Share

Perempuan Berkhodam Pesinden
Perempuan Berkhodam Pesinden
Author: Shilla07

KKN Terkutuk

Author: Shilla07
last update Last Updated: 2025-01-07 15:41:21

“Oekkk.. oekkk.. oekkk”. Terdengar suara tangis bayi yang awalnya sayup-sayup menjadi semakin keras. Sekar terkejut dan mencoba mencari sumber suara itu. Ia bergegas mengelilingi rumah yang ukurannya cukup luas. Rumah itu memiliki 4 kamar, dapur, 2 kamar mandi dan ruang tamu yang luas.

Mereka akan menginap selama dua minggu namun di hari pertama, suasana cukup terasa menegangkan. Sekar cukup terganggu dengan suara bayi yang semakin keras itu. Teman-temannya mulai keheranan melihat tingkah laku perempuan berkepang dua itu, namun mereka hanya bisa mengernyitkan dahinya. Penyebabnya karena tak seorangpun yang mendengar suara tangis bayi itu kecuali Sekar.

Sekar bergegas membuka pintu masing-masing kamar dengan cepat namun ia tidak menemukan seorangpun disana. Ketika ia hendak membuka kamar terakhir yang terletak di belakang, ia dikejutkan dengan tepukan tangan di bahunya, Sekar menoleh dan terkejut bukan main. Ia melihat lelaki seusia ayahnya berdiri tegak menghadapnya. lelaki itu tersenyum penuh makna melihat tingkah laku gadis berkepang dua itu.

“Mbak, cari apa? Ini gudang, hanya berisi perkakas atau barang tidak dipakai saja,” ucapnya dengan nada ramah dan senyum yang terkesan mengerikan.

“Maaf pak, saya sedari tadi mendengar bayi menangis, dan sepertinya sumber suaranya dari ruang ini,” jawabnya dengan penuh keyakinan, Sekar merasa firasatnya tidak salah.

“Maaf mbak, rumah ini sudah kosong selama lima tahun karena pemiliknya pergi ke kota, mereka menitipkan rumah ini pada saya, perkenalkan saja Sujito, adik pemilik rumah ini, mbak ini siapa ya?” ucapnya sambil mengulurkan tangannya yang kekar, terdapat bulu-bulu halus di tangannya yang semakin menunjukkan kesan gagah dan maskulin.

“Maaf pak, jika saya kurang sopan, saya Sekar Arum. Mahasiswa semester lima dari Universitas X, kemarin saya menghubungi bapak untuk konfirmasi rumah ini sebagai tempat tinggal kami untuk melaksanakan KKN selama dua minggu.” Jawab Sekar sambil menyambut tangan itu, terasa dingin namun seolah tak ingin lepas.

Sekar nampak berusaha melepaskan genggaman tangan itu sambil tersenyum seolah tak nyaman. Menyadari gelagat tak biasa, Pria kekar itu melepas genggamannya dengan senyum seperti menahan malu.

Sekar merasa rumah ini tidak beres namun ia tidak bisa memuaskan rasa penasarannya, karena ini bukannlah rumahnya, sungguh tidak sopan jika menggeledah rumah orang lain hanya untuk mengobati rasa penasaran itu, lantas ia mencoba mengabaikannya.

“Teman-teman, besok kita mulai survei. Siang ini kita istirahat dulu, nanti sore kita rapatkan tentang plan selama KKN disini.” Ungkap Adi sang ketua kelompok sambil memandangi wajah teman-temannya yang masih terlihat kelelahan.

Adi membagi kamar agar mereka tidak saling berebut, dengan rincian sebagai berikut ; Adi dan Danan di kamar nomor 1, Ardan dan Joko di kamar nomor 2, Sekar, Mila dan Susan di kamar nomor 3.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, matahari mulai terbenam di ufuk barat tanda-tanda mulai menjelang maghrib. Suasana desa itu semakin sepi. nampak tidak ada aktivitas di luar rumah dan tidak terdengar suara adzan. Di dalam kesunyian itu, tiba-tiba muncul suara adzan yang membangunkan mereka dari lamunan masing-masing. Suara adzan maghrib itu terdengar dari gawai milik Adi sang ketua kelompok.

“Teman-teman ayo kita sholat dulu sebelum lanjut diskusi. Susan kamu disini dulu ya, nanti akan ada orang kirim katering untuk makan malam kita,” Titah Adi pada Susan. Susan menganggukkan kepala tanda setuju. Ia satu-satunya mahasiswa yang beragama nasrani sehingga tidak keberatan jika harus berjaga-jaga sambil menunggu pihak katering datang.

10 menit setelah teman-temannya beranjak menuju kamar mereka masing-masing untuk sholat, mulai terdengar suara tawa anak-anak yang saling berkejaran di depan rumah kontrakan mereka. Kondisi kontrakan memang tidak jauh dari jalan raya, hanya terhalang oleh halaman yang luas namun gersang. Hanya terdapat satu pohon mangga berukuran besar. Susan reflek berdiri, ia mulai menyibak gorden dirumah itu agar pandangannya tidak terhalang karena ingin memuaskan rasa penasarannya.

“Lho, kok sepi? Enggak ada orang? Perasaan baru saja aku dengar suara anak-anak bermain, apa aku salah dengar?” ia bergumam seolah-olah tak percaya apa yang di dengarnya.

Kecewa dengan apa yang dilihatnya, Ia kembali duduk dan memainkan gawainya dan mengecek notifikasi di akun medsosnya.

“Tok... tok... tok.” Terdengar pintu depan di ketok, Sekar reflek bangkit dari duduknya, ia mengira petugas catering mungkin telah datang. Saat ia membuka pintu rumah itu ternyata nihil. Tak seorangpun diluar sana, hanya hembusan angin yang membuat bulu kuduknya semakin merinding. Ia menutup kembali pintu itu namun seperti terhalang sesuatu, rambut panjang yang menjuntai kebawah hingga seolah menyapu lantai rumah itu.

Susan terkejut, matanya melotot menatap rambut itu, ia mencari kemana sumber rambut itu, hingga ia melihat sesosok perempuan di halaman rumah yang sedang berdiri membelakanginya dengan punggung yang berlubang, terlihat belatung menari-nari menggerogotinya.

“Setan... Sundel Bolong!” Teriaknya dengan keras sambil menutup pintu rumah itu, ia tersungkur sambil duduk bersimpuh memegangi wajahnya. Batinnya shock, detak jantungnya semakin berdetak cepat. Napasnya terengah-engah, Susan merasa jantungnya hampir copot.

Mendengar teriakan itu, teman-temannya segera bergegas menghampiri Susan, semua nampak panik tidak terkecuali Sekar. Susan bercerita tentang kejadian seram yang baru saja ia alami meski terbata-bata. Penjelasan Susan membuat bulu kuduk mereka merinding, seolah-olah mereka bisa merasakan apa yang dialaminya.

Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan pintu. Semua orang saling menatap seolah tidak ada yang berani membukanya. Mereka seperti trauma dengan cerita Susan, khawatir akan mengalami terror serupa, Adi sebagai ketua mencoba memberanikan diri untuk membuka pintu itu.

“Maaf dik, kami terlambat mengantar makanan ini karena tadi hujan,” sapa perempuan berkerudung merah itu, ia tersenyum sambil memberikan 10 kotak makanan untuk makan malam mereka.

Padahal hari itu terlihat cerah, tidak ada tanda-tanda akan turun hujan bahkan seharian cuaca cukup panas.

“Iya mbak, tidak apa-apa kami mengerti,” Ucap Adi menenangkan wanita muda itu.

Mendengar penuturannya, wanita muda itu mohon undur diri, dia nampak berjalan tanpa alas kaki, menggunakan drees vintange warna merah lengkap dengan kerudungnya, terlihat berjalan cepat tanpa halangan.

“Pantas, dia terlihat kelelahan mungkin karena lelah berjalan kaki,” gumam Adi.

Ia segera beranjak dan menutup pintu. Ia mulai membagikan makanan dalam kotak itu pada teman-temannya. Danan dan Joko yang sudah kelaparan segera menyantap kotak yang berisi mie goreng yang masih hangat dengan toping ayam dan telur mata sapi diatasnya. Tika dan Susan hanya memandangi makanan diatas meja itu, mereka nampak tidak berselera sedangkan Adi memilih untuk mengambil minuman terlebih dahulu. Sekar mematung, ia merasa heran karena ia pesan nasi goreng namun malah mie goreng yang ada di hadapannya.

Tiba-tiba gawai sekar bergetar, terlihat ada notifikasi pesan dari pihak katering yang mengatakan bahwa mereka akan terlambat sampai tujuan karena motor mereka mogok. Sekar terkejut hingga menjatuhkan gawainya, semua orang menatapnya.

“Jangan makan makanan itu, itu bukan masakan manusia!” teriak Sekar mengejutkan teman-temannya, ia reflek mengambil makanannya dan membuangnya ke tong sampah.

Teman-temannya terkejut seolah tak percaya tentang apa yang terjadi. Namun makanan itu seolah berubah disaat Sekar berteriak. Nampaklah mie goreng itu berwujudkan cacing yang masih hidup bahkan bergeliat, toping ayam suwir dan telur mata sapi ternyata adalah bangkai ayam dan bola mata sapi. Danan dan Joko reflek berlari keluar rumah dan memutahkan semua isi makanan dalam perutnya. Adi segera membantu Sekar membuang makanan itu ke tong sampah. Tika dan Susan terlihat pingsan setelah melihat makanan menjijikkan itu, suasana nampak kacau balau.

“Ada yang tidak beres dengan desa ini,” gumam Sekar. Ia nampak mengawasi sekitar seperti merasa ada yang memperhatikannya.

Sekar merasa energi makhluk halus itu kuat hingga membuat bulu kuduknya merinding. Adi selaku ketua segera meminta teman-temannya untuk beristirahat di kamar termasuk Sekar.

“pulanglah... ini bukan tempatmu!” teriak perempuan berkerudung merah itu, sorot matanya tajam, seolah mencabik-cabik Sekar yang berlarian tunggang langgang.

Sekar berlari menerobos hutan dalam pekatnya malam, berbekal cahaya rembulan, ia terus berlari untuk menghindari perempuan itu. Tiba-tiba di ujung pohon besar, terlihat perempuan menggunakan pakaian sinden, kulitnya bersih berjenis kuning langsat, ia tersenyum menatapnya dan berteriak “lawan, perempuan bergaun merah itu!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wahyu Wijaya
bagus penulisanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kesurupan

    Sekar terperanjat, ia mulai memperhatikan sekitar, kemudian ia menyadari bahwa baru saja ia mengalami mimpi buruk. Mimpi yang terasa nyata baginya. Ia mulai bangkit dari tempat tidurnya, perlahan berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan sholat shubuh, sambil berharap semua akan baik-baik saja. Sebelum itu Sekar mulai membangunkan Mila yang tidur di sampingnya namun responnya hanya tersenyum lalu melanjutkan tidurnya. Sekar hanya bisa menarik nafas panjang melihat tingkah sahabatnya itu dan bergegas menuju kamar mandi. Di depan kamar mandi terdapat sebuah lemari kuno yang terlihat usang. Di pintu lemari terdapat kaca seukuran badan yang menarik perhatian Sekar. Ia berkaca sebelum ke kamar mandi, terlihat wajahnya sendu, matanya nampak lelah seperti kurang tidur. Ketika sedang asyik bercermin ria, tiba-tiba muncul Pesinden yang ada di mimpinya kala itu. Senyumnya terlihat menyeramkan hingga sekar bergidik, ia merinding melihat pantulan bayangannya di cermin itu. Ketika ia meno

    Last Updated : 2025-01-07
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pencarian

    Perjalanan malam itu ternyata tidaklah mudah. Mereka kerapkali diganggu dengan penampakan makhluk tak kasat mata. Namun Ki Ageng berpesan agar mereka tetap fokus berjalan dan tidak berhenti meski apapun yang terjadi. Terdengan suara tawa kuntilanak menggema di sepanjang jalan mereka. Bahkan terdengar pula suara gelak tawa anak kecil yang berwujud tuyul yang terlihat asik bermain. Sedangkan di ujung jalan terlihat sekumpulan pocong seolah menghadang mereka. Joko yang penakut hampir pisan melihat gangguan ini namun Adi terus menyemangatinya dengan mengatakan jika takut, sebaiknya pura-pura tidak melihat saja, dan terus membaca doa dalam hati. Setelah menempuh perjalanan yang menghabiskan waktu dua jam dengan jalan kaki, akhirnya rombongan itu tiba di daerah sumur keramat. Ki Ageng segera memimpin ritual yang bertujuan untuk meminta kekuatan pada leluhur kampung yang dianggap memiliki kekuatan agar membantu mereka. Tak lupa Ki Ageng meminta tetesan darah dari tiga pemuda yang masih pe

    Last Updated : 2025-01-07
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pertempuran Gaib

    Disaat ketiga lelaki itu pergi, tinggal Sekar dan Mila yang berdiam diri di kamar. Mila tentunya tidak bisa tidur dan jam dinding menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Ia mulai kepikiran tentang teman-temannya yang tak kunjung datang dan khawatir pula jika Sekar kesurupan lagi. Kemudian ia memutuskan untuk sholat agar perasaanya tenang. Baru rokaat pertama terdengar suara perempuan tertawa menambah kesan ngeri. Bulu kuduknya bergidik namun ia berusaha untuk terus merapalkan doa-doa dengan harapan akan datang pertolongan kepadanya. “Kamu perempuan munafik yang telah meninggalkan temanmu di sumur keramat, bahkan sering menjelekkannya di belakangnya. Padahal dia tulus berteman denganmu,” bisik perempuan itu terdengar pelan namun cukup terdengar di telinga Mila. Mila mulai tidak fokus ia segera mempercepat sholatnya dan berharap suara itu berhenti juga. Namun saat ia menyelesaikan sholat dan menoleh ke arah sahabatnya itu, sekar tidak ada. Ia terkejut dan segera mencarinya di segala sudut

    Last Updated : 2025-01-07
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Dosen Muda

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN di desa terkutuk itu. Kabar mereka yang telah mengalami kesulitan telah viral di medsos. Hal ini menjadi landasan bagi otorita kampus untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan menghentikan dan mengutus dosen penanggung jawab untuk memantau kondisi sebenarnya. Dosen muda itu tiba di desa X untuk memberikan pertolongan pertama kepada mahasiswanya. Ia merupakan salah satu dosen yang bertanggung jawab atas kegiatan KKN tersebut. Dosen muda itu berperawakan tinggi, berkulit sawo matang dan memiliki senyum manis. Ia memiliki ciri khas senyum menawan yang mampu membuat mahasiswinya terpesona. Ia belum menikah dan berusia sekitar 25 tahun. Ia tiba di desa itu sekitar pukul 14.00 WIB. “Selamat datang Pak Galih, kami senang sekali melihat bapak mengunjungi desa ini. Mohon maaf, kami belum bisa maksimal mengerjakan tugas KKN ini karena banyak peristiwa di luar nalar yang terjadi bel

    Last Updated : 2025-01-07
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kedatangan Pacar

    “Alhamdulillah, akhirnya kita akan segera masuk kota,” ujar Adi penuh semangat. Ia menatap sekeliling memastikan teman-temannya mulai bangun dari tidurnya. Setelah mereka membuang makanan itu, jalan mereka seolah dimudahkan. Perjalanan menjadi lancar tanpa kendali berarti walau sesekali harus singgah untuk mengisi bahan bakar mobil atau mengisi perut mereka yang terasa kosong. Wajah-wajah penuh lelah itu seolah menyiratkan kesedihan dan trauma mendalam. KKN yang seharusnya berlangsung selama dua minggu, hanya dapat terlaksana selama kurang dari satu minggu. Tidak ada yang bisa mereka lakukan disana kecuali berjuang untuk bertahan hidup menghadapi teror dedemit penunggu desa terkutuk itu. Di tengah wajah-wajah penuh luka traumatis itu ternyata ada yang berbeda. Galih sang dosen muda terus menatap Sekar tak henti-hentinya, pikirannya melayang-layang mencoba menerka siapakah perempuan berkebaya hijau itu? Kenapa dia bisa berada di sekitarnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus memberondon

    Last Updated : 2025-01-09
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Cinta Sesaat

    Dua minggu telah berlalu sejak kejadian viral KKN itu namun perbincangan di tengah khalayak kampus sepertinya belum juga reda bahkan semakin menjadi-jadi. Kini beredar kabar bahwa Sekar telah mengencani beberapa pria. Entah darimana rumor itu berasal, pembicaraan miring tentang gadis berkhodam itu seolah tidak ada habis. “Kamu tahu nggak, Sekar itu katanya dekat juga lo dengan salah satu dosen kita, dosen muda malah,” bisik perempuan berkerudung hitam itu, bibirnya terlihat komat-kamit seperti mbah dukun baca mantra padahal yang dibicarakan adalah gadis yang duduk didepannya namun sang gadis nampak pura-pura tak mendengarnya. “Iya, aku pernah melihat mereka berduaan aja di ruangan dosen, ngapain coba? Terus aku denger kayak ada pecahan gelas gitu? Apa iya main gila sampai gelas-gelas pada pecah?” sahut perempuan berambut pendek yang duduk disebelahnya sambil cekikikan, seolah ia melihat langsung peristiwa itu. Mereka berdua saling pandang kemudian tertawa pelan, mereka tidak meny

    Last Updated : 2025-01-09
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rukyah

    Masih dalam pergumulan asmara yang kian membara terlihat seorang lelaki tampan berupaya menuntaskan permainannya malam itu, sang gadis seolah pasrah dan sangat menikmatinya. Namun diluar prediksi, tiba-tiba sang gadis berteriak dan mendorong lelaki itu hingga ia jatuh seolah terpental. Entah darimana sang gadis memiliki kekuatan sebesar itu. Ia mulai menyadari kesalahannya dan bergegas memakai pakaiannya. Tak lupa ia mengemasi barang-barangnya dan pergi dari villa itu. Gadis itu berjalan seorang diri seolah meratapi nasibnya. Ia merasa apa yang dilakukan salah dan hampir melampaui batas. Ia masih mendengar suara sinden yang terkesan terus menerus memakinya. Sinden itu nampak murka, ia kesal karena gadis itu tidak terjerumus dalam permainan cinta penuh hasrat lelaki tampan selingkuhannya. Padahal Sinden itulah yang selama ini terus berbisik pada Sekar agar dia menerima cinta dari Aldo. Aldo adalah lelaki yang sering gonta-ganti pasangan, sebagai vokalis band yang cukup tampan dan te

    Last Updated : 2025-01-10
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Dialog

    Pasca kejadian di Villa, Pengaruh Sulastri terlihat mulai memudar. Hal itu disebabkan oleh niat dan upaya Sekar untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan. Sekar mulai rutin beribadah seperti sholat, mengaji dan mengikuti kajian-kajian keagamaan. Melihat Sekar yang mulai menjaga jarak dengannya, khodam itu terlihat tak berdaya dah hanya mampu mengamati dari jauh. Sekar mulai sibuk mencari penghasilan sampingan, ia mendapat kabar jika orang tuanya belum bisa mengirimkan uang karena upah mereka tidak seberapa akibat cuaca buruk yang mengakibatkan gagal panen. Berbekal relasi yang dimiliki, Sekar akhirnya bekerja di sebuah warung makan yang menjual masakan khas jogja. Di tengah kesibukan bekerja, Sekar yang baru saja bekerja tiba-tiba seringkali terganggu oleh hal-hal gaib. Mulai dari piring yang tiba-tiba pecah, air kamar mandi yang terus menyala padahal tidak ada orang di dalam, hingga terdengar suara samar-samar yang memanggil namanya. Teror itu tidak hanya berlaku baginya namun

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terlanjur Cinta

    POV GalihAku mengutuk diriku sendiri sebab telah membawa Sekar dalam bahaya yang begitu besar. Ia hampir saja mati mengenaskan menjadi tumbal di desa pesinden yang ternyata adalah rencana jahat Sadewa, teman dosen yang juga patner risetku.Awalnya kita semua mengira bahwa Mila adalah orang yang akan dikorbankan sebab ia tengah hamil anak Sadewa, hasil dari hubungan terlarang keduanya, ternyata itu semua di luar dugaan kita. Mila tidak dikorbankan karena janin yang dikandungnya tercampur oleh benih pria lain, hal itu menjadi wajar sebab Teman Sekar merupakan ayam kampus.Ternyata alasan Sadewa memilih untuk menumbalkan Sekar sebab bau getih wangi begitu digemari makhluk halus termasuk jin penguasa desa pesinden itu. Ia membutuhkan wadah untuk terus mengasah kekuatannya yang akan menjadi maksimal jika Sekar bisa di taklukkannya.Untungnya khodam pesinden itu datang tepat waktu setelah sekian lama menghilang. Ternyata dia tengah semedi di sebuah gua dekat istananya sebab terluka parah p

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (10)

    Pertempuran antara Sulastri dan Kadarsih tak terelakkan, mereka saling serang, mencoba melumpuhkan satu sama lain. Sekar tergeletak tak berdaya sebab Sulastri telah beranjak dari tubuhnya. Ia lebih memilih bertarung secara gaib daripada menggunakan tubuh Sekar yang beresiko besar. Galih segera bergegas menyelamatkan Sekar, ia menggendong gadis itu ke tempat yang menurutnya aman yakni mobil milik Sadewa. Pria itu mencoba meraba saku celana temannya yang merupakan dalang di balik seluruh kekacauan ini. Setelah ia menemukannya, bergegas ia memasukkan tubuh sekar ke dalam mobil. Galih mengawasi sekitar, mencari keberadaan Adi dan Mila. Dengan ponselnya ia berharap panggilannya segera di jawab oleh kedua mahasiswanya yang menghilang pasca keributan. Akhirnya panggilannya di jawab oleh Adi, ia sedang bersembunyi di dalam musholla dekat balai desa. Setelah mengabarkan kondisi terkini, Adi bergegas menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempat itu. Galih lega saat melihat Adi sedang bej

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (9)

    POV Sulastri Aku memutuskan untuk pergi ke kerajaanku semenjak pertempuran di gedung apartemen melawan hantu noni belanda. Dendam dan cintanya yang begitu besar membuatku kesulitan mengalahkannya meski akhirnya aku berhasil mengusirnya sebab berupaya mengambil alih Sekar. Sekar adalah wadah yang membuat semakin kuat dan awet muda. Dia adalah titisan getih wangi keturunan terakhir Ningsih yang bisa ku manfaatkan. Namun, di akhir hidupnya, cinta membuatnya lemah yang membuatku tak bisa lagi meneruskan perjanjian itu, ia bahkan tewas mengenaskan. Suatu kejadian terjadi begitu saja, di luar kendaliku. Hingga tibalah saat kelahiran Sekar yang sudah ku tunggu-tunggu sejak lama. Akibat pertentangan energi yang begitu kuat, ia seringkali sakit-sakitan dampak dari upaya dedemit yang mencoba menguasai jiwa dan raganya. Surti yang miskin tentu kebingungan, ia takut anaknya mati sia-sia jika tak segera di selamatkan. Kondisi itu aku manfaatkan untuk mempengaruhinya, aku membisikkannya unt

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (8)

    POV SekarAku melihat ke sekelilingku, orang-orang sedang fokus merapalkan mantra-mantra yang dipandu oleh kepala desa. Tubuhku melemah seolah tak berdaya, hanya mata dan pendengaranku yang masih berfungsi dengan baik.Aku mendengar Pak Galih dan Pak Sadewa, sedang membahas ritual sesat ini. Awalnya aku mengira bahwa Mila dan jabang bayinyalah yang akan jadi tumbal tapi dugaanku ternyata salah besar! Aku baru menyadarinya saat Sadewa mulai menjelaskan duduk perkaranya.Ternyata Sadewa sengaja memanfaatkan Galih agar menyeretku dalam proyek terkutuk ini demi bisa membawaku ke desa ini. Sadewa tahu jika Sulastri selama ini menghilang bak di telan bumi. Ini menyebabkan aku yang seorang titisan getih wangi menjadi idaman dedemit karena tubuhku menarik perhatian mereka untuk mengambil alih.Nyai Kadasihlah yang membisikkan semua itu pada Sadewa dengan diiming-imingi kuasa dan pesona tak terbatas, jika ia berhasil menumbalkanku di sini. Mendengar fakta di luar dugaan, air mataku seketika me

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (7)

    "Sekar, aku ingin mengatakan suatu hal, desa ini tidak beres, pak kades adalah dalang di balik semua ini," bisik Adi yang mulai memceritakan kronologi kejadian di saat ia pingsan di dekat pohon bringin. Sekar mendengar dengan seksama sambil sesekali menganggukan kepala tanda memahami apa yang dibicarakan oleh pria yang sudah dua kali terlibat riset dengannya. "Kenapa kalian membicarakan hal sepenting ini tanpa sepengetahuanku?" tanya Galih yang tiba-tiba muncul dari arah luar mendekati Sekar dan Adi yang sedang mengobrol serius di ruang tamu. Mereka berdua hanya tersenyum kecut merasa tidak enak karena telah mengabaikan keberadaan Galih. Sekar akhirnya menceritakan ulang apa yang di dengarnya dari Adi. "Aku percaya pada kalian berdua, kemungkinan janin yang ada di kandungan Mila adalah korban selanjutnya," ungkap Galih memprediksi apa yang mungkin akan terjadi. "Iya pak, saya curiga Pak Dewa sengaja memilih desa ini untuk proyek riset, dia hanya sedang mencari cara untuk men

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (6)

    "Ayah kejam! Sudah menumbalkan ibu dan saudaraku! Kau lah iblis yang sesungguhnya!" teriak Joko yang sudah tak mampu lagi menahan amarahnya, bertahun-tahun ia diam dan selalu pasrah atas semua kejahatan ayahnya. "Dasar anak bodoh! Aku lakukan semua ini untukmu karena kamu sebenarnya adalah anak pilihan! Kamu bisa melebihi aku!" bantah ayah kades yang mulai tersudut, ia nampak ragu sebab sang anak sepertinya sudah di luar kendalinya. "Jangan kau bohongi aku lagi! Gendis mungkin kelak akan kau korbankan juga! Kau sudah tahu jika aku sangat mencintainya tapi aku nggak akan tertipu lagi!" tegas Joko yang sudah tak mampu lagi menahan arahnya, ia perlahan mendekat lalu dengan cepat menusukkan keris itu ke jantung ayahnya. "Kau... Akan menyesel, bodoh!" ucapnya perlahan, lalu meninggal sepersekian detik. Tiba-tiba lukisan itu seolah hidup, keluarlah Pesinden sambil menyanyikan lagu jawa yang diiringi dengan suara gamelan. "Sekar macem-macem aruming wangi, Minggah kadhaton ndhawuh

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (5)

    "Gimana ini? Mana ponselku nggak ada sinyal," ujar Mila sambil menggerak-gerakkan ponselnya agar sinyal bisa masuk. "Mil, itu ada anak kecil main di dekat pohon bringin kita coba tanya mereka aja," ujar Adi yang dibalas anggukan kepala oleh teman risetnya. Adi melangkahkan kaki dengan ragu-ragu, ia merasa semenjak lewat jalanan ini sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, semua seolah serba mendadak. Tiba-tiba saja ada segerombolan anak kecil yang sedang bermain. "Dek, kalau mau ke arah kontrakan milik pak kades lewat mana ya?" tanya Adi sambil tersenyum ramah, tapi anehnya tak ada seorangpun yang merespon hingga ada seorang yang menepuk bahunya. Anak lelaki itu berjalan perlahan seolah menunjukkan arah pulang. Adi bergegas menghidupkan motornya yang melaju secara perlahan. Mereka akhirnya tiba di rumah kontrakan yang di maksud. Saat mereka hendak mengucapkan terima kasih, sang anak tiba-tiba sudah hilang, seperti lenyap di telan bumi. "Di, kamu ngerasa nggak? Ini sepert

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (4)

    Mila dan Adi baru saja tiba di rumah pak kades, rumah itu terlihat sepi seperti biasanya, tidak ada suara orang yang sedang beraktivitas atau canda tawa anak-anak, rumah sebesar itu hanya dihuni oleh pak kades dan istrinya. Kalaupun ada pembantu, mereka tidak menginap, hanya bekerja dari pagi sampai sore saja. "Assalamualaikum, permisi," ujar Adi berulang kali, mengeraskan suaranya agar penghuni rumah mendengarknya dan segera membuka pintu. Terdengar derap langkah kaki dari dalam rumah seolah sang pemilik tengah bergegas untuk membuka pintu. Saat pintu dibuka terlihat perempuan paruh baya yang usianya sekitar empat puluh tahun. "Kalian mahasiswa yang mau meneliti desa ini? Silahkan masuk dan duduk," ucap ibu kades terlihat ramah, wajahnya terlihat tulus menyambut kedatangan mereka. Mereka duduk di ruang tamu sambil melihat ke sekelilingnya, terlihat foto keluarga di beberapa bufet yang menunjukkan gambar bu kades muda sedang menggendong bayi yang jumlahnya tiga foto yang berja

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (3)

    Tim periset terlihat sedang bergegas menuju rumah narsum sesuai kesepakatan semalam tetapi dengan sedikit perubahan. Dewa tidak bisa ikut karena mendadak ada urusan di luar desa yang membuatnya harus meninggalkan teman-temannya. Hal ini menjadikan perubahan pada formasi tim, Mila dan Adi bertugas untuk mewawancarai pak kepala desa sedangkan Galih dan Sekar bertugas untuk mewawancarai tokoh adat. Mereka kompak berangkat pukul 10 pagi setelah melakukan persiapan terlebih dahulu. Mereka menyewa sepeda motor warga agar memudahkan mobilitas selama melakukan proyek riset di desa Bringin atau desa pesinden yang terkenal banyak melahirkan sinden terkenal asal Yogyakarta. Dalam perjalanan tidak ada hambatan berarti sebab mereka sampai tempat tujuan sesuai perkiraan. "Assalamualaikum, permisi," ucap Sekar sambil mengetuk pintu rumah salah satu pesinden senior yang ada di desa tersebut. Tak butuh waktu lama, pintu itu terbuka dengan keberadaan seorang perempuan yang terlihat berusia sekita

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status