Share

Bab 19

Tidak, Tuan. Hanya kelilipan saja," bohong Indri.

"

Dave membukakan pintu mobil untuk Indri. Mereka lantas lenyap dari pandangan mata Ali dengan cepat. Lelaki itu masih berdiri menatap penuh harap dan selalu melantunkan doa untuk sang adik.

Belum usai melihat ke arah jauh, Fabian datang dengan berlari kecil. Sontak membuat Ali menoleh. Ali pun tahu, jika Fabian juga menaruh hati pada adiknya.

"Yah, ketinggalan, Bian. Dita sudah diantar Tuan Dave," ucap Ali pada lelaki seumurannya itu. Jika di luar jam kantor begini, Ali lebih santai memanggil Fabian dengan nama langsung.

"Hah, telat aku, Mas? Bener-bener Tuan Dave jadi saingan aku." Fabian terkekeh.

"Jangan khawatir, kalau janur kuning belum melengkung, kau masih bisa kejar dia. Ingat, bertarunglah dengan cara yang baik. Langitkan doa di sepertiga malam, oke?" Ali memeluk Fabian bak saudaranya sendiri.

"Tapi, sainganku itu berat, Mas."

Mereka tertawa bersamaan.

.

"Mas, kamu sudah siap, kan?" Laura memainkan ujung rambutnya seraya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
D'naya
Syuka, lanjutan Kak
goodnovel comment avatar
D Lista
lanjut pakai iklan
goodnovel comment avatar
Silver Girl
semangat indri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status