pemuda itu, ada sekelompok prajurit berkuda yang mengenakan zirah.“Komandan Chandika sudah tiba!” Sebelum kelompok prajurit berkuda itu tiba di depan pintu, pengawal penjaga pintu sudah melaporkan kedatangan mereka.Pada detik berikutnya, Sinardi dan Farhan buru-buru turun dari panggung untuk menyambutnya. Ada banyak sarjana provinsi yang juga mengikuti mereka. Bahkan Ba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 239

    Setelah mendengar ucapan Wira, para sarjana provinsi langsung terkejut dan merasa Wira sangat pandai berbicara. Di sisi lain, mata Farhan, Farrel, dan gadis berpakaian ungu langsung berbinar. Sementara itu, Sinardi dan Chandika mengerutkan kening. Kemudian, mereka melirik ke belakang dengan tatapan dingin.Banyu yang berada di belakang langsung memucat dan berkeringat dingin. Di kompetisi ini, orang yang bisa membuat orang lain tunduk dengan bakat sastranya adalah orang yang paling dihormati. Siapa pun yang berani mengungkit tentang status dan kedudukan akan dimaki oleh semua pelajar di dunia.Tadi, Banyu sudah terlalu terburu-buru sehingga dia menyinggung tentang status Chandika, Sinardi, dan Farhan tanpa berpikir panjang. Dia juga bermaksud untuk menyingkirkan Wira dengan bantuan Chandika. Ini adalah pelanggaran yang besar dalam Kompetisi Puisi Naga.Saat suasananya memanas, tiba-tiba terdengar suara teriakan pengawal.“Pak Putro sudah tiba!”“Pak Gading sudah tiba!”“Pak Ismanto sud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 240

    Putro memang merupakan penyelenggara kompetisi ini, tetapi orang yang benar-benar bekerja adalah Sinardi.Sinardi bangkit dan berkata, “Pak Putro, tolong usulkan tema untuk kompetisi kali ini!”Glup! Putro meneguk araknya, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, “Kompetisi kali ini nggak punya tema tertentu. Semua orang bebas berkreasi dan menampilkan karya baru mereka untuk mendapatkan hadiah terbaik!”Ada banyak sarjana provinsi yang langsung gembira. Jika ada tema yang ditetapkan, mereka harus menciptakan puisi di tempat. Ini merupakan hal yang sangat sulit. Namun, jika temanya bebas, mereka bisa menampilkan puisi yang sudah pernah mereka tulis pada hari biasa.“Ide bagus!”  Tiga pria tua lainnya juga mengangguk sambil tersenyum.Puisi dapat digunakan untuk menguji kecerdasan seseorang, tetapi menciptakan sebuah puisi yang bagus sangatlah sulit. Para sarjana provinsi yang berpartisipasi dalam kompetisi kali ini lebih sedikit. Jadi, persyaratannya mau tak mau harus dilonggarkan.“Emm!” W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 241

    Wira yang langsung setuju dan bahkan terlihat sangat bersemangat pun membuat semua orang tercengang.Di sisi lain, Dian malah menunduk. Dia sangat yakin Wira bisa melakukan apa saja. Namun, dia benar-benar tidak yakin Wira mampu menciptakan puisi. Puisi adalah bentuk sastra. Orang yang memiliki bakat menciptakan puisi pasti sudah terkenal dari dulu. Namun, Wira bahkan tidak terkenal di Kabupaten Uswal.Berhubung semuanya berjalan sesuai rencana, Banyu pun berkata dengan sok adil, “Demi keadilan, kita persilakan Pak Sinardi untuk memberikan temanya. Semua orang akan menciptakan puisi sesuai dengan tema itu!”Wira menjawab dengan acuh tak acuh, “Oke!”Sinardi berkata, “Kalian semua adalah sarjana provinsi Nuala. Tidak lama lagi, kalian akan menjadi pejabat dan bahkan melayani kerajaan. Saat ini, kita dihadapkan dengan ancaman musuh dan istana juga sedang kesulitan. Kita digaji oleh kerajaan dan memiliki kepedulian terhadap istana. Kita tetapkan saja ‘berbagi kekhawatiran dengan istana’ s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 242

    Setelah tiba di Gedung Asosiasi Puisi Naga, Harsa melihat adik iparnya itu duduk di kursi juri. Dia pun merasa sangat malu karena harus dinilai oleh Wira.Di sisi lain, Banyu langsung memucat. Dia menggumamkan puisi itu, lalu berkomentar, “Meskipun puisi ini cukup bagus, isinya penuh dengan kekecewaan dan ketidakpuasan. Itu masih nggak sesuai dengan te ....”“Rasa malu dari zaman dulu masih menghantuiku, kapan kebencian ini akan sirna? Aku ingin menunggangi kuda melintasi perbatasan musuh, memukul mundur musuh, dan mendapatkan kembali tanah yang hilang. Setelah meraih kemenangan, aku akan kembali untuk mengabdi kepada Raja!” Wira melafalkan lanjutan puisi itu dengan penuh semangat.Ini adalah puisi yang pernah Wira baca sebelumnya. Dia hanya mengubah beberapa konteks sesuai dengan situasi saat ini.Seluruh ruangan pun menjadi hening. Pada detik berikutnya, para sarjana provinsi menyerbu ke arah Wira. Mereka semua sudah tidak merasa malu untuk meminta bimbingan pada Wira meskipun dia ma

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3022

    "Selain itu, pemikiran Raja Ararya dan Raja Kresna juga nggak sama denganmu. Kenapa Ratu masih membiarkan mereka pergi? Sekarang hanya ada mereka bertiga saja, kita bisa langsung menyingkirkan mereka," kata kepala kasim itu.Berhubung karena tidak ada asisten yang bisa diandalkan Senia lagi, kepala kasim pun naik jabatan. Sekarang, dia selalu berada di sisi Senia kapan pun. Namun, ide-ide yang diberikannya semuanya adalah ide buruk karena dia hanya seorang kasim biasa yang tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Untungnya, dia pandai berbicara, sehingga dia lebih disukai dan bisa tetap berada di sisi Senia.Senia berkata, "Kamu pikir aku nggak ingin menyingkirkan mereka? Sejak aku naik takhta, mereka selalu menjadi masalah besar bagiku. Aku sudah lama ingin menyingkirkan mereka. Tapi, mereka punya kekuasaan militer dan sekarang juga adalah saat yang penting untuk merekrut orang. Kalau terjadi pemberontakan internal, situasinya akan makin nggak terkendali dan itu nggak menguntungkanku."

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3021

    Senia berkata dengan nada yang tetap tegas, "Sudahlah, aku ini juga nggak makan manusia. Aku hanya ingin melihat, apa aku bisa memberikan jabatan yang bagus untuk putramu ini. Perang akan terjadi sebentar lagi. Setelah Dahlan kembali nanti, dia akan membawa kabar dari Kerajaan Beluana. Kalau Kerajaan Beluana bersedia kerja sama dengan kita, kita bisa langsung berperang dengan Wira.""Pada saat itu, nggak peduli seberapa hebat pun Wira, dia nggak akan bisa menghadapi kerja sama kedua kerajaan ini."Setelah mengatakan itu, Senia kembali duduk di takhta dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tatapan yang sangat tajam.Ararya dan Kresna saling memandang dengan ekspresi terkejut. Pantas saja mereka tidak melihat Dahlan setelah mereka kembali ke istana, ternyata dia sudah menuju ke Kerajaan Beluana. Senia jelas berencana untuk bekerja sama dengan Kerajaan Beluana dalam melawan Wira.Sayangnya, Wira memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Nuala juga, bahkan bersahabat dengan berb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3020

    "Sebelum kalian berangkat, aku sudah bisa menebak hasilnya akan seperti ini. Kalau Wira bisa disingkirkan dengan begitu mudah, saat itu aku juga nggak perlu begitu repot-repot dan akhirnya sia-sia begitu saja. Mungkin langit nggak ingin Wira mati di tangan orang lain," gumam Senia.Senia tiba-tiba berdiri setelah mengatakan itu dan mendekati Kresna, Ararya, dan Dwipangga. Dia menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin, bahkan Ararya dan Kresna pun merinding.Sementara itu, Dwipangga yang selalu berdiri di samping juga terus menatap Senia dengan tatapan yang penuh dengan niat membunuh. Semua hal ini dimulai dari wanita di depannya ini. Jika tidak, mereka juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan. Selama dia bisa membunuh wanita di depannya ini, semua masalah akan selesai.Ararya secara refleks menoleh dan menatap Dwipangga. Ayah dan anak ini memiliki ikatan yang sangat kuat dan saling memahami pemikiran masing-masing. Hanya dengan melihat tatapan Dwipangga, dia sudah tahu apa ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3019

    "Selain itu, ini sudah termasuk hasil yang cukup bagus. Wira bukan orang biasa, mana mungkin kita bisa membunuhnya dengan mudah. Saat itu Ratu juga sudah berkali-kali mencoba membunuh Wira, tapi pada akhirnya Wira tetap berhasil melarikan diri. Dia bahkan rugi sendiri. Dia sendiri juga nggak bisa menyelesaikan tugas ini, mana mungkin kita bisa menyelesaikannya," kata Kresna.Kresna sudah berhubungan dengan Senia jauh lebih lama daripada Ararya. Selain itu, Ararya juga biasanya tidak peduli dengan urusan pemerintahan. Dibandingkan dengan Ararya, dia tentu saja jauh lebih memahami Senia.Ararya perlahan-lahan berkata, "Benar. Kalau memang itu sudah takdirnya, kita juga nggak bisa menghindar. Selama kita bisa menghindari masalah hari ini, kelak nggak akan ada begitu banyak masalah lagi.""Kita hanya perlu menunggu saatnya bertemu dengan Tuan Wira dengan sabar saja, lalu merencanakan strategi yang sempurna dan mengatasi semua ini. Setelah itu, kita bisa meninggalkan wilayah tandus di utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3018

    Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3017

    Wira berkata, "Baiklah. Kalau kalian berdua tulus ingin bergabung denganku dan bertobat, aku akan melupakan semua hal yang terjadi sebelumnya. Aku akan mengatur langkah selanjutnya. Kalau ingin bersandiwara, kita harus berakting dengan sungguh-sungguh agar kalian juga bisa menjelaskannya saat kembali nanti.""Aku akan bersiap-siap dulu, lalu pergi ke utara untuk bertemu dengan kalian dan melawan Senia bersama-sama."Setelah mengatakan itu, Wira tersenyum yang menunjukkan kerja sama mereka sudah tercapai. Jika bisa mengalahkan Senia tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, ini juga termasuk hal luar biasa dan dunia ini juga bisa damai untuk sementara waktu. Ini adalah hasil yang selalu diharapkannya. Pada saat itu, dia tidak perlu mengkhawatirkan nasib para rakyat di sembilan provinsi lagi."Terima kasih banyak, Tuan Wira," kata Kresna dan Ararya sambil memberi hormat setelah saling memandang. Mendapatkan pemimpin yang bijaksana adalah sebuah anugerah besar.Setelah semua sudah selesai d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3016

    Kresna pun menghela napas panjang. "Tuan Wira, kamu pasti masih ingat dengan peristiwa yang terjadi di Provinsi Yonggu saat itu, 'kan? Sebenarnya aku juga nggak berniat melakukannya, tapi Senia sudah menyandera seluruh keluargaku. Meskipun enggan, aku juga terpaksa harus melakukannya. Kalau nggak, seluruh keluargaku akan mati dan akhirnya memilih untuk nggak kerja sama denganmu."Setelah mengatakan itu, Kresna menundukkan kepala dan terdiam cukup lama. Saat di Provinsi Yonggu, dia sudah kehilangan salah satu orang kepercayaannya yang paling andal dan sekaligus kekasihnya yaitu Gina. Saat itu, Wira sudah memberinya jalan, tetapi dia tidak memilihnya. Oleh karena itu, sekarang menyesal pun sudah tidak ada gunanya.Ararya yang berada di samping juga segera menambahkan, "Tuan Wira, kami juga punya beberapa kartu truf di tangan kami. Selama bertahun-tahun ini, kami terus merekrut pasukan. Kalau nggak dalam situasi mendesak, kami juga nggak ingin memberontak. Nggak ada orang yang ingin menya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3015

    Di dalam penginapan.Karena penginapan ini terletak di tempat yang terpencil, biasanya tidak banyak tamu yang datang ke sana. Hari ini juga hanya Wira dan rombongannya yang menginap di sana.Setelah sempat keluar, pemilik penginapan yang tidak menyangka Wira dan rombongannya akan kembali lagi terlihat sangat senang dan segera menyiapkan hidangan terbaik lagi. Bagaimanapun juga, mereka sangat murah hati. Hanya menginap satu hari saja, pemilik penginapan sudah menerima penghasilan yang cukup banyak."Kalau semua makanannya sudah dihidangkan, kamu pergi dulu saja. Nggak ada kabar dari kami, kalian jangan masuk ke sini lagi," kata Wira sambil mengeluarkan seratus ribu gabak dan melemparkannya pada pemilik penginapan itu.Mata pemilik penginapan itu langsung bersinar, lalu segera menganggukkan kepala dan pergi dari sana. Penginapan yang begitu luas itu hanya tersisa Wira dan yang lainnya.Wira tidak bernafsu makan karena baru saja selesai makan, bahkan tidak ingin minum. Dia menatap Ararya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3014

    Ekspresi Lucy yang selalu berdiri di belakang Wira juga menjadi dingin."Tuan Wira, kami sama sekali nggak punya niat buruk. Kedatangan kami kali ini hanya untuk membahas sesuatu denganmu. Sejujurnya, kami berdua juga terpaksa bertemu dengan Tuan Wira dengan cara seperti ini," kata Kresna.Ararya dan Kresna segera turun dari kuda mereka dan memerintah pasukan di belakang mereka untuk berhenti, lalu mendekati Wira. Dwipangga juga segera mengikut di belakang mereka."Ada urusan apa kalian mencariku?" tanya Wira. Selama ini, hubungannya dengan kedua orang di depannya ini tidak begitu dekat, meskipun sebelumnya mereka sempat berinteraksi. Namun, sejak hubungannya dengan Senia makin memburuk, hubungan mereka juga makin merenggang.Lagi pula, orang yang berbeda suku pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Apalagi kedua raja di depannya ini juga berasal dari wilayah tandus di utara, Wira tentu saja tidak memiliki kesan baik terhadap mereka."Nggak perlu berpura-pura di depan kami. Kamu sudah l

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status