Share

Bab 2131

Author: Arif
Setelah membuat pengaturan, mereka pun berpencar. Ada yang mengikuti Wira ke utara dan ada yang menuju ke kota.

Baris baru naik takhta. Izhar dan Sucipto pasti akan mengambil alih urusan pemerintahan sehingga penjagaan akan menjadi makin ketat.

Jika itu orang lain yang mengumpulkan informasi di ibu kota, Wira tentu akan merasa sangat cemas. Namun, dia bisa merasa tenang karena orang yang diutus adalah Biantara. Biantara tidak akan mengecewakannya ataupun membuat kesalahan.

"Kamu mau ikut kami ke suku atau menjaga Biantara? Kamu pilih sendiri," ujar Wira sambil menatap Leli.

Leli adalah orang kepercayaan Osman. Sejak Jihan sakit parah, dia yang terus menemani Osman. Sekarang adalah masa kritis, apalagi Osman dikurung. Wira tidak ingin memaksa Leli melakukan apa pun, jadi membiarkannya membuat keputusan.

"Nggak ada gunanya aku ke kota." Leli menghela napas, lalu melirik ke arah Biantara pergi sambil meneruskan, "Izhar dan Sucipto tahu kamu punya jaringan mata-mata, juga tahu Biantara ada
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2132

    "Memangnya kamu mau mengurung Wira di sini? Kalau membunuhnya, apa bawahannya bakal melepaskan kita begitu saja? Apalagi rakyat sangat menyukai Wira. Kalau terjadi sesuatu padanya di Kerajaan Nuala, mungkin ajal akan segera menjemput kita," sahut Izhar.Izhar tahu betul bahwa rakyat mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu negara. Kalau sampai rakyat murka, situasi akan berubah drastis."Tapi, Wira membawa Leli pergi. Wanita itu sangat berbahaya," keluh Sucipto yang menghela napas panjang.Izhar menyipitkan mata sambil membalas dengan dingin, "Bukan masalah besar. Kita memang nggak punya cara untuk melawan Wira di ibu kota karena harus memikirkan pendapat rakyat.""Tapi, sekarang Wira sudah pergi, bahkan menuju ke utara. Kamu juga tahu kalau orang-orang di sana sangat kasar. Kalau Wira mati di tengah jalan, bukan salah kita, 'kan?"Seketika, Sucipto memahami maksud Izhar. Dia mengacungkan jempol kepada Izhar, lalu berucap, "Ternyata licik memang sangat berguna. Cendekiawan seper

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2133

    "Aku tentu tahu kita terus berputar di tempat yang sama. Kalau nggak, gimana caranya membuat orang-orang di belakang kebingungan?" sahut Wira yang tiba-tiba melirik ke arah belakang, seperti memeriksa sesuatu.Begitu mendengarnya, orang-orang segera mengelilingi Wira. Agha sontak berdiri dan memandang sekeliling dengan waspada. Wira sudah bertahun-tahun terjun di medan perang sehingga memiliki penilaian yang tajam."Kak, hutan gelap sekali. Kalaupun ada yang sembunyi, kita akan sulit untuk menemukannya, 'kan? Kamu yakin ada yang mengikuti kita?" tanya Agha sambil mengejapkan mata.Wira tidak menanggapi ucapannya, melainkan bertanya, "Kita seharusnya sudah tiba di pedalaman hutan, 'kan? Aku rasa kalian sudah boleh menyerang kami. Kalau kami meninggalkan hutan ini, kalian yang akan kehilangan kesempatan lho."Wira meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, membuatnya terlihat sangat berwibawa. Begitu ucapan ini dilontarkan, terdengar suara gemeresik dari semak-semak. Kemudian, satu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2134

    "Kejar! Jangan biarkan mereka kabur! Kalau gagal membunuh mereka, kita yang akan mati!" seru pemimpin itu. Saat berikutnya, para bawahannya pun mengejar Wira dan lainnya.Pemimpin itu mengira Wira berhenti karena sudah membuat persiapan untuk bertarung dengan mereka sampai mati. Tanpa diduga, Wira malah membawa orang-orangnya kabur? Jika hal ini tersebar, bukankah Wira yang akan malu?"Kalau belum siap, untuk apa menyuruh kami berhenti tadi? Kamu juga memancing mereka semua keluar. Kamu ini sengaja cari masalah ya!" tegur Thalia dengan jengkel. Leli hanya terus mengikuti tanpa berbicara."Kita cuma punya 24 orang. Dua puluh orang itu bahkan bersembunyi di kegelapan. Aku kira jumlah lawan nggak bakal sebanyak itu. Dengan begitu, aku bisa menghabisi mereka dengan mudah.""Aku pun nggak nyangka Sucipto akan mengutus begitu banyak orang untuk membunuh kita. Kalau bersikeras melawan, kita semua mungkin akan mati," sahut Wira segera.Thalia pun mengernyit dengan kesal. Sucipto ini memang ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2135

    Whoosh! Wira tiba-tiba bergidik ngeri dan merasakan firasat buruk. Dia segera memeluk Leli dan Thalia, lalu melemparkan diri ke tanah.Terlihat banyak anak panah memelesat di atas kepala mereka dengan cepat. Jika reaksi Wira terlalu lambat, dia mungkin sudah mati.Di sisi lain, kondisi Agha kurang baik. Dada dan lengannya terkena anak panah. Kondisinya sungguh mengenaskan."Agha! Kamu baik-baik saja?" teriak Wira dengan cemas.Agha menyeringai, lalu menggeleng dan menyahut, "Nggak apa-apa, cuma luka luar. Ini lebih baik daripada diserang binatang buas."Ketika berbicara, Agha mencabut kedua anak panah itu dari tubuhnya. Dia dan Najib sering berburu sehingga sering bertemu binatang buas. Agha bahkan pernah bertarung dengan beruang."Kalian baik-baik saja, 'kan?" tanya Wira kepada Leli dan Thalia yang berada di pelukannya."Kami baik-baik saja," sahut keduanya secara serempak."Wira!" Saat ini, terdengar suara familier di belakang. "Sebaiknya jangan menyia-nyiakan tenagamu. Orang-orangku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2136

    Agha segera bersembunyi di belakang pohon untuk melindungi diri. Meskipun tidak takut sakit, dia bisa saja mati kehabisan darah jika tertembak begitu banyak anak panah.Whoosh! Whoosh! Whoosh! Ketika situasi sangat menegangkan, tiba-tiba terdengar deru angin. Ahli bela diri yang bersembunyi di kegelapan akhirnya maju untuk melawan musuh."Tuan, serahkan semuanya kepada kami!" ujar seseorang kepada Wira. Wira pun merasa terharu. Dia menggertakkan giginya tanpa mengatakan apa pun, juga tidak memilih untuk kabur.Jika meninggalkan para ahli bela diri ini di sini, mereka mungkin akan mati. Wira tidak ingin hidup dengan mengorbankan nyawa saudaranya sendiri."Kalian pergi dulu, aku akan membantu mereka," ujar Wira kepada Thalia, Leli, dan Agha."Kak, apa yang kamu katakan? Kita ini saudara angkat. Sebelum kakekku meninggal, dia menyuruhku memperlakukanmu layaknya saudara sendiri. Mana mungkin aku meninggalkanmu? Aku yang akan membantu mereka, kamu bawa para wanita itu pergi.""Aku terus ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2137

    Malam itu juga, Wira dan lainnya meninggalkan hutan dan menuju ke suku. Tempat ini pada dasarnya memang terpencil, jadi Wira mengeluarkan peta pemberian Bobby.Setelah memastikan lokasinya, Wira menunjuk ke arah utara sambil berkata, "Menurut petunjuk di peta, suku itu seharusnya di depan sana. Jaraknya sisa 50 kilometer. Kita bisa berkumpul dengan mereka sebentar lagi. Begitu masuk ke suku, kita sudah aman."Semuanya segera mengangguk. Meskipun 50 kilometer tidak termasuk dekat, mereka tetap harus berjuang untuk keselamatan sendiri. Mereka baru bisa aman setelah memasuki suku.Ketika Wira dan lainnya hendak maju, terdengar tawa dingin seseorang dari belakang. Mereka pun bergidik ngeri. Tanpa diduga, orang-orang itu berhasil mengejar mereka!"Wira! Sayang sekali, kalian nggak bisa ke mana-mana lagi!" Pemimpin itu berdiri di atas pohon. Dia melepaskan topengnya, lalu menghunuskan pedangnya. Tatapannya dipenuhi niat membunuh."Semua bawahanmu sudah mati! Kasihan sekali orang-orang yang m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2138

    Namun, jumlah pihak lawan benar-benar terlalu banyak. Meskipun Wira dan lainnya menguasai keterampilan yang hebat, mereka segera merasa lelah.Bagaimana mungkin 4 orang bisa melawan 100 orang? Apalagi semuanya adalah prajurit elite yang dipilih secara cermat. Satu prajurit sudah cukup untuk menjatuhkan beberapa orang! Sucipto tidak memberi ampun kali ini!"Kalau tahu akan begini, aku nggak bakal membawa kalian bertiga bersamaku," ujar Wira. Mereka berempat sudah berkumpul dan saling membelakangi untuk mengamati situasi di sekeliling.Pasukan musuh sudah mengepung mereka dan siap untuk menyerang kapan saja. Wira dan lainnya benar-benar buntu. Jika diserbu, mereka mungkin akan mati."Mereka nggak bisa macam-macam lagi! Ayo, semangat! Setelah membunuh mereka, kalian semua akan mendapat hadiah!" seru pemimpin itu dengan semangat.Ini adalah momen bersejarah. Wira memiliki posisi penting, bahkan dihormati oleh seluruh rakyat. Semuanya menganggap Wira sebagai dewa.Namun, sekarang Wira akan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2139

    "Nggak apa-apa. Kalau kamu nggak kemari, mungkin kami sudah mati tadi. Kamu nggak bersalah. Kedatanganmu sangat membantu kami," sahut Wira sambil menepuk bahu Bobby. Bobby pasti mengalami kesulitan juga di sepanjang jalan. Wira tidak mungkin menyalahkannya."Aku akan menyuruh orang mengejar mereka. Aku nggak akan membiarkan mereka lolos." Selesai mengatakan itu, Bobby hendak mengatur bawahannya.Wira segera menahannya, lalu menggeleng sambil berkata, "Biarkan saja. Mereka sudah masuk ke hutan. Jumlah kita memang lebih banyak, tapi situasi di dalam hutan nggak menguntungkan untuk kita.""Selain itu, mereka semua adalah prajurit elite. Jadi, biarkan saja. Aku yakin mereka nggak bakal menyerah begitu saja. Setelah kembali ke suku, kita hanya perlu memasang jebakan untuk mereka. Ketika saat itu tiba, kita nggak perlu repot-repot membunuh mereka lagi."Bobby pun memuji kecerdasan Wira. Cara ini sangat bijaksana, tetapi juga kejam. Setelah tertawa, Bobby membawa Wira dan lainnya kembali ke s

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status