Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar
“Ahh! Badanku rasanya sakit semua gara-gara kemarin banyak yang harus dikerjakan. Untung hari ini libur, jadi aku bisa beristirahat,” ucap Alena sambil meregangkan badan. Ia turun dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.Setelah itu, ia menuju ke dapur untuk membuat sarapan, untuk mengisi perutnya yang kosong. Semalam ia langsung tidur sepulang kerja karena lelah.Di Jerman, tepatnya Kota Hambrug. Hari ini, cuaca sangat cerah, banyak orang berlalu-lalang melakukan aktivitasnya. Kebetulan hari ini weekend, banyak yang menghabiskan waktu untuk sekadar berlari ataupun berjalan-jalan di taman.Seperti pagi ini, Devin sedang berlari-lari kecil di taman dengan ditemani asisten pribadinya, Evan. Devin memang selalu rajin berolahraga agar badannya bugar dan sehat. Baru pertama kali ini Devin mengajak Evan untuk berlari di taman. Biasanya, Devin lebih memilih pergi gym da
Setibanya Devin dan Alena di apartemen. Mereka berdua pun melakukan kegiatan panas sampai jam 04.00 pagi, baru berhenti. Mereka berdua tertidur karena sudah terlalu capek. Alena berada di pelukan Devin yang terasa sangat nyaman.Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, Alena terbangun karena merasakan ada yang menimpa pinggangnya. Alena mengerjapkan matanya perlahan. Ia melihat dada bidang yang begitu nyaman. Alena pun mendongakkan wajahnya ke atas dan ia mengingat-ingat, siapa laki-laki ini dan kenapa ia bisa tidur di kamarnya.Alena pun teringat bahwa yang berada di sampingnya ini cowok aneh kemarin. Kemudian, ia beralih melihat tubuhnya yang berada di dalam selimut.Satu detik.Dua detik.Tiga detik.“Aaarggh,” teriak Alena. Devin yang terganggu tidurnya karena ada suara teriakan pun terbangun.&ld
Rasanya, udara pagi ini sejuk sekali di Kota Hamburg.“Oppa, Eomma, aku kangen sama kalian berdua. Ingin rasanya balik ke Korea, tapi aku masih banyak kerjaan yang harus dikerjakan,” gumam Alena.Ya, sekarang, Alena sedang berada di taman yang ada di kantor. Karena Alena datang ke tempat kerja terlalu pagi, jadi ia memutuskan untuk ke taman terlebih dahulu.Suasana yang begitu hening di taman dan udara pagi yang masih begitu segar, membuat Alena merasa tenang dan bisa melupakan sejenak yang ada di pikirannya.Tanpa Alena sadari, dari tadi ada sosok pria yang memperhatikannya dari jauh. Siapa lagi kalau bukan Devin. Ya, hari ini adalah hari pertama Devin masuk kantor, walaupun Devin sudah diangkat jadi CEO beberapa hari yang lalu.Saat pertama Devin menginjakkan kakinya di depan kantor, ia melihat perempuan yang sama persis seperti perempuan yang tela
Mereka pun sampai di apartemen Alena. Devin masih masih saja mengikuti Alena sampai ke dalam apartemen. Padahal Alena tidak menyuruhnya untuk mmampir Ya, dasarnya Devin saja. Devin langsung duduk di sofa sedangkan Alena meletakkan tasnya di meja.“Bapak mau minum apa?” tanya Alena.“Terserah! Satu lagi, jangan panggil aku pak kalau sudah di luar kantor. Panggil aku Devin!” suruh Devin memperingati Alena.“Baiklah, Pak ... eh, Devin. Kalau begitu, aku ambilin minuman,” ucap Alena lalu berjalan ke arah dapur.Alena kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan yang berisi dua gelas jus jeruk dan camilan ringan. “Ini di minum. Maaf, cuma ada ini,” ucap Alena sambil mendudukkan bokongnya di sofa.“Nggak masalah! Ini lebih baik dari pada nggak dikasih sama sekali,” ucap Devin lalu langsung meminum jus jeruk itu sampai hab
Seperti biasa, pagi ini, Alena bersiap untuk pergi ke kantor. Saat ia mau mengambil tasnya yang berada di dalam kamar, tiba-tiba bunyi bel apartemen milik Alena berbunyi. Alena pun segera membukakan pintu. Betapa sangat terkejutnya Alena melihat Devin yang datang ke apartemennya sepagi ini.“Pagi, Sayang! Aku nggak disuruh masuk dulu ini?” tanya Devin yang dengan Pede-nya bilang seperti itu. Tanpa persetujuan Alena, Devin langsung masuk ke apartemen Alena. Ia mendudukkan bokongnya di sofa.“Buat apa kamu sepagi ini datang ke apartemenku?” tanya Alena dengan menampakkan muka kesalnya.“Ya, tentu saja menjemput kamu, Sayang. Tapi, ini masih pagi ... bagaimana kalau kita melakukan sesuatu terlebih dahulu?” tanya Devin dengan senyuman jahilnya.“Maksud kamu apa?” tanya Alena.“Masa kamu nggak tahu, Sayang. Kita, kan, pernah
Alena sampai di apartemen sekitar jam 10.00 malam. Ia langsung masuk ke kamar. Alena bergegas mandi karena ia sudah sangat lelah dan ingin segera cepat-cepat tidur sehabis membersihkan badan.Tak butuh waktu lama, Alena sudah selesai mandi. Ia keluar kamar mandi dengan menggunakan baju tidur, lalu ia ke meja rias untuk membersihkan mukanya dan memakai krim malam.Saat ia akan tidur, tiba-tiba bunyi bel apartemen membuatnya terganggu. Alena sangat kesal! Sudah jam berapa ini, kok, masih ada tamu saja. Apa tidak tahu kalau ini waktunya untuk tidur? Alena terpaksa membuka pintu dan ternyata yang datang, lagi-lagi bos tengilnya itu.Devin langsung masuk ke apartemen milik Alena tanpa menunggu pemiliknya menyuruh. Itu sangat menyebalkan! Ingin sekali Alena menendang bokong Devin dan membuatnya melayang sampai planet alien sana, tetapi itu tak akan pernah terjadi.Devin langsung dud
Hari ini, weekend. Rencananya, Alena ingin jalan-jalan mengajak Aneta pergi ke pusat perbelanjaan. Ingin rasanya Alena sekali-kali memanjakan dirinya dengan berbelanja banyak baju dan yang lainnya. Maklum, selama beberapa tahun ini, Alena harus irit, tidak boleh boros. Takutnya nanti, tiba-tiba ada kejadian yang tidak diinginkan dan memerlukan banyak uang.Mungkin karena mood Alena lagi bagus, jadi tidak apalah membelanjakan uangnya sedikit. Lagian, selama ini, ia juga sudah bekerja keras. Selain itu, ia juga sering mendapatkan bonus dari kantornya karena pekerjaannya sangat bagus.Alena bukan tipe wanita yang suka menghambur-hamburkan banyak uang dengan teman-temannya, meski ia anak orang kaya. Alena sangat bagus dalam menata keuangannya.Alena sudah bersiap-siap untuk ke rumah Aneta. Ia sengaja tidak memberi tahu Aneta terlebih dahulu karena Alena tahu Aneta pasti lagi tiduran kalau sedang libur. Bias