Share

Bab 102

"Ndri, kamu sudah siap?"

Indri menatap Ali dengan tatapan bimbang. Sungguh, dia tak tahu apa yang akan menjadi takdirnya ke depan. Banyak yang menasihati, sebelum bertumbuh besar, anaknya juga sangat membutuhkan sosok ayah.

Indri masih bimbang. Ia menggigit bibirnya dan mengatur deru napas yang kian tak tenang. Duduk sambil memangku Davin kecil, ditatapnya sekali lagi bayi mungil yang sepertinya tengah mengajak bercerita. Suara indah yang keluar dari mulut segar itu, membuat Indri pasrah. Benar apa kata mereka. Davin memang membutuhkan sosok ayah.

"Terserah, Mas, saja. Aku ikut apa kata kalian. Yang jelas, aku menerima dia bukan karena aku masih menyimpan rasa. Akan tetapi, semua ini demi Davin."

Indri dibantu berdiri oleh Shalsabila dan mereka keluar dari kamar. Satu tatap langsung terlihat Fabian yang duduk dengan setelan jas yang rapi. Sekilas, Indri menatap kakak iparnya dengan tatapan ragu. Namun, mereka tetap meyakinkan kalau lebih baik menemui dulu.

"Ndri, gimana kabar kamu?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status