Keluarga bangsawan tidak seperti keluarga kaya kabupaten. Dalam keluarga mereka, pasti ada orang yang menjadi pejabat di istana. Bahkan prefektur juga harus menghormati keluarga bangsawan dan tidak berani menyinggung mereka. Dapat dikatakan bahwa orang yang bisa menguasai kota pusat pemerintahan bukanlah orang biasa.Dian merasa Wira masih muda dan tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi keluarga bangsawan sehingga tidak mengetahui seberapa hebatnya mereka.“Dasar bocah tak tahu diri! Kalau nggak percaya, coba saja. Kamu akan segera tahu kehebatan mereka!” ujar Johan dengan kesal. Kemudian, dia pun pergi. Tujuannya mengatakan itu semua karena ingin melihat Wira ketakutan, putus asa, dan memohon kepadanya. Alhasil, Wira sama sekali tidak peduli dan bahkan berani memaki Keluarga Yumandi. Wira benar-benar sangat bernyali.Johan merasa sangat marah. Namun, dia yakin Wira akan segera tahu kehebatan Keluarga Yumandi begitu dipersulit nanti. Pada saat itu, Wira pasti akan berlutut di depan
Wira memapah Gandi dan Ganjar untuk berdiri, lalu berkata, “Apa kalian pernah berpikir kalau benar-benar terjadi sesuatu pada kalian, bagaimana dengan ibu, istri, dan anak kalian? Aku memang bisa menghidupi mereka, tapi uang hanya bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka, nggak bisa menggantikan posisi maupun tanggung jawab kalian sebagai anak, suami, dan ayah.”“Tuan, kami tahu kami salah,” jawab Gandi dan Ganjar sambil menangis terharu. Pada saat-saat seperti ini, Wira masih memperhatikan mereka. Dia benar-benar adalah orang yang sangat baik hati. Meskipun harus dipenggal karena membunuh Mahendra, mereka merasa semuanya sudah sepadan.Wira berkata dengan cemberut, “Apa kesalahan kalian? Bukannya hari itu kalian pergi mencari dokter untuk mengobati ibu kalian? Kalian hanya tersesat dan akhirnya nggak bertemu dengan dokternya.”“Eh ... emm!” Kedua bersaudara itu mengangguk dengan terkejut.Wira memperingati mereka dengan serius, “Ingat, bahkan kalau Tuhan yang bertanya, kalian juga harus m
Tanpa dukungan yang kuat, orang yang bisa menjadi pejabat tingkat ketiga dalam kurun waktu 10 tahun pasti bukanlah orang biasa.“Bisa dibilang ada sih!” Dian menjawab sambil tersenyum, “Ketika raja sebelumnya mau melakukan reformasi, Pak Putro sangat berani bertindak. Ke mana pun dia pergi, dia akan membantai keluarga kaya, keluarga bangsawan, dan keluarga terhormat. Dia memiliki banyak musuh di istana dan selalu dikritik. Berkat perlindungan raja sebelumnya, dia baru bisa keluar dari situasi itu dengan selamat.”Wira berdecak kagum, “Dia memang hebat!”Istana adalah tempat yang paling berbahaya. Orang biasa tidak mungkin bisa selamat setelah membantai semua orang dari tingkatan rendah sampai tinggi.Dian berkata lagi, “Setelah mengundurkan diri dari jabatannya, Pak Putro pun mulai mengajar. Setiap ada ujian, setidaknya ada tiga muridnya yang mendapatkan peringkat tertinggi. Semua pelajar yang datang ke Kota Pusat Pemerintahan Jagabu sangat ingin mengunjungi Pak Putro dan mendapatkan k
Para pengawal dan pelayan rumah ini tidak banyak. Semuanya juga berpenampilan sederhana. Di sebuah paviliun di rumah tengah, sebuah tikar dibentangkan di atas lantai. Di atasnya, ada sebuah meja kecil.Seorang pria paruh baya beruban yang tampak gagah sedang duduk di atas lantai sambil menguap dan meregangkan badannya. Di hadapannya, ada seorang pemuda yang terlihat konservatif sedang berlutut di atas tikar dan menyuguhkan teh untuk pria paruh baya itu.Pemuda kolot itu berkata dengan cemberut, “Guru, aku sudah bekerja di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu selama dua tahun, tapi ini adalah pertama kalinya Guru mengundangku ke rumah. Apa Guru punya perintah?”Putro menjulingkan matanya dan menjawab, “Farhan, kamu itu wakil prefektur di kota pusat pemerintahan ini. Kenapa malah cemberut seperti anak kecil!”Farhan mendengus ringan, “Soalnya Guru membuatku kesal. Aku sudah menjabat di tempat ini selama dua tahun, tapi Guru nggak pernah menemuiku. Aku tahu Guru sangat rendah hati, tapi ini sud
Farhan bertanya dengan tidak berdaya, “Guru, apa kamu mau aku berbuat curang?”Putro mengangkat tangannya lagi dan menepuk kepala Farhan. Kemudian, Farhan yang merupakan wakil prefektur di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu itu pun melarikan diri dengan ketakutan....Ada banyak orang yang berkerumun di luar gerbang Kediaman Gumilar. Orang-orang itu terdiri dari pelajar, rakyat jelata, dan bahkan preman yang terlihat sangar. Intinya, orang yang berkumpul sangat beragam dan dari segala usia.“Entah pertanyaan seperti apa yang akan dikeluarkan Pak Putro kali ini. Bulan lalu, aku ingat Pak Putro memberikan pertanyaan seperti siapa kamu, dari mana kamu datang, dan ke mana kamu mau pergi. Tapi nggak seorang pun yang menjawabnya dengan benar.”“Ada juga pertanyaan dari dua bulan yang lalu tentang apakah sifat dasar manusia sebenarnya baik atau jahat. Dengar-dengar, seorang penjual daging menjawabnya dengan benar dan diundang masuk Pak Putro. Dia bilang Pak Putro mentraktirnya minum arak, juga me
Wira buru-buru menjelaskan, “Kak Harsa jangan salah paham. Nona Dian ditangkap oleh Merika di Yispohan. Waktu melewati tempat itu, aku menyelamatkannya dan sekalian mengantarnya ke kota pusat pemerintahan.”Harsa mencibir, “Kamu kira aku bodoh? Di Yispohan, ada 500-600 bandit. Kalau dia benar-benar ditangkap mereka, mana mungkin kamu bisa menyelamatkannya?”Dian pun terdiam. Jika bukan karena mengalaminya sendiri, tidak akan ada orang yang percaya. Wira memang hanya membawa sebelas orang, tetapi Wira bukan hanya menyelamatkannya, juga menangkap Merika dan memeras 300 juta gabak dari bandit-bandit itu.Wira menjawab dengan acuh tak acuh, “Kalau kamu nggak percaya, nggak ada gunanya juga aku menjelaskan.”“Bagus! Bagus!” Harsa berkata dengan marah, “Kalau sudah kembali ke Kabupaten Uswal, aku pasti bakal kasih tahu Wulan apa yang kamu lakukan di sini! Lihat saja apa dia masih akan begitu setia padamu!”Wira membentak, “Jangan coba-coba merusak hubungan kami!”“Aku ....” Baru saja Harsa i
Rakyat jelata yang sebelumnya masih tinggal karena penasaran pada pertanyaannya pun pergi dengan bingung. Tidak ada seorang pun yang berniat untuk menebak-nebak jawabannya lagi. Bagaimanapun juga, mereka bahkan tidak mengerti pertanyaannya.“Sebenarnya apa yang mau diuji Pak Putro dengan mengeluarkan tiga pertanyaan ini?” gumam Dian sambil mengerutkan kening. Berhubung mendapat pengaruh ayahnya, dia sudah membaca banyak buku sejak kecil. Namun, dia juga tidak mengerti setelah membaca tiga pertanyaan itu.DI sisi lain, para sarjana provinsi juga mengerutkan kening dan sepertinya sama sekali tidak memiliki petunjuk. Bahkan Harsa juga terlihat bingung.“Eh?” Begitu membaca pertanyaan itu, mata Wira langsung berbinar.Dian bertanya dengan heran, “Tuan, apa kamu mengerti apa maksud ketiga pertanyaan ini?”Wira tersenyum dan berkata, “Sini kubisikkan padamu!”Dian pun mendekat. Saat merasakan hawa panas dari bisikan Wira di lehernya, dia langsung merasa malu dan bertanya dengan terbata-bata,
Para pelajar lain juga memandang Wira dengan tatapan merendahkan. Mereka tidak percaya Wira bisa menjawab pertanyaan Pak Putro dengan benar. Sebab, para sarjana provinsi seperti mereka juga masih tidak mengetahui jawabannya.Namun, apa yang terjadi selanjutnya membuat mereka tercengang.“Ini!” Saat membaca jawaban Wira, mata Farhan langsung berbinar. Sebelum tulisan itu kering, dia langsung mengambil kertas itu dan berlari ke dalam Kediaman Gumilar sambil berteriak, “Guru! Guru! Sudah ada orang yang menjawab dengan benar!”“Eh?” Semua orang langsung menatap Wira dengan terkejut. Jawaban apa sebenarnya yang ditulis Wira hingga bisa membuat Farhan, seorang sarjana kerajaan dan juga pejabat tingkat kelima begitu bersemangat?Perlu diketahui bahwa orang yang memiliki kekuasaan kedua tertinggi di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu itu adalah orang yang sangat berpendidikan dan berwawasan luas.Dian bertanya dengan tidak percaya, “Apa jawaban Tuan benar?”“Mana mungkin salah!” Danu yang dari tad
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m