Share

Bab 2133

Penulis: Arif
"Aku tentu tahu kita terus berputar di tempat yang sama. Kalau nggak, gimana caranya membuat orang-orang di belakang kebingungan?" sahut Wira yang tiba-tiba melirik ke arah belakang, seperti memeriksa sesuatu.

Begitu mendengarnya, orang-orang segera mengelilingi Wira. Agha sontak berdiri dan memandang sekeliling dengan waspada. Wira sudah bertahun-tahun terjun di medan perang sehingga memiliki penilaian yang tajam.

"Kak, hutan gelap sekali. Kalaupun ada yang sembunyi, kita akan sulit untuk menemukannya, 'kan? Kamu yakin ada yang mengikuti kita?" tanya Agha sambil mengejapkan mata.

Wira tidak menanggapi ucapannya, melainkan bertanya, "Kita seharusnya sudah tiba di pedalaman hutan, 'kan? Aku rasa kalian sudah boleh menyerang kami. Kalau kami meninggalkan hutan ini, kalian yang akan kehilangan kesempatan lho."

Wira meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, membuatnya terlihat sangat berwibawa. Begitu ucapan ini dilontarkan, terdengar suara gemeresik dari semak-semak. Kemudian, satu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2134

    "Kejar! Jangan biarkan mereka kabur! Kalau gagal membunuh mereka, kita yang akan mati!" seru pemimpin itu. Saat berikutnya, para bawahannya pun mengejar Wira dan lainnya.Pemimpin itu mengira Wira berhenti karena sudah membuat persiapan untuk bertarung dengan mereka sampai mati. Tanpa diduga, Wira malah membawa orang-orangnya kabur? Jika hal ini tersebar, bukankah Wira yang akan malu?"Kalau belum siap, untuk apa menyuruh kami berhenti tadi? Kamu juga memancing mereka semua keluar. Kamu ini sengaja cari masalah ya!" tegur Thalia dengan jengkel. Leli hanya terus mengikuti tanpa berbicara."Kita cuma punya 24 orang. Dua puluh orang itu bahkan bersembunyi di kegelapan. Aku kira jumlah lawan nggak bakal sebanyak itu. Dengan begitu, aku bisa menghabisi mereka dengan mudah.""Aku pun nggak nyangka Sucipto akan mengutus begitu banyak orang untuk membunuh kita. Kalau bersikeras melawan, kita semua mungkin akan mati," sahut Wira segera.Thalia pun mengernyit dengan kesal. Sucipto ini memang ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2135

    Whoosh! Wira tiba-tiba bergidik ngeri dan merasakan firasat buruk. Dia segera memeluk Leli dan Thalia, lalu melemparkan diri ke tanah.Terlihat banyak anak panah memelesat di atas kepala mereka dengan cepat. Jika reaksi Wira terlalu lambat, dia mungkin sudah mati.Di sisi lain, kondisi Agha kurang baik. Dada dan lengannya terkena anak panah. Kondisinya sungguh mengenaskan."Agha! Kamu baik-baik saja?" teriak Wira dengan cemas.Agha menyeringai, lalu menggeleng dan menyahut, "Nggak apa-apa, cuma luka luar. Ini lebih baik daripada diserang binatang buas."Ketika berbicara, Agha mencabut kedua anak panah itu dari tubuhnya. Dia dan Najib sering berburu sehingga sering bertemu binatang buas. Agha bahkan pernah bertarung dengan beruang."Kalian baik-baik saja, 'kan?" tanya Wira kepada Leli dan Thalia yang berada di pelukannya."Kami baik-baik saja," sahut keduanya secara serempak."Wira!" Saat ini, terdengar suara familier di belakang. "Sebaiknya jangan menyia-nyiakan tenagamu. Orang-orangku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2136

    Agha segera bersembunyi di belakang pohon untuk melindungi diri. Meskipun tidak takut sakit, dia bisa saja mati kehabisan darah jika tertembak begitu banyak anak panah.Whoosh! Whoosh! Whoosh! Ketika situasi sangat menegangkan, tiba-tiba terdengar deru angin. Ahli bela diri yang bersembunyi di kegelapan akhirnya maju untuk melawan musuh."Tuan, serahkan semuanya kepada kami!" ujar seseorang kepada Wira. Wira pun merasa terharu. Dia menggertakkan giginya tanpa mengatakan apa pun, juga tidak memilih untuk kabur.Jika meninggalkan para ahli bela diri ini di sini, mereka mungkin akan mati. Wira tidak ingin hidup dengan mengorbankan nyawa saudaranya sendiri."Kalian pergi dulu, aku akan membantu mereka," ujar Wira kepada Thalia, Leli, dan Agha."Kak, apa yang kamu katakan? Kita ini saudara angkat. Sebelum kakekku meninggal, dia menyuruhku memperlakukanmu layaknya saudara sendiri. Mana mungkin aku meninggalkanmu? Aku yang akan membantu mereka, kamu bawa para wanita itu pergi.""Aku terus ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2137

    Malam itu juga, Wira dan lainnya meninggalkan hutan dan menuju ke suku. Tempat ini pada dasarnya memang terpencil, jadi Wira mengeluarkan peta pemberian Bobby.Setelah memastikan lokasinya, Wira menunjuk ke arah utara sambil berkata, "Menurut petunjuk di peta, suku itu seharusnya di depan sana. Jaraknya sisa 50 kilometer. Kita bisa berkumpul dengan mereka sebentar lagi. Begitu masuk ke suku, kita sudah aman."Semuanya segera mengangguk. Meskipun 50 kilometer tidak termasuk dekat, mereka tetap harus berjuang untuk keselamatan sendiri. Mereka baru bisa aman setelah memasuki suku.Ketika Wira dan lainnya hendak maju, terdengar tawa dingin seseorang dari belakang. Mereka pun bergidik ngeri. Tanpa diduga, orang-orang itu berhasil mengejar mereka!"Wira! Sayang sekali, kalian nggak bisa ke mana-mana lagi!" Pemimpin itu berdiri di atas pohon. Dia melepaskan topengnya, lalu menghunuskan pedangnya. Tatapannya dipenuhi niat membunuh."Semua bawahanmu sudah mati! Kasihan sekali orang-orang yang m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2138

    Namun, jumlah pihak lawan benar-benar terlalu banyak. Meskipun Wira dan lainnya menguasai keterampilan yang hebat, mereka segera merasa lelah.Bagaimana mungkin 4 orang bisa melawan 100 orang? Apalagi semuanya adalah prajurit elite yang dipilih secara cermat. Satu prajurit sudah cukup untuk menjatuhkan beberapa orang! Sucipto tidak memberi ampun kali ini!"Kalau tahu akan begini, aku nggak bakal membawa kalian bertiga bersamaku," ujar Wira. Mereka berempat sudah berkumpul dan saling membelakangi untuk mengamati situasi di sekeliling.Pasukan musuh sudah mengepung mereka dan siap untuk menyerang kapan saja. Wira dan lainnya benar-benar buntu. Jika diserbu, mereka mungkin akan mati."Mereka nggak bisa macam-macam lagi! Ayo, semangat! Setelah membunuh mereka, kalian semua akan mendapat hadiah!" seru pemimpin itu dengan semangat.Ini adalah momen bersejarah. Wira memiliki posisi penting, bahkan dihormati oleh seluruh rakyat. Semuanya menganggap Wira sebagai dewa.Namun, sekarang Wira akan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2139

    "Nggak apa-apa. Kalau kamu nggak kemari, mungkin kami sudah mati tadi. Kamu nggak bersalah. Kedatanganmu sangat membantu kami," sahut Wira sambil menepuk bahu Bobby. Bobby pasti mengalami kesulitan juga di sepanjang jalan. Wira tidak mungkin menyalahkannya."Aku akan menyuruh orang mengejar mereka. Aku nggak akan membiarkan mereka lolos." Selesai mengatakan itu, Bobby hendak mengatur bawahannya.Wira segera menahannya, lalu menggeleng sambil berkata, "Biarkan saja. Mereka sudah masuk ke hutan. Jumlah kita memang lebih banyak, tapi situasi di dalam hutan nggak menguntungkan untuk kita.""Selain itu, mereka semua adalah prajurit elite. Jadi, biarkan saja. Aku yakin mereka nggak bakal menyerah begitu saja. Setelah kembali ke suku, kita hanya perlu memasang jebakan untuk mereka. Ketika saat itu tiba, kita nggak perlu repot-repot membunuh mereka lagi."Bobby pun memuji kecerdasan Wira. Cara ini sangat bijaksana, tetapi juga kejam. Setelah tertawa, Bobby membawa Wira dan lainnya kembali ke s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2140

    "Semua itu memang janjiku. Aku nggak mungkin ingkar janji, 'kan? Kalian tenang saja. Yang kuberikan itu cuma barang-barang kecil. Kelak, aku pasti akan membuat hidup kalian menjadi jauh lebih baik, seperti rakyat lainnya," ujar Wira.Orang-orang lagi-lagi berlutut mendengarnya. Mereka ingin menunjukkan rasa syukur mereka pada Wira. Bobby juga merasa terharu. Mereka sungguh beruntung karena bisa mendapat bantuan dari Wira."Tuan, sebenarnya aku ingin membawamu ke rumahku. Tapi, semua orang ingin makan bersamamu. Jadi, setiap keluarga akan menyiapkan 1 macam lauk untukmu," ucap Bobby sambil tersenyum.Wira mengangguk. Dia akhirnya mengerti kenapa ada meja panjang di tengah jalan. Ternyata begitu, menarik sekali!"Oke. Kalau begitu, mari kita makan bersama di sini. Yang penting jangan turun hujan. Kalau hujan, kalian semua akan basah kuyup." Usai berbicara, Wira pun duduk.Sementara itu, orang-orang segera pulang untuk memasak. Sejam kemudian, meja sudah dipenuhi makanan lezat.Mata Agha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2141

    "Untuk saat ini masih nggak perlu ...," kata Wira dengan tersenyum sambil mengangkat gelas anggurnya dan digoyang perlahan-lahan, seolah-olah sudah memiliki rencana."Kedua orang ini sangat ambisius, apalagi sekarang semua orang di dalam istana adalah orang mereka. Jadi, sama sekali nggak menguntungkan kita kalau kita bergerak sekarang. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menunggu waktu yang tepat. Lagi pula, setahuku, situasi di dalam suku-suku masih belum stabil sepenuhnya, 'kan?"Setelah mendengar perkataan Wira, ekspresi Bobby terlihat agak canggung karena situasinya memang seperti yang dikatakan Wira. Dia sudah kembali ke sukunya, tetapi situasinya masih agak kacau. Setiap suku memiliki pemimpinnya masing-masing. Dia sudah berusaha memengaruhi semua orang, tetapi masih ada beberapa yang menolaknya. Namun, untuk mendapat kepercayaan Wira dan menunjukkan kemampuannya, dia tidak menunjukkan pemikirannya dan tetap tersenyum agar Wira tidak khawatir.Wira menepuk bahu Bobby dan ber

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3116

    Dalam sejarah, para jenderal perang yang menggunakan trisula sangatlah langka. Ini karena satu trisula setidaknya memiliki berat sekitar 90 kilogram. Orang yang mampu mengayunkan senjata semacam ini sudah pasti sangat ganas dan kuat.Di bawah komando Wira, selain Agha yang menggunakan palu berat dengan kedua tangan, tak ada orang lain yang mampu menggunakan senjata berat semacam ini.Dari sini pula bisa dilihat bahwa Zaki, yang disebut sebagai salah satu tangan kanan Bimala, jelas bukan seseorang yang hanya memiliki nama besar tanpa kekuatan nyata.Wakil jenderal yang mengikuti Zaki tersenyum tipis setelah mendengar kabar itu. Dia menangkupkan tangan dan berkata, "Jenderal, aku nggak setuju. Bertempur seperti ini jauh lebih baik daripada yang kita bayangkan sebelumnya. Kita nggak bisa terus bersembunyi di dalam suku sambil bermain intrik dengan mereka yang bermuka dua."Zaki mendengus dingin dan berkata, "Siapa pun yang berani bermain intrik denganku akan langsung kusingkirkan dengan t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3115

    "Apa?" Wira langsung terkejut dan berpikir mengapa bisa muncul masalah merepotkan seperti ini pada saat krisis ini. Jika para pengungsi ini benar-benar nekat, kekuatan mereka tidak akan jauh berbeda dengan orang biasa. Namun, saat ini mereka sedang bersiap melawan pasukan utara, kehadiran orang-orang ini bisa menjadi faktor yang sangat tidak stabil.Setelah berpikir sejenak, Wira pun memerintah tanpa ragu, "Tutup gerbang kota dan jangan membiarkan para pengungsi itu keluar dulu. Selain itu, buka gudang persediaan dan bagikan makanannya, sebisa mungkin menenangkan para pengungsi itu. Pada saat seperti ini, kita nggak boleh menghadapi masalah seperti ini."Wira berkata dengan ekspresi muram setelah berhenti sejenak, seolah-olah merasa tidak tenang, "Kalau masih ada yang nggak tahu diri, beri tahu Jenderal Trenggi bahwa dia berhak menentukan hidup dan mati mereka. Tapi, itu hanya untuk menakut-nakuti saja, jangan sampai terlalu kejam.""Baik," jawab mata-mata itu.....Di sekitar Dataran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3114

    Setelah terdiam cukup lama, Nafis mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau mereka melewati jalur cabang ini, mereka akan berputar jauh. Dengan begitu, mereka akan menghindari Dataran Haloam dan laju mereka akan menjadi sangat lambat."Wira juga menganggukkan kepala karena memang ini yang dikhawatirkannya.Beberapa saat kemudian, Arhan memberi hormat dan berkata, "Tuan Wira, aku punya ide, tapi aku nggak tahu apa ini bisa berhasil."Wira tertegun sejenak saat mendengar perkataan itu, lalu matanya bersinar sebagai isyarat agar Arhan melanjutkan perkataannya. Sejak Arhan memimpin pasukannya untuk mengikutinya, Arhan tidak banyak berbicara. Sekarang kesempatan itu sudah datang, dia tentu saja ingin mendengar lebih banyak pemikiran Arhan.Setelah memberi hormat, Arhan menunjuk pada peta dan berkata, "Tuan, coba lihat di sini. Kalau mereka melalui jalur cabang dari Dataran Haloam, mereka akan melewati gunung berbatu. Aku berniat untuk menempatkan pasukan kecil di sini untuk memaksa mereka meng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3113

    Sekelompok pasukan keluarga dari gerbang utara dengan sangat bersemangat dan langsung menuju Dataran Haloam dan Hutan Bambu Mayu.Begitu tiba di Hutan Bambu Mayu, Wira segera mulai membagi pasukannya sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Hutan ini sangat lebat, sehingga orang yang berjalan di luar tidak akan mengetahui ada orang yang bersembunyi di dalamnya.Selain itu, celah-celah di dalam Hutan Bambu Mayu ini juga cukup lebar dan daerah penyangga yang luasnya beberapa mil. Jangankan tiga ribu Pasukan Harimau yang dipimpin Wira sekarang, mereka juga tetap bisa bersembunyi sepenuhnya jika ditambah dua ribu Pasukan Harimau lagi.Saat Agha dan Latif bersiap untuk memimpin sepuluh ribu prajurit itu berangkat, Latif maju dan berkata, "Tuan, apa perlu kami meninggalkan beberapa prajurit untuk kalian?"Setelah berpikir sejenak, Wira perlahan-lahan berkata, "Nggak perlu, ingat untuk menggunakan mata-mata sebaik mungkin. Kamu dan Agha harus membagi tugas, jangan terus berkumpul bersama. Pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status