Share

Bab 2161

Author: Arif
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Aku melepaskanmu sebelumnya karena statusmu. Rajaku baru naik takhta. Sebagai jenderal, aku tentu nggak ingin ada perang yang terjadi. Tapi, kamu terus ikut campur urusan negaraku. Apalagi urusan internal negaraku sudah beres, aku nggak mungkin terus menoleransimu."

"Wira, hari ini kamu membuat perhitungan yang salah! Aku nggak akan melepaskanmu! Sekalipun orang-orangmu datang, kami akan menyambut dengan perang. Aku justru ingin lihat, bawahanmu lebih hebat atau pasukanku!"

Sucipto melontarkan setiap patah kata dengan dingin. Tatapannya dipenuhi niat membunuh. Dia sudah lama menunggu hari ini. Sebelumnya dia mengutus Aris untuk menyerang Wira, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sepertinya, dia harus turun tangan sendiri!

"Sebelum kamu menyerangku, biar kutanya dulu, kamu yang mengutus Aris membunuhku?" tanya Wira.

"Benar! Memang aku yang mengutus Aris! Aku menyuruhnya membunuhmu!" sahut Sucipto dengan lantang.

Saat berikutnya, Izhar menghampiri dan melambaikan tangan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Robertus Roni
mantap juga alur ceritanya ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2162

    "Jangan bicara omong kosong! Cepat turuti perintah suamiku! Suruh Pangeran Osman keluar dan temui kami! Kalau nggak, kami akan memberi sinyal lagi sebagai peringatan untuk kalian! Kami bisa membuat kota kalian hancur!""Bukan hanya kalian yang akan mati di sini, tapi istana kalian yang megah juga akan luluh lantak! Ini kehebatan dari mesiu!" seru Thalia dengan lantang.Wira sudah pernah memperlihatkan kehebatan Meriam Darmadi saat di medan tempur. Belum lagi senapan yang diciptakan Wira, semua orang tentu tahu betapa mengerikannya mesiu. Tidak mungkin ada yang berani mengusik Wira.Sekelompok prajurit itu pun berdiam di tempat masing-masing. Meskipun mereka pemberani dan setia, mereka punya keluarga yang harus dihidupi. Keluarga mereka bahkan tinggal di kota ini.Jika Wira tidak berbohong, itu artinya keluarga mereka akan terlibat jika mereka bertindak gegabah. Ketika saat itu tiba, mereka hanya akan menyesal.Ketika melihat para prajurit mulai goyah, Sucipto menggertakkan giginya dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2163

    Di sebuah tempat di ibu kota, Biantara dan Leli tampak berdiri bersama sambil menatap ke arah istana.Tadi, mereka yang memicu ledakan setelah mendapat sinyal. Namun, ledakannya tidak terlalu kuat. Jika situasi tidak mendesak, Biantara tidak akan menyalakan semua bahan peledak supaya tidak ada korban.Di sisi lain, Wira sedang bertaruh. Jika keadaan benar-benar kritis, mereka baru akan meledakkan semuanya."Menurutmu, mereka akan melepaskan Pangeran Osman nggak?" tanya Leli yang merasa cemas. Sebenarnya Leli ingin mengikuti Wira, tetapi Wira menolak karena khawatir dia bertindak gegabah. Namun, dia harus menuruti Wira untuk sekarang agar tidak merusak rencana."Aku juga nggak bisa memastikan. Tapi, Sucipto dan Izhar nggak akan berani mengambil risiko. Meskipun mereka merasa Tuan Wira berbohong, para prajurit nggak akan berani macam-macam. Kita lihat saja nanti. Tuan Wira sudah pernah melewati situasi yang lebih parah dari ini," sahut Biantara.Biantara juga merasa gugup, tetapi tidak b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2164

    Kalaupun Sucipto berkesempatan mengambil alih posisi Baris, dia hanya akan dikritik oleh publik. Ini akan sangat merepotkan nantinya!"Wira, kamu cuma bilang mau bertemu Pangeran Osman. Sekarang kamu sudah melihatnya. Kenapa aku harus mengizinkanmu membawanya pergi? Pangeran Osman adalah Pangeran Kerajaan Nuala. Di masa sulit seperti ini, kami nggak akan membiarkanmu membawanya pergi sekalipun harus mati!" pekik Sucipto.Sucipto maju selangkah dan menyentuh pedang di pinggangnya. Jelas sekali, dia sudah siap untuk bertarung.Wira memang bisa memberi sinyal kepada bawahannya. Namun, Sucipto bisa membunuhnya sebelum dia sempat memberi sinyal apa pun. Kemudian, dia akan menyuruh prajurit menggeledah kota untuk menemukan kaki tangan Wira. Meskipun berisiko, ini adalah cara terbaik untuk sekarang."Sepertinya kamu memang nggak bakal kapok sebelum diberi pelajaran." Wira menggeleng sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia mengeluarkan kembang api dan menggoyangkannya di depan Sucipto.Sucipto m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2165

    Semua orang sedang menunggu kesempatan untuk lolos. Wira menunggu Sucipto untuk mengalah, sedangkan Sucipto sedang berpikir apakah harus melepaskan Wira atau tidak."Sekarang kita sudah mengancam keselamatan Wira. Manusia bisa melakukan apa saja dalam situasi terdesak." Izhar menghampiri Sucipto, lalu berbisik, "Wira orang yang sangat terperinci. Kalau nggak ada keyakinan, dia nggak mungkin mengambil risiko sebesar ini.""Kita bisa tahu gimana karakter Wira dari perselisihannya dengan Kerajaan Beluana. Jenderal Bhurek dari Kerajaan Beluana saja takut padanya. Aku rasa sebaiknya kita mengalah. Anggap saja kita sedang membebaskan diri sendiri.""Kita punya kekuasaan militer. Seluruh Kerajaan Beluana ada di bawah kendali kita. Kesuksesan sudah di depan mata. Jangan sampai rencana kita rusak cuma karena Wira!" bujuk Izhar.Izhar juga orang yang berwaspada seperti Wira. Selain itu, Izhar tahu bahwa mereka masih punya banyak kesempatan selama masih hidup di dunia ini.Setelah dinasihati Izha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2166

    "Ternyata kamu juga manusia biasa ...," goda Agha sambil terkekeh-kekeh dan mengikuti Wira. Dengan demikian, semuanya bergegas menuju ke luar kota.Di sebuah kuil yang jaraknya 25 kilometer dari ibu kota Kerajaan Nuala, Wira dan lainnya berkumpul di sini. Begitu terbebas dari kepungan, Wira langsung menulis surat dan mengirimkannya dengan merpati kepada Biantara.Kini, Kerajaan Nuala menjadi tempat terlarang. Mereka harus segera meninggalkan tempat ini demi keselamatan masing-masing. Anggota jaringan mata-mata segera berpencar. Beberapa masih tinggal di ibu kota untuk mengawasi, sedangkan beberapa lagi bersembunyi di sekitar Wira dan lainnya untuk memantau.Kini, Wira dan lainnya tidak punya cara untuk mengancam Sucipto dan Izhar lagi. Apalagi, mereka membawa Osman. Kehadiran Osman sama saja dengan bom waktu. Jadi, mereka harus terus berwaspada untuk sementara waktu ini."Tuan, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kembali ke Provinsi Lowala dulu atau melanjutkan perselisihan kita deng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2167

    Biantara, Thalia, dan Agha terlihat biasa-biasa saja saat mendengar ucapan Osman. Mereka bisa berada di sini karena Wira. Mereka tidak peduli dengan balasan apa pun.Wira bangkit dengan perlahan, lalu memapah Osman dan berkata dengan tersenyum, "Tenang saja. Aku nggak mungkin berhenti di tengah jalan kalau sudah berjanji akan membantumu. Aku nggak mungkin membiarkan Kerajaan Nuala jatuh di tangan penjahat.""Menurutku, nggak ada yang perlu dikhawatirkan untuk sekarang. Tapi, kamu harus mempertimbangkan ulang semua ini karena situasimu makin berbahaya."Osman mengernyit sambil menatap Wira dengan bingung. Dia tidak memahami maksud perkataan Wira."Sebelumnya kamu memang dikurung di istana, tapi mereka nggak mungkin berani membunuhmu. Kalau kamu mati di istana, mereka pasti akan dihujat habis-habisan. Tapi, sekarang kamu sudah bersama kami. Mereka pasti akan mencari kesempatan untuk membunuhmu.""Begitu kamu mati, mereka akan memfitnah kami. Dengan begitu, mereka bukan hanya berhasil men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2168

    "Kita harus gimana sekarang?" tanya Osman yang merasa panik."Kamu nggak perlu cemas. Gimana Nusa bisa keluar dari istana sebelumnya?" tanya Wira balik.Osman tidak berani menyembunyikan apa pun sehingga menceritakan segalanya."Ternyata begitu. Aku akan menghubungi orang Penginapan Giri. Setelah Nusa datang, mereka akan mengantarnya ke luar kota untuk menjamin keselamatannya," ucap Wira. Kemudian, dia berpesan kepada Biantara.Penginapan Giri adalah kubu terakhir mereka di ibu kota yang bertugas untuk mengumpulkan informasi. Semuanya bisa dipercaya sehingga Wira tidak perlu merahasiakan apa pun dari mereka."Oke." Biantara mengiakan, lalu pergi."Terima kasih, Tuan Wira. Aku akan membalas kebaikan Nusa di kemudian hari. Aku juga nggak akan melupakan jasa kalian semua." Osman mengucapkan terima kasih lagi.Wira melambaikan tangannya, lalu berkata sambil tersenyum, "Sudahlah, nggak perlu sesungkan itu kepadaku. Sekarang kita akan pergi menemui Jenderal Trenggi. Kesetiaannya patut dipuji

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2169

    "Tuan! Bukan aku orangnya! Pasti ada kesalahpahaman di sini! Tolong diselidiki lagi!" Nusa tahu bahwa dirinya akan mati jika mengaku. Jadi, sebaiknya dia mengulur waktu dan menunggu Osman menolongnya.Nusa berjasa untuk Osman. Sekarang Osman telah pergi bersama Wira, jadi Nusa menaruh harapan padanya. Sebelum diselamatkan, dia harus mengelak sebisa mungkin!Sucipto terkekeh-kekeh. Dia mengambil cambuk dari salah seorang pengawal, lalu mencambuk Nusa dengan sekuat tenaga.Dalam sekejap, Nusa berteriak kesakitan. Meskipun demikian, orang-orang yang melihat hanya tersenyum dingin tanpa merasa iba sedikit pun. Berani sekali bocah ini menantang Sucipto! Memang pantas diberi pelajaran!"Tuan! Aku bukan siapa-siapa. Meskipun kamu membunuhku, masalah itu tetap nggak ada kaitannya denganku. Kalau kamu yakin aku terlibat, bunuh saja aku," ucap Nusa.Nusa bisa merasakan tubuhnya sudah tidak tahan lagi sehingga memilih untuk mati. Dengan begitu, dia bisa terbebas dari segala penderitaan."Hehe." S

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2705

    "Kak." Shafa memanggil dan berkata dengan hati-hati, "Kehidupan kita pasti akan makin membaik. Kita nggak boleh membiarkan orang tua kita khawatir. Kamu nggak usah cemas. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri sendiri."Wira merasa agak terharu melihat betapa dekatnya kedua bersaudara ini. Namun, dia tidak mengatakan apa pun untuk merusak suasana.Beberapa saat kemudian, suasana hati kedua bersaudara ini mulai membaik. Ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.Saat berikutnya, sejumlah besar pria kekar muncul di hadapan mereka. Beberapa dari mereka memegang golok. Tatapan mereka tertuju pada Wira dan lainnya lekat-lekat.Yang berdiri di barisan paling depan adalah seorang pria berwajah tirus. Dia berkata, "Kak, kulihat pakaian orang ini lumayan bagus. Sepertinya dia bukan orang biasa. Sepertinya kita bakal untung besar kali ini!"Seseorang yang berada di belakang kerumunan berjalan maju. Pria ini memakai kulit harimau. Dia mengamati Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2704

    "Oke. Lagian, aku bosan sendirian. Kalau kalian ikut, pasti lebih seru. Kita bisa ngobrol sepanjang perjalanan."Setelah membuat keputusan, ketiga orang itu pun sama-sama berangkat. Setelah melewati lereng bukit, terlihat desa pegunungan yang hancur di kejauhan. Karena terletak di dataran yang agak rendah, banyak air tergenang di sana. Rumah-rumah di dalamnya pun telah hancur.Wira tak kuasa menghela napas. "Bencana alam ini menyebabkan banyak kerugian. Entah sudah berapa desa yang hancur ...."Wira merasa sedih. Cintanya terhadap rakyat tidak perlu diragukan lagi. Jika tidak, mana mungkin dia repot-repot membuat kesepakatan dengan keempat kelompok besar. Tanpa inisiatif Wira, perang pasti masih terjadi sampai sekarang.Sayangnya, jalur perairan yang dibangunnya dengan tujuan mengembangkan kehidupan para rakyat, malah membawa kerugian sebesar ini sekarang. Kini, para rakyat tidak punya tempat tinggal dan kesulitan untuk melanjutkan hidup. Wira merasa dirinya adalah pendosa besar.Semen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2703

    Kaffa telah menghabiskan rotinya. Setelah minum beberapa teguk air, rona wajahnya menjadi jauh lebih baik. Energinya juga sudah pulih.Shafa makan lebih lambat. Beberapa saat kemudian, dia baru menghabiskan makanannya. Bibirnya masih terlihat agak pucat, tetapi dia sudah lebih berenergi.Semua ini berkat Wira. Tanpa roti dan air yang diberikan Wira, mungkin mereka berdua akan mati malam ini. Selain itu, sangat berbahaya untuk melewati hutan di situasi seperti ini.Sejak terjadi banjir besar, banyak binatang buas yang bermunculan karena tidak ada pembatas. Jika tidak berhati-hati, mereka mungkin bisa menjadi makanan para binatang buas.Tiba-tiba, Kaffa menghampiri Wira dan berlutut di depannya. Wira hendak memapahnya, tetapi Kaffa menolak. Wira pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Shafa juga ikut berlutut. Ketika melihat ini, Wira hanya bisa menggeleng. "Aku membantu kalian cuma karena kita kebetulan bertemu. Aku nggak mungkin membiarkan kalian mati di depanku, 'kan?""Lagian, yang ku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2702

    Usai mengatakan itu, gadis itu mengalihkan tatapannya kepada kakaknya dan menjelaskan, "Kak, kamu sudah salah paham. Nggak ada racun kok. Aku cuma tersedak karena makan terlalu cepat."Pemuda itu hanya bisa menunduk dan terdiam saat menyadari dirinya telah salah paham terhadap Wira. Dia tahu dirinya terlalu picik.Wira berdeham untuk memecah keheningan. "Kalau aku benaran taruh racun di makanan kalian, yang keracunan bukan cuma adikmu saja, tapi kamu juga.""Selain itu, kalau ingin macam-macam dengan kalian, targetku pasti kamu. Nggak mungkin adikmu, 'kan?"Pemuda itu seketika memahami maksud Wira. Adiknya sudah sekarat. Jika Wira memang berniat jahat pada adiknya, adiknya tidak mungkin punya kemampuan untuk melawan. Hal ini berlaku juga untuk dirinya. Dia sudah tidak makan tiga hari tiga malam, jadi tidak mungkin bisa melawan Wira.Jadi, kalaupun Wira benar-benar menaruh racun di makanan mereka, Wira pasti akan menargetkannya dan bukan adiknya. Sepertinya, dia memang sudah salah paham

DMCA.com Protection Status