Share

Bab 191

Penulis: Arif
Setelah percakapan itu, Wira dan Dian tidak tahu harus bagaimana melanjutkan percakapan lagi. Sebenarnya, situasi mereka berdua selama beberapa hari terakhir memang seperti ini. Jika tidak ada yang perlu dibicarakan, mereka hanya akan diam. Bagaimanapun juga, yang satu sudah beristri dan yang satu lagi pernah menikah tiga kali. Apabila bukan karena alasan tertentu, mereka tidak akan menghabiskan waktu berdua.

“Aduh!”

Tiba-tiba, terdengar suara teriakan seseorang dan suara kuda melengking. Kereta kuda pun tiba-tiba berhenti. Sepertinya, ada orang yang terjatuh.

Danu berkata, “Kak Wira, ada orang mabuk yang tiba-tiba muncul, lalu terjatuh di depan kereta kuda.”

“Apa mungkin penipu?” Wira membuka tirai kereta, lalu berjalan turun dari kereta kuda. Dian juga mengikutinya.

Seorang pria paruh baya kurus yang seluruh tubuhnya bau alkohol berbaring di depan kereta kuda. Dia memegang sebotol arak, lalu menuangkan isinya ke mulut dengan mabuk.

Wira memapahnya untuk berdiri, lalu bertanya, “Paman
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 192

    Seorang pria paruh baya yang membawa delapan pengawal sedang menunggu di depan penginapan dengan ekspresi garang. Begitu melihat Wira, tatapannya berubah menjadi sangat ganas.Wira bertanya dengan heran, “Siapa kamu?”Dian menjawab, “Dia itu Johan Silali, putra kedua Keluarga Silali dan juga paman Mahendra.”Begitu mendengar ucapan Dian, Danu dan Ganjar langsung berdiri di kedua sisi Wira untuk melindunginya. Sony diam-diam berjalan mundur ke kereta kuda untuk mengambil Pedang Treksha, lalu memberikannya kepada mereka.Wira pun tersadar dan bertanya tanpa basa-basi, “Apa maumu?”“Kamu sudah menghancurkan semua yang dibangun Keluarga Silali selama tiga generasi, juga menjebloskan kakakku ke penjara dan membunuh Mahendra! Cepat atau lambat, aku pasti akan menghabisimu!” ujar Johan dengan marah. Dia memelototi Wira sambil mengepalkan tinjunya dengan erat. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa kakak dan keponakannya bisa dikalahkan oleh pemuda ini.Wira bertanya dengan terkejut, “Mahendra

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 193

    Keluarga bangsawan tidak seperti keluarga kaya kabupaten. Dalam keluarga mereka, pasti ada orang yang menjadi pejabat di istana. Bahkan prefektur juga harus menghormati keluarga bangsawan dan tidak berani menyinggung mereka. Dapat dikatakan bahwa orang yang bisa menguasai kota pusat pemerintahan bukanlah orang biasa.Dian merasa Wira masih muda dan tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi keluarga bangsawan sehingga tidak mengetahui seberapa hebatnya mereka.“Dasar bocah tak tahu diri! Kalau nggak percaya, coba saja. Kamu akan segera tahu kehebatan mereka!” ujar Johan dengan kesal. Kemudian, dia pun pergi. Tujuannya mengatakan itu semua karena ingin melihat Wira ketakutan, putus asa, dan memohon kepadanya. Alhasil, Wira sama sekali tidak peduli dan bahkan berani memaki Keluarga Yumandi. Wira benar-benar sangat bernyali.Johan merasa sangat marah. Namun, dia yakin Wira akan segera tahu kehebatan Keluarga Yumandi begitu dipersulit nanti. Pada saat itu, Wira pasti akan berlutut di depan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 194

    Wira memapah Gandi dan Ganjar untuk berdiri, lalu berkata, “Apa kalian pernah berpikir kalau benar-benar terjadi sesuatu pada kalian, bagaimana dengan ibu, istri, dan anak kalian? Aku memang bisa menghidupi mereka, tapi uang hanya bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka, nggak bisa menggantikan posisi maupun tanggung jawab kalian sebagai anak, suami, dan ayah.”“Tuan, kami tahu kami salah,” jawab Gandi dan Ganjar sambil menangis terharu. Pada saat-saat seperti ini, Wira masih memperhatikan mereka. Dia benar-benar adalah orang yang sangat baik hati. Meskipun harus dipenggal karena membunuh Mahendra, mereka merasa semuanya sudah sepadan.Wira berkata dengan cemberut, “Apa kesalahan kalian? Bukannya hari itu kalian pergi mencari dokter untuk mengobati ibu kalian? Kalian hanya tersesat dan akhirnya nggak bertemu dengan dokternya.”“Eh ... emm!” Kedua bersaudara itu mengangguk dengan terkejut.Wira memperingati mereka dengan serius, “Ingat, bahkan kalau Tuhan yang bertanya, kalian juga harus m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 195

    Tanpa dukungan yang kuat, orang yang bisa menjadi pejabat tingkat ketiga dalam kurun waktu 10 tahun pasti bukanlah orang biasa.“Bisa dibilang ada sih!” Dian menjawab sambil tersenyum, “Ketika raja sebelumnya mau melakukan reformasi, Pak Putro sangat berani bertindak. Ke mana pun dia pergi, dia akan membantai keluarga kaya, keluarga bangsawan, dan keluarga terhormat. Dia memiliki banyak musuh di istana dan selalu dikritik. Berkat perlindungan raja sebelumnya, dia baru bisa keluar dari situasi itu dengan selamat.”Wira berdecak kagum, “Dia memang hebat!”Istana adalah tempat yang paling berbahaya. Orang biasa tidak mungkin bisa selamat setelah membantai semua orang dari tingkatan rendah sampai tinggi.Dian berkata lagi, “Setelah mengundurkan diri dari jabatannya, Pak Putro pun mulai mengajar. Setiap ada ujian, setidaknya ada tiga muridnya yang mendapatkan peringkat tertinggi. Semua pelajar yang datang ke Kota Pusat Pemerintahan Jagabu sangat ingin mengunjungi Pak Putro dan mendapatkan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 196

    Para pengawal dan pelayan rumah ini tidak banyak. Semuanya juga berpenampilan sederhana. Di sebuah paviliun di rumah tengah, sebuah tikar dibentangkan di atas lantai. Di atasnya, ada sebuah meja kecil.Seorang pria paruh baya beruban yang tampak gagah sedang duduk di atas lantai sambil menguap dan meregangkan badannya. Di hadapannya, ada seorang pemuda yang terlihat konservatif sedang berlutut di atas tikar dan menyuguhkan teh untuk pria paruh baya itu.Pemuda kolot itu berkata dengan cemberut, “Guru, aku sudah bekerja di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu selama dua tahun, tapi ini adalah pertama kalinya Guru mengundangku ke rumah. Apa Guru punya perintah?”Putro menjulingkan matanya dan menjawab, “Farhan, kamu itu wakil prefektur di kota pusat pemerintahan ini. Kenapa malah cemberut seperti anak kecil!”Farhan mendengus ringan, “Soalnya Guru membuatku kesal. Aku sudah menjabat di tempat ini selama dua tahun, tapi Guru nggak pernah menemuiku. Aku tahu Guru sangat rendah hati, tapi ini sud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 197

    Farhan bertanya dengan tidak berdaya, “Guru, apa kamu mau aku berbuat curang?”Putro mengangkat tangannya lagi dan menepuk kepala Farhan. Kemudian, Farhan yang merupakan wakil prefektur di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu itu pun melarikan diri dengan ketakutan....Ada banyak orang yang berkerumun di luar gerbang Kediaman Gumilar. Orang-orang itu terdiri dari pelajar, rakyat jelata, dan bahkan preman yang terlihat sangar. Intinya, orang yang berkumpul sangat beragam dan dari segala usia.“Entah pertanyaan seperti apa yang akan dikeluarkan Pak Putro kali ini. Bulan lalu, aku ingat Pak Putro memberikan pertanyaan seperti siapa kamu, dari mana kamu datang, dan ke mana kamu mau pergi. Tapi nggak seorang pun yang menjawabnya dengan benar.”“Ada juga pertanyaan dari dua bulan yang lalu tentang apakah sifat dasar manusia sebenarnya baik atau jahat. Dengar-dengar, seorang penjual daging menjawabnya dengan benar dan diundang masuk Pak Putro. Dia bilang Pak Putro mentraktirnya minum arak, juga me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 198

    Wira buru-buru menjelaskan, “Kak Harsa jangan salah paham. Nona Dian ditangkap oleh Merika di Yispohan. Waktu melewati tempat itu, aku menyelamatkannya dan sekalian mengantarnya ke kota pusat pemerintahan.”Harsa mencibir, “Kamu kira aku bodoh? Di Yispohan, ada 500-600 bandit. Kalau dia benar-benar ditangkap mereka, mana mungkin kamu bisa menyelamatkannya?”Dian pun terdiam. Jika bukan karena mengalaminya sendiri, tidak akan ada orang yang percaya. Wira memang hanya membawa sebelas orang, tetapi Wira bukan hanya menyelamatkannya, juga menangkap Merika dan memeras 300 juta gabak dari bandit-bandit itu.Wira menjawab dengan acuh tak acuh, “Kalau kamu nggak percaya, nggak ada gunanya juga aku menjelaskan.”“Bagus! Bagus!” Harsa berkata dengan marah, “Kalau sudah kembali ke Kabupaten Uswal, aku pasti bakal kasih tahu Wulan apa yang kamu lakukan di sini! Lihat saja apa dia masih akan begitu setia padamu!”Wira membentak, “Jangan coba-coba merusak hubungan kami!”“Aku ....” Baru saja Harsa i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 199

    Rakyat jelata yang sebelumnya masih tinggal karena penasaran pada pertanyaannya pun pergi dengan bingung. Tidak ada seorang pun yang berniat untuk menebak-nebak jawabannya lagi. Bagaimanapun juga, mereka bahkan tidak mengerti pertanyaannya.“Sebenarnya apa yang mau diuji Pak Putro dengan mengeluarkan tiga pertanyaan ini?” gumam Dian sambil mengerutkan kening. Berhubung mendapat pengaruh ayahnya, dia sudah membaca banyak buku sejak kecil. Namun, dia juga tidak mengerti setelah membaca tiga pertanyaan itu.DI sisi lain, para sarjana provinsi juga mengerutkan kening dan sepertinya sama sekali tidak memiliki petunjuk. Bahkan Harsa juga terlihat bingung.“Eh?” Begitu membaca pertanyaan itu, mata Wira langsung berbinar.Dian bertanya dengan heran, “Tuan, apa kamu mengerti apa maksud ketiga pertanyaan ini?”Wira tersenyum dan berkata, “Sini kubisikkan padamu!”Dian pun mendekat. Saat merasakan hawa panas dari bisikan Wira di lehernya, dia langsung merasa malu dan bertanya dengan terbata-bata,

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3116

    Dalam sejarah, para jenderal perang yang menggunakan trisula sangatlah langka. Ini karena satu trisula setidaknya memiliki berat sekitar 90 kilogram. Orang yang mampu mengayunkan senjata semacam ini sudah pasti sangat ganas dan kuat.Di bawah komando Wira, selain Agha yang menggunakan palu berat dengan kedua tangan, tak ada orang lain yang mampu menggunakan senjata berat semacam ini.Dari sini pula bisa dilihat bahwa Zaki, yang disebut sebagai salah satu tangan kanan Bimala, jelas bukan seseorang yang hanya memiliki nama besar tanpa kekuatan nyata.Wakil jenderal yang mengikuti Zaki tersenyum tipis setelah mendengar kabar itu. Dia menangkupkan tangan dan berkata, "Jenderal, aku nggak setuju. Bertempur seperti ini jauh lebih baik daripada yang kita bayangkan sebelumnya. Kita nggak bisa terus bersembunyi di dalam suku sambil bermain intrik dengan mereka yang bermuka dua."Zaki mendengus dingin dan berkata, "Siapa pun yang berani bermain intrik denganku akan langsung kusingkirkan dengan t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3115

    "Apa?" Wira langsung terkejut dan berpikir mengapa bisa muncul masalah merepotkan seperti ini pada saat krisis ini. Jika para pengungsi ini benar-benar nekat, kekuatan mereka tidak akan jauh berbeda dengan orang biasa. Namun, saat ini mereka sedang bersiap melawan pasukan utara, kehadiran orang-orang ini bisa menjadi faktor yang sangat tidak stabil.Setelah berpikir sejenak, Wira pun memerintah tanpa ragu, "Tutup gerbang kota dan jangan membiarkan para pengungsi itu keluar dulu. Selain itu, buka gudang persediaan dan bagikan makanannya, sebisa mungkin menenangkan para pengungsi itu. Pada saat seperti ini, kita nggak boleh menghadapi masalah seperti ini."Wira berkata dengan ekspresi muram setelah berhenti sejenak, seolah-olah merasa tidak tenang, "Kalau masih ada yang nggak tahu diri, beri tahu Jenderal Trenggi bahwa dia berhak menentukan hidup dan mati mereka. Tapi, itu hanya untuk menakut-nakuti saja, jangan sampai terlalu kejam.""Baik," jawab mata-mata itu.....Di sekitar Dataran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3114

    Setelah terdiam cukup lama, Nafis mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau mereka melewati jalur cabang ini, mereka akan berputar jauh. Dengan begitu, mereka akan menghindari Dataran Haloam dan laju mereka akan menjadi sangat lambat."Wira juga menganggukkan kepala karena memang ini yang dikhawatirkannya.Beberapa saat kemudian, Arhan memberi hormat dan berkata, "Tuan Wira, aku punya ide, tapi aku nggak tahu apa ini bisa berhasil."Wira tertegun sejenak saat mendengar perkataan itu, lalu matanya bersinar sebagai isyarat agar Arhan melanjutkan perkataannya. Sejak Arhan memimpin pasukannya untuk mengikutinya, Arhan tidak banyak berbicara. Sekarang kesempatan itu sudah datang, dia tentu saja ingin mendengar lebih banyak pemikiran Arhan.Setelah memberi hormat, Arhan menunjuk pada peta dan berkata, "Tuan, coba lihat di sini. Kalau mereka melalui jalur cabang dari Dataran Haloam, mereka akan melewati gunung berbatu. Aku berniat untuk menempatkan pasukan kecil di sini untuk memaksa mereka meng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3113

    Sekelompok pasukan keluarga dari gerbang utara dengan sangat bersemangat dan langsung menuju Dataran Haloam dan Hutan Bambu Mayu.Begitu tiba di Hutan Bambu Mayu, Wira segera mulai membagi pasukannya sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Hutan ini sangat lebat, sehingga orang yang berjalan di luar tidak akan mengetahui ada orang yang bersembunyi di dalamnya.Selain itu, celah-celah di dalam Hutan Bambu Mayu ini juga cukup lebar dan daerah penyangga yang luasnya beberapa mil. Jangankan tiga ribu Pasukan Harimau yang dipimpin Wira sekarang, mereka juga tetap bisa bersembunyi sepenuhnya jika ditambah dua ribu Pasukan Harimau lagi.Saat Agha dan Latif bersiap untuk memimpin sepuluh ribu prajurit itu berangkat, Latif maju dan berkata, "Tuan, apa perlu kami meninggalkan beberapa prajurit untuk kalian?"Setelah berpikir sejenak, Wira perlahan-lahan berkata, "Nggak perlu, ingat untuk menggunakan mata-mata sebaik mungkin. Kamu dan Agha harus membagi tugas, jangan terus berkumpul bersama. Pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status